Anda di halaman 1dari 21

i

MAKALAH
HAKEKAT MAKNA DAN
CIRI-CIRI PROFESI TENAGA KEPENDIDIKAN

Disusun Oleh :
Rizky Tri Prayoga
( 1705045065 )
Darman Syah
( 1705045062 )
Ketaren Yasri Ulihta
( 1705045064 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KOMPUTER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmad dan hidayah nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “HAKEKAT MAKNA, DAN CIRI-CIRI PROFESI
TENAGA KEPENDIDIKAN”. Makalah ini bertujuan untuk memberikan
penjelasan tentang Hakekat Makna serta Ciri – Ciri Profesi Tenaga Kependidikan.
Karena saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 10 Mei 2019


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Penulisan................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Tenaga Kependidikan............................................... 4
B. Hakekat Profesi Kependidikan............................................................... 9
C. Ciri ciri profesi....................................................................................... 10
D. Sejarah dan Petumbuhan Profesi Tenaga Kependidikan....................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 17
B. Saran....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari akan sering dihadapkan dengan istilah


profesi. Demikian pula tampaknya istilah profesi tersebut mempunyai
hubungan dengan berbagai istilah yang lainnya, seperti profesional,
profesionalisasi, profesionalisme, dan profesi-onalitas. Profesionalisme
berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut
beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang
semakin kompleks.suatu profesi yang bermutu ditentukan oleh kemampuan
dari anggotanya. Apabila kemajuan para anggotanya rendah, profesi tersebut
tidak akan memiliki pasaran. Setiap profesi harus terus-menerus
dikembangkan. Kalau tidak, profesi tersebut tidak akan memperoleh
penghargaan dari masyarakat dan akan hilang. Kemajuan teknologi yang
begitu pesat meminta perkembangan profesi yang terus-menerus.
Masalah profesi kependidikan sampai sekarang masih banyak
diperbincangkan, baik di kalangan pendidikan maupun di luar pendidikan.
Kendatipun berbagai pandangan tentang masalah tersebut telah banyak
dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun satu hal yang sudah pasti,
bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang
khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih
dengan baik.
Profesi di dalam dunia pendidikan dikenal dengan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan. Dalam arti lain pendidik mempunyai dua arti, adalah
arti yang luas dan arti yang sempit. Pendidik dalam arti yang luas adalah
semua orang yang berkewajiban membina anak-anak. Secara alamiah semua
anak sebelum mereka dewasa menerima pembinaan dari orang-orang dewasa
agar mereka bisa berkembang dan tumbuh secara wajar.Sementara itu
2

pendidik dalam arti sempit adalah orang-orang yang disiapkan dengan


sengaja untuk menjadi guru atau dosen. Kedua pendidik ini diberi pelajaran
tentang pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka menguasai ilmu itu
dan terampil melaksanakannya dilapangan. Pendidik ini tidak cukup belajar
di perguruan tinggi saja sebelum diangkat menjadi guru atau dosen,
melainkan juga belajar dan diajar selama mereka bekerja, agar
profesionalisasi mereka semakin meningkat. Sedangkan tenaga kependidikan
adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan pendidikan selain tenaga
pendidik.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikanAntara pendidik dan tenaga kependidikan
dibutuhkan profesionalisme Pendidik sebagai sosok yang begitu dihormati
lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah dan juga membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal
tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik
secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik,
mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Profesi Tenaga Kependidikan.
2. Apa Hakekat Profesi Kependidikan
3. Apa Saja Ciri-ciri Profesi Tenaga Kependidikan
4. Bagaimana Sejarah dan Petumbuhan Profesi Tenaga Kependidikan

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Profesi Tenaga Kependidikan.
2. Menjelaskan Hakekat Profesi Kependidikan
3

3. Menyebutkan serta menjelaskan Ciri-ciri Profesi Tenaga Kependidikan


4. Menjelaskan Sejarah dan Petumbuhan
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Tenaga Kependidikan.

1. Pengertian Profesi
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi:
SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun
suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang
khusus di masyarakat
HUGHES, E.C (1963)
Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya
tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya
DANIEL BELL (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan
yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh
sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung
jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan
etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan
ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat
mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat
PAUL F. COMENISCH (1983)
Profesi adalah “komunitas moral” yang memiliki cita-cita dan nilai
bersama
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu
BERTENS
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama
5

SITI NAFSIAH
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk
mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada
kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan
keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab
DONI KOESOEMA A
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di
dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta
memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap
masyarakat
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi”
selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh
seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu
persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus
untuk itu.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti
oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.
Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai
suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan
yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat,
karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi
adalah sama.

2. Profesional
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesional
KUSNANTO
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dala suatu
pekerjaan tertentu
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya
6

DARYL KOEHN
Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien
AHOLIAB WATLOLY
Profesional adalah orang yang berdisiplin dan menjadi “kerasan”
dalam pekerjaannya
OERIP S. POERWOPOESPITO
Profesional merupakan sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas
profesi
LISA ANGGRAENY
Profesional merupakan suatu tuntutan bagi seseorang yang sedang
mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal
BUDY PURNAWANTO
Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output, dan
berorientasi ke customer
HARY SUWANDA
Profesional adalah seorang yang benar-benar ahli di bidangnya dan
mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya
PRASETYANTOKO
Profesional adalah elemen individuao yang meletak dalam rangkaian
besar mesin kapitalisme
TANRI ABENG (2002)
Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya
secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang
yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung
tinggi etika dan integritas profesi
Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu
bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun
selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai
dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan
pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu,
seorang profesional juga harus selalu melakukan inovasi serta
mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk
tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.
7

3. Profesionalisme
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesionalisme:
KIKI SYAHNARKI
Profesionalisme merupakan “roh” yang menggerakkan, mendorong,
mendinamisasi dan membentengi TNO dari tendensi penyimpangan serta
penyalahgunaannya baik secara internal maupun eksternal
DONI KOESOEMA A
Profesionalisme merupakan salah satu cara bagi guru untuk
merealisasikan keberadaan dirinya sebagai pendidik karakter
ONNY S. PRIJONO
Profesionalisme merupakan kemampuan untuk memasuki ajang
kompetisi sebagai antisipasi menghadapi globalisasi
PAMUDJI, 1985
Profesionalisme memiliki arti lapangan kerja tertentu yang diduduki
oleh orang – orang yang memiliki kemampuan tertentu pula
KORTEN & ALFONSO, 1981
Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kecocokan (fitness)
antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence)
dengan kebutuhan tugas (ask – requirement)
AHMAD BAHAR
Profesionalisme merupakan usaha suatu kelompok masyarakat untuk
memperoleh pengawasan atas sumber daya yang berhubungan dengan
suatu bidang pekerjaan
AHOLIAB WATLOLY
Profesionalisme adalah sikap seorang “profesional” atau “profi”
ABD. RAHIM ABD. RASHID
Profesionalisme merupakan satu aspek penting dalam meningkatkan
integriti sumber daya manusia
AHMAN SUTARDI & ENDANG BUDIASIH
Profesionalisme adalah wujud dari upaya optimal yang dilakukan
untuk memenuhi apa-apa yang telah diucapkan, dengan cara yang tidak
8

merugikan pihak-pihak lain, sehingga tindakannya bisa diterima oleh


semua unsur yang terkait
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Dalam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki
profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung
kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill,
waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa
memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan
perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya
tanggung jawab moral.
4. Profesionalitas
Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar2
menguasai, sungguh2 kepada profesinya. “Profesionalitas” adalah sutu
sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
untuk dapat melakukan tugas-tugasnya
5. Profesionalisasi
Beberapa Pengertian profesionalisasi:
Dari segi bahasa: Profesionalisasi berasal dari kata professionalization
yang berarti kemampuan profesional.
Dedi Supriadi (1998) mengartikan profesionalisasi sebagai pendidikan
prajabatan dan/atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini
biasanya lama dan intensif.
Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua
dimensi yaitu : …..the improvement of status and the improvement of
practice”. Peningkatan status dan peningkatan pelatihan.
Jadi, Profesionalisasi adalah sutu proses menuju kepada perwujudan
dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Profesionalisasi adalah proses atau
perjalanan waktu yang membuat seseorang atau kelompok orang menjadi
profesional
9

B. Hakekat Profesi Kependidikan

UU No 14/2005 tentang guru dan dosen pada hakekatnya untuk


mengangkat harkat dan martabat guru sebagai pendidik professional. Sebagai
guru professional guru wajib : (a) memiliki kualifikasi akademik minimal
sarjana/diploma empat, (b) memiliki kompetensi (pedagogik, kepribadian,
social dan professional) (c) memiliki sertifikat pendidik (d) sehat jasmani dan
rohani dan (e) memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru memperoleh
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimal dan jaminan kesejahteraan
social, yang meliputi : (1) gaji pokok, (2) tunjangan yang melekat pada gaji,
serta (3) penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional,
tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya
dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Ke depan, profesi guru cukup
menjanjukan dan diharapkan menjadi pilihan pertama bagi generasi muda
atau setidak-tidaknya menjadi pilihan yang sama dengan profesi lainnya,
seperti dokter, akuntan, insinyur, advokat, notaries, dan lainnya.
Salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kualitas hasil
pendidikan adalah guru. Sebagai pendidik professional, guru memiliki peran
yang strategis dalam pendidikan. Dengan diundangkannya UU No 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, guru diakui sebagai jabatan yang professional.
Hal ini sekaligus mengangkat harkat dan martabat guru yang sungguh luar
biasa bila dibandingkan dengan profesi lainnya dikalangan pegawai negri
sipil.
Namun demikian, untuk menjadi guru mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan sekolah menengah atas persyaratannya cukup kompleks, yaitu
:
1. memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana/diploma empat,
10

2. memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, social dan professional


3. memiliki sertifikat pendidik
4. sehat jasmani dan rohani dan
5. memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
(UU Nomor : 14/2005).
Dengan demikian, keberadaan UU Guru dan Dosen pada prinsipnya
memiliki dua komponen pokok, yaitu : pertama meningkatkan kualitas guru
sebagai pendidik professional dan kedua meningkatkan kesejahteraan guru
sebagai konsekuensi logis dari keprofesionalannya.
Permasalahan yang diduga terjadi adalah sejauh mana profesi guru
pasca UU No 14 tahun 2005 memiliki daya tarik yang menjanjikan bagi
generasi mendatang, khususnya bagi mereka yang memiliki kecenderungan
dan bakat istimewa. Mencermati berbagai penghasilan guru sebagai pendidik
yang professional, calon mahasiswa yang berprestasi dan atau mereka yang
memiliki kecerdasan dan bakat istimewa semestinya tertarik untuk menjadi
guru. Jika demikian adanya, maka patut di duga bahwa hasil pendidikan akan
meningkat secara signifikan.

C. Ciri ciri profesi

Setelah dibahas ciri-ciri profesi secara umum, maka dalam pembahasan


di bawah ini disajikan ciri-ciri dari profesi tenaga kependidikan khususnya
profesi guru. Di bawah ini disajikan ciri-ciri profesi guru menurut National
Education Association (NEA.1984) sebagai berikut:

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intektual.


2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
4. Jabatan yang memerlukan yang latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
11

6. jabatan yang menentukan standarnya sendiri.


7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang memiliki organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Kemudian ada juga pendapat yang menyatakan bahwa syarat-
syarat profesi guru tersebut adalah mencakup: memiliki kualifikasi
pendidikan yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan
bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai
etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya, melakukan
pengembangan diri secara terus menerus melalui organisas profesi,
internet, buku, seminar, dan semacamnya (Kunandar. 2007).
Berbeda dengan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen tidak secara jelas menyebut dengan istilah kriteria atau ciri-ciri
profesi guru, tetapi disebutkan guru sebagai suatu profesi dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.


2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan keimanan,
ketaqwaan, dan ahklak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggungjawab atas pelaksaaan tugas keprofesioanalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan sesuai
secara berkelan-jutan dengan belajar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dala melaksanakan tugas
keprofesionalan, dan
9. Memiliki oganisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionlan guru.
D. Sejarah dan Petumbuhan Profesi Tenaga Kependidikan
12

Perkembangan posisi dan eksestensi profesi tenaga kependidikan pada


jaman dahulu khususnya guru mempunyai pengakuan status, kedudukan dan
martabat yang sangat tinggi dan sangat dihormati dalam masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari sebutan guru yang dikaitkan dengan nama Tuhan, seperti,
misalnya Shang Hyang Batara Guru, yang tiada lain dianggap sebagai Sang
Hyang Widhi Wasa yang menciptakan segala alam semesta. Di samping hal
tersebut di dalam masyarakat Hindu di Bali istilah guru juga dikaitkan dengan
ajaran agama yang disebut istilah Catur Guru, yang artinya empat penuntun
yang mengemban tugas berat, dan sangat mulia yang harus dihormati sehari-
hari, yang terdiri dari Guru Swadhyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian, dan
Guru Wisesa. Guru Swadhyaya atau Ida Shang Hyang Widhi Wasa yang
telah menciptakan mahluk terutama manusia yang termulia yang dibekali
bayu, sabda, dan idep sudah tentu akan dapat berpikir merasa bersyukur
kehadapannya, karena berkat jasa beliaulah manusia ini ada, dan dalam
keadaan selamat sehingga dapat berbuat baik untuk meningkatkan derajat
hidup sekala niskala.
Guru Rupaka yang dimaksudkan di sini adalah bapak dan ibu kandung
yang berjasa secara langsung melahirkan, memelihara dan mendidik dengan
rasa tanggug jawab sehingga kita sebagai keturunannya menjadi orang yang
suputra. Guru Pengajian yang dalam ini dimaksudkan adalah guru yang
mendidik dan mengajarkan segala macam ilmu pengetahuan yang sangat
berguna dalam hidup dan meningkatkan derajat hidup untuk mencapai tujuan
hidup manusia. Demikian juga yang dimaksudkan dengan Guru Wisesa yaitu
dalam hal ini pemerintah yang mengatur dan membimbing masyarakat
berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 untuk mencapai kesejahteraan
rakyat yang adil dan makmur. Demikianlah begitu sangat tingginya
penghormatan yang diberikan oleh masyarakat terhadap guru tersebut, karena
guru berat dan sarat dengan ilmu pengetahuan (Amir. 2006), sehingga
tampaknya digunakan untuk menunjukkan segala sesuatu yang harus sangat
kita hormati dikaitkan dengan istilah guru.
13

Kemudian untuk menunjukkan rasa penghormatan terhadap profesi


guru karena memiliki peranan, status, kedudukan, derajat dan martabat yang
begitu penting dan tinggi tersebut, maka sebutan guru sering juga dikaitkan
dengan Kiyai, Ustadz, Resi, Bagawan, Pendeta dan lain sebagainya.Pada
jaman penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang mulai ada kecendrungan
untuk membedakan posisi tenaga kependidikan khususnya guru tersebut. Ada
yang diposisikan sebagai pengemban misisonaris keagamaan, seperti,
misalnya dalam agama Kristiani. Demikian juga ada yang diposisikan sebagai
pegawai sipil dengan sebutan sebagai guru yang disiapkan melalui sekolah
guru, seperti Normalschool (NS) untuk sekolah dasar, van Deventer School
(VDS) untuk guru sekolah dasar putri, Kweekschool (KS) untuk guru sekolah
dasar, dan Curssus Operleiding voor Volks Onderwyzer (OVVO) atau
Curssus voor Onderwyzer (CVO ) bagi anak-anak di desa (SD) dan Bumi
Putra (Supriadi 2003). Guru pada jaman Belanda tersebut sebagai misionaris
maupun sebagai pegawai sipil pada masa itu tetap dihormati seperti halnya
pada jaman sebelumnya.
Lebih-lebih para guru Bumi Putra pada waktu itu merupakan kaum
inte-lektual yang ikut sebagai penggerak tumbuhnya perkumpulan perjuangan
bersama para politisi dan pejuang yang lainnya. Demikian pula pada jaman
Jepang Danshi Shikan Gakko yaitu sekolah guru laki-laki, Zyooshi Shikan
Gakko sekolah gru perempuan, Kooto Shikan Gakko sekolah guru tinggi, dan
Kantei Shikan yaitu kursus guru darurat. Pada waktu itu pula, yaitu tanggal
25 Nopember 1945 PGRI didirikan yang karakteristiknya lebih condong
sebagai organisasi perjuangan ketimbang sebagai suatu oragnisasi profesi.
Pada masa setelah perang kemerdekaan, tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia ternyata sangat memperihatinkan, karena lebih dari 90
% penduduk yang berjumlah 70 juta jiwa itu masih buta hurup. Sedangkan di
sisi lain pada saat itu jumlah guru yang berkualifikasi lulusan Normalschool
(NS) ke atas jumlahnya hanya sekitar ratusan saja, serta guru lulusan OVVO
atau CVO jumlahnya sekitar ribuan saja. Karena itu pada saat itu dapat
dimaklumi siapa saja yang merasa terpanggil untuk membantu sesamanya
14

belajar tentang tulis-baca-hitung sangat dianjurkan oleh pemerintah untuk


memberantas buta hurup.
Kemudian barulah setelah Undang-undang No. 4 Tahun 1950 dan
Undang-undang No. 12 Taun 1954 tentang Dasar-dasar Pengajaran di
Sekolah diberlakukan, pendirian KPKPPB, SGB, dan SGA diselenggarakan
secara meluas ditanah air, demikian juga beberapa PTPG serta B.I, dan B.II
yang kemudian berkembang menjadi IKIP. Sementara itu untuk membantu
mereka yang telanjur terpanggil melibatkan diri menjadi guru namun belum
sempat memperoleh pendidikan prajabatannya yang relevan, KLP-SGB, KGB
dan KGA serta RBB dan RBA dan beberapa perguruan tinggi LPTK swasta
juga mulai dikembangkan secara luas.
Kemudian pada awal pembangunan jangka panjang yang kedua,
secara tentatif tercatat sekitar 1,8 juta guru dari sekitar 4,5 juta pegawai
negeri sipil yang latar belakang pendidikannya dan kualifikasinya berbeda-
beda. Mereka yang bertugas di SD saja baru sekitar kurang dari 10 % yang
sudah berkualifikasi lulusan D.II yang dijadikan standar minimal
kewenangannya sejak awal 1990 an dari jumlah total sekitar 1,2 juta. Perlu
juga dicatat bahwa sekitar diperkirakan masih banyak lulusan SPG hingga
kini masih tidak menentu nasibnya karena yang dapat diangkat menjadi guru
dalam jumlah terbatas dan itupun hanya lulusan D.II.
Sungguh kontradiktif keadaannya antara harapan dengan tuntutan
terhadap sistem pendidikan nasional yang harus mampu mempersiapkan
sumberdaya manusia yang berkualitas guna menghadapi globalisasi dan
milinium ketiga, dengan kebijakan yang cendrung kurang menguntungkan
perkembangan guru. Berbagai upaya sebenarnya telah banyak dilakukan oleh
pemerintah selama ini, tetapi tampaknya masih kurang berhasil.
Perkembangan LPTK tampaknya masih asyik dengan fokus kegiatan pada
pendidikan prajabatan guru juga terus digoyang isu eksestensinya yang
dinyatakan kurang jelas secara konseptual dan arahnya. Sementara itu PGRI
sebagai perkumpulan guru masih tetap berkutat mengurus sekolahnya sendiri
15

