Oleh :
dengan peneliti :
NIM. R0007147
Pembimbing I Pembimbing II
Sekretaris,
ii
PENGESAHAN
dengan peneliti :
NIM. R0007147
Pembimbing Perusahaan
Jatmiko
iii
ABSTRAK
Septina Dwi Ayu Pratiwi, 2010. “Analisis Postur Kerja Manual Material
Handling menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada
Area Produksi 5 Gallon di PT. Tirta Investama Klaten”. Program DIII
Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS.
PT. Tirta Investama Klaten merupakan salah satu pabrik pengolahan air
minum. Hasil produksi ditangani secara manual yaitu mengangkat beban dari
konveyor ke palet. Proses pengangkatan ini beresiko pada muskuloskeletal yang
biasa disebut dengan musculoskeletal disorders (MSDs) serta dapat menimbulkan
nyeri punggung bagian bawah atau low back pain (LBP).Tujuan penelitian ini
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja akibat dari lifting di area 5
galon dengan penilaian dari RULA
Metedologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang
menggambarkan bagaimana postur kerja pada saat angkat-angkut, menilai setiap
postur kerja berdasarkan penilaian dari RULA untuk setiap bagiannya (lengan
atas, lengan bawah, pergelangan tangan, perputaran pergelangan tangan,
punggung, leher dan posisi kaki) yang selanjutnya dikatagorikan berdasarkan hasil
dari grand score pada action level yang menunjukan bahwa postur tersebut
diperlukan perbaikan atau tidak.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa 20 pekerja untuk postur kerja
memiliki nilai 7 pada penilaian grand score sehingga dalam katagori action level
4 yang menunjukan adanya penyelidikan dan perbaikan dibutuhkan sesegera
mungkin (mendesak). Hal tersebut dipengaruhi oleh postur tubuh yang tidak
alamiah (membungkuk, menekuk, leher menunduk/menekuk, lengan menjahui
badan), penggunaan otot dan penggunaan tenaga.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa postur kerja MMH pada
area 5 galon diperlukan adanya penyelidikan dan perbaikan dibutuhkan sesegera
mungkin (mendesak). Saran yang dapat penulis berikan yaitu mengadakan
evaluasi kerja, memperbaiki metode, sistem dan cara kerja, memperhatikan
masalah penyebab ketidaknyamanan pekerja agar dapat bekerja dengan kinerja
yang tinggi.
iv
KATA PENGANTAR
disusun guna memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan studi di Program
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
1. Bapak Prof. Dr. H. AA. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp. Ok selaku Ketua Program D-III
Maret Surakarta
laporan ini.
v
4. Bapak Tarwaka, PGDip. Sc., M. Erg selaku pembimbing II dalam penyusunan
laporan ini.
5. Bapak Budi Hartono, selaku kepala pabrik di PT. Tirta Investama Klaten Jawa
6. Bapak Jatmiko, selaku SHE Manager di PT. Tirta Investama Klaten, Terima
7. Bapak Syamsul Choirudin, selaku staf SHE di PT. Tirta Investama Klaten,
8. Bapak, Ibu staff dan karyawan PT. Tirta Investama Klaten yang telah
magang.
9. Bapak dan Ibu tersayang, kakak dan dua adikku tercinta, terima kasih atas
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kesempurnaan dan memiliki banyak kekuranga, diharapkan kritik dan saran yang
vi
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
ABSTRAK .................................................................................................... xi
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 7
A. Jenis Penelitian........................................................................ 44
viii
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 46
F. Sumber Data............................................................................ 46
G. Instrumen Penelitian................................................................ 47
A. Hasil Penelitian....................................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................ 91
B. Saran........................................................................................ 109
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 23. Penilaian skor B pada saat berada di tingkat dasar................... 96
Tabel 26. Penilaian skor A pada saat berada di tingkat ketiga................. 100
Tabel 27. Penilaian skor B pada saat berada di tingkat ketiga.................. 101
Tabel 31. Alternatif perbaikan metode kerja dan stasiun kerja................. 107
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 10. Posisi yang dapat mengubah skor postur untuk lengan bawah...... 31
Gambar 15. Posisi yang dapat mengubah skor postur untuk leher.................. 35
Gambar 17. Posisi yang dapat memodifikasi nilai postur untuk batang tubuh. 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
handling (MMH) saat ini dilihat segi ergonomi yang disebabkan oleh tugas
ataupun tempat kerja pada pekerja salah satunya adalah nyeri pada otot punggung
yang digunakan untuk bekerja. Keluhan yang biasa diderita pekerja dibidang
adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang
mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima
beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan
Lemasters, 1996 dalam Tarwaka, dkk, 2004 ). Bagian otot yang sering dikeluhkan
adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari,
Nyeri pinggang dan cedera yang berhubungan dengan MMH salah satu
perhatian utama yang diungkapkan oleh Bernadio Ramazzini “pendiri obat kerja”
berubah sejak saat itu. Lembaga Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1xiv
hari. Sekitar satu dari setiap empat orang Kanada yang terlibat pekerjaan MMH
kelelahan kerja dan nyeri pinggang. MMH merupakan komponen dari banyak
dan perakitan. Pekerjaan yang paling mungkin mengalami nyeri punggung dan
cedera yaitu termasuk buruh mengangkat manual, perakit, kasir, tukang kayu dan
tukang pipa. Sedangkan pengangkatan dengan teknik yang aman untuk sebagian
besar pekerja belum bisa diterapkan, tanpa adanya perubahan yang signifikan
dalam mendesain lingkungan, posisi kerja dan beban yang diangkat. Gerakan
mengangkat objek dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi atau
menyebabkan luka dan kelelahan. Permukaan yang tajam atau kasar, objek yang
mudah jatuh atau licin adalah keadaan yang menyebabkan luka, lecet atau memar
oleh kejatuhan atau bertabrakan dengan benda. Upaya yang diperlukan dalam
tidak terlalu tinggi, memungkinkan pekerja memulihkan energi pada saat antara
tugas serta pada saat pergantian regu sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan dengan
aman selama satu shift. Sebaliknya pekerjaan yang dilakukan dengan cepat agar
xv
mereka segera dapat istirahat atau tanpa istirahat akan mempercepat kelelahan.
