6 Nasihat Bijaksana Luqman AlHakim Kepada Anaknya
6 Nasihat Bijaksana Luqman AlHakim Kepada Anaknya
Luqman Al-Hakim, seorang laki – laki yang telah Allah berikan hikmah berupa ilmu, agama dan
kebenaran dalam ucapannya.
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman” [QS Luqman: 12]
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu ia memberi pelajaran
kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” [QS. Luqman: 13]
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” [QS. Luqman: 13]
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [QS Luqman: 16]
Imam Al-Qurthubi berkata, “Telah diceritaka bahwa putra Luqman bertanya pada ayahnya mengenai
sebutir biji yang jatuh ke dasar laut, apakah Allah mengetahuinya? Maka Luqman pun menjawab
dengan mengulang jawaban dalam firman Allah:
“Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha mengetahui.” (QS Luqman: 16)
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” [QS. Luqman: 18]
Menurut Imam Al-Qurthubi ayat tersebut bermakna, “janganlah kamu palingkan mukamu dari
orang-orang karena kesombonganmu, merasa besar diri, angkuh, dan meremehkan mereka.” Maka
hadapkanlah mukamu ke mereka dengan penampilan menawan lagi simpatik.
6. Bersikaplah pertengahan
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk
suara ialah suara keledai.” [QS. Luqman: 19]
Imam Al-Qurthubi berkata, sesudah Luqman memberi peringatan terhadap anaknya agar selalu
waspada terhadap akhlak tercela, ia pun kemudian menggambarkan akhlak mulia yang harus
dikenakannya. Yaitu bersikap pertengahan dalam berjalan yang juga dimaksud berjalan diantara
langkah cepat dan lambat. Dan melunakkan suara yaitu mengurangi suara keras.