Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ADINDA SYABILA ROZA

KELAS : 20A
NIM : 20010005

Indonesia Emas Generasi Yang Cerdas


Oleh Rijwan Munawan

Bila kita mendengar kata emas, apa yang terpikir dalam benak kita? Barang yang
berharga, barang yang mahal, barang yang indah, atau barang yang tidak ada gunanya sama
sekali? Sangat jelas, pasti emas itu adalah sesuatu yang amat berharga dan semua orang ingin
memilikinya. Lalu apa yang dimaksud dengan Indonesia Emas? Mengambil dari kata emas itu
sendiri bahwa Indonesia emas dimana Indonesia menuju suatu proses kemajuan yang dicita-
citakan dan mampu bersaing dengan negara-negara yang lebih dulu maju. Selain itu Indonesia
emas juga berkaitan dengan siapa yang ada di dalamnya yang berkontribusi membawa Indonesia
menjadi generasi emas. Sudah tentu adalah para generasi emas itu sendiri, yakni pemuda
Indonesia, aset bangsa, harapan bangsa, yang akan membawa Indonesia ke masa keemasan.
Lalu, generasi emas seperti apa yang dibutuhkan bangsa ini? Yang pasti pemuda bangsa yang
memiliki karakter cerdas.
Pertama, pemuda selaku aset bangsa harus mampu bersaing dengan perkembangan
jaman, dimana mereka harus mampu memfilter bari baik dan buruknya akibat dari perubahan
jaman ini. Disinilah peran pemuda generasi cerdas diuji. Namun sayang, dari sekian banyak
pemuda-pemuda bangsa, banyak dari mereka yang malah menjadi korban dari perkembangan
jaman ini. Mereka tidak mampu memfilter, dan yang ada hanya ikut-ikutan terbawa arus kepada
kemodernan.
Selain itu, pemuda generasi bangsa yang cerdas adalah dimana mereka memiliki
keimanan yang tangguh dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai agamanya. Dalam
perkembangan jaman ini para pemuda bangsa disuapi aneka hiburan, gaya hidup, hingga gaya
berpikir yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Dapat kita lihat sehari-hari dalam tayangan
televisi yang mempertontonkan acar-acara yang tidak berbobot, serta tidak mengandung ‘’ gizi
dan vitamin’’ , mulai dari gosip, sampai sinetron yang jauh dengan pembangunan peradaban
budaya bangsa. Tanpa disadari, mereka tengah hanyut di dalamnya.
Tidak mengherankan jika banyak kalangan pemuda bangsa yang hanyut kepada gaya
hidup yang membuat mereka lupa akan tugas mereka sebagai aset bangsa. Padahal bangsa ini
menunggu tabungannya yang kemudian hari bisa dipakai untuk memajukannya, yakni para
pemuda itu sendiri. Namun apabila pemuda bangsanya sendiri seperti itu, apa yang diharapkan
oleh bangsa?
Menurut perkiraan dari tahun 2012-2035, Indonesia mendapat bonus demografi, dimana
jumlah penduduk usia produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua. Usia
produktif itu adalah para pemuda bangsa dan diprediksikan Indonesia akan menuju emas pada
tahun 2045. Maka dari itu bangsa ini harus menyiapkan generasi-generasi emasnya yang cerdas
untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045. Lalu apa juga artinya menyiapkan Generasi Emas
2045 bila ternyata generasi emasnya sekarang ini, di tiap desah nafasnya ‘’menghirup udara
pendidikan gaya hidup, dan kebudayaan’’ yang dengan jelas-jelas dibenci oleh Tuhan dan jauh
dari budaya bangsa? Karena jika suatu bangsa khususnya para pemuda apabila kehilangan jati
dirinya, maka bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan hidup, bahkan akan punah.
Bila generasi pemuda bangsa benar-benar cerdas dan memiliki misi untuk negara,
Bangkitnya Generasi Emas 2045 akan benar-benar menjadi sebuah cita-cita bukan tebar
pesona. Indonesia menuju 2045 sangatlah harus diperhatikan oleh siapa pun yang ada di
Indonesia saat ini khususnya para pemuda bangsa. Ditahun itulah Indonesia akan merayakan 100
tahun kemerdekaannya. Kemerdekaan yang didapat dengan usaha yang tidak dapat kita balaskan
sebagai penerus bangsa. Para pahlawan memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk Indonesia
agar mendapatkan kemerdekaannya.
Generasi bangsa yang cerdas adalah dimana mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan jaman yang serba modern tanpa terbawa dengan apa yang ada didalamnya. Generasi
cerdas selalu mengisi waktu dengan hal-hal yang positif. Mereka mengasah kemampuan mereka
dengan memanfaatkan waktu, yang mana akan mengasah dan mengembangkan potensi yang ada
di dirinya. Kemampuan potensi dirinya yang kelak berharga dimasa depannya.
Potensi yang ada dalam diri pemuda generasi bangsa tidak hanya menyangkut upaya
dalam mengisi waktu dengan hal positif. Adakalanya dalam mengembangkan potensi dirinya tak
jarang menuai cobaan dan halangan. Dan bukan berarti itu gagal, melainkan itu suatu terpaan
sebelum ia terjun kedalam kehidupan pengabdian kepada masyarakat secara nyata.

Itulah sosok pemuda cerdas bangsa, tabungan bangsa menuju Indonesia emas. Pemuda
bangsa yang diharapkan oleh segenap bangsa. Harapan bangsa ini bukan hanya kepada sosok
pemudanya, melainkan juga kepada pemuda yang cerdas, berkarakter, berilmu, dan memiliki
mentalitas yang kuat. Bila pemuda bangsa telah memiliki jiwa seperti itu, maka harapan
Indonesia menuju Indonesia emas ada di depan mata yang akan teraih dengan gemilang. Jayakan
Indonesia 2045.

Sumber pustaka :

Armini, I.G.A. 2005. Perubahan Pekerjaan Generasi Muda Pedesaan di Desa Nongan Kecamatan
Rendang Kabupaten Karangasem ”Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional” (tidak diterbitkan).
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Maryati, Tuty; Sunada, Made. 2004. Pemanfaatan Media Petilasan dalam Pembelajaran
Sejarah Nasional Indonesia II untuk Menumbuhkan Kesadaran Sejarah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Sejarah Semester III Tahun Ajaran 2004/2005. “Laporan Penelitian Tindakan Kelas”
(tidak diterbitkan). FKIP Singaraja: Singaraja.
ANALISIS ESSAI

Indonesia Emas Generasi Yang Cerdas


Oleh Rijwan Munawan

Bila kita mendengar kata emas, pastinya emas adalah sesuatu yang sangat berharga dan
pastinya semua orang pasti memilikinya. Mengambil dari kata emas itu sendiri bahwa Indonesia
emas dimana Indonesia menuju suatu proses kemajuan yang dicita-citakan dan mampu bersaing
dengan negara-negara yang lebih dulu maju. Sudah tentu adalah para generasi emas itu sendiri,
yakni pemuda Indonesia, aset bangsa, harapan bangsa, yang akan membawa Indonesia ke masa
keemasan. Generasi yang dibutuhkan Indonesia pasti pemuda bangsa yang memiliki karakter
cerdas. Pemuda generasi bangsa yang cerdas adalah dimana mereka memiliki keimanan yang
tangguh dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai agamanya.
Dalam perkembangan zaman ini pemuda banyak terlena dengan gaya hidup,hiburan,
hingga gaya berpikir yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Sekian banyak pemuda-pemuda
bangsa, banyak dari mereka yang malah menjadi korban dari perkembangan jaman ini. Mereka
tidak mampu memfilter, dan yang ada hanya ikut-ikutan terbawa arus kepada kemodernan.
Tetapi tidak heran jika pemuda bangsa sekarang hanyut kepada gaya hidup yang membuat
mereka lupa akan tugas mereka sebagai aset bangsa. Padahal bangsa ini menunggu tabungannya
yang kemudian hari bisa dipakai untuk memajukannya, yakni para pemuda itu sendiri. Maka dari
itu bangsa ini harus menyiapkan generasi-generasi emasnya yang cerdas untuk menuju Indonesia
emas bila ternyata generasi emasnya sekarang ini, di tiap desah nafasnya ‘’menghirup udara
pendidikan gaya hidup, dan kebudayaan’’ yang dengan jelas-jelas dibenci oleh Tuhan dan jauh
dari budaya bangsa
Generasi bangsa yang cerdas adalah dimana mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan jaman yang serba modern tanpa terbawa dengan apa yang ada didalamnya.. Generasi
yang cerdas adalah pemuda yang mengisi waktu mereka dengan hal hal yang positif serta
mengembangkan potensi dan mengasah yang ada pada dirinya sendiri yang berguna untuk masa
depan nanti. Harapan bangsa ini bukan hanya kepada sosok pemudanya, melainkan juga kepada
pemuda yang cerdas, berkarakter, berilmu, dan memiliki mentalitas yang kuat. Bila pemuda
bangsa telah memiliki jiwa seperti itu, maka harapan Indonesia menuju Indonesia emas ada di
depan mata yang akan teraih dengan gemilang.
Sumber pustaka :

Armini, I.G.A. 2005. Perubahan Pekerjaan Generasi Muda Pedesaan di Desa Nongan Kecamatan
Rendang Kabupaten Karangasem ”Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional” (tidak diterbitkan).
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Maryati, Tuty; Sunada, Made. 2004. Pemanfaatan Media Petilasan dalam Pembelajaran
Sejarah Nasional Indonesia II untuk Menumbuhkan Kesadaran Sejarah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Sejarah Semester III Tahun Ajaran 2004/2005. “Laporan Penelitian Tindakan Kelas”
(tidak diterbitkan). FKIP Singaraja: Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai