Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nabila Aulia Permata Sukma

Npm : 066119075

Kelas : 3 C Farmasi 2019

Mata Kuliah : Mikrobiologi

 Tugas 1 ( 23 September 2020 )

1. Apa perbedaan faham abiogenesis dengan biogenesis


2. Apa yang dimaksud dengan postolat Koch
3. Apa yang dimaksud dengan nutpah penyakit

Jawaban

1. Perbedaan Abiogenesis dengan biogenesis yaitu Abiogenesis menyatakan bahwa asal


usul kehidupan disebabkan oleh bahan mati yang lain, atau merupakan mekanisme
spontan, sedangkan biogenesis mengungkapkan bahwa asal usul kehidupan
disebabkan oleh organisme atau sel hidup lain yang sudah ada sebelumnya
2. Organisme yang ditemukan pada hewan yang sudah mati tidak pada yang sehat.
organisme dibiakkan dalam kultur murni dan harus di berikan ke hewan yang sehat.
3. Apabila penyakit disuntikan kepada suatu makhluk hidup maka makhluk hidup
tersebut akan terserang penyakit yang tadi disuntikan.
 Tugas 2 ( 30 September 2020 )

1. Apa perbedaan komposisi sel eubacteria dan archaebacteria?


2. Apa perbedaan komposisi sel prokariotik dan sel eukariotik
3. Terdiri dari apakah lapisan peptidoglikan?

Jawaban

1. Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria adalah:

a.Dinding sel Eubacteria mengandung peptidoglikan, sedangkan sel Archaebacteria


tidak memiliki peptidoglikan
b. Sel Archaebacteria mengandung histone sebagai pelapis materi genetik DNA
(Asam Deoksiribonukleat), sedangkan sel Eubacteria tidak memiliki histone
c.Sel Archaebacteria umumnya hidup di daerah dengan suhu dan kondisi
ekstrim seperti air panas di kawah gunung berapi, di dasar gua yang tanpa cahaya,
di dasar samudera, hingga di lapisan es. Sebaliknya sel Eubacteria banyak ditemui
di lingkungan yang dekat dengan manusia dan makhluk hidup lainya
d. Sel Archaebacteria mapupun Eubacteria sama-sama berkembang dengan
pembelahan biner, namun Eubacteria dapat menghasilkan spora. Kemampuan
menghasilkan spora ini tidak dimiliki oleh Archaebacteria.

2. Perbedaan komposisi sel prokariotik dan sel eukariotik

a. Sel-sel eukariotik memiliki nukleus sejati dan organel terikat-membran yang benar
sedangkan sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati dan organel terikat-
membran sejati
b. DNA dalam sel eukariotik terletak di dalam nukleus sedangkan DNA dalam sel
prokariotik terletak di sitoplasma
c. Pembelahan sel pada eukariota terjadi oleh mitosis dan meiosis sedangkan
pembelahan sel pada prokariota terjadi oleh pembelahan biner
d. Sel eukariotik memiliki beberapa kromosom linier sedangkan sel prokariotik
memiliki kromosom sirkuler tunggal

3. Peptidoglikan (murein) adalah polisakarida yang terdiri dari dua gula turunan


yaitu asam-N-asetil glukosamin serta asam N-asetilmuramat yang dihubungkan ikatan
β-1,4, dan sebuah rantai peptida pendek yang contohnya terdiri dari asam amino l-
alanin, d-alanin, d-asam glutamat, dan baik l-lisin atau asam diaminopimelik (DAP)-
asam amino langka yang hanya ditemukan pada dinding sel prokariot.
 Tugas 3 ( 7 Oktober 2020 )

1. Apa dasar penentuan Filogeni?


2. Bagaimana klasifikasi menurut Robert H Wittaker?
3. Bagaimana penulisan sistem binomial untuk Mikroorganisme?

Jawaban

1. Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan


kekerabatan antar organisme atau kelompok organisme, dengan melihat kesamaan ciri
morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan etologi (perilaku).

