Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun oleh :

Kelompok : VIII

 WIKE JULIA
 NURHAFIZAH
 NUR LELA SIREGAR

SEMESTER :I
DOSEN : Dra. Hj. TITY HASTUTI,M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FKIP
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga dengan keridaan-Nya pula dan kerja keras penulis makalah
tentang ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kita dapat ikut adil dalam
memanfaatkan ilmu yang ada. Karena kebanyakan dari kita ada yang menganggap
sepele mengenai asas-asas bimbingan konseling.
Penulis tetap menerima apa bila ada kritik dan saran dari para pembaca guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar bahwa penulis hanya manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan memberi manfaat bagi kita
semuademi menambah pengetahuan kita.

Teluk Kuantan,......................

Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................... iii
Latar Belakang...................................................................... iv
a.Rumusan masalah..............................................................
b.Tujuan penulisan................................................................
c.Manfaat penulisan.............................................................
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................... 1
1.1 Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling....................... 2
2.2 Asas-asas Bimbingan dan Konseling................................. 3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................ 4
Saran..................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional,
yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan
seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan ini sangat
penting sekali dalam dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan
antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan
dan konseling adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh
seorang guru pembimbing/ konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini  tidak
dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan
berjalan tersendat-sendat  atau bahkan terhenti sama sekali.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :
1.    Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2.    Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3.    Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2.    Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
3.    Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling

D.  Manfaat
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah :
1.    Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian asas
bimbingan dan konseling.
2.    Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada
dalam dirinya.
3.    Sebagai refrensi dalam berdiskusi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas bimbingan dan
konseling berarti “Rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru
pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan
dan konseling”. (hasil diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap kegiatan kadang-kadang ada
asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.Demikian pula
dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pegangan
dalam menjalankan kegiatan itu.Menurut Prayitno ada dua belas asas yang harus
menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling.

B.  Asas – Asas Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai
dengan makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional
itu harus di laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan
efektivitas proses dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di dasarkan atas tuntutan
keilmuan layanan di satu segi ( antara lain bahwa layanan harus di dasarkan atas data
dan tingkat perkembangan klien ), dan tuntunan oktimalisasi proses peyelenggaraan
pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana konseling di tandai oleh adanya
kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, dan keterbukaan, serta sebagai
sumber daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah – kaidah
tersebut di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan – ketentuan
yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1.      Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan
keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan koseling,


kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia
kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang
diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data
yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong
dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data
informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin
kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat
menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu
isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga
dengan baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah
wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga
dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada
konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak
lama maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit
konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .

2.      Asas Kesukarelaan


Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan
kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di
peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses
membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan
merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam
kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis
antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin
bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah
yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai
guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar
dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.
3.      Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka
kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor
yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya
dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura. Hal demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman
pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing
tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si
terbimbing telah betul-betul telah mempercayai konselornya lebih jauh, keterbukaan
akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan
pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat di
ketahui oleh orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti mau menerima
saran-saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup
sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan
tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli
dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.

4.      Asas Kekinian


Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran
layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. Layanan
yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan
dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya
pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli
saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu
sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa
penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam
menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga ia lupa
dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat
mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang.
Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al
Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah
di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan
psikisnya.
5.      Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum
BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –
individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri
kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar
dapat tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan respon
yang cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang
terbimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan
kemampuan- kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan
tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandiran
sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu
didasari baik oleh konselor maupun klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada
kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan
hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa
semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal
dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar
konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .

6.      Asas Kegiatan


Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan
atau kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor
memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus
mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar
konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh
konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu
klien aktif menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-
hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.

7.      Asas Kedinamisan


Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak
monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu
membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan
masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini
adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan
cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas
kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi
ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada
seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan
bebas dikalangan pemuda ..
8.      Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun pihak lain
,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan
berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja sama
dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang
dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain
sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang
saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya konseli yang mengalami
masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan
yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta
berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya
itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan
dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan
seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka
tidak terjerat dalam pergaulan besar.

9.      Asas Kenormatifan


Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap layanan
dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu
pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan
lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam
hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat
bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada
konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah
didasarkan pada norma-norma yang berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan
bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan siswa/ konseli
dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya ,


harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang
harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional
harus bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.
10.  Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan
BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas


harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru
pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana
layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan
konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang
pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti
dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada
konseli .
11.  Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani
masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi
konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya, dan kedinamisannya), disamping
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada
kemungkinan suatu masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling
berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli pada
pihak lain (konselor) yang lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi
oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami
tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks
ini ,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten
dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun
dokter.

12.  Asas Tut Wuri Handayani


Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan
BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa
aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan dan dorongan serta
kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling
bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh
karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya
pada saat konseli mengalami masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru
pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara
terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas
Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru
teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan
masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta didik.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang
dijadikan pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling. Menurut Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah
dikemukakan di atas. Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada
dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki
kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional
sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama
berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi
lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

B. Saran
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal
yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing
dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa.Maka dari itu penulis dapat
memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan
atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa
jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa
dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan
mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami
(penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.
Daftar Pustaka

A, Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.

Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan


Praktik.Bandung
:Citapustaka Media Perintis.

Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Prayetno.dasar-dasar bimbingan konseling.jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai