Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER 1

“POSYANDU”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1/KELAS B :

1. RISKA DAMAYANTI
2. MUHAMMAD SAMSUL RIZAL
3. THARIQ ZIADI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN 2021
SOAL:

1.Uraikan pengertian POSYANDU?

2. Apa Saja tujuan Posyandu?

3. Apa saja jenis-jenis Posyandu?

4. Konsep 5 meja dalam posyandu?

5. Pengertian kader?

6.Apa saja tugas-tugas Kader?

SUB 1 DIKERJAKAN OLEH: MUHAMMAD SAMSUL RIZAL

SUB 2 DIKERJAKAN OLEH: THARIQ ZIADI

SUB 3 DIKERJAKAN OLEH: RISKA DAMAYANTI


JAWAB

1. Pengertian Posyandu

Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya
yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama
(Depkes RI, 1990).

Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di


masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan
revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu
untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan
kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi
posyandu (Depdagri, 1999).

2. Tujuan Posyandu

Menurut Departemen Kesehatan:

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Mempercepat penerimaan NKKBS.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan


kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.

(Departemen Kesehatan).

Menurut Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU:

1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.

2. Membudayakan NKBS

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan


kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan


ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :

1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu
dan anak,

3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera,

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan


dan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat,
pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi,

5. Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi
untuk swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat

3. Jenis-jenis Posyandu

1. Posyandu pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya
belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’
sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu
ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan
program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%.
Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi
untuk posyandu madya yaitu :

a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi
dengan metoda simulasi.

b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan


masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan prgram tambahan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau)


Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali
per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program
utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan,
bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu
di tingkat ini adalah :

a) Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan


sendiri pengembangan program di posyandu

b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat
dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru),

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau
lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar
Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.

4. MEJA POSYANDU

Langkah ke Posyandu

Pelaksanaan kegiatan di Posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan
di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidak
berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaanya, tetapi kegiatan
Posyandu harus mencakup 5 pokok kegiatan:
 Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
 Meja 2 Penimbangan balita
 Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
 Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui
 Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit

Kegiatan Di MEJA 1

1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di
KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau
KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama
anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS,
kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.

2. Pendaftaran ibu hamil


 Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
 Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4
untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas
kesehatan di meja 5.
 Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, dan
ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas kesehatan di meja 5.
Kegiatan di MEJA 2

 Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik
kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
 Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja pencatatan.

Kegiatan di MEJA 3

 Buka KMS balita yang bersangkutan.


 Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
 Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
 Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
 Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai
ingatan ibunya.
 Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan
lahir anak dan catat.

Kegiatan di MEJA 4

 Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan
hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.
 Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas kesehatan
atau bidan
 Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul
iodium/garam iodium dan vitamin A.
Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta
pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari
Puskesmas.
b. Sasaran Posyandu :
• Bayi/Balita.
• Ibu hamil/ibu menyusui.
• WUS dan PUS.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1) Kesehatan ibu dan anak :


• Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
• Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan
Agustus)
• PMT
• lmunisasi.
• Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui
pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui
grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.


3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita
dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
5. Pengertian KADER Posyandu

Kader posyandu merupakan anggota yang berasal dari masyarakat didaerah


tersebut serta bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan
kegiatan Posyandu. Kader posyandu sebagai penyelenggara posyandu dituntut
untuk memenuhi kriteria yaitu anggota masyarakat setempat, dapat membaca dan
menulis huruf latin, memiliki minat dan bersedia menjadi kader, bekerja secara
sukarela, dan memiliki kemampuan dan waktu luang (Kemenkes RI, 2011).

Sedangkan pengertian Kader Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah


anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja
bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.

Sementara menurut WHO (1998) merupakan laki-laki atau wanita yang


dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah kesehatan
perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.

6. Tugas-tugas Kader Posyandu

Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari


berbagai pihak, baik dukungan moril, material, maupun finansial. Selain itu
diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk
kader posyandu.

Menurut Kemenkes RI (2012) menyatakan bahwa kader posyandu


memiliki kontribusi besar dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
balita, oleh karena itu menurut Kemenkes RI (2011) kader posyandu memiliki
tugas sebagai berikut:

1. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)


Kader posyandu memiliki peran penting dalam hal persiapan sebelum
kegiatan posyandu berlangsung, kegiatan tersebut seperti mempublikasikan hari
buka posyandu melalui pertemuan warga setempat, mempersiapkan tempat dan
sarana posyandu, melakukan pembagian tugas kader posyandu, melakukan
koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya, mempersiapkan
bahan PMT Penyuluhan.

2. Pelaksaan Posyandu (H)


Pada saat hari pelaksanaan posyandu, kader posyandu memiliki tugas
dibagian pendaftaran balita, ibu hamil,dan pasangan usia subur; melakukan
penimbangan, pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS; melakukan
pencatatan pada KMS/ buku KIA, buku register ibu hamil (SIP), buku register
PUS/WUS; melakukan penyuluhan untuk ibu balita, ibu hamil, ibu nifas, dan
ibu menyusui, PUS; pelayanan kesehatan dan KB.

3. Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H+)


Setelah kegiatan posyandu dilakukan, kader posyandu masih memiliki tugas
seperti mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu yaitu bayi, anak
balita, ibu hamil, ibu menyusui dan membuat laporan bulanan dalam bentuk
laporan SKDN (Wiku A dalam Nory (2012)

Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang
memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan
menurut Depkes RI (2003), berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan
Posyandu, antara lain:
A. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:
B. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain
untuk melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal
masalah dan potensi.
C. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas
hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal
kegiatan

Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain :

A. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat


B. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan
Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
C. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir
di posyandu.
D. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
E. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
F. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.
G. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada
bumil, ibu yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,

Anda mungkin juga menyukai