2. Menurut Robert H. Whittaker klasifikasi Organisme terdiri dari :

a. Kingdom 1. Monera, Bakteri dan Cyanobacteria, sebab mereka prokaryotik.

b. Kingdom 2. Protista, termasuk protozoa dan algae unisel. Organisme eukaryotic


tersebut adalah unisel, beberapa mengandung chlorophyll (seperti tanaman),
bergerak (seperti hewan).

c. Kingdom 3. Fungi, adalah organisme eukariotik tetapi tidak berchlorophyl,


dinding selnya berbeda-beda secara kimiawi dari tanaman umumnya, dan
sitoplasmanya berkurang diantara sel fungi sehingga fungi bukan benar-benar
organisme multisel.

d. Kingdom 4. Tanaman yang sesungguhnya.

e. Kingdom 5. Hewan yang sesungguhnya

3. Sistem nomenklatur (tatanama), Sistem Binomial (dari latin) bi- nomial yang berarti 2
nama. Pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus. System binomial ini memudahkan
para biologiwan untuk memahami kehidupan yang ada di dunia. Kedua kata harus
ditulis dalam bentuk italic atau digaris bawahi. Contoh : Spesies batang yang ada pada
saluran pencernaan, ditemukan oleh Theodor Escherich, tahun 1888 ditulis
Escherichia coli atau Escherichia coli dapat juga penulisannya disingkat menjadi E.
coli, Bacillus subtilis menjadi B. subtilis.
 Tugas 4 (14 Oktober 2020)
1. Apa perbedaan struktur sel Eubakteri dan Archaebakteri
2. Apa fungsi pili pada Eubakteri
3. Sebutknan bakteri yang memiliki spora
4. Sebutkan contoh yang termasuk Archaebakteri
Jawaban :
1. Archaebacteria bisa dikatakan sebagai organisme paling tua yang hidup di Bumi.
Sementara Eubacteria sendiri merupakan organisme uniseluler yang tidak memiliki
membran inti sel (prokariotik) dan tidak berklorofil pada dinding sel.
2. Pili merupakan rambut-rambut halus yang tumbuh dari dinding sel. Mirip dengan
flagela, tapi ukurannya lebih pendek dan bentuknya kaku. Fungsinya adalah untuk
membantu perlekatan pada substrat dan penyaluran materi genetik pada saat
konjugasi.
3. Bakteri pembentuk spora seperti Bacillus atau Clostridium, Mycobacterium dan
Nocardia sangat tahan terhadap desinfeksi klorin.
4. Lachnospira multipara, Rumino coccus albus, Succimonas amylolitica
 Tugas 5 ( 21 Oktober 2020 )
1. Jelaskan struktur sel jamur
2. Bagaimana cara reproduksi dari jamur (khamir kapang khamir & kapang)
3. Apa macam – macam spora
4. Bagaimana struktur jamur mikroskopik
5. Sebutkan jamur yang bersifat pathogen dan merugikan manusia
Jawaban

1. Tubuh jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik yang memiliki dinding sel dan zat
kitin. Zat kitin tersusun atas polisakarida yang mengandung nitrogen, bersifat kuat,
tetapi fleksibel. Zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin yang ditemukan pada
kerangka luar serangga atau Arthropoda lain. Fungi tidak memiliki klorofil, oleh
karena itu fungi tergolong organisme heterotrof. Meskipun bersifat heterotrof,
fungi tidak mencerna makanannya di dalam tubuh.Struktur Tubuh JamurSel-sel
penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang yang
disebut hifa. Hifa bercabang cabang membentuk jaringan yang disebutmiselium.
Miselium menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah.Hifa merupakan
struktur menyerupai benang yang terdiri atas satu atau banyak sel yang dikelilingi
dinding berbentuk pipa. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antar
sel yang disebut septa. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga
organel sel dapat mengalir dan suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung
organel eukariotik, antara lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada
beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki sekat sehingga disebut asepta.
Oleh karena tidak memiliki sekat, hifa jamur asepta merupakan massa sitoplasma
yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nukleus; disebut
hifa senositik. Jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil pembelahan inti sel
yang berulang ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.Hifa yang bercabang-
cabang membentuk miselium memungkinkan terjadinya perluasan permukaan
bidang absorpsi (penyerapan) sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi.
Diperkirakan, 10 cm3 tanah organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur
berdiameter 10 µm sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain
memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. Haustorium adalah ujung
hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan.
Hifa pada sebagian miselium ada yang berdiferensiasi dan termodifikasi
membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan spora. Miselium yang
menghasilkan spora disebut miselium generatif.

2. Kapang : Reproduksi Kapang. Secara alamiah kapang berkembang biak dengan


berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan
spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari kedua induknya.
Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang
serupa.

