Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA KIMIA

“GAYA ANTAR MOLEKUL”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Nur Zamzam Yuniar Faisal (1916440001)
Arisa Umrahyani (1916440004)
Neng Wulandari Nur Sapitri (1916440005)
Sutireski Ibrahim (1916441005)
Amalia Haq (1916442003)
Rezky Amaliyah Rifai (1916442009)
St Putri Khofifah (1916442013)

DOSEN PENGAMPU :
Husnul Khatimah, S.pd, M.pd

PRODI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul “Gaya Antar
Molekul’’ ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu dosen pengajar yang
telah memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Manajemen
pendidikan ini.
Dalam makalah ini kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun
menuju kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Makassar, 3 Oktober 2021

2 | 13
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................................................5
A. Pengertian Gaya Antar Molekul............................................................................................................5
B. Macam-Macam Gaya Antar Molekul...................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................11
DAFTAR ISI................................................................................................................................................12

3 | 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi antar molekul atau gaya antar molekul merupakan ikatan yang terbentuk saat
atom-atom bergabung membentuk molekul. Interaksi ini bertanggung jawab terhadap sifat fisik
suatu zat, seperti titik didih, titik leleh, serta fasa (wujud) zat. Ikatan kimia berperan dalam
menjaga kestabilan molekul sekaligus dapat digunakan dalam meramalkan bentuk suatu
molekul. Interaksi antar molekul lebih lemah dibandingkan ikatan kimia.
Terdapat lima jenis interaksi antar molekul, yang disusun berdasarkan kekuatan, dari yang
terlemah hingga yang terkuat, yaitu Gaya London atau Gaya Dispersi, Interaksi Dipol Terimbas
(Dipol Terinduksi), Interaksi Dipol-Dipol, Interaksi Ion-Dipol, Ikatan Hidrogen,
Gaya antar molekul ini memiliki sifat tarik menarik dan juga tolak-menolak antar molekul.
Ketika dua molekulnya berdekatan, gaya tolak antara muatan yang sama akan timbul dan semakin
tinggi energi tolaknya. Oleh karena itu akan dibutuhkan energi yang lebih tinggi pula untuk
memampatkan suatu molekul.
Penelitian gaya antar molekul bermula dari pengamatan makroskopik yang menunjukkan
adanya aksi gaya-gaya pada tingkat molekul atau mikroskopik. Pengamatan ini meliputi sikap
termodinamik gas non-ideal yang dicerminkan oleh koefisien virial, tekanan
uap, viskositas, tegangan permukaan dan data adsorpsi.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

4 | 13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya Antar Molekul
Gaya antarmolekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang saling  berdekatan. Gaya
antarmolekul berbeda dengan ikatan kimia. Ikatan kimia, seperti ikatan ionik, kovalen, dan
logam, semuanya adalah ikatan antar atom dalam membentuk molekul. )edangkan gaya antar
molekul adalah gaya tarik antar molekul. Kita akan mempelajari tiga macam gaya antar molekul,
yaitu:
 Gaya Van der Wals
 Ikatan Hidrogen
 Gaya London
Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah (jauh di atas titik
didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik
antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi,
yaitu mendekati titik embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya
tarik menarik antar molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun.
(James E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar
molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan
suatu zat cair diperlukan energiuntuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin
kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya,
maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.

B. Macam-Macam Gaya Antar Molekul

1. Gaya Van Der Waals


Kejadian ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara inti atom dengan elektron atom
lain yang disebut gaya tarik menarik elektrostatis (gaya coulomb). Umumnya terdapat pada
senyawa polar. Untuk molekul non polar, gaya Van der Waals timbul karena adanya dipol-dipol
sesaat atau gaya London.
Gaya Van Der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik menarik diantara molekul. Gaya ini
timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol. Jadi, gaya Van Der Waals dapat terjadi pada
molekul nonpolar maupun molekul polar. Gaya ini diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van
der Waals (1837- 1923). Konsep gaya tarik antar molekul ini digunakan untuk menurunkan
persamaan tentang zat-zat yang berada pada fase gas
Gaya Van der Waals bekerja bila jarak antar-molekul sudah sangat dekat, tetapi tidak
melibatkan terjadinya pembentukan ikatan antar atom. Misalnya, pada suhu -160°C molekul Cl2
akan mengkristal dalam lapisan tipis, dan gaya yang bekerja untuk menahan lapisan-lapisan
tersebut adalah gaya Van der Waals. Paling sedikit terdapat tiga gaya antarmolekul yang berperan
dalam terjadinya gaya Van der Waals, yaitu gaya orientasi, gaya imbas, dan gaya dispersi.

5 | 13
1.1 Intermolecular Forces
Gaya antar molekul adalah gaya tarik menarik antar molekul. Gaya antarmolekul bertanggung
jawab atas perilaku gas yang tidak ideal. Gaya tersebut memberikan pengaruh yang lebih besar
lagi pada fase materi yang terkondensasi—cairan dan padatan. Ketika suhu gas turun, energi
kinetik rata-rata molekulnya berkurang. Akhirnya, pada suhu yang cukup rendah, molekul tidak
lagi memiliki energi yang cukup untuk melepaskan diri dari daya tarik molekul tetangga. Pada
titik ini, molekul berkumpul untuk membentuk tetesan kecil cairan. Transisi dari fase gas ke fase
cair ini dikenal sebagai kondensasi. Berbeda dengan gaya antarmolekul, gaya intramolekul
menahan atom bersama-sama dalam sebuah molekul. (Ikatan kimia, dibahas dalam Bab 9 dan 10,
melibatkan gaya intramolekul.) Gaya intramolekul menstabilkan molekul individu, sedangkan
gaya antarmolekul terutama bertanggung jawab atas sifat massal materi (misalnya, titik leleh dan
titik didih)

Gambar 1. Molekul yang memiliki momen dipol permanen cenderung sejajar dengan polaritas yang berlawanan
dalam fase padat untuk interaksi tarik-menarik maksimum.

Umumnya, gaya antarmolekul jauh lebih lemah daripada gaya intramolekul. Jauh lebih
sedikit energi yang biasanya dibutuhkan untuk menguapkan cairan daripada memutuskan ikatan
dalam molekul-molekul cairan. Misalnya, dibutuhkan sekitar 41 kJ energi untuk menguapkan 1
mol air pada titik didihnya; tetapi sekitar 930 kJ energi diperlukan untuk memutuskan dua ikatan
OOH dalam 1 mol molekul air. Titik didih zat sering mencerminkan kekuatan gaya antarmolekul
yang bekerja di antara molekul. Pada titik didih, energi yang cukup harus diberikan untuk
mengatasi gaya tarik menarik antar molekul sebelum mereka dapat memasuki fase uap. Jika
diperlukan lebih banyak energi untuk memisahkan molekul zat A daripada zat B karena molekul
A diikat bersama oleh gaya antar molekul yang lebih kuat, maka titik didih A lebih tinggi daripada
titik didih B. Prinsip yang sama berlaku juga untuk titik leleh zat. Secara umum, titik leleh zat
meningkat dengan kekuatan gaya antarmolekul.
Untuk membahas sifat-sifat benda terkondensasi, kita harus memahami berbagai jenis gaya
antarmolekul. Dipol-dipol, dipol-dipol yang diinduksi, dan gaya dispersi membentuk apa yang
ahli kimia biasa sebut sebagai gaya van der Waals. Ion dan dipol tertarik satu sama lain oleh gaya
elektrostatik yang disebut gaya ion-dipol, yang bukan gaya van der Waals. Ikatan hidrogen adalah
jenis interaksi dipol-dipol yang sangat kuat. Karena hanya sedikit unsur yang dapat berpartisipasi
dalam pembentukan ikatan hidrogen, maka ia diperlakukan sebagai kategori terpisah. Tergantung
pada fase suatu zat, sifat ikatan kimia, dan jenis unsur yang ada, lebih dari satu jenis interaksi
dapat berkontribusi pada daya tarik total antar molekul, seperti yang akan kita lihat di bawah.

6 | 13
1.2 Gaya Dipol-Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya tarik menarik antara molekul polar, yaitu antara molekul
yang memiliki momen dipol. Asal mereka adalah elektrostatik, dan mereka dapat dipahami dalam
istilah hukum Coulomb. Semakin besar momen dipol, semakin besar gaya. Gambar 12.1
menunjukkan orientasi molekul polar dalam zat padat. Dalam zat cair, molekul polar tidak terikat
secara kaku seperti dalam zat padat, tetapi cenderung sejajar sehingga rata-rata memaksimalkan
interaksi tarik-menarik.

1.3 Gaya Ion-Dipol

Gambar 2. Dua jenis interaksi ion-dipol.

Hukum Coulomb juga menjelaskan gaya ion-dipol, yang menarik ion (baik kation atau
anion) dan molekul polar satu sama lain. Kekuatan interaksi ini tergantung pada muatan dan
ukuran ion dan pada besarnya momen dipol dan ukuran molekul. Muatan pada kation umumnya
lebih terkonsentrasi, karena kation biasanya lebih kecil dari anion. Oleh karena itu, kation
berinteraksi lebih kuat dengan dipol daripada anion yang memiliki muatan yang sama besarnya.
Hidrasi, dibahas dalam Bagian 4.1, adalah salah satu contoh interaksi ion-dipol. Gambar 12.3
menunjukkan interaksi ion-dipol antara ion Na+ dan Mg2+ dengan molekul air, yang memiliki
momen dipol yang besar (1,87 D). Karena ion Mg2+ memiliki muatan yang lebih tinggi dan jari-
jari ionik yang lebih kecil (78 pm) daripada ion Na+ (98 pm), ia berinteraksi lebih kuat dengan
molekul air. (Pada kenyataannya, setiap ion dikelilingi oleh sejumlah molekul air dalam larutan.)
Perbedaan serupa ada untuk anion dengan muatan dan ukuran yang berbeda.

Gambar 3 (a) Interaksi molekul air dengan ion Na dan ion Mg2. (b) Dalam larutan berair, ion logam biasanya
dikelilingi oleh enam molekul air dalam susunan oktahedral.

7 | 13
2. Gaya London/Gaya Dispersi/Gaya Tari Menarik dipol Sesaat-dipol Terimbas
Gaya London adalah gaya tarik menarik yang sifatnya lemah antara atom atau molekul yang
timbul dari pergerakan elektron yang acak disekitar atom-atom. Karena elektron bergerak secara
acak disekitar inti atom, maka suatu saat terjadi ketidakseimbangan muatan didalam atom.
Akibatnya terbentuk dipol sesaat. Dipol-dipol yang berlawanan arah ini saling berikatan walau
sifatnya lemah. Adanya gaya-gaya ini terutama terdapat pada molekul-molekul nonpolar yang
dikemukakan pertama kalinya oleh Fritz London.
Setiap atom helium mempunyai sepasang elektron. Apabila pasangan elektron tersebut dalam
peredarannya berada pada bagian kiri atom, maka bagian kiri atom tersebut menjadi lebih negatif
terhadap bagian kanan yang lebih positif. Akan tetapi karena pasangan elektron selalu beredar
maka dipol tadi tidak tetap, selalu berpindah-pindah (bersifat sesaat). Polarisasi pada satu molekl
akan mempengaruhi molekul tetangganya, Antara dipol-dipol sesaat tersebut terdapat suatu gaya
tarik menarik yang mempersatukan molekul-molekul nonpolar dalam zat cair atau zat padat.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan electron setimbang dan simetris dalam
keadaan normal, electron terdistribusi merata dalam molekul.
2. Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban atau pembentukan dipol yang disebut
dipol sesaat.
3. Sisi bermuatan parsial negatif dari dipol sesaat akan mempengaruhi kerapatan elektron molekul
terdekat sehingga membentuk dipol, hal ini memungkinkan dua molekul membentuk ikatan yang
disebut Gaya London .
4. Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan terimbas muncul
mengikuti fluktuasi electron

Figure 1 Terjadinya dipol sesaat

Interaksi tarik menarik apa yang terjadi pada zat nonpolar? Untuk mempelajari jawaban
atas pertanyaan ini, perhatikan susunan yang ditunjukkan pada Gambar 12.4. Jika kita
menempatkan ion atau molekul polar di dekat atom (atau molekul nonpolar), elektron atom (atau
molekul) terdistorsi oleh gaya yang diberikan oleh ion atau molekul polar, menghasilkan semacam
dipol . Dipol dalam atom (atau molekul nonpolar) dikatakan sebagai dipol terinduksi karena
pemisahan muatan positif dan negatif dalam atom (atau molekul nonpolar) disebabkan oleh
kedekatan ion atau molekul polar. Interaksi tarik menarik antara ion dan dipol induksi disebut

8 | 13
interaksi dipol induksi ion, dan interaksi tarik menarik antara molekul polar dan dipol induksi
disebut interaksi dipol induksi dipol.

Gambar 5 (a) Distribusi muatan bola dalam atom helium. (b) Distorsi yang disebabkan oleh pendekatan kation. (c)
Distorsi yang disebabkan oleh pendekatan dipol.

Kemungkinan momen dipol terinduksi tidak hanya bergantung pada muatan ion atau kekuatan
dipol tetapi juga pada polarisasi atom atau molekul—yaitu, kemudahan distribusi elektron dalam
atom (atau molekul ) dapat terdistorsi. Umumnya, semakin besar jumlah elektron dan semakin
menyebar awan elektron dalam atom atau molekul, semakin besar polarisasinya. Yang kami
maksud dengan awan difus adalah awan elektron yang tersebar pada volume yang cukup besar,
sehingga elektron tidak dipegang erat oleh nukleus.

Polarisabilitas memungkinkan gas yang mengandung atom atau molekul nonpolar (misalnya,
He dan N2) untuk mengembun. Dalam atom helium, elektron bergerak pada jarak tertentu dari
nukleus. Setiap saat kemungkinan atom memiliki momen dipol yang diciptakan oleh posisi
spesifik elektron. Momen dipol ini disebut dipol sesaat karena hanya berlangsung sepersekian
detik. Detik berikutnya, elektron-elektron berada di lokasi yang berbeda dan atom memiliki dipol
sesaat baru, dan seterusnya. Dirata-ratakan dari waktu ke waktu (yaitu, waktu yang diperlukan
untuk melakukan pengukuran momen dipol), namun atom tidak memiliki momen dipol karena
dipol sesaat semuanya saling meniadakan. Dalam kumpulan atom He, dipol sesaat dari satu atom
He dapat menginduksi dipol di setiap tetangga terdekatnya (Gambar 12.5). Pada saat berikutnya,
dipol sesaat yang berbeda dapat membuat dipol sementara di sekitar atom He. Poin penting adalah
bahwa interaksi semacam ini menghasilkan gaya dispersi, gaya tarik menarik yang muncul
sebagai akibat dari dipol sementara yang diinduksi dalam atom atau molekul. Pada suhu yang
sangat rendah (dan kecepatan atom berkurang), gaya dispersi cukup kuat untuk menahan atom He
bersama-sama, menyebabkan gas mengembun. Daya tarik antara molekul non-polar dapat
dijelaskan dengan cara yang sama

Gambar 6 Dipol terinduksi berinteraksi satu sama lain. Pola seperti itu hanya ada sesaat; pengaturan baru
terbentuk di saat berikutnya. Jenis interaksi ini bertanggung jawab atas kondensasi gas nonpolar.

9 | 13
Molekul mempunyai sifat polarisabilitas berbeda-beda. Polarisabilitas merupakan kemudahan
suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau mengimbas suatu dipol. Polarisabilitas sangat
erat hubungannya dengan massa relatif molekul dan kerumitan molekul .

1. Massa relatif molekul


Pada umumnya molekul dengan jumlah elektron yang besar akan lebih mudah mengalami
polarisabilitas. Jika semakin besar nomor massa molekul relatif, maka semakin kuat pula
gaya London yang bekerja pada molekul itu. Misal, dua molekul propana saling menarik
dengan kuat dibandingkan dua molekul metana. Molekul dengan distribusi elektron besar
lebih kuat saling menarik daripada molekul yang elektronnya kuat terikat. Misal molekul
I2 akan saling tarik-menarik lebih kuat daripada molekul F2 yang lebih kecil. Dengan
demikian titik didih I2 akan lebih besar jika dibandingkandengan titik didih F2.
2. Bentuk Molekul
Molekul yang mempunyai bentuk molekul memanjang lebih mudah mengalami
polarisabilitas dibandingkan dengan molekul dengan bentuk rumit, membulat atau
simetris. Misal deretan hidrokarbon dengan rantai cabang akan mempunyai titik didih
lebih rendah jika dibandingkan dengan hidrokarbon dengan rantai lurus. Normal butana
mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan isobutana yang memiliki rantai cabang.

Figure 2 n-Butana Figure 3 Isobutana

Ikatan Hidrogen

Biasanya, titik didih dari serangkaian senyawa serupa yang mengandung unsur-unsur dalam
golongan periodik yang sama bertambah dengan bertambahnya massa molar. Peningkatan didih ini
titik ing disebabkan oleh peningkatan gaya dispersi untuk molekul dengan lebih banyak elektron.
Senyawa hidrogen dari Golongan 4A mengikuti tren ini, seperti yang ditunjukkan Gambar 12.6. NS
senyawa paling ringan, CH4, memiliki titik didih terendah, dan senyawa terberat, SnH4, memiliki titik
didih tertinggi. Namun, senyawa hidrogen dari unsur-unsur di Grup 5A, 6A, dan 7A tidak mengikuti tren
ini. Di setiap seri ini, yang paling ringan senyawa (NH3, H2O, dan HF) memiliki titik didih tertinggi,
bertentangan dengan harapan kami stasiun berdasarkan massa molar.

10 | 13
Pengamatan ini harus berarti bahwa ada hubungan yang lebih kuat antara daya tarik molekul pada NH3,
H2O, dan HF, dibandingkan dengan molekul lain yang sejenis kelompok. Sebenarnya, jenis gaya tarik
antarmolekul yang sangat kuat ini disebut ikatan hidrogen, yang merupakan jenis khusus interaksi dipol-
dipol antara atom hidrogen dalam ikatan polar, seperti N-H, O-H, atau F-H, dan elektroneg- atom O, N,
atau F aktif. Interaksi ditulis

A dan B mewakili O, N, atau F; A—H adalah satu molekul atau bagian dari molekul dan B
adalah bagian dari molekul lain; dan garis putus-putus mewakili ikatan hidrogen. NS tiga atom biasanya
terletak pada garis lurus, tetapi sudut AHB (atau AHA) dapat menyimpang sebagai sebanyak 30 dari
linearitas. Perhatikan bahwa atom O, N, dan F semuanya memiliki setidaknya satu pasangan mandiri yang
dapat berinteraksi dengan atom hidrogen dalam ikatan hidrogen. Energi rata-rata ikatan hidrogen cukup
besar untuk interaksi dipol-dipol. Aksi (hingga 40 kJ/mol). Dengan demikian, ikatan hidrogen memiliki
efek yang kuat pada struktur sifat dan sifat dari banyak senyawa. Gambar 12.7 menunjukkan beberapa
contoh dari ikatan hidrogen.

Kekuatan ikatan hidrogen ditentukan oleh interaksi coulombik antara pasangan elektron bebas dari atom
elektronegatif dan inti hidrogen. Misalnya, fluor lebih elektronegatif daripada oksigen, jadi kita harapkan
ikatan hidrogen yang lebih kuat ada di HF cair daripada di H2O. Dalam fase cair, Molekul HF membentuk
rantai zigzag :

Titik didih HF lebih rendah dari pada air karena setiap H2O mengambil bagian dalam empat
ikatan hidrogen antarmolekul. Oleh karena itu, gaya yang menahan molekul bersama-sama lebih kuat di
H2O daripada di HF. Kami akan kembali ke properti yang sangat penting ini air di Bagian 12.3

11 | 13
Gaya antarmolekul yang dibahas sejauh ini semuanya menarik di alam tetap. Namun, ingatlah bahwa
molekul juga mengerahkan gaya tolak-menolak satu sama lain. Jadi, ketika dua molekul mendekati satu
sama lain, tolakan antara elektron dan antara inti dalam molekul ikut bermain. Besarnya gaya tolak
menolak naik sangat tajam karena jarak yang memisahkan molekul dalam fase terkondensasi menurun.
Inilah alasan mengapa cairan dan padatan sangat sulit untuk dikompresi. Dalam ini fase, molekul sudah
dalam kontak dekat satu sama lain, sehingga mereka sangat menolak dikompresi lebih lanjut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

12 | 13
DAFTAR ISI

Chang, R. (2008). General Chemistry. New York: The McGraw-Hill Companies.


Jacson, T. (t.thn.). Materi Kimia, atom dan Moleul. Jakarta: Pakar Raya.

13 | 13

Anda mungkin juga menyukai