Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM PERNAFASAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan

Disusun Oleh:

Andreas Setia Winata 10220009

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FAKULTAS KESEHATAN

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM PERNAFASAN”.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.
Makalah ini membahas mengenai sistem pernafasan, organ pernafasan dan fungsinya, agar
dapat bermanfaat dan menjadikan bahan belajar dan refrensi bagi mahasiswa sehingga akan
lebih mengetahui tentang Sistem Pencernaan. Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Winanda Rizky Bagus Santosa, S. Kep., M. Kep., NS., selaku dosen mata
kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.

2. Orang tua yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari segenap pembaca untuk memperbaiki
makalah kami . Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kediri, 30 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................8

1.3 Tujuan penelitian......................................................................................8

1.4 Manfaat penelitan..................................................................................9

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Alat Pernapasan Manusia...................................................10

A.Saluran Pernapasan Manusia.............................................10

B.Mekanisme Pertukaran Udara (Fisiologi Pernapasan)..............11

C.Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut..............................12

D.Volume Paru-paru............................................................13

E.Kapasitas Paru-paru.......................................................14

F.Gangguan pada Sistem Pernapasan..................................15

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………........18

3.2. Saran……………………………....................18

DAFTAR PUSTAKA………………………….....19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem

organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini

merupakan salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk

menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh beberapa

struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu

pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida

antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses

pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi

internal ini terjadi pada seluruh system tubuh. (Djojodibroto, 2012).

Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan,

saluran-saluran ini terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur

saluran napas dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya system penafasan bagian

atas dan bawah. Pada system pernafasan bagian atas terdiri dari hidung, faring,

laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki peran masing masing

dalam system pernafasan. Sedangkan pada system pernafasan bagian bawah terdiri

dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (Manurung dkk, 2013).

Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan

penting dalam proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang

memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lainnya,

dimana proses tersebut terdiri dari proses yang berkaitan dengan volume udara

napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan dengan volume darah di paruparu dan
distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan difusi oksigen dan

karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan. Sama

seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga sering mengalami

4
masalah dan gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang disebabkan oleh

infeksi baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan

banyak sel dan elemennya dengan gejala klasik asma ada tiga yaitu mengi, batuk,

dan sensasi napas tak normal atau dispnea. (Petrina et al., 2012). Asma disebabkan

oleh berbagai faktor dimulai dari faktor genetic, karena alergi, infeksi saluran nafas,

obat-obatan, perubahan cuaca, lingkungan kerja, olahraga dan stress. Asma

biasanya akan ditandai dengan adanya spasme otot bronchus dan akan

mengakibatkan obstruksi saluran nafas dan akan mengakibatkan penyempitan jalan

nafas yang pada akhirnya akan meningkatkan kerja pernapasan yang selanjutnya

akan meningkatkan kebutuhan oksigen pada tubuh dan akan menyebabkan

hiperventilasi. Pemeriksaan penunjang pada penderita asma diantaranya yaitu

dilakukan pemeriksaan Spirometri, Uji Provokasi Bronkus, pemeriksaan sputum,

pemeriksaan cosinofit total, uji kulit, pemeriksaan kadar igE total dan igE spesifik

dalam sputum, foto dada, dan analisis gas darah (Padila, 2013).

Tanda dan gejala asma dibedakan menjadi dua stadium yakni stadium dini

dan stadium lanjut atau kronis, biasanya tanda dan gejala pada stadium dini yakni

batuk dengan dahak bisa saat pilek ataupun tidak, wheezing belum ada, rochi

basah halus pada serangan kedua atau ketiga dan sifatnya hilang timbul, belum

adanya kelainan bentuk thorak belum patologis, adapun juga tanda dan gejala

stadium lanjut atau kronis yakni adanya batuk dan diiringi dengan ronchi, sesak

nafas berat dan merasakan adanya tekanan pada dada, dahak lengket dan sulit untuk

dikeluarkan, thorak seperti barel chest, tampak tarikan otot sternokleidomastoideus,

dan biasanya akan terjadi sianosis.

Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan atau kekurangan oksigenasi

dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler (T.

P. DPP PPNI, 2016). Penyebab dari terjadinya gangguan pertukaran gas merupakan

5
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan perubahan membrane alveolus-kapiler.

Tanda dan gejala Mayor dari subyektif adalah dispnea, sedangkan tanda dan gejala

Minor dari obyektifnya yakni PCO2 meningkat/menuru, PO2menurun, takikardia,

pH arteri meningkat/menurun, bunyi napas tambahan. Tanda dan gejala mayor dari

subjektifnya adalah pusing dan penglihatan kabur, sedangkan tanda dan gejala

minor adalah sianosis, diaphoresis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas

abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun. Kondisi klinis terkait dari

gangguan pertukaran gas adalah penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), gagal

jantung kongestif, asma, pneumonia, tuberkolosis paru, penyakit membrane hialin,

asfiksia, persisten pulmonary hypertension of newborn (PPHN) prematuritas, dan

infeksi saluran napas (T. P. DPP PPNI, 2016).

Pada penderita asma terjadi penyempitan saluran pernafasan yang

disebabkan akibat dari spasme otot polos saluran nafas, edema mukosa dan adanya

hipersekresi yang kental. Terjadinya penyempitan pada saluran nafas ini

menimbulkan adanya gangguan ventilasi (hipoventilasi), dimana distribusi ventilasi

tidak merata pada sirkulasi darah pulmonal dan terjadinya gangguan difusi gas di

tingkat alveoli. Akhirnya akan berkembang menjadi hipoksemia, hiperkapnia dan

asidosis pada tingkat lanjut (Nelson & Pery, 2001) Menurut (Wong, D, 2009)

Inflamasi berperan dalam peningkatan reaktifitas jalan napas. Mekanisme ini

mengakibatkan inflamasi jalan napas menjadi cukup beragam, dimana peran setiap

mekanisme tersebut bervariasi dari satu anak ke anak selama perjalanan penyakit.

Faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah bakteri, virus, parasite,

jamur, alergi, cuaca, kegiatan jasmani serta psikis akan merangsang reaksi hiper

reaktivitas bronkus dalam saluran pernafasan sehingga merangsang sel plasma

menghasilkan imonoglubulin E (IgE). Plasma IgE selanjutnya menempel pada

reseptor dinding sel mast yaitu sel mast tersensitisasi. Pada sel mast yang

tersensitisasi akan mengalami degranulasi, dan sel mast yang degranulasi akan

6
mengeluarkan sejumlah mediator yang disebut histamin dan bradikinin.

Kedua mediator ini nantinya akan menyebabkan peningkatan permeabilitas

kapiler sehingga menimbulkan edema mukosa, peningkatan produksi mukus dan

kontraksi otot polos bronkiolus. Hal ini akan mengakibatkan adanya proliferasi

sehingga terjadi sumbatan dan daya konsulidasi pada jalan nafas maka proses

pertukaran O2 dan CO2 terhambat sehingga menyababkan terjadi gangguan

ventilasi. Menurunnya masukan O2 ke paru-paru terutama pada alveolus

menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang

disebut dengan hiperventilasi, yang akan menyebabkan terjadi alkalosis respiratorik

dan penurunan CO2 dalam kapiler 9 (hipoventilasi) yang akan

menyebabkan terjadi asidosis respiratorik. Hal ini dapat berdampak pada paruparu, sehingga
paru-paru tidak dapat memenuhi fungsi primernya dalam pertukaran

gas yakni membuang karbondioksida sehingga menyebabkan konsentrasi O2 dalam

alveolus menurun dan terjadilah gangguan difusi, gangguan difusi menyebabkan

gangguan perfusi dimana dalam hal ini oksigenisasi ke jaringan tidak memadai

sehingga akan terjadi hipoksemia dan hipoksia yang menimbulkan berbagai

manifestasi klinis. (Setyono, 2014).

Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di Negara

berkembang maupun Negara maju. Prevalensi penyakit asma menurut (Global

Initiative for Asthma, 2018) diperkirakan ada 300 juta penduduk dunia di seluruh

dunia menderita penyakit asma. Angka kejadian asma di Indonesia menurut

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2018) rata-rata penduduk Indonesia yang

menderita penyakit asma sampai 2,4%, angka ini mengalami penurunan dari tahun

2013 yang rata-rata mencapai 4,5%, penderita asma ini tersebar dari perkotaan

sampai pedesaan, tidak membedakan laki-laki ataupun perempuan semua kalangan

bisa terkena penyakit asma ini, dari umur kurang dari 1 tahun sampai lebih dari 75

tahun.

7
Indonesia memiliki 34 provinsi dan provinsi yang paling tertinggi

masyarakatnya terkena penyakit asma yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

angka kejadian 4.5% dan provinsi yang terendah masyarakatnya terkena asma yakni

Sumatera Utara dengan angka kejadian 1%. Bali menduduki peringkat ke tiga

dalam penderita penyakit asma di Indonesia, dengan angka kejadian kejadian diatas

2,4%, dari tahun 2013 sampai 2018 Bali terus berada diatas rata-rata angka kejadian

di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Moewandi Surakarta


didapatkan data pasien asma rawat inap berjumlah 318 orang

dan tahun berikutnya meningkat menjadi 360 orang pasien rawat inap dengan asma

(Safitri & Andriyani, 2011). Sedangkan penelitian yang dilakukan di IGD RS

Bangli didapatkan data bahwa dalam sehari-hari didapatkan 2-3 orang datang

dengan asma akut dan didapatkan data 65 orang penderita asma dalam sebulannya

(Rasdini, n.d.). Berdasarkan studi kasus yang dilakukan peneliti didapatkan hasil

angka prevalensi angka kejadian asma di BRSU Tabanan sebanyak 228 kasus pada

tahun 2018-2019 yang tersebar di enam ruangan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah

“Bagaimanakah Gambar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma Dengan

Gangguan Pertukaran Gas di BRSU Tabanan?“

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian.

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui gambaran asuhan

keperawatan pada pasien asma dengan gangguan pertukaran gas Di BRSU Tabanan

tahun 2020

a. Mendiskripsikan pengkajian Pada Pasien Asma dengan Gangguan Pertukaran

Gas di BRSU Tabanan tahun 2020

b. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan Pada Pasien Asma dengan Gangguan

8
Pertukaran Gas di BRSU Tabanan tahun 2020

c. Mendiskripsikan perencana keperawatan Pada Pasien Asma dengan Gangguan

Pertukaran Gas di BRSU Tabanan tahun 2020

d. Mendiskripsikan Implementasi keperawatan Pada Pasien Asma dengan

Gangguan Pertukaran Gas di BRSU Tabanan tahun 2020

e. Mendiskripsikan Evaluasi Pada Pasien Asma dengan Gangguan Pertukaran

Gas di BRSU Tabanan tahun 2020

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian ini, sebagai berikut :

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mngembangkan atau menjadi bahan

ilmu keperawatan medical bedah khususnya Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Asma dengan Gangguan Pertukaran Gas

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi sumber data bagi peneliti

berikutnya khususnya pada Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat diharapkan hasil penelitian inidapat digunakan untuk Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Asma dengan Gangguan Pertukaran Gas

b. Bagi Keluarga diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media

informasi tentang penyakit asma dan gangguan pertukaran gas.

9
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Alat Pernapasan Manusia

Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang sangat penting

bagi kelanjutan hidupnya. Bernapas yaitu proses menghirup oksigen dan

mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat

makanan di dalam sel untuk menghasilkan energi. Proses tersebut disebut

oksidasi biologi atau respirasi.

A. Saluran Pernapasan Manusia

Udara masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan yaitu:

hidung → pangkal tenggorokan (faring) → batang tenggorokan (trakea) →

cabang batang tenggorokan (bronkus) → paru-paru (pulmo).

a. Rongga hidung (cavum nasalis)

Rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lendir, yang

berfungsi menyaring udara dan menahan benda-benda asing yang ikut

masuk dalam rongga hidung seperti debu dan kuman, dan konka yang

mengandung kapiler darah sehingga dapat menyesuaikan suhu udara

dengan suhu tubuh dan mengatur kelembapan udara oleh selaput lendir.

b. Pangkal tenggorokan (faring) dan tonsil

Faring merupakan pertemuan antara saluran pernapasan di bagian

depan dan saluran pencernaan di bagian belakang. Bagian ini

berhubungan dengan rongga hidung dan rongga mulut. Faring terdiri dari

nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Pada laringofaring sistem

pernapasan terpisah dari sistem pencernaan, udara akan memasuki laring,

sedangkan makanan akan memasuki esophagus melalui gotis. Di bagian

belakang faring terdapat laring yang tersusun dari tulang rawan. Laring ini

terdapat pita suara yang akan bergetar jika terhembus udara dari paruparu, misal saat
berbicara.

10
Tonsil secara struktural merupakan bagian dari faring yang terdiri

dari tonsil lingual, tonsil palatin, dan tonsil faringeal atau adenoid yang

menggangtung pada atap nasofaring.

c. Batang tenggorokan (trakea)

Trakea terdiri dari gelang-gelang tulang rawan yang dinding

dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar, berfungsi

menolak benda-beda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan

(merangsang bersin atau batuk).

d. Bronkus

Bronkus merupakan cabang dari trakea. Trakea bercabang menjadi

dua, yaitu bronkus kiri dan kanan yang menuju paru-paru. Bronkus kanan

dan kiri masing-masing bercabang lagi menjadi bronkiolus yang

merupakan salah satu komponen paru-paru.

e. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada di atas diafragma. Paru-paru

kanan terdiri tiga lobus dan paru-paru kiri terdiri dua lobus. Paru-paru

dibungkus oleh pleura (selaput paru-paru). Di dalam paru-paru, bronkus

bercabang-cabang mejadi bronkiolus yang terhubung dengan alveolus

(gelembung paru-paru).

B. Mekanisme Pertukaran Udara (Fisiologi Pernapasan)

Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas, terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Pernapasan Luar (Eksternal)

Pernapasan luar merupakan pertukaran gas O2 dan CO2yang terjadi

antara udara dan darah di dalam paru-paru. CO2 meninggalkan darah dan

O2 masuk ke dalam darah melalui proses difusi. Reaksinya sebagai

berikut.

Hb + O2 HbO2

11
2. Pernapasan Dalam (Internal)

Pernapasan dalam merupakan pertukaran gas di dalam jaringan

tubuh.Di sini oksigen mninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke

dalam cairan jaringan tubuh.Reaksinya sebagai berikut.

HbO2 Hb + O2

C. Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut

a. Pernapasan Dada

Pada proses ini terjadi kontraksi otot interkosta eksternal (otot

antartulang rusuk) yang menarik tulang rusuk ke atas dan ke arah luar

sehingga rongga dada membesar. Meningkatnya volume rongga dada

menyebabkan rongga pau-paru membesar sehingga tekanan udara di

paru-paru menurun dan lebih rendah daripada tekanan udara di atmosfer

dan udara akan bergerak masuk ke dalam paru-paru sampai tekanannya

sama. Proses ini disebut inspirasi.

Bila otot antar rusuk berelaksasi (mengendur), tulang rusuk turun

kembali dan rongga dada kembali mengecil diikuti mengecilnya rongga

paru-paru yang menyebabkan tekanan udaranya naik. Dengan demikian

udara akan bergrak ke luar dari paru-paru. Proses ini disebut ekspirasi.

Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dada tersebut ditulis

sebagai berikut:

Inspirasi: otot antartulang rusuk kontraksi – tulang rusuk terangkat –

volume rongga dada membesar – tekanan rongga dada

menurun – udara masuk ke paru-paru.

Ekspiresi: otot antartulang rusuk relaksasi – tulang rusuk turun – volume

rongga dada mengecil – tekanan rongga dada meningkat –

udara keluar dari paru-paru.

12
b. Pernapasan Perut

Bila otot diafragma berkontraksi maka rongga dada akan membesar

sehingga volume rongga paru-paru juga membesar dan tekanannya

menurun. Udara dari atmosfer akan masuk ke dalam paru-paru (inspirasi).