sementara kegiatan yang menunjang ke arah pengembangan kualitas


kemampuan profesionalnya cendrung terabaikan.
Peluang untuk melakukan pengembangan profesi guru itu
tampaknya cukup terbuka ketika mulai diberlakukannya Undang-undang No.
2 Tahun 1989 tetang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah
No. 38 Tahun 1992 yang mengatur tentang Tenaga Kependidikan, khususnya
dalam hubungan ini guru. Lahirnya dan diberlakukannya Undang-undang No.
2 Tahun 1989 tersebut sebenarnya merupakan keberhasilan yang besar dan
luar biasa, karena mulai sejak itu sistem pendidikan di Indonesia memiliki
landasan konstitusional yang konsisten sesuai dengan UUD 1945, yang
seyogianya harus dilakukan secara sinergi dari semua pihak mulai dari
pemakai dalam hal ini penyelenggara dan pengelola satuan pendidikan,
LPTK, organisasi profesi, dan tenaga kependidikan, dan tenaga pendidik
khususnya guru. Ternyata peluang untuk mengembangkan tenaga
kependidikan khususnya guru untuk menjadi tenaga profesional masih
rendah, hal ini secara jelas dapat dilihat dari mutu pendidikan di Indonesia
masih tetap menghasilkan sumberdaya manusia yang mutunya masih rendah.
Banyak faktor yang menyebabkan keprofesionalan guru tidak dapat
dikembangkan, diantaranya karena sistem pendidikan guru pada saat itu
kurang mengarah dan mengaplikasikan kaidah-kaidah dan prisip-prinsip
keprofesionalan.
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 20 Tahun 2003
sebagai pengganti Undang-undang No. 2 Tahun 1989 yang mengatur tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 yang
mengatur tentang Guru dan Dosen, yang kemudian ditindaklanjuti oleh
pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2007
tentang Sertfikasi Guru, hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk
meningkatkan keprofesionalan guru tersebut. Sertifikasi guru dalam jabatan
telah dimulai sejak tahun 2007 dan akan terus bergulir sampai semua guru
yang ada sekitar 2,7 juta orang memperoleh sertifikat pendidik. Demikian
pula bagi mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk dapat menjadi guru
16

dan memiliki sertifikat pendidik, harus mengikuti program Pendidikan


Profesi Guru (PPG) sebagai wadah para lulusan S1 dan D4 untuk menempuh
pendidikan profesi dan bidang keahlian keguruan yang bermuara pada
penganugrahan sertifikat pendidik kepada mereka yang telah menamatkan
program PPG.
Setifikat Pendidik ini kemudian dapat digunakan sebagai salah satu
dasar syarat untuk dapat melamar dan diangkat menjadi guru, baik pada
lembaga pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal, atau informal
dengan status pendidik bersertifikat. Lebih dari itu pendidik yang bersertifikat
akan memperoleh perlindungan dari pemerintah atas haknya berkenaan
dengan dimilikinya sertifikat pendidik tersebut.
17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa :
1. Pengertian Profesi Tenaga Kependidikan.
a. Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya.
b. Profesional yaitu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang
yang digelutinya serta berfikir positif dengan menjunjung tinggi
etika dan integritas profesi
c. Profesionalisme merupakan sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
d. Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar-benar
menguasai, sungguh- sungguh kepada profesinya.
e. Profesionalisasi yaitu sutu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Hakekat Profesi Kependidikan iyalah aturan yang mengangkat harkat
dan martabat guru sebagai pendidik professional, untuk memperoleh
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimal dan jaminan
kesejahteraan social.
3. Ciri-ciri profesi yaitu suatu kewajiban yang dimiliki suatu pendidik
yang dilaksanakan.
4. Sejarah dan Petumbuhan Profesi Tenaga Kependidikan iyalah
kelangsungan atau perjalanan yang berlangsung dari awal terbentuk,
dan diperbaharui sampai sekarang.

B. Saran
Harus dipertahankan agar dapat berjala dengan baik dan teru diperbaharui
agar mendapat maksimal.
18

DAFTAR PUSTAKA

https://michaelchristiansite.wordpress.com/2016/02/11/pengertian-profesional-
profesi-profesionalisasi-profesionalisme-profesionalitas/

https://www.kompasiana.com/rizka_luthfi/54f84de5a33311845e8b495c/makalah-
hakekat-profesikependidikan?page=all

http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pengertian-hakikat-frofesi-
kependidikan.html

http://ayietajima.blogspot.com/2013/11/hakikat-profesi-pengertian-profesi.html

Anda mungkin juga menyukai