berkembang menjadi kondisi kronis yang sulit diobati, selain itu memungkinkan
Masalah serius yang berhubungan dengan MMH dalam jangka panjang yaitu
atau menurunkan beban akan menyebabkan resiko yang lebih besar untuk nyeri
perubahan tubuh bagian atas dengan menyelaraskan bagian tulang punggung dan
mendukung kedua berat tubuh bagian atas dan berat yang sedang diangkat atau
peristiwa seperti mengangkat beban terlalu berat, terpeleset dan jatuh. Namun,
yang pada akhirnya mengalami sakit parah atau cedera serius. Pemulihan dari
cedera kembali (back pain) bisa memakan waktu yang lama dan cedera lebih
Kinerja dan hasil kerja yang baik sangat dipengaruhi oleh tingkat
operator sehingga aktivitas kerja operator akan tercapai. Hal tersebut dapat
xvi
dipengaruhi kondisi lingkungan dan alat kerja. Jika landasan kerja terlalu tinggi
landasan kerja, sehingga menyebabkan sakit pada bahu dan leher. Sebaliknya bila
minum yang sumber air berasal dari mata air pegunungan dengan pengolahan
secara mekanik sedangkan proses pemindahan barang dari hasil produksi menuju
gudang penyimpanan yaitu secara manual dan mekanik. Secara manual yaitu
menggunakan forklift dari palet menuju gudang. Tenaga kerja bagian paleting
untuk semua produksi dari 330 ml, 600 ml, 1500 ml, 240 ml, mizon maupun galon
dengan manual handling. Terutama pada produksi 5 galon, obyek yang diangkat
palet yang disusun bertingkat. Gerakan yang dilakukan seperti memutar tubuh,
dilakukan dengan terlalu cepat, terlalu membungkuk, jauh dari posisi berdiri dan
meletakan barang setinggi bahu atau lebih dan dibawah lutut. Gerakan tersebut
memaksa otot untuk lebih dalam mencapai tujuan. Sedangkan kondisi tersebut
xvii
menyebabkan nyeri pada punggung, leher, lengan, bahu dan sebagainya. Posisi
kerja berdiri yang cukup lama akan memberikan tekanan pada saraf, pembuluh
darah dana otot pada kaki sehingga dapat menimbulkan gangguan pada tubuh.
Apabila posisi statis ini dipertahankan maka akan menimbulkan keluhan pada
lengan dan pergelangan tangan. Berdasarkan hasil penelitian, keluhan pada sistem
karena itu studi untuk menganalisa dan mengevaluasi postur kerja untuk
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Area Produksi 5 Galon di PT. Tirta
Investama Klaten ”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
yang dikerjakan pada area produksi 5 galon dengan menggunakan metode RULA.
xviii
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
MMH.
2) Dapat mengetahui data dan hasil perhitungan dari pengukuran yang diambil
b. Bagi Mahasiswa
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Area Produksi 5 Galon di PT.
xix
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan dalam hidup. Biasanya melibatkan mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik dan membawa benda dengan tangan. Tugas ini memiliki kesamaan yang
berpotensi menghasilkan beberapa efek yang merugikan kesehatan, dari luka sederhana, memar, nyeri
otot dan kondisi serius yang berkaitan dengan nyeri pinggang. Berdasarkan statistik yang tersedia,
hampir separuh dari semua cedera kembali rendah atau low back pain (LBP) terkait dengan
mengangkat, sekitar 10 persen lainnya terkait dengan kegiatan mendorong dan menarik, dan 6 persen
lainnya terjadi pada saat memegang, memegang dan menggunakan, melempar atau membawa material.
Ada empat dasar pendekatan untuk analisis tugas MMH. Untuk lebih memahami masalah-masalah yang
berhubungan dengan MMH dan nyeri pinggang kronis, perlu terlebih dahulu memahami sedikit tentang
1) Pendekatan Biomekanis adalah pendekatan dengan mengaitkan prinsip-prinsip fisika pada tubuh
manusia untuk menentukan tegangan mekanik yang mempengaruhinya dan kekuatan otot resultan
yang dibutuhkan untuk menetralkan tegangan. Tujuan desain biomekanika untuk memastikan
bahwa beban dan tuntutan kekuatan adalah wajar. Perlu diperhatikan bahwa nilai dari
adalah berdasar pada beban tekan (compression load) pada intebral disk antara
Lumbar nomor lima dan sacrum nomor satu (L5/S1). Untuk mengetahui lebih
xx
Gambar 1. Klasifikasi dan Modifikasi pada Vertebrae
2) Pendekatan Fisiologis adalah pendekatan yang berkaitan dengan konsumsi energi dan tegangan
yang bekerja pada system kardiovaskular. Seperti meningkatnya konsumsi oksigen, jantung
berdetak lebih cepat dan otot menjadi lelah. Biasanya digunakan untuk menganalisa pada tugas
mengangkat berulang-ulang.
3) Pendekatan Psikofisik. Premis yang mendasari pendekatan psikofisik adalah bahwa ketika orang-
orang melakukan tugas mengangkat, mereka menggabungkan kedua intuitif biomekanis dan
pendekatan fisiologis. Dengan kata lain menyesuaikan beban kerja dengan kemampuan maksimal
mereka dengan tanpa memaksakan yang tidak semestinya atau tidak aman, terlalu lelah, lemah,
4) Pendekatan Epidemiologi adalah studi kelompok epidemiologi orang dan analisis informasi dan
data untuk menentukan akar penyebab (dalam hal penanganan bahan dengan manual) cedera
Faktor risiko (juga dikenal sebagai "bahaya ergonomi") adalah kondisi yang dapat
melakukan tugas MMH dengan aman. Seperti gangguan muskuloskeletal, nyeri pinggang kronis
biasanya hasil dari kombinasi beberapa faktor risiko yang terjadi bersamaan dari waktu ke waktu.
Kasus LBP adalah ketidakcocokan antara tugas dan kemampuan orang tersebut untuk melakukan tugas
dengan aman yang menyebabkan cedera. Ketidakcocokan tersebut mungkin berasal dari karakteristik
xxi
pribadi pada pekerja atau mungkin berasal dari lingkungan, tempat kerja, faktor psikososial atau tugas
Faktor individu pada pekerja seperti riwayat cedera punggung, penurunan tingkat
kemampuan pekerja, pekerjaan tambahan, kegiatan rekreasi, kegemaran, merokok, proses penuaan,
jenis kelamin, kegemukan, perawakan fisik dan masalah psikososial (termasuk keluarga, keuangan atau
masalah pribadi, pekerjaan atau ketidakpuasan manajemen, kurangnya mengontrol pekerjaan, dan stres
kerja yang terkait dengan beberapa faktor lainnya). Riwayat cedera punggung merupakan
faktor resiko yang mungkin cenderung akan mengalami LBP pada suatu saat.
Faktor resiko yang biasanya berhubungan dengan nyeri pinggang di tempat kerja seperti
menangani beban berat, tugas berulang, gerakan yang ekstrim pada punggung (memutar, membungkuk,
peregangan dan mencapai) lihat pada gambar 2, gerakan statis, getaran seluruh tubuh, lama duduk,
trauma langsung pada punggung (serangan atau benturan obyek), tergelincir, tersandung dan jatuh, dan
stress kerja.
.
Gambar 2. Gerakan Ektrim pada Punggung.
A.memutar punggung tanpa menggerakkan kaki. B. menekuk ke samping
C. melengkungkan punggung. D. memanjangkan punggung
(Sumber: Randall, 2009)
xxii
3) Faktor Resiko Lingkungan
Lingkungan atau ruangan kerja yang terbatas atau terhalang memungkinkan terbatasinya
gerakan saat bekerja maka sedapat mungkin dihilangkan, ruangan untuk kaki harus cukup agar ada
ruangan bebas untuk gerakan kaki seperti membengkokkan lutut kaki. Lantai harus bebas dari puing-
puing atau bahan yang mungkin menimbulkan slip atau terpeleset, bahaya saat perjalanan atau jatuh.
Permukaan lantai yang kasar dan penyediaan sepatu anti slip dapat menghindari
secara teknik faktor risiko di tempat kerja. Memberikan pendidikan dan pelatihan
merupakan pelengkap penting dalam intervensi teknik. Untuk itu karyawan perlu
memahami resiko yang terkait dengan LBP dalam rangka aktif berpartisipasi
tubuh saat pengangkatan beban dan tugas lainnya secara umum, menggunakan
perangkat MMH dengan aman dan efektif di tempat kerja, dan cara-cara untuk
laporan pada saat mereka merasakan sakit, membantu menganalisa tempat kerja
xxiii
Pelatihan secara berkala dan penerapan usaha-usaha pelatihan MMH yang aman harus
mendapat dukungan dari manajemen. Ini adalah peran manajemen dan tanggung jawab untuk
mengendalikan LBP, terutama berkaitan dengan insiden dan keparahan. Pelayanan dari manajemen
untuk menanggapi keluhan pekerja berpengaruh dalam mempercepat pemulihan atau memperburuk
keadaan. Seperti kelainan muskuloskeletal yang sangat, tidak ada tanda-tanda luar atau gejala yang
terkait dengan LBP. Hal ini diperlukan kejujuran dari karyawan. Maka dibutuhkan komunikasi untuk
mengetahui karyawan yang sudah atau belum mengalami cedera. Pelatihan dan pengawasan bagi
manajemen harus mencakup laporan karyawan yang menderita nyeri pinggang, menginformasikan
manfaat pelaporan saat awal sakit, menindaklanjuti dan mengkomunikasikan (Randall, 2009).
Prinsip dasar MMH saat mengangkat sebagian besar keadaan sebagai berikut (Randall,
2009):
1) Menguji berat beban, distribusi berat beban dan keseimbangan wadah. Untuk mengetahui berat
beban sebelum diangkat dan menghindari berat yang tiba-tiba atau pergeseran beban.
2) Mendapatkan bantuan dari seseorang atau menggunakan alat mekanik untuk beban yang terlalu
berat atau beban yang kaku. Ketika mengangkat bersama pasangan kita, maka diperlukan
komunikasi dalam mengkoordinasikan tugas saat mengangkat, bergerak dan menurunkan objek.
3) Mengetahui tempat tujuan beban yang diangkat. Pastikan jalan bebas dari penghalang atau bahaya,
dan memastikan di tempat tujuan tersedia ruangan untuk mengatur objek ke bawah.
4) Memposisikan dekat dengan beban, posisi kaki datar dan stabil. Memindahkan beban dari batang
tubuh (secara horizontal atau vertikal) sangat meningkatkan beban pada punggung, bahu dan
5) Memegang objek dengan seluruh tangan menggunakan kekuatan pegangan bila memungkinkan.
Hindari menjepit dengan ujung jari untuk memegang benda. Untuk mengangkat beban
6) Memindahkan secara alamiah, gerakan halus, terus menerus dan seimbang. Hal ini untuk
xxiv
2. Keluhan Muskuloskeletal
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai
sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu
yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan
Bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi
otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian
bawah. Selain faktor-faktor yang dijelaskan berdasarkan oleh Randall, 2009 bahwa kondisi yang
dapat mempengaruhi kesejahteraan seseorang dan dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk
melakukan tugas MMH dengan aman seperti gangguan muskuloskeletal dan nyeri pinggang kronis.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu
menurut Peter Vi, 2000 dalam Tarwaka, dkk, 2004 menjelaskan bahwa:
yang diperlukan melampui kekuatan otot optimum. Apabila hal serupa sering
2) Aktivitas Berulang
xxv
dan sebagainya. Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat
Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan
dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh,
maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja
tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja
dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja
(Grandjean, 1993; Anis and McCanville, 1996; Waters and Andeson, 1996
a) Tekanan
contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan
yang lunak akan menerima tekanan langsung dari peregangan alat, dan
apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang
menetap.
b) Getaran
xxvi
penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
c) Mikroklimat
sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot (Astrand &
Rodhl, 1997; Pulat, 1992; Wilson & Corlett, 1992 dalam Tarwaka, dkk,
2004). Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu
sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh
5) Penyebab Kombinasi
tugas yang semakin berat oleh tubuh. Beberapa hal yang mempengaruhi
a) Umur
Chaffin (1979) dan Guo et al (1995) 1993 dalam Tarwaka ,dkk, 2004
xxvii
usia kerja, yaitu 24-65 tahun. Biasanya keluhan pertama dialami pada
bertambahnya umur.
b) Jenis Kelamin
pemakainya, Astarnd dan Rodahl (1977) 1993 dalam Tarwaka ,dkk, 2004
menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya 60% dari kekuatan otot
pria, keluhan otot juga lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria.
c) Kebiasaan Merokok
Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun masih dalam
taraf perdebatan para ahli. Namun dari penelitian oleh para ahli diperoleh
yang dirasakan.
d) Kesegaran Jasmani
Pada umumnya keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam
tenaga besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami
e) Kekuatan Fisik
xxviii
Chaffin dan Park (1977) 1993 dalam Tarwaka ,dkk, 2004 seperti yang
pada para pekerja yang menuntut pekerjaan otot diatas batas kekuatan
sama halnya dengan kebiasaan merokok dan jenis kelamin, pendapat ini
masih diperdebatkan.
tetapi tubuh tinggi tak mempunyai pengaruh terhadap keluhan pada leher,
kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat
pekerja telah melakukan postur kerja yang baik dan aman. Postur kerja yang baik
xxix
sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan yang
dilakukan saat bekerja meliputi fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, pronasi
dan supinasi. Fleksi adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi
peningkatan sudut antara dua tulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
(the median plane) tubuh. Adduksi adalah pergerakan kearah sumbu tengah (the
median palne) tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. Rotasi
adalah pergerakan dimana terjadi perputaran pada tulang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 5. Pronasi adalah perputaran bagian tengah (menuju
(menuju keluar) dari anggota tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
xxx
Gambar 3. Fleksi dan Ekstensi pada (a) bahu, (b) telapak tangan dan (c) lengan
xxxi
Gambar 4. Abduksi dan Adduksi pada (a) telapak tangan,(b) bahu
xxxii
Gambar 5. Posisi Rotasi
yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ
tendon) dan otot. Dalam system gerakan rangka otot, otot beraksi terhadap tulang
postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang
xxxiii
dievaluasi. Sedangkan kriteria keselamatan adalah berdasarkan pada beban tekan
(compression load) antara lumbar nomor lima dan scrum nomor satu(L5/S1).
4. Ergonomi
manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan
menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004). Menurut Sutalaksana (1979), untuk
sepeda motor.
xxxiv
b. Penyelidikan Mengenai Hasil Kerja Manusia dan Proses
Pengendalianya
yaitu hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja dan
Agar didapat tempat kerja yang baik, yaitu sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia, maka ukuran tempat kerja tersebut harus sesuai dengan
xxxv
Perancangan stasiun kerja merupakan salah satu output studi ergonomi di bidang
industri. Inputnya dapat berupa manusia yang tidak aman dalam bekerja, kondisi
fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman dan ada hubungan manusia mesin yang
tidak ergonomi. Kondisi manusia dikatakan tidak aman bila kesehatan dan
Lynn Mc Atamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom dari
ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada
tahun 1993 (Lueder, 1996). Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang
kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti
khusus dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian
atas sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh (Mc
Atamney, 1993).
sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas
pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney, 1993).
xxxvi
aktivitas otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang (repetitive
berupa skor resiko antara satu sampai tujuh, yang mana skor tertinggi
dilakukan dalam bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor terendah akan
menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic hazard (Mc Atamney,
1993).
kerja yang berisiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996
tersebut memberikan penilaian resiko yang objektif pada sikap, kekuatan dan
beberapa tahun ini untuk menilai resiko yang dihubungkan dengan Work Related
Upper Linb Disorders (WRULD). Metode ini menggunakan gambar postur tubuh
dan tiga tabel untuk memberikan evaluasi paparan terhadap faktor-faktor resiko.
Faktor tersebut menurut McPhee sebagai faktor beban eksternal (external load
a. Jumlah gerakan
xxxvii
Selain faktor-faktor ini, McPhee juga mengajukan beberapa faktor
penting lainnya yang mempengaruhi beban, namun akan sangat bervariasi antara
individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini meliputi postur kerja yang
dilakukan, penggunaan otot yang statis yang perlu atau yang tidak perlu tenaga,
kecepatan dan keakuratan gerakan, frekuensi dan durasi istirahat yang dilakukan
oleh operator. Disamping itu ada faktor yang akan merubah respon individu
terhadap beban tertentu yaitu faktor individual (seperti usia dan pengalaman),
empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah gerakan,
b. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan
xxxviii
Prosedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap.
Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap
kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah
tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut yang
lebih detail.
lengan atas dan lengan bawah serta pergelangan tangan. Sementara kelompok B
meliputi leher, badan dan kaki. Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh
dicatat sehingga postur kaki, badan dan leher yang terbatas yang mungkin
mempengaruhi postur tubuh bagian atas dapat masuk dalam pmeriksaan. Kisaran
gerakan untuk setiap bagian tubuh dibagi menjadi bagian-bagian menurut kriteria
yang berasal dari interpretasi literatur yang relevan. Bagian-bagian ini diberi
angka sehingga angka 1 berada pada kisaran gerakan atau postur kerja dimana
resiko faktor merupakan terkecil atau minimal. Sementara angka-angka yang lebih
tinggi diberikan pada bagian-bagian kisaran gerakan dengan postur yang lebih
menghasilkan beban pada struktur bagian tubuh. Sistem penskoran (scoring) pada
setiap postur bagian tubuh ini menghasilkan urutan angka yang logis dan mudah
untuk diingat. Agar memudahakan identifikasi kisaran postur dari gambar setiap
xxxix
bagian tubuh disajikan dalam bidang sagital. Pemeriksaan atau pengukuran
postur dengan siklus kerja terlama dimana beban terbesar terjadi. Karena RULA
dapat dilakukan dengan cepat, maka pengukuran dapat dilakukan pada setiap
postur pada siklus kerja. Kelompok A memperlihatkan postur tubuh bagian lengan
atas, lengan bawah, pergelangan tangan. Kisaran lengan atas diukur dan diskor
dengan dasar penemuan dari studi yang dilakukan oleh Tichauer, Caffin, Herbert
et al, Hagbeg, Schuld dan Harms-Ringdahl dan Shuldt dalam McAtamney, 1993.
Jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas (upper arm) dinilai dan
diberi skor berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Tichauer, Chaffin,
Herberts et al, Schuldt et al, dan Harms-Ringdahl & Schuldt dalam Mc Atamney,
xl
Tabel 1. Skor Postur untuk Lengan Atas
penurunan nilai postur asli untuk lengan atas. Ketika tidak ada situasi di atas
berlaku, skor postur untuk lengan atas adalah nilai dalam Tabel 1, tanpa
Skor Posisi
+1 Jika bahu ditinggikan atau lengan diputar.
+1 Jika lengan diculik (abdused).
-1 Jika bersandar atau bobot lengan ditopang
xli
2. Postur Bagian Lengan Bawah
Rentang untuk lengan bawah dikembangkan dari penelitin Granjean dan Tichauer
Postur untuk lengan bawah dapat ditingkatkan jika lengan bawah bekerja di garis
tengah tubuh atau ke samping. Karena kedua kasus yang eksklusif sehingga skor
xlii
Gambar 10. Posisi yang dapat mengubah skor postur untuk lengan bawah.
Skor Posisi
+1 Jika lengan bawah bekerja keluar ke sisi tubuh.
+1 Jika lengan bawah bekerja melintasi garis tengah
and Safety Executive, digunakan untuk menghasilkan skor postur sebagai berikut:
Skor Posisi
1 Jika dalam posisi netral.
2 Antara 0 º- 15 º, baik fleksi atau ekstensi
3 15 º atau lebih, baik fleksi atau ekstensi
xliii
Skor sikap untuk pergelangan tangan akan meningkat nilai +1 jika pergelangan
Skor Posisi
+1 Jika salah satu berada pada deviasi ulnaris
atau radial.
pergelangan tangan (wirst twist) akan dinilai. Skor baru ini menjadi independen
dan tidak akan ditambahkan dengan nilai sebelumnya, melainkan akan digunakan
pronasi dan supinasi (pronation and supination) yang dikeluarkan oleh Health
and Safety Executive pada postur netral berdasar pada Tichauer dalam
xliv
Gambar 13. Perputaran pergelangan tangan
Skor Posisi
+1 Jika pergelangan tangan berada dalam kisaran putaran
+2 Jika pergelangan tangan berada pada atau dekat ujung
jangkauan twist
dengan evaluasi kaki, batang dan leher mereka yang terdiri dari kelompok B yaitu
Leher, punggung dan kaki. Jangkauan postur untuk leher (neck) didasarkan pada
studi yang dilakukan oleh Chaffin dan Kilbom et al dalam Mc Atamney, 1993.
xlv
4. Postur Leher
Kelompok B, rentang postur untuk leher didasarkan pada studi yang dilakukan
oleh Chaffin dan Kilbom et al dalam Mc Atamney, 1993. Skor dan kisaran
tersebut adalah:
xlvi
Skor Postur untuk leher dapat ditingkatkan jika leher dalam sisi-membungkuk
Skor Kisaran
Gambar 15. Posisi yang dapat mengubah skor postur untuk leher
xlvii
1 Ketika duduk dan ditopang dengan sudut paha 90 °
atau lebih
2 Untuk fleksi 0 º-20 º.
3 Untuk fleksi 20 º-60 º
4 Untuk fleksi 60 º atau lebih.
Postur skor untuk batang tubuh dapat ditingkatkan jika trunk dalam posisi
memutar atau menekuk. posisi ini tidak eksklusif, skor dapat ditingkatkan menjadi
Gambar 17. Posisi yang dapat memodifikasi nilai postur untuk batang tubuh.
xlviii
Gambar 18. Posisi kaki.
Skor Posisi
+1 jika kaki tertopang ketika duduk dengan bobot seimbang rata.
+1 jika berdiri dimana bobot tubuh tersebar merata pada kaki dimana
terdapat ruang untuk berubah posisi.
+2 jika kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata.
Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Kelompok A dan B yang dapat mewakili
kombinasi postur bagian tubuh. Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle)
xlix
1. Nilai Postur Untuk Bagian Tubuh Dalam Kelompok A
Punggung
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
l
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
waktu 1 menit) atau penggunaan postur tersebut berulang lebih dari 4 kali
dalam 1 menit.
Skor Kisaran
0 pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 kg dan ditahan.
1 beban sesekali 2-10 kg
2 beban 2-10 kg bersifat statis atau berulang.
2 beban sesekali namun lebih dari 10 kg.
3 beban atau tenaga lebih dari 10 kg dialami secara statis atau
berulang.
3 pembebanan seberapapun besarnya dialami dengan sentakan
cepat
li
Skor penggunaan otot dan skor tenaga pada kelompok tubuh bagian A dan B
skor C
skor D.
suatu grand score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas
Skor D telah diberikan peringkat, yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan
Skor D
Skor C 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
lii
8 5 5 6 7 7 7 7
Berdasarkan table grand score, maka tindakan yang akan dilakukan dapat
liii
B. Kerangka Pemikiran
- Pergelangan
- Perputaran
tangan
- Punggung
- Kaki
Faktor Internal:
Umur, Jenis Faktor Eksternal:
kelamin, Tempat kerja,
Kebiasaan Lingkungan,
merokok, Pendidikan dan
Kesegaran pelatihan, Teknik
jasmani, pengangkatan.
Kekuatan fisik,
Ukuran tubuh liv
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
deskriptif, yaitu suatu metode untuk menganalisa sikap saat bekerja, cara kerja,
postur tubuh dan beban kerja pada pekerja palleting yang mempengaruhi terhadap
tingkat resiko muskulokeletal. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai postur
B. Objek Penelitian
secara manual pada area 5 galon yang akan dinilai postur tubuh saat bekerja yang
1. Lengan Atas
2. Lengan Bawah
3. Pergelangan Tangan
4. Perputaran pergelangan
5. Leher
6. Punggung
7. Posisi Kaki
Selain penilaian pada postur kerja, penilaian juga pada penggunaan otot dan
penggunaan tenaga yaitu pada gerakan statis dan berat beban yang diangkat.
lv
44
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk sampel peneliti mengambil satu shifht pertama (pagi)
D. Teknik Sampling
Teknik yang digunakan pada saat itu secara nonprobability sampling yaitu dengan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data. Teknik pengambilan terhadap sampel yaitu pekerjaan palleting pada
saat shift pagi yang berjumlah 24 orang. Sistem kerja dengan rotasi selama 30
menit. Rotasi antara regu (1 regu = 4 orang) yang ada di lapangan. Peneliti ini
hanya mengambil 20 orang dikarenakan saat pengambilan gambar ada yang mau
diambil gambarnya ada yang tidak mau diambil serta gerakan saat bekerja sangat
cepat sehingga gambar ada yang jelas dan ada yang tidak jelas.
lvi
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Interview (Wawancara)
informasi dan data yang lebih dari para pekerja sebagai objek peneliti.
2. Observasi
3. Pengukuran
4. Dokumentasi
bekerja.
F. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek
yang diteliti dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung
yaitu:
lvii
d. Wawancara langsung.
G. Instrumen Penelitian
H. Analisis Data
2. Mengolah data sesuai dengan rumus dan metode yang sudah ditentukan pada
RULA.
lviii
BAB IV
A. Hasil Penelitian
menggunakan gambar postur yang diambil saat bekerja yang dinilai dengan
menggunakan skor penilaian dan grand score. Penilaian postur kerja ini
saat pengangkatan maupun peletakan galon. Empat titik tersebut yaitu pada saat
peletakan di tingkat dasar, pada saat peletakan di tingkat kedua, pada saat
peletakan di tingkat ketiga dan pada saat pengangkutan pada konveyer. Beban
48
lix
Tabel 18. Pengumpulan data pada saat di tingkat kedua
lx
2. Data Modifikasi Postur
Modifikasi
Modifikasi Modifikasi Modifikasi
Modifikasi Pergelangan
No Gambar Lengan Leher Punggung
Lengan Bawah Tangan
Atas
Keluar sisi
1 Gb.A - Extensi Ke samping -
tubuh
Keluar sisi
2 Gb.B - - Ke samping Ke samping
tubuh
3 Gb.C - - Extensi -
Gb.D Lengan Melintasi garis
4 - -
(kanan) keangkat tengah
Gb.D
5 - - - -
(kiri)
Lengan
6 Gb.E - - -
keangkat
7 Gb.F - - Ke samping Ke samping
8 Gb.G - - - -
9 Gb.H - - Ke samping Ke samping -
10 Gb.I - - - -
11 Gb.J - - - Memutar -
12 Gb.K - - - -
13 Gb.L - - Ke samping -
14 Gb.M - - - -
15 Gb.N - - - -
16 Gb.O - - Ke samping -
Gb.P Lengan Melintasi garis
17 Ke samping Memutar -
(kanan) keangkat tengah
Gb.P Lengan Melintasi garis
18 Ke samping Memutar -
(kiri) keangkat tengah
Lengan Menjauhi dari
19 Gb.Q Ke samping Ke samping -
keangkat badan
20 Gb.Q - - Ke samping Ke samping -
Lengan Melintasi garis
21 Gb.R Ke samping Ke samping -
keangkat tengah
Menjauhi dari
22 Gb.S - Ke samping Ke samping -
badan
Melintasi garis
23 Gb.T - Ke samping Ke samping -
tengah
lxi
3. Pengolahan Data dengan Menggunakan Metode RULA
Gambar A. Kegiatan pekerja saat meletakan beban pada tingkat dasar sampel 1
Skor Skor D
C 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxiii
Gambar B. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat dasar
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 3 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 44 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxiv
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 2 3 44 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
26 8 8 8 8 8 8 5 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxv
Gambar C. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat dasar
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran Putaran
3 Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
4 3 4 4 4 5 54 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxvi
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 3 44 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxvii
Gambar D. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat dasar
Leher Punggung
1 2 3 44 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
62 8 8 8 8 8 8 5 8 8 8 8 8 8
penggunaan otot + skor tenaga = 4+1+3 = 8 (baik pada pengunaan tangan kanan
dan tangan kiri) sedangkan Skor D = Skor B + skor penggunaan otot + skor
tenaga = 5+1+3= 9.
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxix
Gambar E. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat dasar
lxx
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 33 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3 4
3) Penentuan nilai Grand Score dan Action Level
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxi
b. Kegiatan pengangkatan pada saat meletakan beban pada tingkat kedua.
Gambar F. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat kedua
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
34 2 4 4 4 4 44 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxxii
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 3 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2
2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
62 8 8 2
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 77 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxiii
Gambar G. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat kedua
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran
2 Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
4
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 46 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxxiv
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 33 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 4
8 8 8 8 8 8 8 8
26
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxv
Gambar H. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat kedua
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran
1 Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 43 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxxvi
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 33 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
26 8 8 8 8 8
4 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 77
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxvii
Gambar I. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat kedua
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran
2 Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 43 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxxviii
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 2 3 44 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 5 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 77
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxix
Gambar J. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat kedua
lxxx
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 22 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 52 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxxi
c. Kegiatan pengangkatan pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Gambar K. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
lxxxii
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 3 2 3 33 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6
3 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 77
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxxiii
Gambar L. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
4 1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 64 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
lxxxiv
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 3 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
62 8 8 82 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 77 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxxv
Gambar M. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
lxxxvi
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 2 33 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
62 8 8 8 8 8
4 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxxvii
Gambar N. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
lxxxviii
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 22 3 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3 3
3) Penentuan nilai Grand Score dan Action Level
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 77
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
lxxxix
Gambar O. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
xc
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 3 4 5 6
Leher 2
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
62 8 8 82 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7
7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
xci
Gambar P. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Punggung
1 2 3 44 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3 5
3) Penentuan nilai Grand Score dan Action Level
penggunaan otot + skor tenaga = 4+1+3 = 8 (baik pada penggunaan tangan kanan
maupun tangan kiri) sedangkan Skor D = Skor B + skor penggunaan otot + skor
tenaga = 5+1+3= 9.
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
xciii
7
Gambar Q. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
2 3
Putaran Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3^ 3 3 4 4 4
2 3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3
3 4 4 4 4 4 5 5 5
4 1 4 4 4 4 4 5 5 5
2 4 4 4 4 4 5 5 5
4
3 4 4 4 5 5* 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
* : Untuk tangan bagian kanan
^ : Untuk tangan bagian kiri
xciv
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 3 44 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
penggunaan otot + skor tenaga = 3+1+3 = 7 (untuk penggunaan tangan kiri) dan
nilai Skor C = Skor A + skor penggunaan otot + skor tenaga = 5+1+3 = 9 (untuk
tenaga = 2+1+3= 6.
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7^ 7
8+ 5 5 6 6 7 7* 7
xcv
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
Gambar R. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
34 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 54 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
xcvi
3 9 9 9 9 9 9 9 9
2) Penentuan nilai Skor B
Punggung
1 2 3 4 5 6
Leher
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
62 8 8 8 8 4
8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
7
xcvii
Gambar S. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran
1 Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 4 4 4 4 4 5 5
1 3 3 4 4 4 4 5 5
3
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
xcviii
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 2 3 44 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 5 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
xcix
Gambar T. Kegiatan pekerja pada saat meletakan beban pada tingkat ketiga.
Pergelangan Tangan
Lengan
1 2 3 4
Putaran
1 Putaran Putaran Putaran
Atas Bawah
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
2 1 3
3 3 4 4 4 4 5 5
3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1 4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
c
2) Penentuan nilai Skor B
Leher Punggung
1 2 33 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6
3 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Skor D
Skor C
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 4 5 6 7+
2 1 2 3 3 4 5 5
3 2 2 3 4 4 5 5
4 3 3 3 4 4 5 6
5 3 3 3 4 5 6 6
6 4 4 4 5 6 7 7
7 4 4 5 6 6 7 7
8+ 5 5 6 6 7 7 7
Jadi : nilai Grand Score 7, Action Level 4 menunjukkan bahwa penyelidikan dan
ci
B. Pembahasan
gambar postur tubuh dan tiga tabel untuk memberikan evaluasi paparan terhadap
mengambil pada 4 titik bagian saat pengangkatan yaitu saat pekerja mengambil
beban dari conveyer, meletakan beban ke dasar, meletakan beban ke tingkat 2, dan
menjamin bahwa tempat kerja bebas dari bahaya ergonomi serta skor yang tinggi
tidak menjamin bahwa ada masalah berat beban kerja atau faktor-faktor resiko
beban agar tidak jatuh. Setelah itu dibawa dan ditaruh pada tingkat dasar yaitu di
badan agak miring ke samping, posisi kedua kaki agak tertekuk dengan posisi
dan ada juga posisi kepala menunduk kebawah, posisi lengan lurus dengan
cii
menahan beban pada tangan dan pada peletakan paling ujung dibutuh pemutaran
beban dengan posisi pergelangan tangan memutar serta lengan tangan jauh dari
badan. Pada saat pengangkatan ke tingkat kedua posisi tubuh stabil dengan postur
tubuh berdiri tegak, ketinggian tingkat ke dua sama tingginya pada konveyer
sehingga dapat memudahkan saat peletakan beban. Terakhir pada tingkat ketiga
gerakan yang ditimbulkan adalah sebagai berikut: ke dua lengan atas jauh dari
badan dengan membentuk sudut lebih dari 90 derajat, pergelangan tangan harus
memutar untuk meletakan beban paling ujung, dan arah pandangan ke samping
sehingga posisi kepala ke arah samping. Sikap pada saat pengambilan galon dan
modifikasi memutar dengan menekuk. Di samping itu posisi kaki pada saat
peletakan beban pada tingkat kedua dan ketiga adalah sama dengan berdiri tegak
mengahadap beban.
metode untuk merekam postur kerja. Hasil yang ditunjukan bagian-bagian yang
diukur memiliki angka atau nilai yang berbeda-beda tergantung postur tubuh saat
punggung, dan leher mempunyai nilai tinggi untuk gerakan yang ekstrim seperti
meletakan beban pada tingkat pertama, meletakan pada bagian paling ujung. Skor
A yaitu penilaian terdiri dari lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan
ciii
perputaran tangan. Sedangkan Skor B terdiri dari penilaian punggung, leher dan
posisi kaki saat pengangkatan. Penilaian didasarkan pada sudut yang terbentuk
saat melakukan kerja dengan tambahan modifikasi yang akhirnya nilai tersebut
menjadi nilai akhir untuk masing-masing postur kerja. Setiap nilai memiliki
kisaran sudut, nilai yang terkecil menunjukan sudut yang kecil pula. Tahap kedua
penggunaan otot dan tenaga yang kemudian akan menghasilkan skor C (skor
postur A + skor penggunaan otot + skor penggunaan tenaga = Skor C) dan skor D
(skor postur B + skor penggunaan otot + skor penggunaan tenaga = Skor D). Skor
melakukan gerakan yang sama lebih dari 4 kali selama 1 menit maka penggunaan
otot bernilai +1 dapat dilihat pada saat pengangkatan di konveyer. Gerakan yang
dilakukan secara berulang kali maka penggunaan tenaga bernilai +3. Tahap ketiga
bertujuan mengabungkan antara skor C dan skor D menjadi grand score. Hasil
table grand score, maka tindakan yang akan dilakukan dapat dibedakan menjadi 4
civ
6. Action Level 2: Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh
tersebut adalah dalam katagori “Action Level 4” diketahui adanya action level
sesegera mungkin (mendesak). Dalam hal ini yang diperlukan yaitu perbaikan
pada postur tubuh saat bekerja, metode kerja dan stasiun kerja yang akan
menyesuaikan antara postur tubuh dengan lingkungan dan alat. Dengan cara
menurunkan sudut yang terbentuk dengan penilaian tinggi pada saat bekerja.
a. Pengangkatan pada saat berada di tingkat dasar, dapat dilihat pada gambar
cv
1) Gerakan pada lengan atas sudut yang ditunjukan adalah rata-rata >60o
dikarenakan gerakan tangan saat peletakan beban pada palet di tingkat dasar.
Penilaian postur skor yang diperoleh pada kisaran 45-90o adalah +3,
sedangkan >90 o adalah +4. Postur pekerja pada saat meletakan galon harus
membungkuk dengan lengan atas menjahui badan untuk meletakan beban baik
dekat maupun jauh dari posisi berdiri. Selain itu diperlukan kehati-hatian
dalam pengangkatan mulai dari konveyer sampai ke tempat yang dituju. Hal
ini ketinggian dari palet serta jarak antara pekerja dengan letak yang dituju
sangat jauh yang membuat lengan harus keangkat menjahui badan namun
ketinggian dari palet serta mengurangi jarak pada tujuan peletakan beban.
semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin
tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Posisi lengan atas ini tidak
Untuk penilaian postur skor yang diperoleh pada kisaran 0-60 o adalah +2 pada
cvi
lengan bawah menopangnya sampai pada tujuan. Modifikasi pada postur ini
yaitu lengan bekerja ke luar sisi tubuh. Pada modifikasi gerakan lengan ini
menunjukan semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka
dikarenakan pada saat meletakan beban harus ditangani agar tidak lepas dari
genggaman. Selain itu kebiasaan dari pekerja saat penanganan beban. Namun
sudut penggegaman dapat diperkecil pada kisaran 0-15 atau netral sehingga
berbahaya. Pada saat gerakan pemutaran jika dilakukan dengan tidak hati-hati
1) Gerakan pada leher ditunjukan dengan sudut >20 o bernilai +3, sudut 0-10 o
bernilai +1 sedangkan gerakan extension bernilai +4. Postur pada leher ini bisa
cvii
berubah-ubah bergantung pada pekerja saat mereka sedang bekerja. Jadi pada
dengan gerakan yang alami yang disesuaikan pada batang tubuh sehingga
2) Gerakan pada punggung bersudut 20o – 60 o rata-rata pada kelima gambar ini
bernilai +3 sedangakan sudut lebih dari 60 o bernilai +4. Selain itu modifikasi
dengan cara menambah ketinggian pada palet serta pada saat peletakan beban
dapat dijangkau tanpa adanya badan ke samping. Modifikasi yang ada seperti
nyeri pada bagian leher, punggung, lengan dan perut apalagi jika dengan
3) Posisi kaki pada umumnya normal dengan menopang tubuh pada posisi kaki
yang seimbang.
b. Pengangkatan pada saat berada di tingkat kedua, dapat dilihat pada gambar
cviii
1) Gerakan pada lengan atas, sudut yang ditunjukan adalah rata-rata >45o dengan
dikarenakan gerakan tangan saat peletakan beban pada palet di tingkat kedua.
Jadi pekerja harus mengangkat lengan atas serta jauh dari badan. Hal ini
ketinggian dari konveyer sama dengan ketinggian pada tingkat kedua. Sudut
pada gerakan tersebut dapat dikurangi dengan cara mengurangi ketinggian dari
galon serta mengurangi jarak pada tujuan peletakan beban. Tanpa mengurangi
postur. Pada gerakan lengan ini menunjukan semakin jauh posisi bagian tubuh
dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan
otot skeletal.
2) Gerakan pada lengan bawah yang ditunjukan pada penilaian postur skor yang
diperoleh pada kisaran 0-60 o adalah +2. Gerakan ini menyesuaikan terhadap
penskoran. Modifikasi pada postur ini yaitu lengan bekerja ke luar sisi tubuh.
o
3) Pergelangan tangan yang ditunjukan bersudut 15 bernilai +2 dikarenakan
pada saat meletakan beban harus ditangani agar tidak lepas dari genggaman.
cix
4) Perputaran pergelangan tangan pada umumnya dilakukan, meskipun ada yang
o o
1) Gerakan pada leher ditunjukan dengan sudut 20 bernilai +2, sudut 0-10
pengangkatan yaitu dari lutut sampai bahu. Jadi untuk memperkecil penilaian
yang alamiah. Modifikasi yang ada yaitu posisi tubuh agak condong ke
samping.
3) Posisi kaki pada umumnya normal dengan menopang tubuh pada posisi kaki
yang seimbang.
cx
c. Pengangkatan pada saat berada di tingkat ketiga, dapat dilihat pada gambar
yang membuat lengan harus keangkat menjahui badan namun sudut pada
lengan ini menunjukan semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi
tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
2) Gerakan pada lengan bawah yang ditunjukan pada penilaian postur skor yang
o
diperoleh pada kisaran 0-60 adalah +2. Gerakan ini menyesuaikan letak
beban yang akan dituju pada saat pencapaian jadi untuk memperkecil
Modifikasi pada postur ini yaitu lengan bekerja ke luar sisi tubuh.
o
3) Pergelangan tangan yang ditunjukan bersudut 15 dikarenakan pada saat
memegang, beban harus ditangani agar tidak lepas dari genggaman sehingga
cxi
pekerja harus ekstra hati-hati. Namun sudut penggegaman dapat diperkecil
pada kisaran 0-15 atau netral sehingga dapat memeperkecil penilaian pada
0-10 bernilai +1. Jadi pada saat pengangkatan diusahan kepala jangan
2) Gerakan pada punggung bersudut 0-5 o bernilai +2. Jadi untuk posisi ini lebih
aman untuk punggung. Modifikasi pada posisi ini yaitu dengan memutarkan
cxii
3) Posisi kaki pada umumnya normal dengan menopang tubuh pada posisi kaki
yang seimbang.
1) Gerakan pada lengan atas sudut yang ditunjukan adalah >20o dengan nilai +2
lengan harus keangkat menjahui badan namun sudut pada gerakan tersebut
canggung. Pada gerakan lengan ini menunjukan semakin jauh posisi bagian
tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya
cxiii
2) Gerakan pada lengan bawah yang ditunjukan pada penilaian postur skor yang
diperoleh pada kisaran 0-60 o adalah +2, kisaran 60-100 dengan nilai +1 dan >
100 dengan nilai +2. Gerakan ini menyesuaikan terhadap peletakan beban
yang dituju jadi untuk memperkecil penilaian dengan cara menambah sudut
Modifikasi pada postur ini yaitu lengan bekerja melintasi garis tengah.
o
3) Pergelangan tangan yang ditunjukan bersudut >15 dikarenakan pada saat
memegang, beban harus ditangani agar tidak lepas dari genggaman sehingga
pada kisaran 0-15 atau netral sehingga dapat memeperkecil penilaian pada
skor. Pada saat gerakan pemutaran jika dilakukan dengan tidak hati-hati akan
o
1) Gerakan pada leher ditunjukan dengan sudut >20 bernilai +3 sedangakan
suduti 0-10 o bernilai +1. Modifikasi pada leher menengadah, agak tertekuk ke
cxiv
samping dan arah pandangan ke samping. Jadi pada saat pengangkatan
penilaian.
o o
2) Gerakan pada punggung bersudut 11 dan 15 sehingga nilai postur +2
o
sedangkan >20 bernilai +3. jadi untuk memperkecil penilaian diusahakan
3) Posisi kaki pada umumnya normal dengan menopang tubuh pada posisi kaki
yang seimbang.
memperkecil penilaian pada skor yaitu dengan tidak ada gerakan statis yang sama
sehingga bernilai nol dan penggunaan tenaga pada kisaran beban 2-10 kg yang
bersifat statis atau berulang sehingga nilai menjadi + 2. Jadi untuk berat beban
redesain terhadap postur tubuh untuk mengurangi resiko pada tubuh. Redesaian
hasil pengkuran pada postur kerja adalah lengan atas 110 o, lengan bawah 0, posisi
cxv
bernilai dan penggunaan tenaga bernilai +3. Hasil dari penggunaan tabel skor C =
7 dan tabel skor D = 10 sehingga untuk grand score bernilai 7 dengan katagori
cm diperkirakan hasil penilaian pada postur kerja yaitu lengan atas 60 o, lengan
dan penggunaan tenaga pada kisaran beban 2-10 kg bersifat statis/berulang yang
bernilai +2. Hasil dari penggunaan tabel skor grup A = 3, tabel skor B = 2, tabel
skor C = 5 dan tabel skor D = 4 sehingga untuk grand score bernilai 5 dengan
dibutuhkan segera. Dari hasil redesain ada perubahan terhadap nilai pada grand
segera pada pekerjaan tersebut. Perubahan yang perlu dilakukan adalah perubahan
sikap/postur saat bekerja dan mengurangi berat beban kisaran beban 2-10 kg.
cxvi
5. Alternatif Desain Posisi Kerja
cxvii
6. Alternatif Desain Metode Kerja dan Stasiun Kerja Dengan Metode RULA
cxviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penilaian dari postur kerja MMH pada area 5 galon terhadap 20
penilaian tabel grand skor, dengan katagori dalam action level 4 yang
(mendesak). Hal tersebut dipengaruhi oleh postur tubuh saat bekerja, penggunaan
otot dan penggunaan tenaga. Penilian yang mempengaruhi postur tubuh adalah
sebagai berikut:
2. Lengan tangan menjahui badan sehingga membentuk sudut yang besar jadi
penilaian menjadi besar yang disebabkan jarak antara posisi berdiri dengan
tujuan pengangkatan agak jauh seperti jarak antara pekerja terhadap konveyer,
pekerja dengan beban yang paling ujung, dan ketinggian pada saat peletakan
terhadap punggung yang disebabkan jarak pekerja dengan beban paling ujung
agak jauh.
cxix
108
menjadi canggung serta melintasi garis tengah atau ke luar dari sisi tubuh.
Selain postur kerja tersebut di atas, penggunaan otot postur statis juga
konveyer. Serta penggunaan tenaga yaitu beban yang diangkat oleh pekerja
menjadi lebih tinggi saat penjumlahan dalam Skor A dan Skor B. Jadi dalam
penilaian grand score 100% sampel penelitian diperlukan perbaikan segera yaitu
B. Saran
1. Sebaiknya memperbaiki metode, sistem dan cara kerja yang biasa dilakukan
oleh pekerja palleting yang bisa dilihat pada tabel 30 dan tabel 31 pada
pembahasan.
perlu diperhatikan sehingga pekerja dapat bekerja dengan kinerja yang tinggi.
cxx
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. A Health and Safety Guideline for Your Workplace Manual
Material Handling. Industrial Accident Prevention Association. Diakses dari
http://www.iapa.ca
Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed, Taylor & Francis Inc,
London.
Howard, John., Len Welsh, 2007. Ergonomic Guidelines for Manual Material
Handling. Cal/OSHA Consultation Service Diakses dari
http://www.cdc.gov/niosh/docs/2007-131/
Kevin Simonton, 2000. Lesson for Lifting and Moving Material. Washington State
Departement of Labor and Industries. Diakses dari
http://www.lni.wa.gov/IPUB/417-129-000.pdf
Mardiyanto, 2008. Tugas Akhir Analisa Postur kerja Menggunakan Metode Rapid
Upper Limb Assessment
Niebel, B.W and Freivald, A. 1999. Methods Standards & Work Design, 10th
edition, International Edition.
Pratiwi, Indah. 2005. “Evaluasi fasilitas kerja bagian finishing perusahaan mebel
dengan metode rapid upper limb assessment“. Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
04 (01), PP. 28-33.
Randall, Stephen.B, 2009. A Guide to Materials Handling and Back Safety. N.C.
Department of Labor Occupational safety and Health Program
cxxi
Sutalaksana, Iftikar Z, Anggawisastra, R, Tjakraatmja, John H. 1979. Tata Cara
Kerja. Bandung. Lab Ergonomi Institut Teknologi Bandung.
Tarwaka, Sudiajeng, L. dan Bakri, S.H.A. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta.UNIBA Press.
cxxii