Perawat: “Assalammualaikum”
Pasien: “Waalaikumsalam”
Perawat: “Selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat Tri Handoyo Hidayat, senang dipanggil
perawat Tri. Saya perawat yang hari ini bertugas untuk merawat ibu pada pukul 07.00-14.00
WIB siang nanti”
Perawat: “Nama ibu siapa?”
Pasien: “Nama saya Ella ners”
Perawat: “Oh baik, ibu Ella, nama lengkapnya siapa ibu?”
Pasien: “Nama lengkap saya Ella Rosha Romadhoni”
Perawat: “Oh baik, ibu Ella Rosha Romadhoni ya, saya cek gelang ibu dulu ya, oh iya sesuai ya
bu”
Perawat: “Ibu senang dipanggil apa?”
Pasien: “Ella ners”
Perawat: “Baik, saya akan panggil ibu Ella ya”
Pasien: “Iya ners”
Perawat: “Baik ibu Ella, bagaimana perasaan ibu pagi hari ini? Apakah ada yang mengganggu
pikiran ibu?”
Pasien: “Saya saat ini merasa sedih ners”
Perawat: “Apa yang menyebabkan ibu merasa sedih?”
Pasien: “Saya sedih karena saya ditinggal anak saya untuk selamanya ners, anak saya meninggal
ners”
Pearawat: “Oh jadi ibu merasa sedih karena anak ibu telah meninggal dunia”
Pasien: “Iya ners”
Perawat: “Sudah berapa lama ibu merasa seperti ini?”
Pasien: “ dari semalam hingga hari ini ners”
Perawat: “Baik ibu, ibu sabar dulu ya, pelan-pelan tenangkan diri ibu”
Perawat: “Apa yang biasa ibu lakukan untuk mengurangi rasa sedih ibu?”
Pasien: “Saya hanya berdiam dikasur dan merenung kenapa harus anak saya yang pergi duluan”
Perawat: “Baik ibu yang tabah ya, bagaimana hasilnya, apakah rasa sedih ibu berkurang?”
Pasien: “Tidak ners”
Perawat: “Bagaimana jika saat ini kita membicarakan perasaan sedih yang ibu alami tersebut?”
Pasien: “Boleh ners, tapi tujuannya apa?”
Perawat: “Tujuannya agar ibu merasa lebih tenang dan mengurangi rasa sedih yang ibu rasakan
dengan berbagi sedikit cerita ibu kepada saya”
Pasien: “Apa boleh saya ceritakan semua apa yang saya rasakan sekarang?”
Perawat: “Boleh sekali ibu, silahkan ibu ungkapkan dan ceritakan semua perasaan ibu”
Pasien: “Baik ners”
Perawat: “Untuk waktunya ibu mau berapa lama?”
Pasien: cukup 20 menit saja ners”
Perawat: “Baiklah, 20 menit dari sekarang ya bu”
Pasien: “Iya ners”
Perawat: “Dimana tempat yang membuat ibu nyaman dan tenang untuk kita berbicara?”
Pasien: “Di sini saja ners di kamar inap ini”
Perawat: “Baiklah ibu Ella (memegang pundak klien), apakah saya boleh duduk disamping ibu?
Pasien: “Boleh ners”
Perawat: “Baik terimakasih ibu, silahkan ibu ceritakan dan ungkapkan semua perasaan ibu saat
ini”
Pasien: “Saya sedih saya merasa saya bersalah saya merasa sudah tidak ada harapan lagi karena
anak saya sudah meninggal dunia semalam karena kecelakan bus saat dia pergi ke luar kota
untuk bekerja"
Perawat: “Oh jadi, ibu merasa sedih, menangis, bersalah dan merasa tidak ada harapan karena
anak ibu meninggal dunia semalam pada kecelakaan bus yang ditumpanginya”
Pasien: “Iya ners”
Perawat: “Ibu juga masih belum bisa menerimanya ya”
Pasien: “Iya ners”
Perawat: “Saat ibu sedang bersedih, apa yang ibu pikirkan?”
(Perawat diam sejenak)
Pasien: “Saya hanya memikirkan bagaimana anak saya, kenapa harus anak saya yang
mengalaminya”
Perawat: “Yang tegar ya ibu, seperti yang ibu sampaikan bahwa pemakamannya akan
dilaksanakan siang nanti, insyaallah ibu wanita yang kuat”
Pasien: “Iya ners”
Perawat: “Lalu apa yang ibu lakukan saat sedang sedih?”
Pasien: “Saya hanya berdiam dan merenung diatas Kasur ners, saya tidak bisa memikirkan yang
lain, saya tidak bisa tidur”
Perawat: “Apakah cara yang ibu lakukan dapat mengurangi rasa sedih ibu?”
Pasien: “Tidak ners”
Perawat: “Nah ibu dari yang bisa saya simpulkan, bahwa ibu Ella merasa sedih, bersalah, terlihat
terus menangis, merasa tidak ada harapan, menolak kehilangan anak ibu, tampak tidak mampu
berkonsentrasi pada apapun hingga sulit tidur. Tanda dan gejala ini menandakan bahwa ibu Ella
sedang mengalami berduka”
Perawat: “Baik ibu, apakah saya boleh duduk lebih dekat di samping ibu?”
Pasien: “Boleh ners”
Perawat: “Terimakasih ibu”
Perawat: “Sebelumnya, apakah ibu tahu 5 fase yang akan ibu lalui saat ibu berduka?”
Pasien: “Tidak ners, Itu apa iya?”
Perawat: “5 fase yang akan ibu lalui saat berduka”
Perawat: “Baik, karena ibu belum mengetahuinya bagaimana jika sama-sama kita belajar tentang
5 fase tersebut?”
Pasien: “Boleh ners”
Perawat: “Baik ibu, 5 fase tersebut diantaranya fase denial (penyangkalan), fase anger (marah),
fase bargaining (penawaran), fase depression (depresi), fase acceptance (penerimaan)
Perawat: “Wah bagus sekali ibu, bagaimana jika kita masukkan latihan berdzikir ini ke dalam
jadwal kegiatan ibu?”
Pasien: “baik boleh ners”
Perawat: “Baik sebelum memasukkan latihan berdzikir ini ke dalam jadwal kegiatan ibu, masih
ada 4 fase dari berduka yang belum saya jelaskan kepada ibu”
Perawat: “Apakah ibu ingin mengetahuinya?”
Pasien: “Boleh ners tolong jelaskan”
Perawat: “Saya bantu jelaskan ya ibu, disini terdapat biodata nama dan alamat, silahkan ibu isi
nama dan alamat (ruang rawat inap) ibu”
Perawat: “Kemudian disini terdapat nomor, waktu, kegiatan, tanggal dalam satu minggu dan
keterangan. Tadi ibu sudah melaksanakan latihan berdzikir bersama saya jadi ibu silahkan tulis
di kolom kegiatan “latihan berdzikir”, seperti keinginan ibu ya, tulis 3 kali pada pukul 07.00,
11.00, dan 16.00 siang”
Perawat: “Kemudian pada kolom di bawah tanggal akan diisi dengan salah satu dari tiga huruf
yaitu B, M atau T. Untuk B berarti bantuan, jadi saat ibu melaksanakan latihan tersebut ibu
dibantu/didampingi oleh perawat maupun keluarga”
Perawat: “Nah tadi ibu sudah melakukan latihan berdzikir bersama saya, silahkan ibu tulis B
pada kolom di bawah tanggal 7 Oktober 2021 yang sejajar dengan kolom kegiatan pada pukul
07.00 ya”
Perawat: “Untuk T berarti tidak melakukan, pada keterangan silahkan ibu tuliskan alasannya apa.
Misalnya karena ketiduran, ada operasi, lupa dan sebagainya”
Perawat: “Apakah ibu sudah mengerti cara mengisi jadwal kegiatan latihan ibu?”
Pasien: “Saya sudah mengerti ners”
Perawat: “Baik alhamdulillah kalau begitu, setiap ibu melakukan latihan berdzikir silahkan ibu
tuliskan pada kertas jadwal kegiatan ibu ini ya dengan huruf B, M atau T dibawah kolom
tanggal”