KELOMPOK 2
ABD.RAZAK ALAWI
KHOIRUNNISAK
ZAINAH
GUNTUR FEBRIYANSYAH
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………...
Daftar isi…………………………………………………………………………….
BAB 1 Pendahuluan :………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..
BAB 2 Pembahasan :……………………………………………………………….
2.1 Pengertian praktek keperawatan,rumahsakit,puskesmas dan kelompok….
2.2 Fungsi praktek keperawatan di rumah sakit,puskesamas dan klompok…..
2.3 Kewajiban rumah sakit,puskesmas dan kelompok………………………..
2.4 hal hal yang mempengaruhi kepuasan pasin dalam paraktek rumah
sakit,puskesmas dan kelompok
BAB 3 Penutup :……………………………………………………………………
.1. Kesimpulan………………………………………………………………...
.1. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3
perencanaan program kesehatan di wilayah kerjanya, serta melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan kewenangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pengertian puskesmas
4
yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas yang bertanggung jawab
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Pengertian Kelompok
5
menjadi tanggung jawabnya. Sehingga, bersama dokter ia dapat membantu
mengembangkan rencana perawatan yang sedang berjalan.
4. Memberikan motivasi dan perhatian Seorang perawat juga harus bisa
memberikan motivasi untuk pasien. Hal ini dilakukan dengan memberikan
semangat untuk kesembuhan pasien dan juga menghibur pasien untuk
mengurangi rasa sakit. Perawat bertugas menangani sejumlah besar pasien
dengan berbagai kondisi, sehingga dibutuhkan kesabaran ekstra untuk menjadi
seorang perawat. Apalagi untuk menghadapi pasien yang menderita demensia,
perawat memerlukan keterampilan komunikasi yang baik. Melihat dari berbagai
tugas perawat yang begitu mulia, tak heran bila perawat menjadi profesi yang
paling dicintai masyarakat. Di akhir 2017, lembaga survei kelas dunia asal Inggris
bernama Ipsos Mori merilis peringkat kepercayaan publik terhadap beberapa
profesi di dunia.
Hasil survei yang dikeluarkan pada November 2017 tersebut menyebutkan
bahwa profesi perawat menduduki ranking satu yang mendapatkan
kepercayaan publik, dengan presentasi sebesar 94 persen. Bahkan, berdasarkan
jajak pendapat yang dilakukan oleh The Gallup Organization tahun 2015 tentang
kejujuran profesi, perawat di Amerika Serikat dinilai sebagai profesi paling
terpercaya selama 14 tahun berturut-turut. Sementara itu, di Australia perawat
memiliki tingkat kepercayaan tertinggi dengan presentase 95 persen.
C. Kewajiaban rumah sakit,puskesmas,dan kelompok
6
14. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional;
15. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
16. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit puskesma atau
praktek mandiri
17. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit
puskesma atau praktek mandiri dalam melaksanakan tugas memberlakukan
seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
a. Greeting (salam)
b. Non verbal
Pasien banyak yang merasakanpuas pada komponen ini. WHOmenyatakan dokter harus
menggunakanbahasa nonverbal dalam salah satukomunikasinya yang dapat
digambarkan melalui tingkah laku dan ekspresi dokterseperti; terlihat gembira
menyambutkedatangan pasien, melakukan kontak matadan tidak terlihat menjauh dari
pasien.
c. Empathy
d. Language (bahasa)
7
terhadap informasi informasidengan bahasa yang mudah untukdipahami, dalam arti luas
yaitu bahasa yangsesuai dengan tingkat intelegensi pasien.
e. Listening (mendengarkan)
g. Summarizing
Pada komunikasi dokter pasien, dokter perlu menyimpulkan kembali informasi yang
didapat dari pasien. 8 Hal ini telah terbukti dalam penelitian ini bahwa sebagian pasien
sudah merasa puas terhadap kesimpulan yang diberikan dokter.
h. Motivation
Pada komponen motivation ini, pasien banyak merasa puas dan sangat puas terhadap
dukungan atau semangat yang diberikan dokter. Motivasi sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas perilaku pasien, terlebih pada pasien yang sangat membutuhkan
dukungan agar sembuh dan tidak terkucilkan karena penyakitnya.
18.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Pendidikan Minimal D III Keperawatan. Hal ini dilakukan agar kompetensi
keperawatan yang dimiliki perawat memadai untuk melayani pemenuhan
kesehatan warga masyarakat Kabupaten Garut. Sementara dalam hal perizinan
SIP, SIK, dan SIPP, baru lebih dari sebagian perawat terdaftar resmi sebagai
tenaga perawat profesional, dan rata-rata sudah memasang papan nama yang
bersangkutan sebagai perawat serta kualifikasi pendidikan keperawatannya.
Dari segi Kode Etik Perawat dan Standar Operasional Prosedur atau SOP,
menunjukkan, bahwa perawat yang sudah bekerja di berbagai sektor layanan
kesehatan telah memiliki Kode Etik Profesi sehingga mampu menerapkan SOP
sebagaimana mestinya, serta bersedia meningkatkan kemampuan dan kualitas
profesionalnya sebagai perawat dalam kondisi dan situasi apapun. Hal ini
sangat membantu para perawat dalam melaksanakan hak dan kewajibannya
meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat
B. Saran
Penyusun makalah ini hanya manusia biasa yang dangkal ilmunya ,
apabila pembaca menemukan kesalahan- kesalahan dalam makalah ini
baik dari segi penyusunannya atau penulisannya mohon maaf sebesar-
besarnya, selanjutnya kritikan dan sarannya kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
9
Husted Gladys L. (1995). Ethical Decision Making in Nursing, 2nd ed, St.Louis:
Mosby.
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.
Philadelphia. Addison Wesley.
Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and
Pragmatics: Maryland: Robert J.Brady CO.
Redjeki, S. (2005). Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum. Materi seminar
tidak diterbitkan. Staunton, P and Whyburn, B. (1997). Nursing and the law. 4th
ed.Sydney: Harcourt.
Tonia, Aiken. (1994). Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2nd Ed.
Philadelphia. FA Davis.
10