Makalah Review Jurnal Kel 6
Makalah Review Jurnal Kel 6
Dosen Pengampu :
Oleh kelompok 5:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya berupa kesehatan jasmani dan rohani penulis
dapat menyelesaikan makalah review jurnal “Sistem Imunologi Ibu Nifas Pada
Kasus Mastitis” ini dengan sebaik mungkin. Makalah review jurnal ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui
dengan dosen pengampu ibu Nila Widya Keswara S.ST.,MKM. Prodi Sarjana
Terapan Kebidanan di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen
Malang. Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Nila Widya Keswara S.ST.,
MKM. Selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, dimana
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang sistem imunologi pada ibu nifas dengan kasus mastitis.
Penulis menyadari makalah review jurnal ini jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
A.LATAR BELAKANG..............................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH..........................................................................5
C.TUJUAN................................................................................................5
D.MANFAAT.............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
1.1 Sistem Imonologi Pada Ibu Nifas.......................................................6
1.2 Gangguan Ibu Nifas Dan Menyusui Martitis.......................................6
1.3 Sistem Imunologi Pada Ibu Nifas Dengan Gangguan Mastitis..........7
BAB III........................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................12
2.1 Kesimpulan.......................................................................................12
2.2 Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang umumnya terjadi
bersamaan dengan laktasi yang sering terjadi pada ibu nifas yang
menyusui. Penyumbatan pada saluran ASI dan adanya infeksi dapat
menimbulkan mastitis. Mastitis akan mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan gizi pada ibu menyusui dan terganggunya proses menyusui
sehingga berdampak pada status gizi bayi.
Mastitis merupakan kejadian yang ditandai dengan adanya rasa sakit
pada payudara yang disebabkan adanya peradangan payudara yang bisa
disertai infeksi maupun non infeksi. Kejadian mastitis sekitar 15–21% ibu
menyusui yang terjadi pada 6-8 minggu pertama masa menyusui atau
pada masa nifas.
Kurang lebih 3% kejadian mastitis berlanjut menjadi kasus abses
payudara. Faktor risiko penyebab mastitis antara lain stasis ASI, putting
susu lecet dan faktor kelelahan pada ibu. Jika ibu mengalami putting susu
lecet maka hal itu akan menjadi jalan masuk bagi mikroorganisme untuk
menginfeksi payudara. Kebiasaan proses pengosongan payudara yang
tidak tuntas juga menyebabkan stasis atau bendungan payudara yang
nantinya menjadi media berkembangnya mikroorganisme. Kelelahan ibu
menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh ibu sehingga
memudahkan terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.
Pengetahuan ibu tentang proses menyusui yang kurang dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam posisi menyusui yang
berakibat terjadinya lecet pada putting susu ibu. Selain itu juga
menyebabkan proses pelepasan dan pengeluaran ASI yang kurang
maksimal sehingga menyebabkan bendungan payudara. Mastitis
merupakan salah satu penyebab penyapihan dini pada bayi karena
alasan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu
menyusui. Kurangnya pemberian informasi tentang proses menyusui
dianggap sebagai salah satu penyebab rendahnya pengetahuan ibu
tentang menyusui sehingga menyebabkan mastitis.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud sitem imunologi pada ibu nifas?
2. Apa yang dimaksud dengan gangguan mastitis?
3. Bagaimana keterkaitan sistem imunologi pada ibu nifas dengan
gangguan mastitis?
C.TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
a. Mengetahui pengertian sistem imunologi pada ibu nifas
b. Mengetahui pengertian gangguan ibu nifas dan menyusui mastitis
c. Mengetahui keterkaitan sistem imunologi pada ibu nifas dengan
gangguan mastitis
d. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
menyusui.
D.MANFAAT
Manfaat dari penulisan ini antara lain:
Mengetahui dan memahami pengertian sistem imunologi pada ibu
nifas
Mengetahui pengertian penyakit mastitis
Mengetahui dan memahami keterkaitan sistem limunologi ibu nifas
dengan gangguan mastitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mastitis dapat dipengaruhi oleh factor ibu yaitu praktik menyusui yang
tidak baik, terutama posisi dan pelekatan bayi yang disebabkan kurangnya
pengetahuan dan pendidikan ibu tentang menyusui, adanya sumbatan pada
aliran ASI, puting pecah atau lecet, system imun ibu yang terganggu dan
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, menurunnya produksi ASI akibat
kekurangan gizi, stress dan kelelahan, ibu mengalami kekurangan energi
dan protein, penggunaan krim pada puting, produksi ASI yang terlalu banyak.
Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus
(saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka
terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang
memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas
jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen terutama protein kekebalan
tubuh dan natrium dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke
jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya
respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Ibu yang menderita mastitis harus benar-benar beristirahat, memperbanyak
minum, makanan bergizi seimbang, dan mengatasi stress.
( Pilar Mediano,2014).
Yang dilakukan pada ibu untuk pencegahan dan pengobatan mastitis adalah:
Menyusui sesering mungkin dengan payudara secara bergantian dan
menyusui hingga payudara terasa kosong untuk mencegah statis.
Gunakan bra dengan penyangga yang tidak terlalu sempit.
Selalu mencuci tangan dan merawat payudara dengan
membersihkannya menggunakan air bersih tanpa sabun atau agen
pengering lainnya.
Mengompres payudara menggunakan air hangat pada area yang
efektif agar aliran ASI menjadi lancar. Kompres hangat pada suhu
40,5-43⁰ C akan memperbaiki sirkulasi darah, terutama pada
engorgement payudara dan mengurangi serta mengatasi rasa nyeri.
Kompres hangat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
menempelkan kantung karet yang berisi air hangat dan menempelkan
handuk yang telah direndam di dalam air hangat ke bagian tubuh
yang nyeri. Payudara yang nyeri bukan disebabkan oleh adanya
bendungan ASI, namun karena infeksi, akan lebih efektif bila
dikompres dengan es atau dingin.
Meningkatkan konsumsi cairan
Memberi dukungan dan membantu ibu untuk lebih nyaman dalam
menyusui dan mengurangi stress
Pemberian antibiotic penisilin jenis penisilinase resisten atau
cephalosporin. Erythromycin dapat digunakan bila ibu alergi terhadap
penisilin. Terapi awal yang paling umum adalah dengan pemberian
dikloksasilin 500 mg per oral 4 x sehari selama 10 hari.
Pemberian parasetamol sebagai analgetic dan antipiretik dapat
dilakukan bila ada demam dan rasa nyeri dengan dosis 500 mg tablet
sebanyak 3-4 kali sehari 1-2 tablet atau sesuai petunjuk dokter.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Imunologi adalah ilmu yang memperlajari sistem imunitas tubuh manusia.
Disfungsi sistem imun yang berperan dalam patoenesis berbagai penyakit .
Daya imun tubuh ibu juga mempengaruhi terjadinya mastitis, terutama pada
ibu yang mempunyai status gizi buruk dan kurang istirahat. Infeksi payudara
(mastitis) tidak terjadi melalui luka pada puting saja, tetapi kemungkinan juga
dapat melalui peredaran darah. Protein memiliki peran utama dalam fungsi
imun karena protein dibutuhkan tubuh untuk tubuh dalam pembelahan sel
normal untukmenghasilkan komponen seluler. Antibodi dan agen vital lainya
menyusun asam amino yang penting untuk sintesis dan pembelahan sel
yang sangat vital untuk penyembuhan luka.
Mastitis adalah suatu kondisi radang payudara dan mungkin akibat
penurunan imunitas dan penurunan daya tahan terhadap infeksi. Mastitis
berkisar pada tingkat keparahan dari peradangan ringan, asimptomatik yang
biasanya tidak menular, hingga mastitis parah yang terbukti secara klinis,
yang bermanifestasi sebagai kemerahan, pembengkakan payudara, demam
atau infeksi sistemik. Mastitis dapat timbul dari faktor-faktor yang
berhubungan dengan kesehatan ibu, kesehatan bayi atau keduanya. Dalam
pencegahan kasus Mastitis, hal yang disarankan adalah masih tetap
menyusui bayinya, agar dapat mengurangi pembendungan pada ASI, tetapi
jika ada putting susu lecet maka sebaiknya menggunakan alat bantu untuk
menyalurkan ASI pada bayinya. Pemberian informasi tentang cara menyusui
yang benar dan cara manajemen laktasi sangat penting untuk pencegahan
mastitis.
2.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA