Anda di halaman 1dari 9

Islam terhadap Isu-isu Kontemporer

DOSEN PENGAMPU : FITRIANA,M.PD.I


DISUSUN OLEH : KELOMPOK X
MICHAEL VANETY ( 07031382025227 )
DWI NATASYA LESTARI ( 07031382025209 )
SALWA ADILA ( 07031382025215 )
ANTON TRIAMANDA ( 07031382025228 )
MUHAMMAD ALYUDA TRI UTAMA ( 07031382025218 )

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam yang telah memberi penulis 
kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat bagi
semesta alam, berserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia
sampai hari kemudian.
Makalah ini penulis  buat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas  Metodologi
Studi Islam  . Penulis  berharap penyusunan dalam bentuk makalah ini akan memberi banyak
manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan kita.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis mohon, semoga usaha ini merupakan
usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai hari kemudian.

                                                                             Palembang, 08 April 2021

                                                                              Kelompok X


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. ISU-ISU KONTEMPORER
1. ISLAM FUNDAMENTALISME
2. ISLAM MODERENIS
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi saat ini, banyak berbagai permasalahan kehidupan yang
terjadi. Segala kejadian yang terus menerus terjadi baik dari segi permasalahan sosial
yang berkaitan dengan agama, suku, dan kebudayaan. Isu-isu kontemporer tersebut
sebenarnya dalam islam tidaklah dikenal, namun seringkali dijadikan sebagai
problematika permasalahan dalam sosial, dikaitkan dengan islam karena arti
sebenarnya dari istilah yang termasuk dalam isu-isu kontemporer tersebut merupakan
hal yang terkadang bertolak belakang dari ajaran agama islam.
Jika dikaitkan Islam dan isu-isu kontemporer tidak jarang menimbulkan
banyak spekulasi yang bermunculan dari berbagai pihak baik dari ormas-ormas islam
yang menolak keras terhadap isu-isu kontemporer tersebut, maupun ulama-ulama
besar islam. Pemikiran yang bertolak belakang dengan islam malah menimbulkan ke-
antian terhadap negeri barat itu karena dianggap bahwa istilah-istilah tersebut berasal
dari tradisi-tradisi barat. Perkembangan islam di Indonesia memiliki mata rantai yang
cukup berliku. Sementara islam di nusantara ini memiliki kompleksitas persoalan, dan
dari sini islam hadir dengan membawa wajah tatanan baru dalam masyarakat yang
tidak terbentur dengan realitas sosial, budaya, tatanan politik dan tradisi keagamaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa maksud dari isu-isu kontemporer?
2. Apa saja isu-isu kontemporer dalam studi islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. ISU-ISU KONTEMPORER
Isu-isu kontemporer adalah isu yang berkembang serta meluas setelah Perang
Dingin berakhir pada era 1990-an. Pengertian mengenai isu-isu global kontemporer
terkait erat dengan sifat dari isu-isu tersebut yang tidak lagi didominasi oleh hubungan
Timur-Barat, seperti, ancaman perang nuklir, persaingan ideologi antara Demokrasi-
Liberal dan Marxisme-Leninisme dan diplomasi krisis. Masyarakat internasional kini
dihadapkan pada isu-isu global yang terkait dengan “Tatanan Dunia Baru” (New
World Order). Isu-isu mengenai persoalan-persoalan kesejahteraan ini berhubungan
dengan Human Security antara negara-negara maju (developed) dengan negara-negara
berkembang (developing countries) serta masalah lingkungan.[7]
Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru
ancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin
menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda). Ancaman dalam bentuk
baru ini bukan berupa “serangan militer” yang dilakukan oleh suatu negara terhadap
negara lain tetapi tindakan kejahatan yang dilakukan oleh non-state actor dan
ditujukan kepada state actor maupun individu atau warga negara yang mengancam
keamanan umat manusia (Human Security).
Ancaman tersebut dapat berupa tindakan terorisme atau kejahatan
transnasional yang terorganisir (Transnational Organized Crime/TOC), kesejahteraan
(kemiskinan), degradasi lingkungan, konflik etnis dan konflik komunal yang
berdimensi internasional, hutang luar negeri, dan sebagainya.

1. Islam Fundamentalisme
A. Pengertian Islam Fundamentalisme
Secara harfiah kata islam berasal dari bahasa arab, diambil dari kata “salima” yang
bearti selamat sentosa. Dari kata asal yaitu “aslama, yuslimu, islaman” yang bearti
memeliharakan dan keadaan selamat sentosa, dan bearti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh
dan taat. Kata salama itu menjadi pokok kata islam, dan mengandung arti yang terkandung
pada pokoknya, sebab orang yang melakukan aslama atau masuk islam dikatakan muslim.
Islam secara istilah menjadi nama bagi agama yang ajaran-ajaranyadiwahyukan
Tuhaan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rosul. Islam pada
hakikatnya membawakan ajaran-ajaran yang bukan hanya membawa satu segi, tetapi
mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Seluruh ajaran islam tersebut diarahklan
untuk mewujutkan rahmat bagi seluruh alam.
Adapun kata fundamentalis berasal dari bahasa inggris yang artinya pokok, asas,
fundamental. Sedangkan pokok, asas bersal dari bahasa Indonesia yang artinya dasar, alas,
pedoman, atau sesuatu yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat) dan
sebagainnya serta cita-cita yng menjadi dasar.
Jika pengertian dari dua kata tersebut disatikan, yakni islam fundamentalisme, maka
pengertianya dalah islam yang dalam pemahaman dan prakteknya bertumpu pada hal-hal
yang asasi. Dengan demikian, secara harfiah semua semua orang islam yang percaya pada
enam rukun islam dan menjalankan rukun islam yang lima, dapat disebut islam
fundamentalisme. Karena yang disebut ajarab fundmental dalam islam tercakup pada rukun
islam dan rukun inam.
Selanjutnya pengertian kaum fundamentalis dari segi istilah sudah memiliki satu
psikologis, dan berbeda dengan pengertian fundamentalis dalam arti kebahasaan sebagaimana
yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam pengertian yang demikian itu kelahiran kaum
fundamentalis ada hubungan dengan sejarah perkembangan ajaran Kristen dan dalam islam,
kaum fundamentalis ada hubungan dengan masalah poertentangan politik, social, kebudayaan
dan lain sebagainya. Dalam hubungan ini Darwan Raharjo mengatakan sebagai berikut,
“suatu langkah yang barang kali perlu ditempuh adalah memahami gejala lahirnya istilah itu
ndalam sejarah perkembangan agama Kristen. Dengan pemahaman itu kita bisa menengok
kepada gejala perkembangan islam, baik didunia islam umumnya dan di Indonesia sendiri.

B. Latar belakang munculnya fundamentalisme islam


Fundamentalisme bukanlah istilah yang berasal dari pembendaharaan kata dalam
bahasa masyarakat Muslim. Istilah tersebut, dimunculkan oleh kalangan akademisi Barat
dalam konteks sejarah keagamaan dalam masyarakat mereka sendiri. Fundamentalisme
diartikan sebagai reaksi terhadap moderenisme. Fundamentalisme dianggap sebagai aliran
yang berpegang teguh pada “fundamen” agama kristen melalui penafsiran terharap kitab suci
agama itu. Secara rigid dan literalis.
Istilah Fundamentalisme secara historis mulai digunakan di Amerika Serikat pada
tahun 1920 untuk menunjukkan versi tertentu dari kelompok kristen protestan. Beberapa
faktor yang menyebabkan lahirnya kaum fundamentalisme antara lain sebagai berikut :
1. Faktor modernisasi yang dirasakan dapat menggeser nilai-nilai
agama dan pelaksanaannya dalam kehidupan.
2. Faktor pandangan dan sikap politik yang tidak sejalan dengan
pandangan dan sikap politik yang dianut oleh penguasa.
3. Faktor psikologis.
4. Faktor sifat dan karakter pemahaman meraka terhadap ajaran Islam

2. Islam Moderalis
A. Pengertian Islam Moderalis
Kata modernis, berasal dari bahasa inggris Modernistic, yang berarti model baru.
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, kata modern diartikan sebagai yang terbaru, Secara
baru, mutahir. Selanjutnya kata modern berkaitan pula dengan kata modernisasi yang berarti
pembaharuan atau tajdid dalam bahasa Arabnya. Modernisme dalam masyarakat barat
mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah paham-paham, adat-
istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi modern. Kata ini lalu masuk
kedalam literatul Islam, tetapi modernisasi yang terjadi dalam islam berbeda dengan yang
terjadi di Barat.
Selanjutnya, Nurcholis Madjid mengatakan bahwa pengertian yang mudah tentang
modernisasi ialah pengertian yang identik atau hampir identik dengan rasionalisasi. Dalam
hal ini modernisasi berarti proses perombakan pola berpikir atau tata kerja lama yang
tidak akliah (rasional), dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata kerja baru yang
rasional. Kegunaannya ialah untuk memperoleh daya guna dan efesiensi yang maksimal. Hal
itu dilakukan dengan menggunakan penemuan mutakhir manusia dibidang ilmu pengetahuan.
Sedangkan ilmu pengetahuan, tidak lain adalah hasil pemahaman manusia terhadap hukum-
hukum objektif yang menguasai alam, ideal, dan material, sehingga alam ini berjalan menurut
kepastian tertentudan harmonis. Orang yang bertindak menurut ilmu pengetahuan (ilmiah),
berarti ia bertindak menurut hukum alam, malah menggunakan hukum alam itu sebagaimana
mestinya, sehingga ia memperoleh daya guna yang tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka modernisasi adalah suatu keniscayaan ( keharusan),
bahkan keajiban yang mutlak. Modernisasi merupakan pelaksanaan dari perintah dan ajaran
Tuhan Yang Maha Esa.
B. Latar belakang timbulnya islam moderalis
Islam modernis muncul pada priode modern dalam sejarah Islam (mulai tahun 1800 M) dan
mempunyai tujuan untuk membawa umat islam kepada kemajuan.[15]dengan jalan demikian,
pemimpin-pemimpin Islam modern mengharapkan akan dapat melepaskan umat islam dari
suasana kemunduran dan selanjutnya menuju kemajuan.
Islam modernis juga timbul sebagai respon terhadap berbagai keterbelakangan dalam bidang
ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, politik, dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, maka terdapat beberapa penyebab terjadinya kemunduran umat
islam yaitu:
 Umat islam mundur karena telah meninggalkan ajaran islam yang sebenarnya
 Umat islam mundur karena sebab yang bersifat politis
 Umat islam mundur karena lemahnya persaudaraan islam
 Umat islam mundur disebabkan paham jumud yang berkembang di kalangan umat
islam
 Umat islam mundur karena masuknya berbagai macam bid’ah ke dalam islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. kebangkitan islam yang ada pada intinya merupakan upaya perjuangan menegakkan
cita-cita Islam, secara normatif dipandang akan dapat memberikan kepastian hidup di
masa depan. Akan tetapi, kebangkitan agama tersebut ternyata menimbulkan
keragaman artikulasi keagamaan. Keragaman keagamaan tersebut meliputi tata
pikiran , penghayatan, dan aksi serta sistem sosial
2. Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru ancaman
keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin menjadi
suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda). Ancaman dalam bentuk baru ini
bukan berupa “serangan militer” yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara
lain tetapi tindakan kejahatan yang dilakukan oleh non-state actor dan ditujukan
kepada state actor maupun individu atau warga negara yang mengancam keamanan
umat manusia (Human Security).
A. Isu-isu kontemporer
B. Islam Fundamentalisme
C. Islam Modernis
DAFTAR PUSTAKA
Echolas, Jhon M dan Hasan Shadily. Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Jakrta:
Gramedia.1995
Madjid, Nurcholis. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan. Bandung.Miza. 1987.
Mahendra, Ihza ,Yusril. Moderenisme dan fundamentalisme dalam Politik Islam:
Perbandingan partai Masyumi (Indonesia) dan partai jama’at al-Islami (pakistan). Jakarta:
Paramadina. 1999.
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:Bulan
Bintang.1992
Nata , Abuddin. Peta Keragaman Pemikirin Islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.2001
Oviyanti , Fitri. Metodologi Studi Islam.Palembang:IAIN Raden Fatah Press.2006
Poerwadarminta, WJS.. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1982
Raharjo , Darwan ,”Fundamentalisme” dalam Muhammad Wahyuni Hafis (ed) Rekontruksi
dan Renungan Religius Islam. Jakarta: Paramadina. 1996
Shihab , Alwi. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama. Bandung:Mizan.
1999

Anda mungkin juga menyukai