HEPATITIS
Dosen Pengampu:
KELOMPOK :V (Lima)
Nama Anggota:
Windah Maria Belen (PO71200200047)
Wanda Ferolita (PO71200200035)
Mai Lani Nadia Samsiska (PO71200200051)
Muttiah Arafah (PO71200200029)
Aza Amelia Putri (PO71200200005)
Yuliana Putri Sulistyowati (PO71200200001)
Tingkat: II.A
Prodi: D3 Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena
atas berkat dan bimbingannya
kami dapatmenyelesaikan penulis Studi Kasus ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Dengan Hepatitis’’ kami menyadari bahwaselama penulisa
n Studi Kasus ini kami banyak mendapatkandukungan dan bimbingan da
ri berbagai pihak,
tidak terlepasdari bantuan tenaga, pikiran dan dukungan moril.
Oleh karenaitu, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbe
sarnya kepada ibu Nur insani
selakupembimbing dan penguji yang dengan penuh kesabaran dan ketelit
ian serta dengan segala totalitasnya dalammenyumbangkan ide ide dalam
penulisan makalah ini.
Akhir
kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari kesempurnaan,
untuk itu segala saran
dan kritik sangatkami harapkan dalam penyempurnaannya.
Daftar Isi
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index – BMI) dan Berat Badan
Ideal (Ideal Body Weight – IBW ) a)Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak
dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan dan obesitas.
Tabel 2.2 Rumus BMI diperhitungkan (Tarwoto dan
Wartonah, 2015) :
5) Pemeriksaan fisik
Penampilan fisik pada pasien dengan Hepatitis dapat dilihat
dari aspek-aspek berikut :
a) Keadaan umum : apatis, kelemahan, dan malaise umum.
b) Keadaan kulit : teraba hangat, ikterik pada kulit, ruam, bercak
eritema, atau gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak.
c) Keadaan bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, ikterus pada
membran mukosa.
d) Keadaan mata : konjungtiva pucat, kering, ikterus.
e) Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltik
usus, pembesaran hati atau limfe, nyeri tekan pada abdomen,
splenomegali.
f) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver atau lien.
g) Pengukuran Tanda-Tanda Vital : Demam 37,8oC-38,9oC.
2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada penderita Hepatitis
berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017),
sebagai berikut :
a.Defisit nutrisi berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual, muntahDefinisi : asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi (misalnya : finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (misalnya : stress, keengganan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif : tidak tersedia
2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
normal
Gejala dan Tanda Minor
1)Subjektif :
a) Kram/nyeri abdomen
b) Nafsu makan menurun
c) Cepat kenyang setelah makan 2)Objektif :
a) Otot pengunyah lemah
b) Otot menelan lemah
26
yang dapat
mempengaruhi nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4. Implementasi
Tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi
dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. (Nursalam, 2008). Jenis-jenis tindakan pada tahap implementasi
adalah :
b. Secara mandiri (independent)
Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk
dan instruksi dari dokter atau profesi kesehatan lainnya.
c. Saling ketergantungan (interdependent)
Adalah kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan
lainnya seperti tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.
d. Rujukan/ketergantungan (dependent)
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut mendandakan suatu cara dimana
tindakan medis dilaksanakan.
5.Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah
ketika pasien dan petugas kesehatan menentukan kemajuan pasien menuju
pencapaian tujuan/hasil, dan keefektifan rencana asuhan keperawatan.
31
3. Patofisiologi
Pada umumnya gejala Hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase
inkubasi, prodromal (pra-ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen
(penyembuhan).
a. Fase inkubasi, merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya
gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus
Hepatitis.
b. Fase prodomal (pra-ikterik), merupakan fase diantara timbulnya
keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Keluhan umum
yang timbul pada fase ini biasanya malaise umum, nyeri otot, nyeri
sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas, anoreksia, mual, muntah,
demam derajat rendah, nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap
dikuadran kanan atas atau epigastrium.
c. Fase ikterus. Fase ini muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga
muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase
ini tidak terdeteksi. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan
gejala prodomal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
33
5.Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penderita Hepatitis secara umum menurut Nurarif,A.H, dan
Kusuma, H (2015) yaitu :
e. Anoreksia, malaise, mual, dan muntah
f. Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, fotopobia, sakit kepala dan mialgia
g. Demam ditemukan pada infeksi HAV
h. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
i. Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
j. Nyeri tekan pada hati
k. Splenomegali ringan
l. Limfadenopati
Manifestasi klinis berdasarkan jenis Hepatitisnya menurut Sujono Riyadi
(2011), yaitu :
a. Hepatitis A
Gejala awal Hepatitis A adalah ISPA ringan (flu dengan demam
ringan), pra ikterik : sakit kepala, fatigue, anoreksia, febris. Fase
ikterik : gejala lanjut dapat timbul ikterus (puncak hari-10), ikterus
pada sclera dan kulit, urin berwarna gelap, dyspepsia, nyeri
epigastrium, mual, muntah, nyeri ulu hati, flatulensi, hepatomegali
dan splenomegali.
b. Hepatitis B
Gejala pada Hepatitis B, yaitu : atralgia, ruam, anoreksia, dyspepsia,
nyeri abdomen, pegal menyeluruh, tidak enak badan, lemah,
penurunan berat badan, mual dan muntah. Ikterik kadangkadang tidak
tampak jika disertai tinja berwarna cerah, urine berwarna gelap.
Hepatomegali (12-14 cm), nyeri tekan, dan splenomegali.
c. Hepatitis C
Gejala pada hepatitis C ini, serupa dengan Hepatitis B, tidak begitu
berat dan anicterik.
d. Hepatitis E
37
5. Komplikasi
Komplikasi Hepatitis yang paling sering terjadi adalah Sirosis. Dalam
keadaan normal (sehat), sel hati yang mengalami kerusakan akan
digantikan oleh sel-sel yang baru. Pada sirosis, kerusakan sel hati diganti
oleh jaringan parut. Semakin parah kerusakan, semakin besar jaringan
parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
Pengurangan ini akan berdampak pada penurunan sejumlah fungsi hati
sehingga menimbulkan sejumlah gangguan pada fungsi tubuh secara
keseluruhan. (Sari, W, dan Indrawati, L. 2008)
6. Penatalaksanaan Hepatitis
Jika seseorang telah didiagnosis menderita Hepatitis, maka ia perlu
mendapatkan perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak
38
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/25445/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.kertacendekia.ac.id/236/1/KTI%20LYDIA.pdf
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2912/1/Widya
%20Feronika%20Simanjuntak.pdf