Anda di halaman 1dari 9

PSIKOLOGI KLINIS

“Model-Model Penelitian dalam Psikologi Klinis”

DOSEN PENGAMPU :
Aziza Fitriah, M.Psi, Psikolog

NAMA PENYUSUN :
1. Nabila Khairunnisa (2073201110008)
2. Aghnina Abdalia Pasha (2073201110018)
3. Helmiyanti (2073201110031)
4. Raudahtul Rahmadaini (2073201110042)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
BARITO KUALA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya kita memuji dan
mengucap syukur, meminta bantuan dan pengampunan. Kepada-Nya kami meminta
perlindungan dari keburukan diri kami dan iblis yang selalu meniup kejahatan ke atas kami.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya. Alhamdulillah, makalah yang berjudul " Model-
model Penelitian dalam Psikologi Klinis " ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini. Kami pribadi
sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Mudah - mudahan semua menjadi pelajaran bagi kami untuk
lebih meningkatkan kualitas makalah ini kedepannya.

Banjarmasin, 28 September 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

C. Tujuan Masalah..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Model Observasi.................................................................................................................2

B. Model Epidemologi.............................................................................................................3

C. Model Korelasi....................................................................................................................3

BAB III PENUTUP........................................................................................................................5

A. KESIMPULAN...................................................................................................................5

B. SARAN.................................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi klinis adalah sains dan juga terapan (science-practitioner), maka
peneliti dlam psikologi klinis sangat perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuktikan kebenaran suatu teori dalam praktiknya. Misalnya, teori sasaran
perkembangan Erikson, oudipus complex (treatment), kebenaran tes-tes kepribadian
dan proyeksi dalam mendeteksi gejala-gejala gangguan. Sebagai konsekuensi dari hali
ini adalah bahwa pendapat-pendapat yang spekulatif harus dihilangkan atau diubah.
Tujuan lain psikologi klinis adalah untuk lebih memahami keunikan perilaku, perasaan
dan pikiran individu klien, bukan untuk mengadakan generalisasi.
Metode penelitian psikologi klinis pada dasarnya sama dengan metode penelitian
pada umumnya, namun tujuan dan penekanannya adalaha untuk keperluan populasi
khusus, misalnya mengetahui efektivitas suatu perlakuan pada kelompok tertentu,
menentukan tes yang dapat meramalkan kerentanan seseorang terhadap serangan
stroke, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Model Observasi?
2. Bagaimana Model Epidemologi?
3. Bagaimana Model Korelasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Model Observasi.
2. Untuk mengetahui Model Epidemologi.
3. Untuk mengetahui Model Korelasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Observasi
Ada beberapa jenis observasi, yakni observasi tak sistematik, observasi alami,
observasi terkendali, dan observasi pada studi kasus.
1. Observasi tak sistematik misalnya observasi yang dilakukan oleh pemeriksa
secara kebeyulan terhadap seorang subjek yang sedang menunggu giliran, atau
saat subjek sedang menjalani tes.
2. Observasi alamiah atau naturalistik ialah yang dilakukan dalam setting alamiah.
Misalnya observasi terhadap seorang penderita schizophrenia yang bertujuan
melihat sosialisasinya di Rumah Sakit Jiwa, atau observasi terhadap penderita
pascastroke di RS. Observasi jenis inilah yang digunakan oleh Freud dalam
melahirkan dan membuktikan hipotesisnya.
3. Observasi terkendali (Controlled). Jenis observasi ini dilakukan untuk
memperbaiki observasi alami yang kurang sistematik dengan memberi suatu
“stimulus” kepada orang yang akan diamati dalam setting alamiah, untuk
mengetahui sejauh mana stimulus itu berpengaruh dalam perilaku. Misalnya,
dalam suatu wisma untuk orang lanjut usia (lansia) diberi stimulus musik gembira
selama beberapa waktu dalam satu hari. Kemudian diobservasi bagaimana
perilaku lansia yang tinggal diwisma itu, dibandingkan dengan lansia yang
tinggal di wisma tanpa musik gembira.
4. Studi kasus, ialah suatu penelitian intensif terhadap satu subjek, yang bertujuan
memberikan deskripsi yang mendetail tentang subjek yang diteliti. Peneliti
melakukan wawancara, observasi atau dipelajari catatan biografinya. Studi kasus
bertujuan mengungkapkan keunikan yang terdapat pada kasus, dan dapat
mengarahkan pada suatu pembentukan hipotesis baru apabila temuan sangat unik.
Menurut Lazarus dan Davidson 1971, studi kasus sangat bermanfaat untuk
memberi deskripsi atas fenomena baru atau yang jarang terjadi. Studi kasus dapat
meniadakan informasi yang sebelumnya dianggap ”Universal”.

2
B. Model Epidemologi
Epidemologi merupakan kajian yang membahas mengenai insidensi, prevelensi
dan distribusi penyakit dalam sebuah anggota. Kata insidensi berhubungan dengan
tingkat kasus baru dari suatu penyakit yang terjadi dan berkembang dalam suatu
periode waktu. Sedangkan prevalensi rata-rata lebih mengarah pada kasus baru maupun
lama yang terjadi dalam suatu periode waktu. Insidensi memberikan pengetahuan
bahwa suatu kasus baik itu lama maupun baru apakah mengalami peningkatan,
contohnya berapakah rata-rata kenaikan kasus penyakit AIDS terbaru yang terjadi pada
tahun 2005. Lain halnya dengan revalensi, revalensi mengacu pada perkiraan rata-rata
apakah presentase target populasi dipengaruhi oleh suatu penyakit tertentu. Contohnya
rata-rata penyebaran kasus schizophrenia diperkirakan 1%, itu artinya menunjukkan
bahwa dari banyaknya masyarakat umum, peluang berkembang nya kasus
schizophrenia ini adalah 1 dari 100 penduduk (Phares dan Trull,2001). biasanya metode
ini digunakan dalam bidang kedokteran untuk mengetahui kasus penyakit yang terjadi
pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah.
Epidemologi secara histori berkaitan erat dengan penelitian medis yang disusun
untuk membantu dalam memahami dan mengontrol penyakit-penyakit epidemik seperti
kolera. Untuk melakukan analisa terhadap sebuah distribusi kasus penyakit dalam
sebuah perkumpulan dan melihat karakteristik yang membedakan antar individu atau
kelompok yang terpengaruh adalah untuk mengajarkan sesuatu mengenai sebab-sebab
penyakit secara khusus dan bagaimana cara penyebaran nya.
Kebanyakan para peneliti epidemologi didasarkan pada hasil survey maupun
kuesioner yang sebar kesuatu daerah tertentu dengan harapan bahwa subjek yang
mengisi kuesioner akan melaporkan yang sebenarnya, namun dengan cara ini
kebanyakan para subjek tidak menyatakan yang sebenarnya dan tidak menjawab seperti
yang dikehendaki oleh peneliti.

C. Model Kolerasi
Metode korelasi ditujukan untuk mengukur korelasi (faktor-faktor resiko) dari
suatu penyakit atau gangguan (Phares dan Trull, 2001). Biasanya teknik korelasi
membantu para peneliti untuk melihat apakah variabel X berhubungan dengan variabel
Y. misalnya, apakah depresi berhubungan dengan jenis kelamin?

3
Teknik korelasi membutuhkan dua set data yaitu dari observasi, skor tes, dan lain-
lain untuk mengetahui apakah set pertama berhubungan dengan set kedua kemudian
akan menghasilka n suatu koefisien korelasi yang berkisar antara -1 (korelasi negatif)
dan +1 (korelasi positif). Untuk bidang klinis biasanya suatu koefisien korelasi yang
secara statistik bermakna tidak mempunyai makna praktis atau sebaliknya yang
mempunya makna praktis tidak menunjukkan korelasi yang bermakna secara statistik.
Misalnya, meski secara statistik hubungan antara penderita gangguan depresi dengan
kejadian stres tidak bermakna secara statistik namun dalam praktik klinis hubungan
antara kedua nya selalu memperoleh perhatian.
Metode korelasi juga dapat berlanjut dengan cara membuat matriks korelasi yang
mendeskripsikan korelasi antar sejumlah variabel dan identifikasi adanya faktor yang
jumlah nya lebih sedikit dari variabel yang dipakai. Identifikasi variabel ini disebut
dengan analisis faktor, yaitu sebuah cara untuk memeriksa antar hubungan yang terjadi
antara sejumlah variabel pada saat yang sama. Misalnya, dilakukan antar korelasi
dengan sejumlah variabel seperti usia, pendidikan, keluhan fisik dan psikis, maka bisa
jadi variabel-variabel seperti pendidikan dan usia merupakan satu faktor yang saling
berkorelasi.

4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model penelitian psikologi klinis ialah jenis metode dalam psikologi yang
berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti
dan intensif serta dalam batas waktu yang lama.
Adapun model-model penelitian psikologi klinis yaitu:
 Model observasi
 Model penelitian epidemiologis
 Model korelasi

B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Model-model Penelitian dalam


Psikologi Klinis yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentu masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Purba, A. W. D. (2015). Materi Kuliah Psikologi Klinis.

Aquarisnawati, P., & Riskasari, W. (2016). PSIKOLOGI KLINIS KELAUTAN (Kasus-


kasus dalam bidang klinis).

Anda mungkin juga menyukai