Anda di halaman 1dari 23

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN SERTA RUANG LINGKUP DASAR MANAJEMEN.


2. TAHAPAN-TAHAPAN DAN KOMPONEN DASAR MANAJEMEN.
3. PERAN MANAJEMEN DI DALAM ORGANISASI
4. TIPE-TIPE MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI.

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Dasar-Dasar
Manajemen

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Arneta Berliana

NIM : L1C021089

Prodi/Kelas : Sosiologi (B)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2021

1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….2

1. PENGERTIAN SERTA RUANG LINGKUP MANAJEMEN……….........................3


2. TAHAPAN-TAHAPAN DAN KOMPONEN DASAR MANAJEMEN…………....15
3. PERAN MANAJEMEN DI DALAM ORGANISASI………………………….........17
4. TIPE-TIPE MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM
ORGANISASI…..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………......22

Pendahuluan
•Manajemen merupakan suatu aktifitas yang berhubungan antara aktifitas satu dengan
aktifitas lainnya. Aktifitas tersebut tidak hanya dalam hal mengelola orang-orang yang
bekerja disuatu perusahaan, melainkan mencakup tindakan- tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai sasaran melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Rangkaian aktifitas ini
dinamakan proses manajemen, sedangkan orang yang memimpin dan mengatur proses
manajemen disebut manajer.

Artikel ini menyatakn tentang peranan manajemen dalam organisasi. Hal itu dapat dilihat
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga proses

organizing, struktur organisasi baris. Hal itu menjadikan artikel ini sebagai artikel mengenai
manjemen dalam organisasi yang wajib orang-orang mengetahuinya.

2
DASAR-DASAR MANAJEMEN

A.Pengertian Serta Ruang Lingkup Manajemen


• Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen

Management berasal dari kata latin yaitu “manus” yang artinya “to control by hand” atau
“gain result”. Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian,
pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber
dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”.

Manajemen Sebagai Seni, Ilmu, dan Profesi

Ø Manajemen sebagai seni karena manajemen merupakan kekuatan pribadi yang kreatif
ditambah dengan skill dalam pelaksanaan pekerjaan.

Ø Manajemen sebagai ilmu karena manajemen adalah bagian dari gagasan manusia tentang
kosmos. Selain itu manajemen menggunakan metode ilmiah dalam menjelaskan fenomena
manajerial.

Ø Manajemen sebagai profesi karena manajemen merupakan salah satu jenis pekerjaan yang
terspesialisasi.

Urgensi Manajemen

- Untuk menjangkau/mencapai tujuan (to reach objective), baik personal maupun


organisasional.

- Memelihara keseimbangan antara tujuan-tujuan yang bertentangan.

- Mencapai efisiensi dan efektifitas.

Tujuan Manajemen

3
- Efisien dalam menggunakan sumber daya.

- Efektif dalam pencapaian tujuan.

Ruang Lingkup Manajemen

I. Lingkungan Luar (Eksternal)

Terdiri dari :

a. Lingkungan Umum, meliputi ekonomi, politik, hukum, sosio kultural (budaya), teknologi,
dimensi internasional (seperti globalisasi dan paham ekonomi), dan kondisi lingkungan alam.

b. Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer, klien, pemasok


(suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga keuangan, media, dan
serikat pekerja.

II. Lingkungan Dalam (Internal)

Terdiri dari :

• Manusia (specialized dan manajerial personal).

• Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).

• Fisik (gedung, kantor, dll.).

• Sistem dan Teknologi.

• Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.

Untuk mengukur dan menganalisis lingkungan ini digunakan analisis SWOT.

Jenis-Jenis Manajemen

Ada dua jenis manajemen yang ditekankan di sini :

- Manajemen Administratif (Proses), adalah sistem manajemen tradisional yang


menitikberatkan pada manajer manajer dan tindakannya dari pada struktur organisasi secara
menyeluruh.

- Manajemen Kooperatif (Sinergi), adalah sistem manajemen yang menitikberatkan pada


kerjasama antar struktur atau bidang dalam organisasi, pegawai, dan lingkungannya.

4
Fungsi-Fungsi Manajemen

Ada banyak pendapat para pakar manajemen tentang fungsi-fungsi manajemen. Kadang kala
mereka berbeda pada beberapa item fungsi manajemen. Namun disini dicoba untuk
menggabungkan banyak pendapat dari pakar manajemen yang dirasa bertautan antara salah
satu fungsi dengan fungsi lainnya.

1. Forecasting

Forecasting adalah peramalan tentang kondisi-kondisi di masa depan yang mungkin akan
dihadapi oleh organisasi

Arti masa depan secara sederhana dan tepat adalah perubahan. Masa depan itu adalah
perubahan. Oleh karena itu masa depan mempunyai beberapa karakteristik, yakni :

k- Pasti beda dengan sekarang.

- Penuh dengan ketidakpastian.

- Tidak dapat direkayasa.

- Tidak dapat dikendalikan.

- Perubahan yang terjadi semakin cepat.

- Paradoks dengan keinginan manusia.

Perubahan dipicu oleh beberapa faktor :

- Teknologi, kiat mengerjakan sesuatu berdasarkan logika rasional.

- Ekonomi, prilaku mendayagunakan sumber dalam memenuhi kebutuhan hidup (kepuasan).

- Sosial, hubungan dalam masyarakat.

- Politik, pengelolaan kekuasaan dan kekuatan.

2. Planning (Perencanaan)

Planning adalah suatu proses penetapan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan strategi
dan taktik untuk mencapainya.

Karakteristik tujuan yang efektif :

- Spesifik dan dapat dimengerti.

5
- Dapat diukur.

- Punya kerangka waktu tertentu.

- Singkat.

- Standar.

- Realistik.

- Fleksibel.

- Dapat diterima.

Tujuan perencanaan:

- Meningkatkan fokus dan fleksibelitas.

- Meningkatkan koordinasi.

- Meningkatkan kontrol.

- Memperbaiki manajemen waktu.

- Agar perubahan yang terjadi di masa depan tidak terlalu berbeda dari tujuan organisasi.

- Problem Solving.

3. Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Decision Making adalah menentukan pilihan diantara beberapa alternatif untuk memecahkan
masalah dan mencapai tujuan organisasi.

4. Budgeting (Penganggaran)

Budgeting adalah anggaran pendapatan dan pengeluaran yang teratur yang meliputi semua
tahap kegiatan untuk suatu jangka waktu tertentu.

5. Staffing (Pengisian Staff)

Staffing adalah kegiatan organisasi memenuhi sumber daya manusianya.

Secara skematis staffing dapat di gambarkan sebagai berikut :

6
Perencanaan SDM – Rekruitmen – Seleksi – Orientasi dan Penempatan – Pengembangan –
Penilaian Kinerja – Kompensasi – Hubungan Ketenagakerjaan.

6. Pelaksanaan

Fungsi pelaksanaan seringkali dibagi dalam tiga fungsi :

- Pemimpinan, menyalurkan semua kemampuan individu pada aktifitas organisasi demi


mencapai tujuan.

- Pengarahan, menyelia-memotivasi-mendelegasikan-menilai kinerja.

- Koordinasi, integrasi dari kegiatan-kegiatan individu dan unit-unit ke dalam suatu usaha
bersama ke arah tujuan organisasi.

7. Controlling (Pengawasan)

Controlling adalah proses pemonitoran kegiatan organisasional untuk mengetahui apakah


kinerja aktual sesuai dengan standar dan tujuan yang diharapkan.

Tahap-tahap dalam controlling :

- Tetapkan standar.

- Monitor dan ukur kinerja aktual.

- Bandingkan hasil kinerja aktual dan standar.

- Ambil tindakan perbaikan dan buat penyesuaian.

8. Evaluasi.

Evaluasi adalah upaya untuk menilai proses pelaksanaan rencana berdasarkan rencana yang
telah dibuat.

Objek evaluasi :

- Kendala-kendala dan penyimpangan.

- Hasil.

7
Secara sederhana kesemua fungsi manajemen itu terangkum dalam apa yang dikemukan
George R. Terry dalam POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain, seseorang atau kelompok, agar
berprilaku dan berbuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kepemimpinan merupakan
inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber
dan alat-alat (manusia dan sumber daya lainnya) dalam suatu organisasi.

Namun ada juga yang menarik garis perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen.
Kepemimpinan adalah mengerjakan hal-hal yang benar; manajemen adalah mengerjakan
segalanya dengan benar.

Dalam setiap organisasi terdapat tiga tingkatan kelompok pemimpin, yakni Top Management,
Middle Management, dan Lower Management.

Setiap pemimpin pada tingkat apapun ia bekerja selalu memerlukan dua jenis keterampilan;
technical skill dan managerial skill. Aksioma yang berlaku dalam bidang ini ialah semakin
tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, ia semakin kurang memerlukan technical
skill dan semakin banyak menggunakan managerial skill. Demikian sebaliknya.

Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi ia harus semakin menjadi seorang
“generalist”, semakin rendah kedudukan seseorang di dalam organisasi ia harus menjadi
“specialistSifat- Sifat Seorang Pemimpin Yang Baik

1. Memiliki kondisi fisik yang sehat.

2. Berpengetahuan luas. Berpengetahuan luas tidak selalu dapat diidentikkan dengan


berpendidikan tinggi. Berpengetahuan luas menyangkut wawasan dan visi, tidak terjebak
hanya pada bidang keahliannya saja.

3. Mempunyai keyakinan dan percaya diri yang tinggi.

4. Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas tujuan yang hendak dicapai.

5. Memiliki stamina (daya kerja) dan entusiasme yang besar.

8
6. Gemar dan cepat mengambil keputusan.

7. Ojektif.

8. Adil dalam perlakuan terhadap bawahan.

9. Menguasai prinsip-prinsip human relations.

10. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi.

11. Dapat bertindak sebagai penasehat, guru, dan kepala terhadap bawahan; tergantung situasi
dan masalah yang dihadapi.Tahapan dalam Manajemen Proyek

12. Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi.Tipe-
Tipe Pemimpin

1. Tipe Otokratis

- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

- Bawahan sebagai alat semata.

- Tidak bisa menerima kritik, saran, dan pendapat.

- Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya.

- Sering menggunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan punitif.

2. Tipe Militeristik

- Menggerakkan bawahan dengan sistem perintah.

- Menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya.

- Formalitas yang berlebih-lebihan.

- Menuntut disiplin tinggi yang kaku dari bawahan.

- Sukar menerima kritik.

- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

9
3. Tipe Paternalistik

- Menganggap bawahan manusia yang tidak dewasa.

- Bersikap terlalu melindungi (overly protective).

- Jarang memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan, inisiatif, dan
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.

- Sering bersikap maha tahu.4. Tipe Kharismatik

Belum ada teori yang bisa menjelaskan kenapa seorang pemimpin mempunyai kharisma.
Kekayaan, umur, kesehatan, dan profil tidak dapat digunakan sebagai kriteria untuk kharisma.
Maka hanya sering pemimpin tipe ini dianggap diberkahi kekuatan gaib (supernatural
powers).

Pemimpin dengan tipe ini mempunyai daya tarik yang amat besar dan umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar.

5. Tipe Demokratis

- Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat manusia adalah makhluk mulia.

- Mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan


pribadi para bawahannya.

- Senang menerima saran, pendapat, bahkan kritik.

- Mengutamakan kerjasama (teamwork).

- Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif dan mengembangkan daya


kreasi, biar salah setelah itu dievaluasi dan diperbaiki.

- Berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses.

- Senantiasa mengembangkan kapasitas pribadinya sebagai pemimpin.Teori Munculnya


Seorang Pemimpin

1. Teori Genetis

Teori ini menjelaskan bahwa “leaders are born and not made”.