Khamir : Khamir melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan


tunas secara multilateral ataupun polar. Reproduksi secara seksual menghasilkan
askospora melalui konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang
menghasilkan sel anakan kecil

3. Konidiospora : Kondiospora atau konidium adalah spora yang dibentuk di ujung


atau sisi suatu hifa. Konidium kecil bersel satu disebut mikrokonidia, sedangkan
konidium yang besar dan bersel banyak disebut makrokonidia.
Sporangiospora : Dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium yang
terletak pada ujung hifa khusus yang disebut sprangiosfor. Sporangiospora ada
yang dapat bergerak menggunakan flagella disebut zoospora dan ada pula yang
tidak dapat bergerak (nonmotil) disebut aplanospora.
Arthrospora : Arthrospora disebut juga oidium merupakan spora yang terbentuk
pada sel-sel hifa yang terputus.
Klamidospora : Merupakan spora bersel satu dan berdinding tebal yang dibentuk
ketika keadaan lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Spora
ini sangat tahan (resisten) terhadap lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan
dan paparan bahan kimia.
Blastospora : Merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu khamir.
Askospora : Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang
dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora.
Basidiospora : Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur
berbentuk gada yang dinamakan basidium.
Zygospora : Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung
dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.

4. Struktur Jamur Mikroskopik

Gambar 1. Acremonium sp. : 1. Konidiofor, 2. Fialid,


3. Konidia

5. Candida albicans, yang menyerang organ kelamin wanita, dan menyebabkan


keputihan
Puccinia graminis, penebab penyakit karat batang pada tanaman serealia, seperti
padi dan gandum
Endothia parasitica, penebab penyakit hawar, yang menyerang tanaman chestnut
(kastanye).
Aspergillus fumigatus, menyebabkan infeksi pada orang yang sistem kekebalan
tubuhnya lemah (seperti pasien rumah sakit)
Claviceps purpurea (jamur Ergot), menyerang bunga dari tanaman serealia
seperti gandum, bila dikonsumsi menyebabkan penyakit “ergotisme”, yang
ditandai dengan halusinasi
 Tugas 6 (28 Oktober 2020 )
1. Jelaskan struktur protozoa ?
2. bagaimana siklus hidup kelas sporozoa ?
Jawaban
1. Struktur protozoa yaitu membran sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil
(vakuola berdenyut), dan inti sel.
- Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan
gas.
- Vakuola makanan berfungsi sebagai mencerna makanan.
- Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke
luar sel melalui membrane sel serta mengatur kadar air dalam sel.
- Inti sel berfungsi sebagai mengatur aktivitas sel.
2. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu,
pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara
berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing – masing dikelilingi
oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
 Tugas 7 ( 4 November 2020 )
1. jelaskan karakteristik virus
2. bagaimana cara mengetahui infeksi virus
3. replikasi virus
Jawaban
1. Bisa berkembang biak dalam sel hidup, punya 1 asam nukleat (DNA atau RNA saja),
bersifat seperti benda mati, berukuran sangat kecil. Bentuk virus; batang, peluru,
bulat, benang, polihedral, dan seperti huruf T. Struktur virus; kepala, kapsid, asam
nukleat, leher, ekor
2. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda
dan gejala umum infeksi virus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian, tak jarang, virus
menghasilkan racun yang membahayakan tubuh dan menimbulkan gejala demam,
sesak napas, batuk, mual, muntah, diare, dan ruam kemerahan. Itu sebabnya tes
mikrobiologi dibutuhkan untuk menetapkan diagnosis penyebab penyakit. Bisa juga
diketahui dengan cara Test Mikrobiologi seperti pemeriksaan Mikroskopik, Test
Biokimia, dan Test PCR
3. Replikasi virus adalah pembentukan virus biologis selama terjadi proses infeksi di sel
target yang akan menjadi host-nya. Virus harus terlebih dahulu masuk ke dalam sel
sebelum replikasi virus dapat terjadi. Melalui generasi salinan genom yang berlimpah,
dan setelah mengemas salinan tersebut, virus akan menginfeksi sel host yang baru.
Replikasi antar virus sangat bervariasi dan tergantung pada jenis gen yang terlibat di
dalamnya. Sebagian besar virus DNA berkumpul di dalam nukleus, sedangkan virus
RNA kebanyakan hanya berkembang dalam sitoplasma

Anda mungkin juga menyukai