Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tipe – Tipe Pelabuhan

2.1.a. Pelabuhan Perikanan Tipe A (Pelabuhan Perikanan Samudera)

Pelabuhan perikanan tipe ini adalah pelabuhan perikanan yang diperuntukkan


terutama bagi kapal-kapal perikanan yang beroperasi di perairan samudera yang
lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak jauh sampai ke perairan
ZEEI (Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia) dan perairan internasional, mempunyai
perlengkapan untuk menangani (handling) dan mengolah sumber daya ikan sesuai
dengan kapasitasnya yaitu jumlah hasil ikan yang didaratkan. Adapun jumlah ikan
yang didaratkan minimum sebanyak 200 ton/hari atau 73.000 ton/tahun baik
untuk pemasaran di dalam maupun di luar negeri (ekspor). Pelabuhan perikanan
tipe A ini dirancang untuk bisa menampung kapal berukuran lebih besar daripada
60 GT (Gross Tonage) sebanyak sampai dengan 100 unit kapal sekaligus.
Mempunyai cadangan lahan untuk pengembangan seluas 30 Ha .

2.1.b. Pelabuhan Perikanan Tipe B (Pelabuhan Perikanan Nusantara/PPN)

Pelabuhan perikanan tipe ini adalah pelabuhan perikanan yang diperuntukkan


terutama bagi kapal-kapal perikanan yang beroperasi di perairan nusantara yang
lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak sedang ke perairan ZEEI,
mempunyai perlengkapan untuk menangani dan/atau mengolah ikan sesuai
dengan kapasitasnya yaitu jumlah ikan yang didaratkan. Adapun jumlah ikan yang
didaratkan minimum sebanyak 50 ton/hari atau 18.250 ton/tahun untuk pemasaan
di dalam negeri. Pelabuhan perikanan tipe B ini dirancang untuk bisa menampung
kapal berukuran sampai dengan 60 GT (Gross Tonage) sebanyak sampai dengan
50 unit kapal sekaligus. Mempunyai cadangan lahan untuk pengembangan seluas
10 Ha.

2.1.c. Pelabuhan Perikanan Tipe C (Pelabuhan Perikanan Pantai)

Pelabuhan perikanan tipe ini adalah pelabuhan perikanan yang diperuntukkan


terutama bagi kapal-kapal perikanan yang beroperasi di perairan pantai,
mempunyai perlengkapan untuk menangani dan/atau mengolah ikan sesuai
dengan kapasitasnya yaitu minimum sebanyak 20 ton/hari atau 7.300 ton/tahun
untuk pemasaran di daerah sekitarnya atau dikumpulkan dan dikirimkan ke
pelabuhan perikanan yang lebih besar. Pelabuhan perikanan tipe C ini dirancang
untuk bisa menampung kapal berukuran sampai dengan 15 GT (Gross Tonage)
sebanyak sampai dengan 25 unit kapal sekaligus. Mempunyai cadangan lahan
untuk pengembangan seluas 5 Ha.
2.1. d. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Dimaksudkan sebagai prasarana pendaratan ikan yang dapat menangani produksi


ikan sampai dengan 5 ton/hari, dapat menampung kapal perikanan sampai dengan
ukuran 5 GT sejumlah 15 unit sekaligus. Untuk pembangunan PPI ini diberikan
lahan darat untuk pengembangan seluas 1 Ha.

2.2 Struktur Pelabuhan

Berikut hasil analisis struktur dalam perancangan Pengembangan Pelabuhan Laut


menggunakan sistem struktur sebagai berikut:

2.2.1 Sub Struktur


Pada sistem sub struktur yaitu struktur pondasi yang digunakan disesuaikan
dengan tipe bangunan. Untuk bangunan lebih dari satu (1) lantai maka pondasi
yang digunakan adalah pondasi jenis footplate karena berdasarkan kekuatan dan
fungsinya pondasi ini digunakan untuk bangunan lebih dari satu (1) lantai. Pada
bangunan 1 lantai 307 seperti gudang maka pondasi yang digunakan adalah
pondasi batu kali. Pondas batu bata juga digunakan untuk kebutuhan struktur
pagar pembatas wilayah pelabuhan dan luar pelabuhan.

2.2.2 Super Struktur


Pada super struktur jenis-jenis kolom yang digunakan semua jenis kolom dengan
menyesuaikan tingkat kebutuhan bangunan seperti ruang publc hall dengan bentang
yang lebar maka kolom spiral dapat dipakai selain fungsinya sebagai penahan beban
juga untuk kebutuhan estetika.

2.2.3 Up Struktur
Pada bagian struktur atap direncanakan bangunan akan memakai truss frame yang
dapat menjangkau bentangan-bentang lebar sesuai dengan kebutuhan luas dari
bangunan terminal pelabuhan. Untuk bangunan-bangunan gudang juga
menggunakan truss frame.

2.2.4Pemilihan Struktur Dermaga


Pada pemiihan ini melihat dengan kondisi topografi dipinggir pantai, pelabuhan
direncanakan untuk barang dan penumpang berlabuh maupun berangkat. Untuk kapal
barang dibutuhkan alur yang lebih dalam sehingga diperlukan pengerukan pada bagian
bibir pantai sehingga kapal dapat masuk hingga pinggir pantai. Oleh karena itu
pengerukan menjadi solusi untuk pelabuhan. Untuk tipe dermaga yang dipilih adalah
dermaga jenis Pier dengan pertimbangan kondisi tapak yang berotasi ke arah timur
sehingga membutuhkan sandaran kapal berbentuk seperti jari agar kapal dapat sandar.
2.3 Fasilitas Pelabuhan
2.3.1 Fasilitas Pokok Pelabuhan
1. Alur Pelayaran
Alur pelayaran berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan masuk dan keluar
dari kolam pelabuhan. Besaran kedalaman alur pelayaran biasanya ditentukan
dengan formula: 1,1 draft kapal penuh + 1 m. Sedangkan lebarnya dapat
diestimasi bila satu jalur minimal 4,8 lebar kapal sedangkan bila dua jalur
minimal 7,6 lebar kapal.
2. 2. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan kedalaman
aman sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh, dengan luas kolam:

 Tambatan tunggal: Lingkarang dengan jari-jari (LOA + 25 m)


 Tambatan ganda: Segiempat dengan panjang (LOA + 50 m) x lebar
(LOA/2)
3. Penahan Gelombang
Berfungsi untuk  melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang air laut.
Pada umumnya bertipe miring, tegak (kaison) dan campuran.

4. Mooring Buoy
Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak terjadi pergeseran
yang disebabkan oleh angin dan arus gelombang. Selain itu mooring buoy juga
dapat membantu kapal untuk berputar.
Mooring buoy terbuat dari pelampung penambat, beton pemberat, jangkar dan
rantai antara jangkar dan pelampung.
2.3.1 Fasilitas Penunjang di Pelabuhan
1. Dermaga
Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan B/M (bongkar/muat) barang dan
naik turunnya penumpang.

Pada umumnya, dermaga memiliki tipe dengan bentuknya yang pararel


dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, caisson, turap) serta jetty yang
bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring, kompleks dan atau ditambah
dengan mooring dolphin).

2. Gudang
Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan
barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal.
Pada umumnya, lokasi gudang diletakkan jauh ke sisi darat.
Gudang di pelabuhan dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Selain itu, gudang juga dapat dibedakan berdasarkan jenis
barang yang disimpan, seperti:

 Gudang transit barang umum (general cargo)


 Gudang pendingin
 Gudang untuk biji-bijian
 Gudang barnag berbahaya
 Gudang bijih tambang

Gudang diperlukan untuk mencegah resiko delay kapal. Jika terjadi delay,
produktivitas bongkar muat akan menurun sehingga kapal berlabuh lebih
lama dan menyebabkan antrian kapal diluar pelabuhan. Jadi secara
umum, gudang memiliki fungsi sebagai berikut:
 Tempat menunggu penyelesaian dokumen
 Tempat mengumpulkan barang-barang yang akan dimuat ke kapal,
sehingga kapal tidak menunggu muatan
 Tempat kondolidasi, seperti sorting (mengumpulkan dan memilih),
marking (pemberian tanda), packing (pembungkusan), weighing
(penimbangan).

Jenis gudang dibedakan berdasarkan segi pabean atau lokasi dan


penggunaannya. Untuk jenis gudang menurut pabean terbagi menjadi
yaitu:

 Gudang Lini I
Barang-barang yang ada dilapangan masih didalam pengawasan
bea cukai, artinya barang tersebut masih belum diselesaikan bea
masuk atau kewajiban lainnya.
 Gudang Lini II
Barang-barang yang disimpan pada gudang ini sudah dibayar bea
masuk dan persyaratan lainnya, tinggal menunggu pengeluarannya
dari pelabuhan
 Verlengstruk
Gudang ini merupakan bangunan yang berada di daerah Lini II
tetap statusnya sebagai unit I
 Enterport
Gudang ini merupakan bangunan yang berada di luar pelabuhan
tetapi statusnya sebagai gudang lini I. Gudang masih dalam
pengawasan bea cukai dan digunakan untuk menyimpan barang-
barang milik suatu perusahaan tertentu.

Sedangkan untuk gudang menurut penggunaannya dibagi menjadi 3


bagian, yaitu:

 Gudang umum
Merupakan bangunan yang dapat digunakan untuk menyimpan
berbagai jenis muatan kapal.
 Gudang khusus
Merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan jenis
barang khusus seperti barang-barang berbahaya, barang yang
mudah terbakar dan barang yang harus dalam suhu tertentu.
 Gudang CFS
Merupakan gudang yang digunakan untuk melaksanakan proses
striping dan staping dari barang-barnag yang berasa dari
petikemas.

2. Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan bangunan atau tempat yang luas dan
terletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-
barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.

Barang-barang yang disimpan pada lapangan penumpukan harus


mempunyai ketahanan terhadap panas matahari dan hujan. Biasanya
barang-barang yang disimpan dilapangan penumpukan berupa
kendaraan berat dan barang-barang yang terbuat dari baja seperti tiang
listrik, plat baja, baja profil, baja beton, dan sebagainya. Lapangan
penumpukan harus mampu menerima beban yang berat dari barang yang
ditampungnya. Umumnya konstruksi dari lapangan penumpukan
menggunakan konstruksi beton (Rigid pavement), konstruksi lentur
(Flexiable pavement), konstruksi semi kaku (Semi rigid pavement CTB).

3. Terminal
Merupakan suatu tempat untuk menampung kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi. Pada terminal biasanya terdapat kegiatan turun naik
dan bongkar muat barang, penumpang atau petikemas yang selanjutnya
akan dipindahkan ke tempat tujuan.

Secara fungsional, terminal mempermudah pelayanan, pengaturan dan


pengawasan kegiatan bongkar muat dan turun naik barang, penumpang,
maupun petikemas.

4. Jalan
Merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui kendaraan maupun pejalan
kaki yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Sehingga
jalan ini harus disusun dengan konstruksi tertentu sehingga dapat
menahan beban dan kecepatan kendaraan yang direncanakan.

2.2.3 Alat Bantu Pelabuhan


Peralatan bantu pelabuhan ini berguna untuk melayani kegiatan bongkar
atau muat barang dari atau ke kapal, dilapangan penumpukan dan masuk
atau keluar area pelabuhan. Alat bantu pelabuhan terbagi menjadi 2 jenis
yaitu alat bantu darat dan alat bantu apung.

Untuk jenis alat bantu darat, biasanya terdiri dari beberapa jenis alat
seperti:

 Untuk multipurpose: mobile crane, forklift, dan truck


 Untuk petikemas: Container Crane (CC), Rubber Trade Gantry
(RTG), Toploader Head Truck, dan chasis
 Untuk curah kering: Conveyor, dump truck, dan hopper

Peralatan apung digunakan  untuk melayani kapal yang


berlabuh/bersandar dan sebalaiknya di area pelabuhan. Sedangkan jenis
alat bantu apung yaitu:

 Kapal tunda: memberikan pelayanan kapal yang mempunyai


panjang lebih dari 70 meter
 Kapal pandu: saran transportasi laut bagi petugas pandu untuk
naik/turun ke/dari kapal yang dipandu dalam berolah gerak di
perairan wajib pandu

Anda mungkin juga menyukai