Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Metil salisilat atau minyak gandapura merupakan bahan yang mempunyai

berbagai kegunaan.Sebagai bahan obat metil salisilat merupakan salah satu obat

anti inflamasi non steroid (NSAID) golongan salisilat.Bahan ini dapat dibuat

dalam bentuk sediaan berupa linimentam atau salep yang berfungsi untuk

menghilangkan nyeri pada pinggang, panggul dan rematik. Manfaat lain dari metil

salisilat adalah bahan untuk formula keratolitik, anti plak (pada obat jamur) serta

bahan perasa dengan tidah melebih kadar 0.4%.

Secara normal metil salisilat diperoleh dari tanaman yang termasuk family

pyrocaceae terutama genus pyrola, beberapa spesies dari betula family betulaceae,

terutama genus betulenta.

Metil salisilat merupakan hasil esterifikasi asam salisilat dan methanol dengan

menggunakan katalis asam sulfat pekat.Ini dibutuhkan lama pemanasan sekurang-

kurangnya 5 jam, tetapi prosedur lain menyatakan 4 jam saja. Lama pemanasan

akan mempengaruhi hasil sintesis metil salisilat dan diduga dengan pemanasan

yang lebih lama akan memberikan persentase hasil yang lebih tinggi
sampai kemudian pada lama pemanasan tertentu sudah tidak meningkatkan

persentase hasil sintesis metil salisilat.

Manfaat dari reaksi esterifikasi ini terutama pengaplikasikan dalam sintesis

senyawa obat maka reaksi ini penting sekali untuk dipelajari oleh seorang

farmasi.Senyawa metil salisilat dapat disintesis dengan methanol absolute dengan

katalisator asam kuat dan metode refluks karena reaksinya berjalan lambat.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara pembuatan ester aromatis

berdasarkan reaksi esterifikasi.

2.Tujuan Percobaan

Untuk mensintesis pembuatan senyawa metil salisilat dari reaksi antara asam

salisilat dan methanol absolute dengan metode refluks.

C. Prinsip Percobaan

Sintesa metil salisilat berdasarkan reaksi esterifikasi antara asam salisilat dan

methanol dengan menggunakan pemanasan dan katalisator H2SO4 p, dimana

larutan dibiarkan mengalamirefluks beberapa jam setelah itu metil salisilat yang

terbentuk dicuci dengan aquadest dan dipisahkan dengan fase air menggunakan
corong pisah, lapisan metil salisilat ditambahkan Na2CO3 dan hitung volume dan

persen rendamenyya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan

alcohol membentuk ester.Turunan asam karaboksilat membentuk ester asam

karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyaawa yang mengandung

gugus –CO2R dan R dapat berupa alkil maupun asil esterifikasi dikatalisis

asam dan bersifat dapat baik (Fesenden,1981).

Laju esterifikasi asam karboksilat tergantung pada halangan steril

dalam alcohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat

hanya mempunyai pengaruh kecil dalam pembentukan ester (Anonim

a,2009).

Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting

dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup

tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan

obat-obat seperti antiseptic dan analgetik (Supardoni,dkk,2006).

Metil salisilat adalah produk alami dari berbagai jenis

tanaman.Beberapa tanaman yang menghasilkan itu disebut

wintergreen.Tanaman yang mengandung metil salisilat organic ini

menghasilkan ester kombinasi dari asam organic dengan alcohol


kemungkinan besar sebagai anti herbivore, pertahanan. Jika tanaman ini

penuh dengan serangga herbivore, pelepasan metal salisilat dapat berfungsi

sebagai bantuan dalam rekrutmen serangga bermanfaat membunuh serangga

herbivore, selain itu khasiatnya metal salisilat juga dapat digunakan oleh

tanaman sebagai keromor untuk tembakau (Anonim,2010).

Reaksi esterifikasi fischer adalah reaksi pembentukan ester dengan

cara merefluks sebuah asam klorida bersama sebuah alcohol dan katalis

asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat atau

asam lewis seperti skondium (III) sulfat.

Tahapan reaksi esterifikasi :

1. Protonasi gugus karbonil

2. Adisi alcohol dan pemindahan suatu proton ke salah satu gugus

hidroksil

3. Eliminasi dan deprotonasi

Reaksi pada percobaan ini bersifat reversible maka kestimbangan

harus dibuat condong kekanan untuk diperoleh ester dalam jumlah banyak

jika ditambahkan sejumlah katalis asam.Katalis mengubah lingkungan dalam

system dan sebagian dihilangkan melalui hidraksi air terbentuk dari reaksi

ini.Untuk membuat sebuah ester hasil seperti etil etanoat, dapat dipanaskan

secara perlahan sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan

bantuan asam sulfat pekat dan memisahkan ester melalui destilasi sesaat

setelah terbentuk, ini dapat mencegah terjadinya reaksi dengan baik.


pemisahan dengan destilasi ini dapat dilakukan dengan baik karena

ester memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua zat yang ada.

Ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk

ikatan hydrogen, sehingga memiliki gaya antar molekul yang paling lemah.

Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam karboksilat

menghasilkan cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen

(http://www.scribd.com/doc/75951690/sintesis-metil-salisilat).

Gandapura dengan nama ilmiah Ghantheria poratata BL mempunyai

sinonim Gauthana fragrantisima wall var punctata j.j termasuk kedalam

ericaceae.

Kandungan kimia daun gandapura : minyak atsiri, metal salisilat,

glikodida, zat semak dan hasta, khasiat gandapura sebagai karminatif dan

antiseptic. Kegunaan gandapura minyak atsiri (obat luar) yakni untuk rambut

rontok, rematik, daun gandapura untuk penyegar obat rematik.

(http://tamziblog.blogspot.com/2011/05/gandapuradan gandapura html).

B. Uraian Bahan

1. Asam Salisilat ( Dirjen Pom.1979:51 )


Nama resmi : ACIDUM SALICYTICUM

Nama Lain : Asetosal, Asam-0-asetoksikarbonat, Acetaloseum, Acital,


Acetylinum, Euthermine, empytine, Sanarperinum, Orth-
hydroxybezoezuur, o-oxybezoezuur, Asam salisilat.
Rumus Molekul :C7H6O3

Berat Molekul :138,12

Rumus bangun :

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna, serbuk berwarna putih hamper

tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol

( 95%) P. mudah larut dalam ammonium asetat pekat dan

natrium sitrat P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesis metil salisilat.

2. Asam Sulfat ( Dirjen Pom.1979:724 )

Nama resmi : ACIDUM SULFAS

Nama Lain : Asam sulfat, Acidum sulfuricum anglicum, air keras

belerang, air keras berat.

Rumus Molekul : H2SO4

Berat Molekul : 98,07

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti minyak korosif, tidak berwarna jika

ditambahkan air atau menimbulkan panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai katalisator


3. Aquades ( Dirjen Pom.1979 : 96 )

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling, aquadest, aqua deputata.

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur : H-O-H

Berat Molekul : 18,0

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Untuk memisahkan antara fase cair dan fase minyak.

4. Metanol ( Dirjem Pom. 1979. : 706

Nama resmi : METHANOLUM

Nama Lain : Metanol

Rumus Molekul : CH3OH

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 32

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut dan pemberi gugus metil

5. Natrium Bikarbonat ( Dirjem Pom. 1979 : 424 )

Nama resmi : NATRII SUBCARBONAS

Nama Lain : Natrium bikarbonat, mononatrium karbonat, natrium

hydrogen, zuivengzout, bikarbonas sodae.

Rumus Molekul : NaHCO3

Berat Molekul : 84,01

Rumus Struktur :
Pemerian : serbuk hablur putih, garam, tidak berbau, asin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Mengurangi kadar asam pada asam sulfat.

6. Metil salisilat ( Dirjen Pom. 1979 : 379 )

Nama resmi : METHYLIS SALICYLAS

Nama Lain : Metil salisilat

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152, 15

Rumus Bangun :

Kelarutan : sukar larut dalam air, larut dalm etanol 95% P.

Pemerian : cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Hasil sintesis.

C. Prosedur kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang asam salisilat 6,9 gram dilarutkan dengan methanol absolute sebanyak 30
ml dalam labu alas bulat.
3. Ditambahkan asam sulfat pekat 8 ml, kemudian dimasukkan batu didih dalam labu
1
alas bulat lalu direfluks selama 2-2 jam.
2
4. Kemudian ditambahkan air sebanyak 50 ml, lalu didinginkan di wadah yang berisi es
batu
5. Terbentuk lapisan metil salisilat dan air, dipisahkan dengan lapisan tersebut lalu
ditambahkan natrium bikarbonat secukupnya.
6. Diukur volume metil salisilat yang diperoleh.
BAB III

METODE KERJA
A. Alat dan Bahan

1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu batu didih, corong pisah,
Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, kaki tiga, kondensor bulat, labu alas datar, pipet
tetes, sendok tanduk, statif dan klem, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Aluminium foil, aquadest, asam
salisilat, asam sulfat P, kertas timbang, methanol, dan natrium bikarbonat.

B. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang asam salisilat sebanyak 3,9 gram, dilarutkan dengan methanol sebanyak
30 ml dalam labu alas datar.
3. Ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 8 ml, lalu dimasukkan batu didih dalam
labu alas datar dan direfluks selama 1 jam.
4. Ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml, lalu didinginkan dengan es batu.
5. Dimasukkan dalam corong pisah dan dikocok
6. Didiamkan kurang lebih 2 x 24 jam
7. Diambil metil salisilat
8. Ditambahkan natrium bikarbonat
9. Diukur volume metil salisilat.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN
A. Tabel

Berat Asam salisilat 3,9 gram


Volume methanol 30 ml
Volume asam sulfat pekat 8 ml
Volume aquadest 50 ml
Volume metil salisilat 0,6 ml

No Tambahan Zat Perubahan


1 As.salisilat 3,9 g + methanol 30 ml Larutan bening
2 + asam sulfat pekat 8 ml Larutan bening
3 Refluks 1 jam Terbentuk bau
khas,aromatic
4 +50 ml aquadest Larutan bening
5 Didinginkan Larutan bening, bau
balsam
6 Dimasukkan dalam corong pisah Terbentuk lapisan ester
dan air
7 + natrium bikarbonat Lapisan kuning
kecoklatan
8 Diukur metil salisilat Volume 0,6 ml

B. Perhitungan
1 mol asam salisilat = 1 mol metil salisilat

m. asam salisilat m. metil salisilat 3,9 gram x


= =
Mr Mr 138 152

x = 4, 295 gram

Volume metil salisilat : 0,6 ml

Berat teori metil salisilat : ρ metil salisilat x volume metil salisilat

: 1, 182 x 0, 6

: 0,7092
gram praktek
Persen rendamen : x 100%
gram teori

0,792
: x 100%
4 ,295

: 16, 51 %

C. Reaksi

Asam salisilat Methanol absolute Metil salisilat

Reaksi Esterifikasi Fischer


BAB V

PEMBAHASAN

Gandapura (gaultheria fragrantissima) dikenal juga sebagai indian wintergen,

termasuk dalam famili ericeae merupakan salah satu tanaman pengasil minyak atsiri.

Minyak gandapura memiliki kandungan metil salisilat tinggi mencapai 93-98 %.

Minyak gandapura yang di hasilkan kelompok tani di indonesia memiliki kandungan

metil salisilat 82,23 % (mauldi,2003)

Gandapura merupakan spesies tanaman yang mengandung total salisilat dengan

konsentrasi sangat tinggi. Konsentrasi salisilat pada gandapura 20 kali lebih besar

dibanding konsentrasi salisilat yang ditemukan pada filipendula dan 100 kali lebih

besar dari konsentrasi salisilat pada lemon thyme.Sebagian besar salisilat yang

terdapat pada tanaman gandapura berada dalam bentuk aktif yang disebut gaultherin,

merupakan konjugasi metil salisilat dengan disakarida. Ketika jaringan tumbuhan


tersebut rusak atau terkoyak, gaultherin akan secara enzimatis terhidrolisa menjadi

metil salisilat dan terlepas proses ini diduga merupakan bagian sistem pertahanan

dari tumbuhan gandapura.

Mekanisme reaksi esterfikasi fischer :

1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga

meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil

2. Protonasi terhadap salah satu gugus karbonil, yang diikuti oleh pelepasan

molekul air menghasilkan ester

3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan

kompleks teraktivasi

Jika ditambahkan sejumlah besar katalis asam, katalis mengubah lingkungan

dalam sistem dan sebagian dihilangkan melalui hidrasi air terbentuk dalam reaksi

ini.Untuk membuat sebuah ester kecil seperti etil etanoat, bisa memanaskan secara

perlahan sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis

asam sulfat pekat dan memisahkan ester melalui destilasi sesaat terbentuk, ini dapat

mencegah terjadinya reaksi balik.

Reaksi esterfikasi fischer :


Metil salisilat termasuk obat antiinflamasi ( anti radang ) non steroid atau yang

lebih dikenal dengan sebutan NSAID ( non steroidal anti-inflamatory drugs) adalah

suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik

(penurun panas), dan anti radang.

Farmakologi metil salisilat termasuk absorbsi perkutan.Absorbsi perkutan

adalah masuknya molekul obat dari luar kulit kedalam jaringan di bawah kulit,

kemudian masuk kedalam sirkulasi darah dengan mekanisme difusi pasif.Penyerapan

(absorbsi) perkutan merupakan gabungan fenomena penembusan suatu senyawa dari

lingkungan luar ke bagian kulit sebelah dalam dan fenomena penyerapan dari

struktur kulit kedalam peredaran darah dan getah bening.Istilah perkutan

menunjukkan bahwa penembusan terjadi pada lapisan epidermis dan penyerapan

dapat terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda.Fenomena absorbsi perkutan dapat

digambarkan dalam tiga tahap yaitu penetrasi pada permukaan stratum comeum,
difusi melalui stratum comeum, epidermis dan dermi, masuknya molekul kedalam

mikro sirkulasi yang merupakan bagiandari sirkulasi sistemik.

Alat yang digunakan pada percobaan metil salisilat ini yaitu batu didih yang

mana digunakan untuk meratakan panas dan menghindari letupan – letupan pada saat

terjadi pemanasan, corong pisah digunakan untuk memisahkan kedua fase yang tidak

saling bercampur yaitu fase polar ( air + kelebihan asam ) fase non polar ( metil

salisilat ), gelas ukur untuk mengukur banyaknya methanol dan asam sulfat,

kondensor bulat digunakan karena luas permukaannya lebih luas sehingga

memudahkan pembentukan metil salisilat, labu alas datar digunakan untuk

melarutkan asam salisilat dan proses refluks, pipet tetes digunakan untuk

menggambil larutan methanol dan asam sulfat, statif & klem digunakan untuk

menyanggah dan menjepit kondensor bulat dan timbangan analitik untuk menimbang

bahan asam salisilat.

Pada percobaan sintesis metil salisilat ini digunakan asam salisilat sebanyak 3,9

gram dan methanol 30 ml sebagai bahan dasar serta asam sulfat pekat sebagai katalis.

Prinsip dari reaksi ini adalah esterfikasi yaitu meraksikan asam salisilat dengam

methanol dengan katalis asam sulfat.

Dari literatur yang diperoleh pada buku kimia organik Fessenden J.Rbahwa

reaksi esterfikasi adalah reaksi reversibel yaitu campuran reaksi adalah suatu

campuran kesetimbangan dari pereaksi dan hasil reaksi. Untuk membuat reaksi ini

dilakukan dengan cara menambahkan satu pereaksi berlebihan atau dengan


mengeluarkan satu atau kedua dua hasil reaksi. Dalam hal ini dilakukan dengan cara

menambahkan peraksi yaitu methanol 30 ml.

Pencampuran asam salisilat serbuk dengan methanol terlebih dahulu dilakukan

untuk melarutkan asam salisilat, lalu ditambahkan 8ml H2SO4 pekat kedalam labu

alas datar yang berisi campuran asam salisilat dan methanol melalui dinding labu

untuk mencegah penguapan methanol akibat reaksi yang berjalan terlalu cepat akibat

penambahan H2SO4 pekat secara langsung.Kemudian dimasukkan batu didih,

penggunaan batu didih untuk meratakan panas saat direfluks dan agar tidak terjadi

letupan letupan saat dipanaskan.Selanjutnya di refliks selama 1 jam, refluks

bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi dengan pemanasan tanpa mengurangi

volume zat yang bereaksi, sebab pelarut yang menguap dapat terkondensasi dengan

adanya kondensor tegak pada rangkaian refluks.Kemudian ditambahkan aquadest

sebanyak 50 ml yang berfungsi untuk melarutkan asam sulfat yang berlebih, lalu

didinginkan untuk mencegah penguapan karena merupakan minyak atsiri. Kemudian

dimasukkan kedalam corong pisah dikocok lalu didiamkan selama 1x24 jam yang

mana nantinya akan terbentuk 2 lapisan, pada lapisan atas berupa air dan bawahnya

merupakan metil salisilat. Selanjutnya diambil lapisan metil salisilat lalu

ditambahkan NaHCO3 sebagai penetral suasana asam/sisa asam.Dan terakhir

dihitung % rendamennya.

Dari hasil percobaan % rendamen yang diperoleh adalah 16,512 %.Hasil ini

sangat berbeda jauh dari literatur, karena pada literatur hasil yang seharusnya

didapatkan adalah 100 % jika reaktannya memang benar – benar bereaksi.


Hal ini disebabkan karena adanya faktor – faktor kesalahan yang mungkin

terjadi saat pemisahan atau pengambilan minyak dan air pada corong pisah, dimana

pada saat dibuka ada air yang ikut keluar bersamaan dengan minyak dan ada sedikit

minyak yang tertumpah atau terbuang dari corong pisah pada saat pengambilan.

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari hasil percobaan diperoleh data :Berat teori yang dihasilkan 4,295 gram

Berat praktikum metil salisilat 0,6 ml dan persen rendamen 16,512 %

B.Kritik dan Saran


1.1 Laboratorium

Sebaiknya alat dan bahan dilengkapi agar proses praktikum dapat berjalan

dengan baik dan tepat waktu.

2.2 Asisten

Cara menjelaskan serta keramahan kepada praktikan sudah cukup baik,

semoga dapat dipertahankan.

SKEMA KERJA

3,9 gram asam salisilat dalam


labu alas datar

+ 30 ml CH3OH & 8 ml H2SO4

+ batu didih dan di refluks 1


jam

+ 50 ml aquadest

Anda mungkin juga menyukai