Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DEWASA AWAL


ATAU BARU MENIKAH”

DIBUAT OLEH :

KELOMPOK 5

- FITRI KURNIATI - HUTRI ANGGRAINI


- KHAIRATUN NADYA - WAHYU ADELA
- WIDYA NOFRI ERIKA

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Junaidy S Rustam,

PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT III KELAS A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul, “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DEWASA AWAL ATAU
BARU MENIKAH”

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntutan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini saya menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ..............................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II Pembahsasan .......................................................................... 3

A. Pengertian Keluarga .................................................................. 3


B. Keluarga Baru Menikah ........................................................... 5
C. Asuhan Keperawatan .............................................................. 12
D. Intervensi Secara Umum Yang Biasa Dilakukan Perawat ...... 21

BAB III Penutup ................................................................................ 22

A. Kesimpulan ............................................................................. 22
B. Penutup .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah)
ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masingmasing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-
hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang
tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social
lainnya. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan
keperawatan keluarga pemula”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga baru menikah ?
2. Bagaimana tugas perkembangan dan masalah – masalah yang terjadi pada keluarga
baru menikah ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah?

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula (baru menikah).
- Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi
pada keluarga pemula (baru menikah).
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pemula (baru menikah).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-
indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan
adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG. Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh
perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus
keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke
(1992).
2. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang
positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

3
b. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan
sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana
anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam
keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumberdaya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan
yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu. ( Zaidin Ali,1999 ).
3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan
tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan
anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.
4
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing membawa
anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak dalam
satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan
4. Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan
Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga
Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitasfasilitas
Kesehatan yang ada.

B. Keluarga Baru Menikah


1. Definisi
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing.
2. Tahap-tahap Pasangan Baru
a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masingmasing.

5
b. Mempersiapkan keluarga yang baru.
c. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
d. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
f. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan
jumlah yang diharapkan
3. Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah
a. Tidak menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah
paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka
ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua 8 masalah perutangan
Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu
dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda
untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
b. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan
diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan
segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama
mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting
bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
c. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survey mengatakan
bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak ialah kesibukan
Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan,
kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka
Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin
menyukainya juga.

6
d. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu
terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena
sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih
semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai.
Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama
pasangan.
e. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah
dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda
akan datang berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui
Anda.
f. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal
bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing
amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi,
bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda
sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin
menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja
mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah
memperburuk masalah.
g. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk
memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3
tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburuburu? Nikmati waktu Anda
bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing
memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam
keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
7
4. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga-keluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan
jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
1) Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
2) Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
3) Peran berubah.
4) Fungsi baru diterima.
5) Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar.
6) Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar
lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan.
Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran
perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang
tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya
dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses
keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode
kontrasepsi itu sendiri.

8
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena
kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri
sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis,
kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah
letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal
di atas tidak terjadi.
Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif
bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat
memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk
menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi
klien. Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat
obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran
sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi


Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut
berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang
sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan
satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan
metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang
digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat
menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut
memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB
dengan menggali tingkat pengetahuan klien,
9
perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi
yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien
terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.
Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya
menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari
pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan
kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan
tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor
yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat
kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda
kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan
untuk mencegah kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan
metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah :
a) Kontrasepsi oral :
 Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara,
telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit
jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari
35th, pengidap DM,epilepsy, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkanmenggunakan pil keluarga berencana.

10
 Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus
menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani
pengobatan kejang
 Kontrasepsi Hormonal
 Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid,
hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya,
penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari
lima tahun.
 Hormone Injeksi Suntikan terpadu tidak boleh
diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
 Kontrasepsi Hormonik
 Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik
tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks
dan riwayat toksik shock syndrome.
 IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi
terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks,
riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah
persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia
dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
 Kontrasepsi Hormonik
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya
permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin
atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak
Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana
merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis
dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak
direncanakan.

11
C. ASUHAP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan Data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga
saat ini perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
b) Tahap perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

12
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
3) Pengkajian Lingkunga
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
4) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
13
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c) Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan
tradisional.
5) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal
suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir
dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut
(Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.

6) Tingkat Perkembangan dan Riwayat Keluarga


Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
7) Aktifitas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8) Data Lingkungan
14
a) Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,


penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu
tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran
dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga
puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak
dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga .
10) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
15
b) Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan
mudah stress.
c) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
11) Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
12) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
13) Stress dan Koping Keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
o Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
o Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
16
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan :
o Strategi adaptasi disfungsional
o Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
14) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik
15) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah :
a. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
b. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
c. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan
d. ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk memenuhi
tanggung jawab pran skunder.
e. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual

3. Rencana Keperawatan
a. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
1) Kriteria Hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :

17
o Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda
kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.
o Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda
kontrasepsi yang dipilih.
o Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang
dipilih.
o Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah
satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode
kontrasepsi.
2) Intervensi
o Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
o Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
o Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan
b. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk memenuhi
tanggung jawab pran skunder.
1) Tujuan :individu menyusun tujuan jangka panjang dan pendek untuk
perubahan.
2) Criteria hasil
o Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dan keluarga
o Menyebutkan sumber daya komunitas yang tersedia

18
3) Intervensi
o Beri kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk menddiskusikan
penilaian mereka terhadap situasi.
o Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi amarahnya
o Krarifikasi perasaan anggota keluarga
o Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk mempertimbangkan
masalah dari perspektif anggota keluarga yang lain
o Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk
mempunyai harapan yang lebih realistis.
c. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual
1) Tujuan
Individu melakukan kembali aktivitas seksual sebelumnya atau menjalankan
aktivitas seksual pengganti yang lebih memuaskan
2) Kriteria Hasil
o Mengubah prilaku untuk mengurangi stressor
o Melakukan aktivitas seksual yang memuaskan
3) Intervensi
o Gali hubungan pasien dengan pasangannya

o Dorong untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi seksual yang


mungkin mengganggu pasien.
o Lakukan latihan teratur untuk reduksi stress
o Anjurkan individu melakukan aktivitas seksual sedemikian rupa yang
mendekati pola sebelumnya
d. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan
1) Tujuan
Individu akan membuat pilihan berdasarkan informasi
2) Kriteria Hasil
o Menyatakan keuntungan dan kerugian dari pilihan berkeluarga
19
o Menceritakan mengenai ketakutan dan keprihatinan
mengenai pilihan pasangannya
3) Intervensi
o Tetapkan hubungan saling percaya yang berarti meningkatkan saling
pengertian dan perhatian
o Gali apa yang timbul bila tidak mengambil keputusan
o Benahi kesalahan informasi
o Beri dorongan pada pasangan untuk terlibat dalam mengambil
keputusan
o Kolaborasi denag keluarga untuk mengklarifikasi proses pengambilan
keputusan
D. Intervensi Secara Umum Yang Biasa Dilakukan Perawat
1. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah
penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
2. Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan
keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
3. Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga.
4. Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang
optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
5. Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.
6. Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam
kehidupan keluarga.
21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain
sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung
jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg,
interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan
penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana
punya anak.
B. Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan keluarga yang
harmonis ke depanya nanti.
22
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice
Nursing. Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept and
Practice. Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC. Effendy,N. 1998.
Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC. Friedman, M. M. 1998.
Family Nursing Research Theory and Practice, 4th Edition. Connecticu : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Anda mungkin juga menyukai