Bila otot-otot diafragma mengendur, rongga dada kembali ke ukuran

semula (mengecil).Demikian pula rongga paru-paru mengecil sehingga

tekanan udaranya naik. Udara akan terdorong ke luar dari paru-paru

(ekspirasi).

Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan perut ditulis sebagai

berikut:

Inspirasi: diafragma kontraksi – volume rongga dada membesar – tekanan

rongga dada menurun – udara masuk ke paru-paru.

Ekspirasi: diafragma relaksasi – volume rongga dada menurun – tekanan

rongga dada meningkat – udara keluar dari paru-paru.

D. Volume Paru-paru

Untuk mengetahui volume udara paru-paru digunakan alat

respirometer. Volume udara di dalam paru-paru ada empat macam, yaitu:

1. Volume Tidal (VT), yaitu volume udara yang ke luar masuk paru-paru pada

saat pernapasan biasa.

2. Volume Residu (VR), yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam

paru-paru ekspirasi maksimum.

3. Volume Cadangan Inspirasi (VCI), yaitu volume udara maksimal yang

masih dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi

normal.

4. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE), yaitu udara yang masih dapat

dikeluarkan setelah ekspirasi normal.

Volume (daya tampung/kapasitas) total paru-paru ±6 liter.Volume total

13
paru-paru adalah jumlah dari udara pernapasan, udara komplementer, udara

suplementer, dan udara residu.

E. Kapasitas Paru-paru

Kombinasi dua atau lebih volume dalam paru-paru yang digunakan untuk

menjelaskan keberadaan udara dalam paru-paru disebut kapasitas paru-paru

yaitu:

1. Udara pernapasan (udara tidal) adalah udara yang keluar masuk paruparu pada saat
pernapasan biasa. Volume ±0,5 liter.

2. Udara komplementer adalah udara yang masih dapat masuk ke paru-paru

setelah inspirasi biasa. Volume udara komplementer ±3,1 liter.

3. Udara suplementer adalah udara yang masih dapat dikeluarkan dari paruparu setelah
ekspirasi biasa. Volume udara suplementer ±1,2 liter.

4. Udara residu adalah udara yang tetap tinggal di paru-paru setelah

ekspirasi maksimum. Volumenya 1,2 liter.

Kapasitas vital paru-paru adalah udara maksimum yang dapat dikeluarkan

dari paru-paru dan dimasukkan ke paru-paru, volumenya 4,8 liter. Kapasitas

vital paru-paru adalah jumlah dari udara pernapasan, udara komplementer,

dan udara suplementer.

Kapasitas paru-paru yang kita ketahui ada empat macam disertai rumus

untuk menghitungnya, yaitu:

1. Kapasitas Inspirasi (KI)

Kapasitas Inspirasi yaitu jumlah udara yang dapat memasuki paru-paru,

mulai dari ekspirasi normal dan kemudian udara masuk ke dalam paruparu secara maksimal.

KI= VCI + VT

2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF)

Kapasitas Residu Fungsional yaitu jumlah udara yang tersisa pada paruparu pada akhir
ekspirasi normal.

KRF= VCE +VR

14
3. Kapasitas Vital (KV)

Kapasitas Vital yaitu jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari

paru-paru setelah kita menarik napas sekuat tenaga.

KV= VCI + VT + VCE

4. Kapasitas Total (KT)

Kapasitas Total yaitu volume udara maksimum yang dapat mengisi paruparu.

KT= KV +VR

F. Gangguan pada Sistem Pernapasan

Beberapa gangguan pada system pernapasan yang umum antara lain:

1. Asfiksi

Asfiksi adalah ganguan pengangkutan oksigen ke sel jaringan tubuh.

Penyebabnya diantaranya karena penyumbatan saluran pernapasan oleh

kelenjar limfa, terisinya alceolus oleh air sehingga oksigen sulit berdifusi,,

terisinya alveolus oleh cairan limfa karena penyakit pneumonia.

2. Asidosis

Disebabkan karena turunnya pH. Darah sebagai akibat naiknya kadar

H2CO3 dan HCO3 karena gangguan dalam pengangkutan CO2. Biasanya

terjadi pada penderita pneumonia.

