Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Komunikasi Manusia Prasejarah" dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rita Puri Wati, SST., M.Kes selaku dosen Mata
Kuliah Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BABA I
PENDAHULUAN
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yangsulit bagi hampir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa sajaterjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jikaseringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan
dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yangmereka alami biasanya terkait dengan
segala macam prosedur asing yangharus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap
keselamatan jiwa akibatsegala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan.Perawat
mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiaptindakan pembedahan baik pada masa
sebelum, selama maupun setelahoperasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan
untukmempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkatkeberhasilan pembedahan
sangat tergantung pada setiap tahapan yangdialami dan saling ketergantungan antara tim
kesehatan yang terkait(dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasien
yangkooperatif selama proses perioperatif.Ada tiga faktor penting yang terkait dalam
pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri.
Dariketiga faktor tersebut faktor pasien merupakan hal yang paling penting,karena bagi
penyakit tersebut tidakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri
pembedahan mungkin merupakanhal yang paling mengerikan yang pernah mereka alami.
Mengingat halterebut diatas, maka sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalamsetiap
langkah-langkah perioperatif. Tindakan perawatan perioperatifyang berkesinambungan dan
tepat akan sangat berpengaruh terhadapsuksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien. Anak
adalah individuyang sangat rentan karena masih dalam proses tumbuh kembang.Kehawatiran
orang tua pada anak ketika anak mendapatkan tidakan pembedahan cenderung sangat tinggi.
Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya 2 pengetahuan orang tua dan anak terhadap tindakan
pembedahan. Sehingga peran perawat sangat penting di setiap tahapan operasi. oleh sebab itu,
penulis tertarik membahas tentang Periopeatif Care pada anak.
3. Apasajakah peran perawat dalam mengatasi masalah pada tahapan preoperative pada
anak?
1. Tujuan Umum : Untuk para pembaca mahasiswa maupun perawat dapat mengetahui
bagaimana keperawatan perioperatif pada anak itu sendiri, danmenambah
pengetahuan dan wawasan para pembaca dan perawat.
2. Tujuan KhususTujuan khusus yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Persiapan Dan Perawatan Pre Operasi
Konsep pre operasi adalah bagian dari keperawatan perioperatif dan merupakan persiapan awal
sebelum melakukan tindakan operasi.Dalam kosep pre operasi membahas tentang pengertian pre
operasi, persiapan pre operasi, indikasi dan klasifikasi Pembedahan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi. Pre operasi adalah tahap yang dimulai ketika ada
keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika klien dikirim ke meja operasi.
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Tahap ini merupakan
awalan yang menjadi kesuksesan tahap-tahap berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan
berakibat fatal pada tahap berikutnya (HIPKABI, 2014).
Persiapan Pre Operasi Keperawatan pre operasi merupakan tahapan awal dari keperawatan
perioperatif. Perawatan pre operasi merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai
sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja
operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan (Mirianti, 2011). Pengkajian secara integral dari fungsi
pasien meliputi fungsi fisik, biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan
suatu operasi. Dalam hal ini persiapan sebelum operasi sangat penting dilakukan untuk mendukung
kesuksesan tindakan operasi. Persiapan operasi yang dapat dilakukan diantaranya persiapan fisiologis,
dimana persiapan ini merupakan persiapan yang dilakukan mulai dari persiapan fisik, persiapan
penunjang, pemerikaan status anastesi sampai informed consent. Selain persiapan fisiologis, persiapan
psikologis atau persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan
operasi
Pre Operasi (pre bedah) merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak
persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah.
1. Persiapan pembedahan
2. Kesiapan psikologis.
Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan persetujuan
klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidak tahuan
klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan
2. Persiapan diet
3. Persiapan kulit
5. Latihan kaki
6. Latihan mobilitas
7. Pencegahan cedera
Informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah, alat-alat
khusus yang di perlukan, pengiriman
1. Ke kamar bedah
2. Ruang pemulihan
Anestesi
Tahapan Anestesia
1.Evaluasi pra-anestesia
2.Persiapan pra-anestesia
3.Anestesia:
• Induksi
• Pemeliharaan
• Pemulihan
4.Pasca-anestesia
PEMERIKSAAN FISIK
yaitu :
-Breath
-Blood
-Brain
-Bowel
-Blader
-Bone
Perencanaan Anestesia
beserta
masalah-masalah
yang
& kardiovaskulernya.
Aldrete,monitoring jalan
nafas,oksigenasi,ventilasi,sirkulasi,&
temperatur pasien
dan muntah.
rawat :
RUANG PULIH
• Stabil
• Alat Monitoring
Daruratan
• Peralatan Drainase
• Mempertahankan Posisi
• Memasang Suction
• Memasang Guedel
• Oksigenisasi
Mencegah Injuri
Pengaman.
Persiapan Pasien
sebelum anestesi
nyeri kepala pasca anestesi • Pasien harus bersedia dan mampu mengikuti
• Perdarahan minimal
KOMPLIKASI
• Nyeri...
• Muntah...
• Alergi..
Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan di bidang kesehatan untuk mengatasi
nyeri yang dialami pasien titik manajemen nyeri yang tepat haruslah mencakup penanganan secara
keseluruhan, tidak hanya terbatas pada pendekatan farmakologi saja, karena nyari juga dipengaruhi
oleh emosi dan tanggapan individu terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk
mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan nonfarmakologi (Smeltzer dan Bare, 2010)
Metode pereda nyeri non farmakologi merupakan tindakan mandiri perawat untuk mengurangi
intensitas nyeri sampai dengan tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien (Potter dan Perry, 2010).
Sekarang telah banyak dikembangkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi
intensitas nyeri pasca operasi seperti teknik relaksasi.
Relaksasi adalah hilangnya ketegangan otot yang dicapai dengan teknik yang disengaja (Smeltzer &
Bare, 2009). Pernafasan dalam adalah pernapasan melalui hidung, pernafasan dada rendah dan
pernafasan perut di mana perut mengembang secara perlahan saat menarik dan mengeluarkan nafas
(Smith, 2007). Teknik relaksasi nafas dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan di sini perawat
mengajarkan klien tentang bagaimana cara melakukan nafas dalam (Smeltzer & Bare, 2009).
Relaksasi bertujuan untuk mengatasi atau menurunkan kecemasan, menurunkan ketegangan otot dan
tulang, serta mengurangi nyeri dan menurunkan ketegangan otot yang berhubungan dengan fisiologis
tubuh (Kozier, 2010).
Teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan nyeri pada pasien post operasi, hal ini terjadi karena
relatif kecilnya peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operasi atau kebutuhan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam (Majid et al, 2011).
Setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terdapat hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin
dan hormon kortison. Kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan PH, sehingga akan meningkatkan
kadar oksigen dalam darah (Majid et al, 2011).
Menurut Potter dan Perry (2010), langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam yaitu:
2. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1, 2, 3
perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan
bawah.
3. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali, menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan.
4. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil
terpejam, pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri.
7. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan cepat.
BAB II
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Hasil dari makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan konsep
dasar kebidanan pasien pre,intra dan post operasi serta teknik relaksasi pasien sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa di fakultas ilmu kesehatan.