Anda di halaman 1dari 4

Siaran Pers: 5 Juni 2021

PBNU Dukung Penuh Disahkannya UU Praktik Kefarmasian Pada 2022

Keterangan Foto: Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj saat menerima perwakilan Masyarakat
Farmasi Indonesia Bersatu (FIB) di Kantor Pusat PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta pada Jum’at sore,
4 Juni 2021.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung penuh disahkannya UU


Praktik Kefarmasian pada tahun 2022, karena sangat penting dan mendesak, agar
Praktik Kefarmasian memiliki payung hukum.
Hal diatas ditegaskan oleh Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj pada saat menerima delegasi
Masyarakat Farmasi Indonesia Bersatu (FIB) pada Jum’at sore, 4 Juni 2021 di Kantor Pusat PBNU,
Kramat Raya, Jakarta.
Pada kesempatan ini, Brigjen Mufti Djusnir, Apt.- mewakili Masyarakat Farmasi Indonesia
Bersatu (FIB) menyerahkan langsung Draft RUU Tentang Praktik Kefarmasian yang telah disusun
oleh Tim FIB kepada Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj.
Tampak hadir pada kesempatan ini, antara lain: Prof. apt. MAHDI JUFRI, M.Si., Presidium FIB
(apt. Fidi Setyawan, apt. Hasan Ismail, apt. Makrufik), Drs. Karyanto, apt. Robby Sondakh, apt.
Iswantoro.
Pada saat diskusi, KH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa Tim PBNU nanti akan mengkaji terlebih
dahulu. Ada lembaga kesehatan, lembaga hukum yang kebetulan lembaga hukum kami adalah
Staf Khusus Wapres RI. dan seorang pengacara. “Semoga dari sini dapat berhasil Insya Allah. Insya
Allah kita dukung 100 persen,” tegas Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj memberikan
dukungan.
Kita juga akan kontak dengan teman-teman PKB, lanjut KH Said Aqil Siroj, masukan dari NU pasti
didukung. Nah dengan demikian, maka ke depan kita berupaya apa yang tidak kita punya agar
otptimal dimanfaatkan untuk masyaakat. Negara kita kaya raya sumber bahan alam. “Nah ini
perlu sinergi dari semua pihak, kepada pemerintah harus kita sampaikan dengan transparan,
dengan indah dan konsep yang matang,” tuturnya memberikan nasehat.
“Potensi kekayaan alam berhubungan dengan kefarmasian sangat luar biasa. Yang saya tahu,
misalnya Kumis Kucing mujarab sekali itu untuk melancarkan kencing. Juga yang lainnya, seperti
Beras Kencur, Kunyit, Temulawak, Temu Ireng dan lain sebagainya. Itu luar biasa,” ungkap orang
nomor satu di PBNU ini.
Nah itu semuanya, perlu dimanfaatkan atau dieksplorasi, tetapi syaratnya harus ada dukungan
dari pemerintah. Kalau tidak didukung pemerintah ya… tidak mungkin, KH Said Aqil Siroj
mengingatkan.
Pada kesempatan ini, Karyanto dari JamuDigital menyerahkan eBook “Tanaman Obat dalam
AlQuran, Perspektif Sains Islam Bidang Farmakognosi” kepada KH Said Aqil Siroj. “Ini ide bagus.
Ini terobosan baru,” kata KH Said Aqil Siroj usai menerima eBook dari Karyanto.
“Sampeyan dari mana?” “Saya dari Madiun Jatim Pak Kiai,” jawab Karyanto menjawab KH Said
Aqil Siroj.

Urgensi dan Mendesak: RUU Praktik Kefarmasian!


Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Praktik
Kefarmasian sebagai pengganti RUU Kefarmasian (Omnibuslaw).
FIB bersikap untuk mengambil alih legal drafter RUU Kefarmasian ini yang merupakan tindak
lanjut dari hasil Mukernas III FIB yang berlangsung Januari 2021.
“FIB telah membentuk tim Adhoc RUU Praktik Kefarmasian yang menyiapkan naskah akademik
dan draf RUU Praktik Kefarmasian,” ungkap Ketua Dewan Presidium Nasional FIB, Fidi
Setyawan.
Keberadaan UU Praktik Kefarmasian yang memiliki keluasan cakupan praktek kefarmasian akan
meningkatkan keselamatan pasien (patient safety) dan juga perlindungan masyarakat akibat
penggunaan perbekalan farmasi yang serampangan pada hewan maupun tumbuhan.
Hasan Ismail, Dewan Presidium Nasional FIB menjelaskan saat ini, kita perlu dukungan dari
seluruh elemen masyarakat, khususnya yang terkait dengan penyusunan undang-undang. “Hari
ini kami melakukan audiensi dengan PBNU untuk mendapatkan dukungan, agar RUU Praktik
Kefarmasian dapat disahkan pada tahun 2022 mendatang,” jelasnya penuh semangat.
Birgjen Mufti Djusnir dan Prof. Mahdi Jufri juga sepakat, agar RUU Praktik Kefarmasian dapat
segera diberlakukan, supaya ada kepastian hukum dalam praktik kefarmasian yang sangat
diperlukan dalam proses pengobatan dan menyehatkan masyarakat Indonesia.
Alasan Utama Urgensi Undang-Undang Praktik Kefarmasian:

• Pertama, regulasi yang mengatur praktik kefarmasian yakni Peraturan Pemerintah Nomor
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dinilai tidak saja harus disesuaikan dengan
perkembangan keilmuan, kebutuhan masyarakat dan perubahan sosial, melainkan
pengaturan hukumnya masih menginduk pada Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan yang sudah berumur 30 tahun dan tidak berlaku lagi.
• Kedua , Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 108 ayat (1) yang
mengatur praktik kefarmasian belum pernah dibuat peraturan pelaksanaannya secara
tegas hingga saat ini.
• Ketiga, Perkembangan praktik kefarmasian berfokus pada pasien (Pharmaceutical care)
belum bisa diimplementasikan secara legal menjangkau persoalan-persoalan yang terjadi
dimasyarakat.
• Keempat, semakin maraknya peredaran perbekalan farmasi illegal (diluar sarana
kefarmasian, online dan diluar kontrol Apoteker).
• Kelima, agar terjadi harmonisasi dengan UU pengawasan yang saat ini sedang digodok di
DPR, sehingga implementasi UU Pengawasan akan diimbangi dengan implementasi UU
Praktik.
Hasil Mukernas ke III FIB pada Januari 2021, menyebutkan agar RUU Praktik Kefarmasian dapat
segera masuk mensubtitusi RUU Kefarmasian (omnibus law) dan masuk prolegnas prioritas tahun
2022, sehingga terbuka harapan pengakuan legal dari negara terhadap keberadaan praktik
profesi Apoteker di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI., Emanuel Melkiades Laka Lena telah resmi menerima Draft
Naskah Akademik dan Draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Praktik Kefarmasian dari
Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) pada Senin, 1 April 2021 di Gedung DPR RI., Senayan, Jakarta.
Melki menyambut baik dan siap mengawal RUU Praktik Kefarmasian. Sebagai pimpinan di Komisi
IX, dia siap meneruskan usulan yang telah di terima kepada teman-teman Badan Legislasi dan
anggota Komisi IX untuk dipersiapkan dan dibahas lebih lanjut.

*****
Informasi lebih lanjut, hubungi:

• Fidi Setyawan, Ketua Dewan Presidium Nasional FIB (089507773999)

Anda mungkin juga menyukai