3. Asma

Gangguan sistem pernapasan yang disebabkan reaksi alergi atau

emosional. Asma bronkial disebabkan konstriksi otot-otot polos pada

dinding bronki dan bronkiolus dengan sekresi lendir berlebihan tetapi

konstraksi alveoli tidak cukup sehingga penderita tidak dapat

mengeluarkan udara secara normal.

4. Bronkitis

Berupa peradangan pada selaput lendirdari saluran bronkial.

15
5. Difteri

Merupakan infeksi pada saluran pernafasan bagian atas yang disebabkan

oleh Corynebacterium dipherial.

6. Emfisema

Emfisema adalah penyakit pernapasan karena susunan dan fungsi

alveolus yang abnormal.

7. Faringitis

Yaitu radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada

waktu menelan makanan ataupun keronggkongan terasa kering.

8. Influenza

Gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza.

9. Kanker paru-paru

Gangguan sistem pernapasan terutama disebabkan oleh asap rokok dan

dampaknya disebabkan juga oleh lingkungan yang buruk. Asap rokok

mengandung za-zat yang dapat mengganggu sistem pernapasan lainnya

dan organ tubuh lainnya, antara lain karbon monoksida, karbon dioksida,

hidrogen sianida, amonia, nitrogen oksida, senyawa hidrokarbon, tar,

nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.

10.Laringitis

Gangguan pernapasan yang disebabkan infeksi lokal pada laring dan

dapat menyebabkan gangguan pada pita suara sehingga tidak dapat

berbicara normal.

11.Pneumonia

Yaitu keadaan dimana alveoli terisi cairan. Biasanya disebabkan oleh zat

kimia, bakteri, virus, protozoa, atau jamur.

12.Rinitis

Yaitu gangguan pernapasan yang disebabkan oleh sejenis virus yang

16
menyebabkan sekresi lendir berlebihan disertai pembengkakan membrane

hidung dan faring.

13.Sinusitis

Merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidup atau

sinus paranasalis.

14.Tuberculosis (TBC)

Yakni paru-paru mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis.

17
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manusia bernapas dengan menghirup udara melalui hidung → pangkal

tenggorokan (faring) → batang tenggorokan (trakea) → cabang batang

tenggorokan (bronkus) → paru-paru (pulmo). Setiap organ pernapasan tersebut

bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam mensirkulasikan udara

masuk dan keluar dari tubuh sehingga melengkapi proses-proses sistem yang

bekerja dalam tubuh manusia ketika beraktivitas maupun beristirahat.

Manusia menghirup oksigen yang digunakan untuk pembakaran zat makanan

di dalam sel untuk menghasilkan energi, mengoksidasi glukosa, yang

menghasilkan karbon dioksida, air, dan sejumlah energi.

Pengolahan sirkulasi udara pada manusia terjadi di dalam paru-paru yang

memiliki kapasitas untuk menampung udara yang masuk maupun keluar sesuai

dengan kondisi atau kegiatan yang sedang dilakukan tubuh kita.

Selain itu, ada yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan pernapasan

kita terutama paru-paru. Banyak gangguan pada sistem pernapasan antara lain

rinitis, laringitis, faringitis, bronkitis, pleuritis, sinusitis, difteri, emfisema, asfiksi,

asidosis, influenza, asma, pneumonia, tuberculosis (TBC), kanker paru-paru.

3.2. Saran

Kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan yang memberikan kita sistem

pernapasan dalam tubuh kita sehingga dapat bernapas, mengoptimalkan kinerja

seluruh organ tubuh, serta dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu kita menjaga kesehatan organ pernapasan kita agar tidak terkena

penyakit sistem pernapasan seperti yang tersebut dalam pembahasan dan

dampaknya kedepan. Kita perlu menjaga lingkungan disekitar kita agar kita dapat

18
menghirup oksigen yang bersih dan bebas dari penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/29936963-Makalah-kelompok-sistem-pernapasan-manusia-makalah-
ini-ditulis-untuk-memenuhi-tugas-mata-kuliah-ilmu-pengetahuan-alam-1.html

https://www.coursehero.com/file/53235557/Makalah-sistem-pernafasandocx/

19

Anda mungkin juga menyukai