Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI


RAMAH LINGKUNGAN DI KAWASAN UNGGULAN PADI
Angkatan : I (Satu)
Nama Mata Pelatihan : Integritas Dan Pendidikan Anti Korupsi
Nama Peserta : Gianda Dity Hazbi
Nomor Daftar Hadir : 09
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : BPSDM Provinsi Jawa Barat

A. Pokok-Pokok Pikiran Materi Mata Pelatihan:


Sikap dan perilaku (pola pikir) yang melanggar norma-norma hukum baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang menimbulkan tatanan hukum, politik, administrasi, manajemen,
sosial dan budaya menjadi rusak dan hak-hak rakyat sulit didapat, yang pada gilirannya
terjadi penggerusan terhadap nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara.
Korupsi terjadi akibat dua faktor, yaitu faktor internal yang terdiri dari sifat tamak,
rakus dan serakah, kemudian gaya hidup yang konsumtif, adanya peluang, kesempatan dan
kekuasaan, mulai pudarnya rasa malu, dan moral yang kurang kuat. Sedangkan dari faktor
eksternal yaitu faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi, dam faktor organisasi yang
dapat dibagi menjadi kurang adanya keteladanan dari pimpinan, tidak adanya kultur
organisasi yang benar, sistem akuntabilitas di instansi pemerintahan yang kurang memadai,
manajemen cenderung menutupi korupsi dalam organisasi dan lemahnya pengawasan.
Ada 9 nilai-nilai antikorupsi, yaitu kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung
jawab, kerja keras, kesederhanaan, kemandirian, keberanian, dan keadilan.
Langkah-langkah anti korupsi
Perbaikan Sistem.
1. Memperbaiki peraturan perundang-undangan yang berlaku,
2. Memperbaiki cara kerja pemerintah (birokrasi) menjadi simpel dan efisien.
Menciptakan lingkungan kerja anti korupsi,
3. Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan pribadi,
4. Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan pemberian sanksi secara
tegas,
5. Penerapan prinsip-prinsip Good Governance,
6. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, memperkecil terjadinya human error.
Perbaikan Manusianya
1. Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman. Mengoptimalkan peran agama
dalam pemberantasan korupsi,
2. Memperbaiki moral sebagai suatu bangsa,
3. Meningkatkan kesadaran hukum,dengan sosialisasi dan pendidikan anti korupsi,
4. Mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan,
5. Memilih pemimpin yang bersih, jujur dan anti korupsi, pemimpin yang memiliki
kepedulian dan cepat tanggap, pemimpin yang bisa menjadi teladan,

B. Penerapan:
Nilai-nilai antikorupsi bisa ditanamkan melalui keteladanan dari atasan (pimpinan),
dilakukan secara bertahap dalam keseharian, serta diwujudkan dalam lingkungan kerja yang
positif. Sebagai payung dari pengamalan nilai-nilai antikorupsi perlu dikembangkan aturan
perilaku (kode etik) beserta sanksi-sanksinya. Dengan demikian budaya antikorupsi
diharapkan mampu terwujud nyata.
Dalam mewujudkan budaya antikorupsi diperlukan keteladanan dari atasan
(pimpinan). Selanjutnya, lingkungan kerja yang baik sebagai faktor pendukung harus
diciptakan agar budaya antikorupsi tidak sekadar menjadi wacana. Hal yang tak kalah
penting adalah memberikan rambu-rambu kode etik sebagai arahan dalam bertindak, serta
sanksi-sanksi bila ada pelanggaran. Penerapan 9 nilai-nilai antikorupsi diharapkan
mengokohkan budaya antikorupsi di lingkup kerja.

Anda mungkin juga menyukai