10
2. Teori Sosial

Teori ini menjelaskan bahwa “leaders are made and not born”.

3. Teori Ekologis

Teori ini menggabungkan sifat-sifat positif dari kedua teori di atas, bahwa seseorang hanya
akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan
pengalaman-pengalaman.

2.Tahapan-Tahapan Dan Komponen Dasar Manajemen

•Tahapan dalam Manajemen Proyek

Ada lima fase dalam manajemen proyek dan jika siklus tersebut dijalanin dengan benar akan
memberikan hasil yang memuaskan, fase tersebut adalah peta jalan untuk menyelesaikannya.
Berikut adalaha lima tahapan tersebut:

1. Inisiasi Proyek

Ini adalah awal dari proyek, dan tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan proyek pada
tingkat yang lebih luas. Fase ini biasanya dimulai dengan kasus dan data padabisnis. Ini
adalah saat Anda akan meneliti apakah proyek tersebut layak dan apakah itu harus dilakukan.
Jika uji kelayakan perlu dilakukan, ini adalah tahap proyek yang harus dilakukanPara
stakeholder akan melakukan uji tuntas mereka untuk membantu memutuskan apakah proyek
tersebut “berjalan”. Jika diberi lampu hijau, Anda perlu membuat dokumen proyek atau
dokumen inisiasi proyek (PID) yang menguraikan tujuan dan persyaratan proyek. Ini harus
mencakup kebutuhan bisnis, pemangku kepentingan, dan kasus bisnis

2. Perencanaan proyek

Fase ini adalah kunci keberhasilan manajemen proyek dan berfokus pada pengembangan peta
jalan yang akan diikuti semua orang. Fase ini biasanya dimulai dengan menetapkan tujuan.
Dua dari metode yang lebih populer untuk menetapkan tujuan adalah S.M.A.R.T. dan
CLEAR:

11
-S.M.A.R.T – Metode ini membantu memastikan bahwa sasaran telah diperiksa secara
menyeluruh. Ini juga memberikan cara untuk memahami dengan jelas implikasi dari proses
penetapan tujuan.

Specific (Spesifik) – Untuk menetapkan tujuan spesifik, jawab pertanyaan berikut: siapa, apa,
di mana, kapan, yang mana, dan mengapa.

Measurable (Terukur) – Buat kriteria yang dapat Anda gunakan untuk mengukur keberhasilan
tujuan.

Attainable (Dapat dicapai) – Identifikasi tujuan terpenting dan apa yang diperlukan untuk
mencapainya.

Realistic (Realistis) – Anda harus mau dan mampu bekerja untuk tujuan tertentu.

Timely (Tepat waktu) – Buat kerangka waktu untuk mencapai tujuan.

-CLEAR – Metode yang lebih baru untuk menetapkan tujuan yang mempertimbangkan
lingkungan bisnis yang bergerak cepat saat ini.

Collaborative (Kolaborasi) – Sasaran harus mendorong karyawan untuk bekerja sama.

Limited (Terbatas) – Mereka harus dibatasi dalam ruang lingkup dan waktu agar tetap dapat
dikelola.

Emotional (Emosional) – Tujuan harus memanfaatkan semangat karyawan dan menjadi


sesuatu yang dapat membentuk hubungan emosional. Ini dapat mengoptimalkan kualitas
pekerjaan.

Appreciable (Dapat dihargai) – Pecahkan tujuan yang lebih besar menjadi tugas-tugas kecil
yang dapat dicapai dengan cepat.

Refinable (Dapat diperbaiki) – Saat situasi baru muncul, bersikaplah fleksibel dan perbaiki
tujuan sesuai kebutuhan.

Selama fase ini, ruang lingkup proyek ditentukan dan rencana manajemen proyek
dikembangkan. Ini melibatkan identifikasi biaya, kualitas, sumber daya yang tersedia, dan
jadwal yang realistis.

Rencana proyek juga mencakup penetapan garis dasar atau ukuran kinerja. Ini dihasilkan
menggunakan ruang lingkup, jadwal dan biaya proyek. Garis dasar penting untuk menentukan
apakah suatu proyek berada di jalur yang benar.

12
Pada saat ini, peran dan tanggung jawab didefinisikan dengan jelas, sehingga setiap orang
yang terlibat tahu untuk apa mereka bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa dokumen
yang akan dibuat oleh PM selama fase ini untuk memastikan proyek tetap berjalan:

Cakupan pernyataan – Sebuah dokumen yang dengan jelas mendefinisikan kebutuhan bisnis,
manfaat proyek, tujuan, kiriman, dan pencapaian utama. Pernyataan ruang lingkup dapat
berubah selama proyek, tetapi tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan manajer proyek dan
sponsor.

Work Breakdown Schedule (WBS) –Ini adalah representasi visual yang memecah ruang
lingkup proyek menjadi beberapa bagian yang dapat dikelola untuk tim.

Milestones – Identifikasi tujuan tingkat tinggi yang perlu dipenuhi selama proyek dan
sertakan dalam bagan Gantt.

Gantt Chart – Garis waktu visual yang dapat Anda gunakan untuk merencanakan tugas dan
memvisualisasikan garis waktu proyek Anda.

Rencana Komunikasi – Ini sangat penting jika proyek Anda melibatkan pemangku
kepentingan dari luar. Kembangkan pesan yang tepat di sekitar proyek dan buat jadwal kapan
harus berkomunikasi dengan anggota tim berdasarkan hasil dan pencapaian.

Rencana Manajemen Risiko – Identifikasi semua risiko yang dapat diperkirakan. Risiko
umum termasuk perkiraan waktu dan biaya yang tidak realistis, siklus tinjauan pelanggan,
pemotongan anggaran, perubahan persyaratan, dan kurangnya sumber daya yang
berkomitmen.

3. Eksekusi Proyek

Ini adalah fase di mana seluruh rencana dikembangkan dan diselesaikan. Ini sering kali terasa
seperti inti dari proyek karena banyak hal yang terjadi selama pada fase ini, seperti laporan
status dan rapat, pembaruan pengembangan, dan laporan kinerja.

Rapat “kick-off” biasanya menandai dimulainya fase Pplaksanaan Proyek di mana tim yang
terlibat diberitahu tentang tanggung jawab mereka.

Tugas yang diselesaikan selama Fase Eksekusi meliputi:

• Kembangkan tim
• Tetapkan sumber daya

13
• Jalankan rencana manajemen proyek
• Manajemen pengadaan jika diperlukan
• Manajer proyek mengarahkan dan mengelola pelaksanaan proyek
• Siapkan sistem pelacakan
• Penugasan tugas dijalankan
• Rapat status
• Perbarui jadwal proyek\

Ubah rencana proyek sn acara kerja kecil untuk orang-orang yang berpartisipasi dalam proyek
untuk berterima kasih atas usaha mereka.

Setelah proyek selesai, seorang PM akan sering mengadakan pertemuan – kadang-kadang


disebut sebagai “post mortem” – untuk mengevaluasi apa yang berjalan dengan baik dalam
sebuah proyek dan mengidentifikasi kegagalan proyek.

Ini sangat membantu untuk memahami pelajaran yang didapat sehingga perbaikan dapat
dilakukan untuk proyek-proyek di masa depan.

Setelah proyek selesai, PM masih memiliki beberapa tugas untuk diselesaikan. Mereka perlu
membuat daftar tugas proyek tentang hal-hal yang tidak tercapai selama proyek dan bekerja
dengan anggota tim untuk menyelesaikannya.

Lakukan anggaran proyek akhir dan siapkan laporan proyek akhir. Terakhir, mereka perlu
mengumpulkan semua dokumen dan kiriman proyek dan menyimpannya di satu tempat.

• Komponen dalam Manajemen Proyek

Dalam mengembangkan proses manajemen yang baik tentu harus ada beberapa elemen inti
sebagai parameter untuk keberhasilan proyek tersebut. Komponen inti berikut merupakan
bagian dari manajemen proyek:

Mendefinisikan mengapa proyek itu perlu atau penting.

Memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan menentukan
kualitas sumber daya pada proyek, juga memastikan daftar apa saja yang dibutuhkan proyek
dan sumber daya apa yang akan digunakan.

Membenarkan investasi dengan menyiapkan kasus bisnis.

Mengamankan pendanaan.

14
Membuat semua stakeholder dan anggota yang relevan menyetujui proyek tersebut.

Mengembangkan rencana manajemen untuk proyek tersebut.

Memimpin dan memotivasi semua anggota tim.

Mengelola setiap perubahan, masalah, atau risiko proyek.

Melacak kemajuan proyek terhadap rencana awal.

Memastikan proyek sesuai anggaran.

Berhubungan dengan stakeholder dan organisasi proyek.

3.Peran Manajemen Di Dalam Organisasi


•PERAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI

3. ORGANISASI Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
dan lingkungan), saranaparasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai TUJUAN. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian
organisasi sebagai berikut: Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan
bersama. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Chester I. Bernard berpendapat bahwa
organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.

FUNGSI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI

Menurut kamus, organisasi berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang
terintegrasi sedemikian ruoa sehingga hubungan antara bagian- bagian dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.

15
Pengorganisasian bertujuan untuk membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut.

Proses organisasi yang lazim ditempuh sebagai berikut:

• Membagi pekerjaan yang akan dilakukan, menetapkan tugas-tugas, dan tanggung


jawab.
• Membentuk susunan jabatan da peranan dengan pemberian nama.
• Membentuk sistem-sistem kekuasaan dan status formal
• Membentuk suatu struktur organisasi untuk melakukan komunikasi-komunikasi
internal.

Fungsi organisasi adalah proses yang ditempuh untuk menyusun atau membentuk suatu
organisasi. Salah satu tugas penting organisasi adalah menciptakan hubungan yang harmonis
dalam suatu kelompok yang terdiri dari berbagai individu dan berbagai macam kepentingan.

Bentuk-bentuk struktur organisasi adalah organisasi garis, organisasi garis dan staff dan
organisasi fungsional.

• Organisasi garis
1. Organisasi garis diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri struktur organisasi garis adalah
sebagai berikut:
2. Organisasi masih kecil, praktis, dan sederhana
3. Jumlah karyawan sedikit
4. Pimpinan dan semua karyawan saling mengenal
5. Spesialisai kerja belum tinggi
6. Hanya mengenal satu komando
7. Struktur organsasi sangat sederhana

• Organisas garis dan staf


1. Organisasi garis dan staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Ciri-ciri organisasi
garis dan staf adalah sebagai berikut:

16
2. Dipergunakan dalam organisasi yang bersifat kompleks
3. Daerah kerjanya luas, karyawannya banyak
4. Ada dua kelompok karyawan, yaitu kelompok staf sebagai penasihat dan kelompok
garis sebagai pelaksana
5. Mempunyai bidang-bidang yang beraneka ragam dan rumit

• Organisasi fungsional
1. Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. ciri-ciri organisasi fungsional
adalah sebagai berikut:
2. Setiap pimpinan dapat memberikan perintah kepada setiap bawahan sepanjang ada
hubungan dengan fungsi atasan tersebut
3. Setiap pemimpin dapat menerima perintah dari pimpinan mana saja asal lebih tinggi
kedudukannya
4. Tidak terlalu menekankan pada struktur hierarki
5. Tanggung jawab pelaksanaan kepada lebih dari satu pimpinan.

Setelah kita membaca dan mengethaui fungsi manajemen dalam organisasi diatas, disini kita
dapat menyimpulkan bahwa peranan manajemen dalam organisasi yaitu mengatur struktur
organisasi manajemen sesuai kehendak yang perusahaan inginkan, membantu manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang- orang yang dibutuhkan dalam perusahaan
tersebut, akan mendapatkan pengambilan keputusan yang cepat dalam perusahaan, organisasi
akan tersusun dengan baik.

Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan
atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan
dapat membawa kegagalan.

Berikut ini adalah Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :

• Peran Interpersonal

Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi :

-Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.

17
-Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan
serta mengatasi permasalahan yang muncul.

-Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.

• Peran Informasi

Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun
luar organisasi, meliputi :

-Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam


kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.

-Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang- orang dalam
organisasi.

-Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.

• Peran Pengambil Keputusan

Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang
dihasilkan bersama pihak lain, meliputi :

-Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk
meningkatkan kinerja unit kerja.

-Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari
setiap persoalan yang timbul.

-Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber
daya serta besar sumber dayanya.

-Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk
kepentingan unit kerja atau perusahaan.

18
4.Tipe-Tipe Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi
• Menurut Prof Prajudi Atmosudridjo, pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi orang
lain, agar mereka mau melakukan apa yang mereka inginkan. Sedangkan pendapat Prof.
Arifin Abdurrachman tentang pemimpin adalah orang yang bisa menggerakkan orang lain di
sekitarnya untuk mengikuti jejak pemimpin. Pendapat lain adalah dari Prof. Sarwono
Prawirodihardjo yang menyatakan bahwa pemimpin adalah orang yang berhasil
menumbuhkan pada bawahan mereka rasa bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan
di bawah kepemimpinan mereka.

Dari beberapa makna di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai
pemimpin jika orang tersebut dapat mempengaruhi perilaku orang lain untuk mematuhi
kehendaknya, meskipun tidak ada ikatan yang kuat dalam suatu organisasi. Jadi, pemimpin
dapat muncul kapan saja dan di mana saja selama seseorang mampu dan dapat mempengaruhi
orang lain di sekitarnya.

Pemimpin memiliki tugas utama untuk melaksanakan fungsi manajemen dengan benar,
termasuk sebagai perencana, penyelenggara, koordinator, dinamist, pengawas, pengambil
keputusan, pemberi otoritas, penjamin, pendidik, komunikator, penegak hukum, pemersatu,
wali, orang tua, pelapor, pembiming, dan mandataris.

19
Ada beberapa tipe atau tipe pemimpin, termasuk yang berikut:

1.Pemimpin otokratis adalah manajer yang merasa diri mereka pintar dan serba bisa. Bawahan
biasanya dianggap sebagai boneka saja yang harus melaksanakan otoritas mereka kepada
bawahan mereka. Semuanya dilakukan sendiri.

2.Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang tidak suka bertindak sewenang-wenang
terhadap bawahannya. Dia mendelegasikan setiap pekerjaan yang dapat dia berikan kepada
orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Semua keputusan biasanya ditentukan
berdasarkan hasil musyawarah. Pemimpin ini mengharapkan partisipasi dari bawahannya di
setiap langkah dan aktivitas perusahaan.

3.Pemimpin yang bebas (laissez faire) adalah pemimpin yang memberi terlalu banyak
kebebasan kepada bawahan mereka. Hanya bertindak sebagai simbol. Semua keputusan dan
penentuan tujuan dan persiapan rencana, pedoman kerja, prosedur, prosedur yang teratur
diserahkan kepada kebijakan bawahannya.

Sementara itu, menurut Blake dan Mouten, gaya kepemimpinan seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Tipe pemimpin Deserter adalah gaya kepemimpinan terburuk dengan karakteristik


kurangnya perhatian, baik terhadap produksi dan manusia.

2. Tipe pemimpin Misionaris adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia,
begitu banyak perhatian pada manusia dan kurangnya pemahaman tentang produksi.

3. Tipe pemimpin Kompromi adalah gaya kepemimpinan yang memperhatikan gaya yang
seimbang, di mana perhatian diberikan secara merata antara produksi dan manusia.

4. Jenis pemimpin Autokrat adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi produksi. Sebagai
akibat terlalu banyak memperhatikan produksi, mereka kurang memperhatikan manusia.

5. Tipe pemimpin Eksekutif adalah puncak gaya kepemimpinan, di mana perhatiannya pada
produksi dan manusia sangat besar (lebih besar dari gaya kompromi).

Tiga Gaya Kepemimpinan Utama Menurut Kurt Lewin

20
Menurut Psikolog Terkenal yang bernama Kurt Lewin, terdapat tiga gaya kepemimpinan
utama dalam menangani permasalahan dan pengambilan keputusan, Ketiga gaya
kepemimpinan utama tersebut diantaranya adalah Gaya Kepemimpinan Otokratis, Gaya
kepemimpinan Demokratis dan Gaya Kepemimpinan Laissez-faire.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ketiga gaya kepemimpinan tersebut.

Gaya Kepemimpinan Otokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Otokratis, seorang Pemimpin atau Manajer Otokratis tidak
memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan. Pengambilan Keputusan
dengan gaya kepemimpinan Otokratis ini biasanya tidak melakukan konsultasi atau
mendengarkan gagasan dari bawahan terlebih dahulu. Gaya kepemimpinan ini sangat berguna
pada saat keputusan harus diambil secepatnya atau ketika keputusan tersebut tidak
memerlukan masukan maupun kesepakatan dengan tim atau bawahannya. Manajer atau
Pemimpin yang menggunakan gaya otokratis ini harus memiliki keahlian pada bidang dimana
dia harus mengambil keputusan dan kemampuan dalam mempengaruhi anggota Tim ataupun
bawahannya untuk bekerjasama agar tercapainya tujuan yang dikehendakinya.

Namun di sisi negatifnya, anggota Tim atau bawahannya akan merasa tidak dihargai sehingga
berkurangnya motivasi kerja dan mengakibatkan tingginya tingkat absensi dan pertukaran
karyawan.

Gaya Kepemimpinan Demokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Demokratis, Seorang Pemimpin atau Manajer biasanya meminta
pendapat atau nasehat dari anggota Tim atau bawahannya sebelum mengambil keputusan.
Anggota Tim ataupun bawahannya didorong untuk lebih kreatif dan diberi kesempatan untuk
menyampaikan saran atau gagasan mereka meskipun keputusan terakhir masih berada di
tangan Manajernya. Keputusan terakhir yang diambil pada dasarnya merupakan kesepakatan
dari anggota tim dengan pemimpinnya atau bawahan dengan manajernya.

Karyawan atau anggota Tim yang bekerja dibawah gaya kepemimpinan manajemen
Demokratis ini cenderung lebih bersemangat dan memiliki kepuasan kerja dan produktivitas
yang tinggi. Namun disis negatifnya, gaya kepemimpinan Demokratis ini akan kurang efektif
jika dihadapi dengan permasalahan atau situasi yang mengharuskan pemimpin atau
manajernya mengambil keputusan yang cepat.

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

21
Dalam Manajemen yang mengadopsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire, Manajer atau
Pemimpin akan memberikan bawahan kebebasan penuh dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya dan tentunya dengan batas waktu yang telah
ditentukan oleh Manajer mereka. Para Manajer akan memberikan pendapat dan bimbingan
ataupun sumber daya lainnya jika diperlukan.

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire ini menghasilkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan
yang tinggi. Namun akan berdampak negatif bagi bawahan yang tidak dapat mengatur
waktunya dengan baik dan bagi mereka yang tidak memiliki keahlian serta pengetahuan yang
cukup dalam mengerjakan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://feuniversitaswiralodra.blogspot.com/2009/10/pengertian-dan-ruang-lingkup-
manajemen.html?m=1

22
https://aksaragama.com/manajemen/pengertian-manajemen-proyek-lengkap/

https://www.slideshare.net/MuhammadKurniawan5/peran-manajemen-dalam-organisasi

https://zonasiswa.com/tipe-tipe-kepemimpinan-dalam-manajemen.html

https://ilmumanajemenindustri.com/tiga-gaya-kepemimpinan-utama-dalam-manajemen/

23

Anda mungkin juga menyukai