Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Komunikasi Manusia Prasejarah" dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rita Puri Wati, SST., M.Kes selaku dosen Mata
Kuliah Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 15 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BABA I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yangsulit bagi hampir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa sajaterjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jikaseringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan
dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yangmereka alami biasanya terkait dengan
segala macam prosedur asing yangharus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap
keselamatan jiwa akibatsegala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan.Perawat
mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiaptindakan pembedahan baik pada masa
sebelum, selama maupun setelahoperasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan
untukmempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkatkeberhasilan pembedahan
sangat tergantung pada setiap tahapan yangdialami dan saling ketergantungan antara tim
kesehatan yang terkait(dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasien
yangkooperatif selama proses perioperatif.Ada tiga faktor penting yang terkait dalam
pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri.
Dariketiga faktor tersebut faktor pasien merupakan hal yang paling penting,karena bagi
penyakit tersebut tidakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri
pembedahan mungkin merupakanhal yang paling mengerikan yang pernah mereka alami.
Mengingat halterebut diatas, maka sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalamsetiap
langkah-langkah perioperatif. Tindakan perawatan perioperatifyang berkesinambungan dan
tepat akan sangat berpengaruh terhadapsuksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien. Anak
adalah individuyang sangat rentan karena masih dalam proses tumbuh kembang.Kehawatiran
orang tua pada anak ketika anak mendapatkan tidakan pembedahan cenderung sangat tinggi.
Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya 2 pengetahuan orang tua dan anak terhadap tindakan
pembedahan. Sehingga peran perawat sangat penting di setiap tahapan operasi. oleh sebab itu,
penulis tertarik membahas tentang Periopeatif Care pada anak.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimagsud dengan Perioperatif?


2. Apasajakah masalah yang terjadi pada Perioperative care pada anak?

3. Apasajakah peran perawat dalam mengatasi masalah pada tahapan preoperative pada
anak?

1.3. Tujuan Masalah

1. Tujuan Umum : Untuk para pembaca mahasiswa maupun perawat dapat mengetahui
bagaimana keperawatan perioperatif pada anak itu sendiri, danmenambah
pengetahuan dan wawasan para pembaca dan perawat.

2. Tujuan KhususTujuan khusus yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana keperawatan perioperatif

b. Untuk mengetahui mengenai keperawatan preoperasi

c. Untuk mengetahui mengenai keperawatan intraoperasi

d. Untuk mengetahui mengenai keperawatan pascaoperasi

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Persiapan Dan Perawatan Pre Operasi

2.1.1. Definisi Konsep Pre Operasi


Menurut Himpunan Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI) mendefinisikan tindakan operasi sebagai
prosedur medis yang bersifat invasif untuk diagnosis, pengobatan penyakit, trauma dan deformitas
(HIPKABI, 2014). Definisi lain menyatakan bahwa operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu
bagian tubuh (Smeltzer, dkk., 2008).

Konsep pre operasi adalah bagian dari keperawatan perioperatif dan merupakan persiapan awal
sebelum melakukan tindakan operasi.Dalam kosep pre operasi membahas tentang pengertian pre
operasi, persiapan pre operasi, indikasi dan klasifikasi Pembedahan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi. Pre operasi adalah tahap yang dimulai ketika ada
keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika klien dikirim ke meja operasi.
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Tahap ini merupakan
awalan yang menjadi kesuksesan tahap-tahap berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan
berakibat fatal pada tahap berikutnya (HIPKABI, 2014).

2.1.2. Persiapan Pre Operasi Keperawatan

Persiapan Pre Operasi Keperawatan pre operasi merupakan tahapan awal dari keperawatan
perioperatif. Perawatan pre operasi merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai
sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja
operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan (Mirianti, 2011). Pengkajian secara integral dari fungsi
pasien meliputi fungsi fisik, biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan
suatu operasi. Dalam hal ini persiapan sebelum operasi sangat penting dilakukan untuk mendukung
kesuksesan tindakan operasi. Persiapan operasi yang dapat dilakukan diantaranya persiapan fisiologis,
dimana persiapan ini merupakan persiapan yang dilakukan mulai dari persiapan fisik, persiapan
penunjang, pemerikaan status anastesi sampai informed consent. Selain persiapan fisiologis, persiapan
psikologis atau persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan
operasi

2.1.3. Jenis persiapan dan perawatan Pre Operasi

Pre Operasi (pre bedah) merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak
persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah.

Persiapan Pre Operasi Pegetahuan tentang :

1. Persiapan pembedahan

2. Kesiapan psikologis.
Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan persetujuan
klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidak tahuan
klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan

2.1.4. Persiapan dan Perawatan Pre Operasi

Persiapan dan Perawatan Pre Operasi adalah sebagai berikut :

1. Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi

2. Persiapan diet

3. Persiapan kulit

4. Latihan napas dan latihan batuk

5. Latihan kaki

6. Latihan mobilitas

7. Pencegahan cedera

2.1.5. Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi

Informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah, alat-alat
khusus yang di perlukan, pengiriman

1. Ke kamar bedah

2. Ruang pemulihan

3. Dan kemungkinan pengobatan setelah bedah.

2.2. Intra Dan Post

PERAWATAN PASIEN PRE,

INTRA DAN POST ANASTESI

Anestesi

Pembiusan,berasal dari bahasa Yunani an"tidak,tanpa" dan aesthetos,"persepsi,kemampuan untuk


merasa"
Secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh

Komponen anestesi umum

"Trias anestesia"yaitu hipnotis,analgesia dan relaksasi.

Saat ini ketiga komponen tersebut meluas mencakup:

HIPNOTIS (hilangnya kesadaran)

ANALGESIA (hilangnya rasa sakit)

RELAKSASI OTOT,memudahkan prosedur pembedahan dan memfasilitasi intubasi trakea

AREFLEKSIA (hilangnya refleks tubuh,Moblisasi pasien)

AMNESIA (hilangnya memori pasien selama menjalani prosedur)

Tahapan Anestesia

1.Evaluasi pra-anestesia

2.Persiapan pra-anestesia

3.Anestesia:

• Induksi

• Pemeliharaan

• Pemulihan

4.Pasca-anestesia
PEMERIKSAAN FISIK

Secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan 6B

yaitu :

-Breath

-Blood

-Brain

-Bowel

-Blader

-Bone

Perencanaan Anestesia

Setelah pemeriksaan fisik di lakukan dan

memperoleh gambaran tentang keadaan mental


pasien

beserta

masalah-masalah

yang

ada,selanjutnya dibuat rencana mengenai obat dan

teknik anestesia yang akan digunakan/dokter SpAn

akan menentukan rencana medikasi

Persiapan pada hari operasi

• Pengosongan dan pembersihan lambung

• Pelepasan kosmetik dan perhiasan dapat

mempengaruhi pemeriksaan selama anestesi

• Mengosongkan vesika urinaria

• Membersihkan jalan nafas


• Mengganti pakain pasien dg pakaian khusus

• Mengulang pemeriksaan fisik

Prosedur Post Operatif

• Semua pasien setelah tindakan anestesi

umum atau regional,memiliki resiko gangguan

jalan nafas,pernafasan dan sirkulasi.

• Pasien pasca bedah yang telah layak

dipindahkan ke RR/PACU,selama transport

dari intra Op ke RR,harus didampingi oleh

dokter anestesi atau perawat anestesi yg

mengetahui keadaan pasien pra & selama

anestesi.• Selama transport pasien secara kontinu di


pantau dan di evaluasi jalan nafas,pernafasan

& kardiovaskulernya.

• Dokter anestesi atau perawat anestesi yg

bertanggung jawab terhadap pasien tersebut

melakukan serah terima pasien dengan

petugas ruang pulih,

• Status keadaan umum pasien sewaktu tiba di

ruang pulih dicatat di lembar catatan

perawatan ruang pulih

• Selama di ruang pulih kondisi pasien terus di

pantau,di evaluasi dan di catat di catatan

perawatan ruang pulih.Penilaian Skor

Aldrete,monitoring jalan
nafas,oksigenasi,ventilasi,sirkulasi,&

temperatur pasien

• Selain hal diatas,selama di ruang pulih pasien

juga mendapat penatalaksanaan nyeri, mual

dan muntah.

• Kriteria pasien di pindahkan dari RR ke ruang

rawat :

- Jalan nafas,ventilasi,oksigenasi &

temperatur dlm kondisi baik dan stabil

- Tidak membutuhkan penatalaksanaan

dan pemantauan intensif pasca bedah

- Skor aldrette >8,di setujui oleh dokter

anestesi dan di tandatangani di lembar

catatan perawatan ruang pulih.


- Beberapa pasien membutuhkan topangan

ventilasi & kardiovaskuler intensive,sehingga

membutuhkan ruang HCU/ICU.

RUANG PULIH

POST OP RECOVERY ROOM

• Stabil

• Tidak Ada Komplikasi

• Memenuhi Syarat Untuk Pindah Ke Ruangan

Ruang Pulih ( Recovery Room )

• Alat Monitoring

• Alat Bantu Nafas

• Alat Bantu Mengatasi Hemodinamik


• Defibrilator

• Obat Narkotik Dan Medikasi Kegawat

Daruratan

• Peralatan Drainase

• Ruangan +Tempat Tidur Yang Nyaman

Tujuan Perawatan Pasien Di Ruang Pulih

1.Mempertahankan Jalan Nafas

• Mempertahankan Posisi

• Memasang Suction

• Memasang Guedel

2.Mempertahankan Ventilasi Oksigen

• Oksigenisasi

3.Mempertahankan Sirkulasi Darah


4.Observasi Keadaan Umum, Observasi Vomitus Dan Drainase

5. Mempertahankan Kenyamanan Dan

Mencegah Injuri

Post anestesi biasanya akan mengalami

Kecemasan, disorientasi, dan beresiko besar

Untuk jatuh, tempatkan pasien pada tempat

Tidur yang nyaman dan pasang penghalang/

Pengaman.

Persiapan Pasien

• Puasa : masih dibolehkan minum cairan bening

seperti teh manis atau jus buah encer 3 jam

sebelum anestesi

• Setelah pasien pulang harus bisa dihubungi, dan


tidak boleh mengendarai kendaraan sendiri

dalam waktu 24-48 jam

• Anestesi umum lebih disukai (anestesia regional,

epidural beresiko : hipotensi ortostatik, blokade

motorik/sensorik berkepanjangan, retensio urine,

nyeri kepala pasca anestesi • Pasien harus bersedia dan mampu mengikuti

semua instruksi anestesi dan bedah

• Mempertimbangkan kombinasi faktor : kondisi

pasien, jenis operasi, tekhnik anestesi,

kenyamanan ahli anestesi.

.Kriteria Pasien Pulang

• Pasien sadar baik dan orientasi terhadap orang ,


tempat dan waktu

• Tanda tanda vital baik

• Pasien dapat mobilisasi dan memakai pakaian

dan berjalan dengan baik

• Pasien nyaman dan relatif bebas nyeri

• Pasien tidak muntah dan dehidrasi dan dapat

minum air dan obat.

• Perdarahan minimal

• Pada pasien regional anestesi ,fungsi motor dan

sensoris telah kembali dan blok simpatis telah hilang .

KOMPLIKASI

• Nyeri...

• Muntah...
• Alergi..

• PESAN PESAN SETELAH PULANG OPERASI ???

• Dapat diberikan pesan tertulis dan nomor rumah sakit

• Penderita didampingi orang dewasa

• Analgesia diberikan per oral

• Aktivitas yg dilarang 24 jam :

• Menyetir , operator mesin pabrik, mengambil keputusan penting,minum alkohol

3.3. Teknik Relaksasi

Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan di bidang kesehatan untuk mengatasi
nyeri yang dialami pasien titik manajemen nyeri yang tepat haruslah mencakup penanganan secara
keseluruhan, tidak hanya terbatas pada pendekatan farmakologi saja, karena nyari juga dipengaruhi
oleh emosi dan tanggapan individu terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk
mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan nonfarmakologi (Smeltzer dan Bare, 2010)

Metode pereda nyeri non farmakologi merupakan tindakan mandiri perawat untuk mengurangi
intensitas nyeri sampai dengan tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien (Potter dan Perry, 2010).

Sekarang telah banyak dikembangkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi
intensitas nyeri pasca operasi seperti teknik relaksasi.

3.3.1. Definisi Relaksasi

Relaksasi adalah hilangnya ketegangan otot yang dicapai dengan teknik yang disengaja (Smeltzer &
Bare, 2009). Pernafasan dalam adalah pernapasan melalui hidung, pernafasan dada rendah dan
pernafasan perut di mana perut mengembang secara perlahan saat menarik dan mengeluarkan nafas
(Smith, 2007). Teknik relaksasi nafas dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan di sini perawat
mengajarkan klien tentang bagaimana cara melakukan nafas dalam (Smeltzer & Bare, 2009).

3.3.2. Tujuan Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi bertujuan untuk mengatasi atau menurunkan kecemasan, menurunkan ketegangan otot dan
tulang, serta mengurangi nyeri dan menurunkan ketegangan otot yang berhubungan dengan fisiologis
tubuh (Kozier, 2010).

Teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan nyeri pada pasien post operasi, hal ini terjadi karena
relatif kecilnya peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operasi atau kebutuhan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam (Majid et al, 2011).

Setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terdapat hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin
dan hormon kortison. Kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan PH, sehingga akan meningkatkan
kadar oksigen dalam darah (Majid et al, 2011).

3.3.3. Langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Menurut Potter dan Perry (2010), langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam yaitu:

1. Ciptakan lingkungan tenang, usahakan tetap rileks dan tenang.

2. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1, 2, 3
perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan
bawah.

3. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali, menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan.

4. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil
terpejam, pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri.

5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.

6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat tingkat setiap 5 kali.

7. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan cepat.
BAB II

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

Hasil dari makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan konsep
dasar kebidanan pasien pre,intra dan post operasi serta teknik relaksasi pasien sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa di fakultas ilmu kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai