Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak baru lahir meliputi bahaya fisik, bahaya
fisiologis, dan bahaya psikologis.
1. Bahaya Fisik
Kematian
Selama tahun pertama, kematian biasanya disebabkan oleh penyakit yang parah sedangkan
dalam tahun kedua kematian lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan. Sepanjang masa
bayi, lebih banyak anak laki-laki yang mati dari pada anak perempuan.
Penyakit
Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan karena
penyakit gastrointestinal atau komplikasi pernapasan, tetapi jumlah kematian yang dulu
disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh berkurang karena sekarang bayi diberi
suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh terhadap penyakit yang dulu merupakan
penyakit yang fatal.
Tetapi penyakit ringan seperti selesma dan gangguan pencernaan umum terjadi. Diagnosa
yang tetap dan perawatan medis yang baik dapat mencegah akibat yang buruk. Tetapi
kalau diabaikan, seperti yang terjadi dalam selesma, gangguan-gangguan yang lebih parah
berkembang cepat, terutama radang telinga.
Penyakit yang lama dapat mengganggu pola pertumbuhan normal. Tidak semua bayi
setelah sembuh dapat mengejar perkembangan pertumbuhannya.
Seberapa jauh pola pertumbuhan dipengaruhi oleh penyakit yang lama diderita sampai
sekarang belum dapat ditentukan.
Kecelakaan
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindung dalam
tempat tidur atau kereta tidurnya. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat
bergerak lebih bebas dan tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi.
Kecelakaan seperti luka memar dan luka garuk merupakan kecelakaan ringan dan tidak
meninggalkan akibat yang permanen. Jenis lain seperti pukulan di kepala atau sobekan-
sobekan merupakan kecelakaan yang cukup parah dan dapat meninggalkan bekas luka atau
bahkan mengakibatkan akibat yang fatal. Tetapi kecelakaan ringan sekalipun dapat
meninggalkan luka psikologis. Bayi sering menakuti situasi yang sama dengan situasi yang
menimbulkan kecelakaan atau ia mengembangkan sikaf takut sebagai akibat seringnya
mengalami kecelakaan.
Kurang Gizi
Kekurangan gizi yang dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak
seimbang, tidak saja dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak perkembangan
mental. Hal ini dapat menyebabkan rintangan dalam pertumbuhan dan mengakibatkan
cacat fisik seperti gigi busuk, kaki bengkak dan kecenderungan menderita banyak
penyakit.
Karena otak tumbuh dan berkembang sangat cepat dalam masa bayi maka dapat sangat
dipengaruhi oleh kurangnya gizi. Dua tahun pertama disebut periode kritis dalam
pertumbuhan otak karena adanya peningkatan yang mencolok dalam perkembangan sel-sel
otak pada masa ini, oleh karena itu merupakan periode dimana otak sangat rentan
terhadap kerusakan. Kalau pada saat ini bayi menderita kekurangan gizi tidak dapat
dijamin bahwa perkembangan selanjutnya akan berjalan normal.
Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak dapat mencapai potensi-
potensi intelektualnya, sekalipun sudah menjadi lebih besar anak tidak dapat melakukan
tugas-tugas intelektual yang seharusnya dapat dilakukan seandainya perkembangan yang
normal tidak terganggu oleh rusaknya perkembangan otak karena kekurangan gizi.
2. Bahaya Fisiologis
Kebiasaan Makan
Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka lebih lama
terlibat dalam kegiatan menghisap lainnya (seperti menghisap ibu jari), lebih banyak
mengalami kesulitan tidur dan lebih gelisah dari pada bayi yang periode meneteknya lebih
singkat. Kalau terlambat disapih bayi cenderung menolak jenis makanan yang baru dan
cenderung menghisap ibu jari sebagai pengganti puting susu ibu. Bayi juga akan menolak
makanan yang agak padat kalau makanan agak keras terlampau cepat diperkenalkan,
bukan karena rasanya melainkan karena kekerasannya.
Kebiasaan Tidur
Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa, atau kegaduhan dapat membuat
anak menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal tidur yang tidak memenuhi persyaratan
membuat bayi tegang dan menolak tidur.
Kebiasaan Pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang dengan baik.
Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak mau berkerja sama
dalam membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya. Sebaliknya, penundaan
melatih pembuangan mengakibatkan kebiasaan yang tidak teratur dan kurangnya motivasi.
Mengompol merupakan hal yang umum bila latihan bila tidak dilakukan sesuai dengan
kesiapan perkembangan bayi.
3. Bahaya Psikologis
Kalau perkembangan motorik terlambat, bayi akan sangat dirugikan pada saat mulai
bermain dengan teman-teman sebaya. Semakin banyak kelambatan dalam pengendalian
motorik, akan semakin lambat ia memperoleh keterampilan yang dimiliki anak-anak lain.
Lagi pula, karena keinginan mandiri sudah mulai berkembang pada awal tahun kedua,
maka bayi yang perkembangan motoriknya terlambat akan merasa kecewa kalau gagal
dalam usahanya melakukan sesuatu secara sendirian. Yang juga sangat mengganggu dalam
penyesuaian diri anak adalah tekanan dari orang tua untuk mencapai pengendalian
motorik dan untuk belajar keterampilan motorik sebelum ia cukup matang untuk
melakukannya. Di bawah kondisi ini bayi sering mengembangkan sikap menolak dan
negativistik yang akan melemahkan motivasinya dan menyebabkan tertunda mempelajari
tugas-tugas yang seharusnya sudah dapat kuasai.
- Tekanan
a Sosial
Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk belajar
menjadi sosial. Ini mendorong lambatnya sifat-sifat egosentris berlangsung, yang
merupakan ciri dari setiap bayi, dan mengakibatkan perkembangan sikaf introvert.
Kurangnya kesempatan untuk kontak sosial dalam setiap usia akan mengganggu, terutama
dari usia 6 minggu sampai 6 bulan yang merupakan saat keritis dalam pengembangan sikap
yang mempengaruhi pola sosialisasi. Meskipun sikap sosial dapat dan memang berubah,
banyak individu yang membentuk sikap sosial yang kurang baik pada saat bayi akan terus
bersikap kurang sosial kalau besar nanti.
Bahaya Bermain
Bermain pada masa bayi merupakan bahaya potensial, baik secara fisik maupun psikologis.
Banyak mainan dapat menimbulkan goresan, memar atau menyebabkan bayi tercekik
karena ada bagian yang lepas. Bahaya psikologis yang utama adalah bahwa bayi sangat
bergantung pada mainan untuk memperoleh hiburan dan tidak belajar bermain yang
melibatkan interaksi dengan orang-orang lain. Televisi, yang digunakan pengganti
pengasuh, tidak mendorong anak untuk memainkan peran aktif dalam bermain.
Meskipun pengertian merupakan tahap perkembangan yang masih sangat sederhana namun
dapat merupakan bahaya psikologis yang bahaya. Dalam perkembangan konsep, relatif
mudah untuk memperbaiki konsep yang salah tentang orang, benda atau situasi dengan
konsep yang benar. Tetapi, semua konsep mempunyai bobot emosi, dan disinilah letak
bahayanya. Kalau, misalnya, bayi belajar mengasosiasikan kembang gula dengan perilaku
yang baik dan menganggap sayur-sayuran sebagai bentuk hukuman, bobot emosi dari
konsep ini akan mengakibatkan suka atau tidak terhadap jenis makanan.
Bahaya Moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi
mendapatkan bahwa ia lebih banyak memperoleh perhatian kalau ia melakukan sesuatu
yang mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih
diterima.
- Terlampau melindungi
- Penganiayaan anak
DAFTAR PUSTAKA
Perry and Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan praktik
Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor
edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
hasil NOC. Jakarta : EGC