Anda di halaman 1dari 15

Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman dan

Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila & Pola


Untuk Mewujudkan Pancasila Sebagai Pilihan
Terbaik Bangsa Indonesia

Nama Kelompok :
1.Riyan Nugroho
2. Egi Iriawan
3. Renanda Juliardi
4. Fahri Dwi Kuncoro
5. Gilang Afrian Maulana
6. Muhammad Permata Wijayanto
1. Pengertian Pancasila

Pengertian Pancasila – Kata “Pancasila” berasal dari bahasa sansekerta dari India (kasta
Brahmana) yaitu Panca yang artinya “Lima” dan Sila yang artinya “Dasar”. Secara harfiah kata
pancasila dapat diartikan sebagai “Lima Dasar”
Dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, pancasila memiliki arti “berbatu sendi yang
lima” atau “pelaksanaan kesusilaan lima”. Dalam agama buddha juga ada istilah pancasila yang
ditulis dalam bahasa Pali yaitu “Pancha Sila” yang memiliki arti 5 pantangan atau larangan.
Pengertian pancasila secara umum yaitu sebuah ideologi dan dasar negara Indonesia yang
menjadi landasan dari segala keputusan bangsa serta mencerminkan kepribadian Bangsa.
Dengan kata lain, Pancasila merupakan dasar dalam mengatur pemerintahan Negara Indonesia.
2. Makna – Makna Pancasila

1. Makna Pancasila Sila Pertama. 2. Makna Pancasila Sila Kedua.


(Ketuhanan Yang Maha Esa) (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
A.) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang A.) Adanya sikap tenggang rasa.
Maha Esa. B.) Memiliki keberanian dalam membela
B.) Saling menghormati dan bekerja sama kebenaran dan keadilan.
dengan pemeluk agama lain dan penganut
C.) Tidak bertindak semena-mena terhadap
kepercayaan yang berbeda agar terciptanya
orang lain.
kerukunan.
D.) Mengembangkan sikap saling
C.) Saling menghormati dalam menjalankan
menghormati dan kerjasama dengan Bangsa
ibadah sesuai dengan kepercayaannya
lain.
masing - masing.
E.) Menjunjung nilai kemanusiaan.
D.) Tidak memaksakan agama atau suatu
kepercayaan kepada orang lain. F.) Saling mencintai sesama manusia.
G.) Mengakui adanya persamaan hak,
kewajiban dan derajat antar sesama manusia.
3. Makna Pancasila Sila Ketiga. 4. Makna Pancasila Sila Keempat.
(Persatuan Indonesia) (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
A.) Menempatkan kesatuan, kepentingan perwakilan)
dan keselamatan Bangsa diatas
kepentingan pribadi maupun kepentingan A.) Mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara
suatu golongan tertentu. Indonesia.
B.) Rela berkorban demi Bangsa dan B.) Tidak memaksakan kehendak diri sendiri.
Negara Indonesia.
C.) Mengutamakan musyawarah saat mengambil
C.) Cinta kepada tanah air. keputusan.
D.) Memajukan pergaulan untuk D.) Musyawarah untuk mencapai mufakat dengan
persatuan dan kesatuan Bangsa. semangat kekeluargaan.
E.) Bangga menjadi bagian dari Bangsa E.) Menerima hasil keputusan musyawarah dengan
Indonesia yang berbhineka tunggal ika. itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.
F.) Melakukan musyawarah dengan hati nurani dan
akal sehat.
G.) Keputusan yang sudah diambil harus
dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan, dengan
menjunjung tinggi harkat martabat dan nilai
kebenaran.
5. Makna Pancasila Sila Kelima.
(Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
A.) Memiliki sikap yang adil.
B.) Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap
kekeluargaan dan gotong royong.
C.) Menghormati hak setiap orang.
D.) Memberi pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan.
E.) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
F.) Tidak boros.
G.) Tidak bergaya hidup mewah.
H.) Bekerja keras.
I.) Tidak melakukan pemerasan kepada orang lain.
J.) Tidak melakukan hal yang merugikan di tempat umum.
K.) Menghargai setiap hasil karya orang lain.
L.) Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
3. Lunturnya Nilai – Nilai Pancasila
1. Hilangnya manusia yang ber-“ Ketuhanan Yang Maha Esa “

Lunturnya nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama ini diperparah dengan adanya
globalisasi yang hari demi hari semakin tidak ter-filter antara yang baik dan buruk.
Misalnya saja, makin banyaknya tontonan di televisi yang mengajarkan kita kepada suatu
sifat Hedonisme yang suka berfoya-foya dan berhura-hura, makin banyaknya tayangan
televisi yang mengumbar bagian tubuh wanita dengan bebasnya, makin banyaknya acara
televisi yang mengajarkan kita kepada suatu pola hidup yang sangat tidak sesuai dengan
kepribadian Indonesia. Baik secara langsung atau tidak langsung, efek buruk yang
dihasilkan dari contoh tersebut akan memengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia agar
berperilaku seperti apa yang ada di televisi tersebut. Efek buruk dari contoh diatas terbukti
dengan meningkatnya aksi seks bebas yang dilakukan oleh para remaja dengan rentangan
umur 15-23 tahun, meningkatnya pemakai Narkoba di Indonesia yang didominasi oleh
para remaja, dan meningkatnya aksi-aksi kriminalitas yang disebabkan pelaku merasa
terprovokasi oleh apa yang ia lihat di televisi.
2. Langkanya “ Kemanusiaan yang adil dan beradab “
Kemanusiaan yang adil dan beradab semakin jauh dari kata terwujud apabila kita melihat
fakta- fakta yang terjadi di masyarakat. Dari sisi hukum kita dihadapkan kepada ketidak
adilan hukum yang berlaku di Indonesia yang seperti ‘ Pisau ‘ tajam kebawah, akan tetapi
tumpul keatas. Hal ini terbukti dengan banyaknya para pelaku korupsi yang merampok
milyaran bahkan trilyunan uang rakyat yang hanya dihukum kurang dari lima tahun
penjara. Sebagai contoh adalah Anggodo Widjojo yang terbukti merekayasa
kriminaslisasi dua anggota KPK masih bisa bebas seakan tidak terjerat oleh hukum. Tentu
saja ini sangat berlawanan dengan kisah seorang nenek yang bernama Minah yang secara
terpaksa memungut dua buah kakao seharga Rp. 2100 yang ditemukannya dijalan untuk
dimakan oleh dirinya yang saat itu kelaparan, akan tetapi ia harus menjalani hukuman
penjara selama satu bulan lima belas hari. Selain itu masih ingatkah pembaca dengan
kejadian memalukan yang terjadi saat sidang Paripurna terkait masalah Bank Century
beberapa anggota dewan yang terhormat terlibat aksi baku hantam? Hal ini salah satu
bukti bahwa keberadaban yang terdapat di sila kedua belum sepenuhnya terlaksana.
3. Retaknya “ Persatuan Indonesia “
Kita bisa melihat bahwa di Pulau Jawa kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi, akses
pendidikan dan kesehatan sudah sangat maju dan mudah didapatkan, hal ini sangat kontradiksi
dengan keadaan yang terjadi di pulau-pulau yang jauh dari Ibukota Jakarta, misalnya saja pulau
Papua. Papua adalah pulau yang memiliki berbagai kekayaan alam yang melimpah, akan tetapi
pemerintah seakan menutup mata terhadap kondisi yang dihadapi oleh masyarakat lokal Papua.
Pemerintah justru cenderung memanfaatkan situasi sulit yang dihadapi oleh masyarakat Papua
untuk menjual berbagai macam aset milik masyarakat Papua seperti tambang emas kepada PT.
Freeport. Hal ini bisa saja menjadi salah satu alasan dari retaknya “ Persatuan Indonesia “ karena
masyarakat lokal merasa di “ anak tirikan “ oleh pemerintah. Sebagai contoh, di Papua terdapat
organisasi separatisme bernama OPM ( Organisasi Papua Merdeka ), di Maluku terdapat
organisasi separatisme bernama RMS ( Republik Maluku Serikat ), dan sebagai pengingat di Aceh
ada GAM ( Gerakan Aceh Merdeka ), akan tetapi antara pihak GAM dan pemerintah sudah setuju
untuk berdamai berdasarkan hasil konferensi di Den Haag Belanda. Dengan adanya gerakan
separatisme dari beberbagai daerah seperti contoh diatas, hal ini menandakan bahwa
adanya rasa kekecewaan dari masyarakat yang merasa “ dilupakan “ oleh pemerintah dalam segi
kehidupan seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan berbagai macam sarana penunjang
kemajuan daerahnya. Kekecewaan masyarakat ini ditunjukkan dengan aksi-aksi pengibaran
bendera dari organisasi separatisme mereka sebagai penanda bahwa mereka ingin melepaskan diri
dari Republik Indonesia, inilah salah satu bukti dari Retaknya “ Persatuan Indonesia “
4. Tidak adanya “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan “

Apabila kita melihat dari fakta dan kenyataan yang ada di masyarakat, mungkin Indonesia bisa dikatakan masih
belum sepenuhnya menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat. Hal ini bisa dilihat dari hasil-
hasil sidang, rapat, atau berbagai pertemuan para elite politik dimana kebanyakan tidak menghasilkan sesuatu
hal yang secara konkrit memihak rakyat. Perlu kami tambahkan bahwa para wakil rakyat sekarang cenderung
lebih mengutamakan kepentinganpribadinya dibandingkan dengan kepentingan rakyat, dengan asumsi bahwa
kesempatan untuk memperkaya diri sendiri selama menjabat menjadi anggota dewan atau wakil rakyat tidak
datangdua kali. Tentu hal ini bisa dikatakan adalah suatu tindakan yang menciderai hati rakyat dan menodai
nilai-nilai Pancasila. Para pemimpin sekarang lebih menyukai untuk memaksakan kehendak daripada bersikap
sabar dalam mengambil keputusan demi kepentingan rakyat Indonesia. Hal ini diperparah dengan metode yang
dipakai para anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam menentukan suatu keputusan, mereka lebih menyukai
cara pengambilan keputusandengan Voting. Voting adalah cara menentukan keputusan yang paling buruk,
karena voting tidak mengedepankan pemikiran rasional melainkan tergantung dari jumlah suara terbanyak.
Kami berpendapat bahwa seharusnya apabila kita menelaah lebih dalam dari nilai Pancasila khususnya sila
keempat, Indonesia memiliki suatu cara khusus dalam menyatukan suara dan memutuskan suatu permasalahan
yaitu dengan cara Musyawarah. Hasil musyawarah tidak akan tercapai apabila belum tercapainya kesepakatan
bersama, dengan metode ini maka tidak akan ada perasaan dari masing-masing anggota yang merasa tersakiti
saat hasil musyawarah ditetapkan.
5. Mimpi Indonesia tentang “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “

Kondisi Indonesia saat ini masih jauh dari kata sejahtera, hal ini bisa dilihat dari berbagai macam indikator,
misalnya dengan melihat masih banyaknya rakyat miskin diberbagai daerah diseluruh Indonesia. Tingkat
kemiskinan di Indonesia sangat tinggi, data terakhir yang dikeluarkan pemerintah pada Maret 2013
menunjukkan angka sebesar 28,07 juta orang masih hidup dibawah garis kemiskinan Indonesia. Selain itu
dari bidang kesehatan pun masyarakat miskin di Indonesiaseperti melihat jarak atau gap yang jauh antara
mereka dengan masyarakat yang mampu.
Jaminan kesehatan yang seharusnya berhak dimiliki oleh semua rakyat Indonesia pada kenyataannya tidak
berjalan dengan semestinya. Selain itu dari sisi pendidikan, mayoritas mereka yang mengenyam pendidikan
dengan fasilitas baik infrastruktur dan intrastruktur yang layak adalah mereka yang mampu dalam segi
ekonomi atau dengan kata lain hidup diatas gariskemiskinan di Indonesia. Hal ini tentu saja tidak sesuai
dengan bunyi dari sila kelima yang

berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “. Jika kita melihat dari sudut pandang antar daerah
pun, kita akan dihadapkan pada kenyataan atas ketimpangan dalam hal pembangunan yang terjadi. Daerah
kota seperti lebih diistimewakan oleh pemerintah dalam hal pembangunan, sedangkan daerah-daerah yang
jauh dari keramaian kota seakan-akan dilupakan dan pemerintah bagai menutup mata. Ketimpangan sosial
di tingkat antar daerah banyak terjadi,hal ini terlihat jelas dari perkembangan ekonomi di daerah tersebut.
4. Pancasila Dalam Kajian Sejarah Indonesia
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia
dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasansejarah bangsa Indonesia maupun
dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia.
Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-agama besar, seperti:
peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut menyumbang danmenyempurnakan
konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilaiketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan.
Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan
dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi
yang benar-benar sama.
Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologibangsa.

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia


Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan
dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-
masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa
lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulukala
bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur


Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa
disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia.
Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa
pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat
5. Pancasila Sebagai Pilihan Terbaik
Pada hakikatnya Pancasila mempunyai banyak point point penting dan mengandung makna yang positif
untuk kehidupan berwarga negara di Indonesia, selain itu Pancasila juga berisi tentang konsep konsep
kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, sekaligus memiliki pemikiran atau gagasan mengenai
tatanan kehidupan yang sesuai dengan Pancasila. Pancasila bukan hanya menuntun kita sebagai petunjuk
arah untuk melaksanakan kehidupan di dunia, tetapi juga digunakan sebagai petunjuk arah dikehidupan
pasca kehidupan di dunia. Bila penerapan Pancasila dilaksanakan dengan baik dan diartikan secara benar,
Indonesia akan memiliki pribadi bangsa yang baik dan tidak terpecah belah. Sebagai dasar negara maka
Pancasila sekaligus sumber hukum yang memilki artian bahwa semua hukum yang disusun harus
berdasarkan Pancasila.

Banyak upaya yang bisa kita lakukan untuk turut serta dalam menjaga Pancasila. Upaya-upaya yang bisa
kita lakukan sebagai warga negara Indonesia untuk kehidupan di Indonesia diantaranya kita harus
melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu, Tidak mengubah, menghapus, dan mengganti dasar negara kita yaitu Pancasila dengan dasar negara
yang lain, atau dengan kata lain tidak melakukan hal yang bersimpangan denganmakna-makna Pancasila.
Dan juga kita harus mempertahankan Pancasila karena dengan mempertahankan Pancasila berarti
mempertahankan kesatuan Negara Kesatuan Republik.
Indonesia. Mengganti Pancasila dengan dasar negara yang lain berarti mengancam
keberadaan negara Indonesia.
Pancasila sangat penting dalam kehidupan di Indonesia, karena mencakup semua pedoman
hidup bernegara dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indoensia dan
membantu dalam mewujudkan cita-cita dan pencapaian bangsa. Maka dari itu kita harus
saling menjaga dan turut serta dalam melestarikan butir-butir nilai Pancasila. Agar tidak
berhenti sampai ke generasi kita saja, kita sebagai generasi penerus harus menurunkan
wawasan dan pengetahuan kita tentang Pancasila dan juga tidak lupa menurunkan rasa
nasionalisme dan semangat juang demi Indonesia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai