Keterangan Foto: Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj saat menerima perwakilan Masyarakat
Farmasi Indonesia Bersatu (FIB) di Kantor Pusat PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta pada Jum’at sore,
4 Juni 2021.
• Pertama, regulasi yang mengatur praktik kefarmasian yakni Peraturan Pemerintah Nomor
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dinilai tidak saja harus disesuaikan dengan
perkembangan keilmuan, kebutuhan masyarakat dan perubahan sosial, melainkan
pengaturan hukumnya masih menginduk pada Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan yang sudah berumur 30 tahun dan tidak berlaku lagi.
• Kedua , Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 108 ayat (1) yang
mengatur praktik kefarmasian belum pernah dibuat peraturan pelaksanaannya secara
tegas hingga saat ini.
• Ketiga, Perkembangan praktik kefarmasian berfokus pada pasien (Pharmaceutical care)
belum bisa diimplementasikan secara legal menjangkau persoalan-persoalan yang terjadi
dimasyarakat.
• Keempat, semakin maraknya peredaran perbekalan farmasi illegal (diluar sarana
kefarmasian, online dan diluar kontrol Apoteker).
• Kelima, agar terjadi harmonisasi dengan UU pengawasan yang saat ini sedang digodok di
DPR, sehingga implementasi UU Pengawasan akan diimbangi dengan implementasi UU
Praktik.
Hasil Mukernas ke III FIB pada Januari 2021, menyebutkan agar RUU Praktik Kefarmasian dapat
segera masuk mensubtitusi RUU Kefarmasian (omnibus law) dan masuk prolegnas prioritas tahun
2022, sehingga terbuka harapan pengakuan legal dari negara terhadap keberadaan praktik
profesi Apoteker di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI., Emanuel Melkiades Laka Lena telah resmi menerima Draft
Naskah Akademik dan Draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Praktik Kefarmasian dari
Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) pada Senin, 1 April 2021 di Gedung DPR RI., Senayan, Jakarta.
Melki menyambut baik dan siap mengawal RUU Praktik Kefarmasian. Sebagai pimpinan di Komisi
IX, dia siap meneruskan usulan yang telah di terima kepada teman-teman Badan Legislasi dan
anggota Komisi IX untuk dipersiapkan dan dibahas lebih lanjut.
*****
Informasi lebih lanjut, hubungi: