Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH 4 PILAR PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan

Dosen pengampu : Trisilia Devana, M.pd

Disusun Oleh :

SEM.1/A 1.1/ PBI

Kelompok 2

Rachmad Alwidad Fadli : 2123010

Dewi Istiqomah : 2123003

Yunikah : 2123020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan kesehatan jasmani dan rohani serta rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Pengantar Pendidikan yang
berjudul “4 pilar pendidikan", yang insyaa Allah telah diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Tak lupa shalawat beriring salam semoga selalu tercurahkah kepada baginda tercinta
Rasulullah SAW yang mudah-mudahan kita selaku umat-Nya mendapat syafa’atul ‘uzma-
Nya dihari kiamat kelak. Atas tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar pendidikan ibu Trisilia
Devana, M.pd

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami harap kritik dan saran yang membangun agar sekiranya
jika penyusunan makalah ini kurang baik akan bisa menjadi lebih baik lagi untuk
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, memahami dan
mengamalkannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Baturaja, 25 September 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................iii

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 3

B. Tujuan............................................................................................... 4

C. Manfaat............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 5

A. Pengertian Pilar pendidikan..................................... ....................... 5

B. 4 pilar pendidikan......................................... ................................... 5

BAB III PENUTUP..............................................................................9

A. Kesimpulan.......................................................................................9

B. Saran..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan


pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, artinya tanpa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian
pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan
berdaya saing.

Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani rohani, mandiri. Serta tertanam kuat rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif
dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, disiplin, bermoral
tinggi, demokratis, dan toleran yang mengutamakan persatuan dan bukan perpecahan.
mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan
datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa dan
siap merefleksikan semua yang ditampakkan padanya.

UNESCO adalah organisasi PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan telah mencanangkan empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan, yang
perlu dikembangkan oleh seluruh lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan
formal. Empat pilar tersebut ialah: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2)
learning to do (belajar untuk terampil melakukan sesuatu), (3) learning to be (belajar untuk
menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan
bersama).

B. Tujuan

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan untuk dapat :

1. Memahami pengertian 4 pilar pendidikan.

2. Memahami makna dan tujuan dari masing-masing 4 pilar pendidikan

C. Manfaat

Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan untuk dapat :

1. Mengetahui maksud dari masing-masing 4 pilar pendidikan

2. Mengamalkan 4 pilar pendidikan dalam kegiatan belajar dan mengajar


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pilar Pendidikan

Pilar pendidikan (Syafril & Zen, 2007) adalah tiang atau penunjang dari suatu
kegiatan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang akan diberikan kepada anak
didik yang bertujuan untuk pendewasaan anak. Pendidikan (Hafid, Ahiri, & Haq, 2014)
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam
hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Khalik untuk
beribadah. Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT. dengan
suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya diperlukan suatu pola pendidikan
melalui proses pembelajaran. Sedangkan pilar (Hafid, Ahiri, & Haq, 2014) merupakan
penopang atau penyangga dalam sebuah bangunan yang membuat bangunan itu dapat
berdiri dengan kukuh. Sistem pendidikan juga memerlukan pilar yang akan menyangga
sistem pendidikan yang dilaksanakan agar pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik
dalam mencapai tujuan pendidikan.

B. Pengertian 4 Pilar Pendidikan

1. Learning to Know ( Belajar untuk mengetahui )

Learning to know (Aunurrahman, 2014) adalah upaya memahami instrumen-


instrumen pengetahuan baik sebagai alat maupun sebagai tujuan. Sebagai alat, pengetahuan
tersebut diharapkan akan memberikan kemampuan setia orang untuk memahami berbagai
aspek lingkungan agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabatnya dalam rangka
mengembangkan keterampilan kerja dan berkomunikasi dengan berbagai pihak yang
diperlukan. Sebagai tujuan, maka pengetahuan tersebut akan bermanfaat dalam rangka
peningkatan pemahaman, pengetahuan serta penemuan di dalam kehidupannya. Upaya-upaya
ke arah pemerolehan pengetahuan ini tidak akan pernah ada batasnya, dan masing-masing
individu akan secara terus menerus memperkaya pengetahuan dirinya dengan berbagai
pengalaman yang ditemukan dalam kehidupannya. Upaya-upaya ini akan berlangsung secara
terus menerus yang pada gilirannya melahirkan kembali konsep belajar sepanjang hayat.

Ada dua konsep yang perlu diterapkan oleh peserta didik dalam hal belajar :

1. Apa yang perlu diketahui

2. Bagaimana cara efektif untuk mengetahuinya

Artinya bahwa dalam belajar untuk mengetahui, peserta didik harus memiliki tujuan yang
akan dicapainya, hal apa saja yang harus diketahuinya, dan bagaimanakah cara atau proses
yang harus ditempuhnya untuk dapat mengetahui hal-hal yang ingin ia ketahui.

2. Learning to Do ( Belajar untuk berkarya )

Learning to do (Kodir, 2011) adalah konsekuensi dari Learning to know. Learning to


do lebih ditekankan pada bagaimana mengajarkan anak-anak untuk mempraktikkan segala
sesuatu yang telah dipelajarinya dan dapat mengadaptasikan pengetahuan-pengetahuan yang
telah diperolehnya tersebut dengan pekerjaan-pekerjaan di masa depan.

Learning to do merupakan cara belajar untuk berkarya. Setelah peserta didik itu
belajar mengetahui, belajar untuk m,encari hal-hal yang ingin diketahuinya, maka peserta
didik tersebut diiringi dengan potensi yang dimilikinya, ia harus harus bisa menghasilkan
suatu karya dari potensi yang dimilikinya. Belajar merupakan suatu proses untuk
mengembangkan diri individu, khususnya belajar di sini yaitu dalam pendidikan formal
(lingkungan sekolah). Dalam hal ini juga, Learning to do mempersiapkan perserta didik atau
manusia untuk dapat bisa hidup di masyarakat, terjun ke dunia kerja, menghasilkan
kreativitas yang dimilikinya. Dalam Learning to do ada 8 nilai inti yang diungkapkan oleh
APNIEVE yaitu : martabat manusia dan martabat tenaga kerja, kesehatan dan keharmonisan
dengan alam, kebenaran dan kebijaksanaan, cinta dan kasih sayang, kreativitas, perdamaian
dan keadilan, pembangunan berkelanjutan, persatuan dan solidaritas nasional, dan spiritual
global.

Nilai-nilai inti tersebut merupakan suatu nilai yang perlu dimilki oleh seseorang.
Dalam hal belajar untuk berkarya, yang paling utama adalah nilai Spiritual Global. Hal itu
harus menjadi landasan bagi peserta didik, bagi manusia, dalam hal berkarya, agar karya yang
dihasilkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma yang ada.

3. Learning to Be ( Belajar untuk berkembang utuh )

Learning to be (Efendi, 2015) adalah proses untuk membentuk jati dirinya sendiri.
Oleh karena itu, pendidik harus berusaha memfasilitasi peserta didik agar belajar
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu yang berkepribadian utuh dan
bertanggung jawab sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.

Learning to be merupakan cara belajar untuk berkembang utuh. Setelah peserta didik,
atau manusia belajar untuk mengetahui, nbelajar untuk berkarya, maka ia harus bisa menjadi
manusia seutuhnya. Dalam Learning to be ini, manusia berperan sebagai makhluk individu
dan juga sebagai makhluk sosial, bermasyarakat. Belajar berkembang ututh menurut
APNIEVE adalah untuk mendidik manusia menjadi manusia yang lengkap, manusia
sebenarnya. Dalam hal pendidikan ini, Faure merumuskan 4 tujuan umum pendidikan, yaitu
pendidikan bertujuan untuk memeberikan penguasaan pengetahuan atau wawasan dan
teknologi, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, mengembangkan
individu untuk dapat hidup di masyarakat, dan menjadikan manusia menjadi manusia
seutuhnya, manusia ideal, manusia yang diharapkan

Dalam hal belajar untuk berkembang utuh ini, manusia dituntut untuk dapat menjadi
makhluk individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, menjadi makhluk sosial yang
dapat hidup di masyarakat, manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Artinya
bahwa manusia sebagai makhluk individu memiliki dimensi kehidupan yang dapat
mendasaroi segala perilakunya dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal belajar.

4. Learning to Live Together ( Belajar untuk hidup bersama )

Learning to live together (Danim, 2010) adalah mengajarkan, melatih dan


membimbing peserta didik agar mereka dapat menciptakan hubungan melalui komunikasi
yang baik, menjauhi prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain serta menjauhi dan
menghindari terjadinya perselisihan dan konflik.

Learning to live together merupakan cara belajar untuk hidup bersama. Dalam hal ini,
belajar setelah kita mengetahui apa itu belajar, bagaimana proses yang harus ditempuh
seseorang dalam hal belajar, yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk berkarya, belajar
untuk berkembang utuh, maka manusia dituntut untuyk belajar untuk hidup bersama, karena
manusia selain merupakan makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial,
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, pada dasarnya manusia butuh bantuan orang lain.
Dan untuk memasuki abad baru atau dunia “kita” bersama-sama maka memerlukan kunci di
bawah ini, yaitu :

a. Memahami diri sendiri, satu sama lain dan dunia

b. Menggunakan teknologi baru secara kritis

c. Mencari tempat kita di masyarakat

d. Membangun dunia lebih layak dan lebih adil

Modal bagi manusia untuk dapat hidup bersama, hidup bersosialisasi, diperlukan kunci
tersebut agar dapat menjalani kehidupannya dalam hal bersosialisasi di lingkungan
sekitarnya, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga,
sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu
keberhasilan. Kualitas pendidikan adalah kemampuan lembaga dan sistem
pendidikan dalam memberdayakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan atau tujuan pendidikan melalui
proses pendidikan yang efektif berdasarkan 4 pilar pendidikan.

B. Saran
Adanya 4 pilar pendidikan diharapkan bisa memberikan pandangan sejauh
mana kita sudah melakukan yang terbaik untuk perubahan dan perbaikan terhadap
persoalan pendidikan yang melilit negeri ini. Satu harapan kita semua, agar dunia
pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan berkualitas. Karena,
persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, tentu secara bersama-
sama pula untuk mencari alternatif pemecahannya. Mudah-mudahan ke empat
pilar tersebut dapat kita realisasikan dan akan nampak hasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Priscilla, C., & Yudhyarta, D. Y. (2021). Implementasi pilar-pilar pendidikan UNESCO.


Asatiza: Jurnal Pendidikan, 2(1), 64-76. https://doi.org/10.46963/asatiza.v2i1.258.

Hidayat, Rahmat. Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan” Konsep Teori dan Aplikasinya”. Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia ( LPPPI )

https://www.kompasiana.com/nuristiqomah15/55d88f6524afbd440913929c/resume-buku-
pengenalan-4-pilar-pendidikan

Anda mungkin juga menyukai