Anda di halaman 1dari 2

Nama : Harry Poernomo

NPM : 191003742016583

Mata Kuliah : Sistem Tata Internasional

1. Ruang Lingkup Hukum Internasional Secara garis besar, hukum internasional dapat dibagi
menjadi dua, yaitu Hukum Perdata Internasional dan Hukum Publik Internasional. Hukum
Perdata Internasional, merupakan asas, kaidah, aturan hukum yang mengatur hubungan
antarnegara, badan-badan internasional dan bangsa dalam bidang perdata, khususnya
perdagangan. Secara lebih gamblang van Brakel (Sunaryati Hartono, 1976), mengatakan:
“Internationaal Privaatrecht is nationaal recht voor internationaal rechtsverhoudingen
geschreven” (Hukum Perdata Internasional adalah hukum nasional yang didakan untuk
hubungan-hubungan internasional). Juga Gou Giok Siong (1961) mengatakan, bahwa Hukum
Perdata Internasional bukanlah hukum internasional, tetapi hukum nasional. Jadi Hukum
Perdata Internasional bukan sumber hukumnya internasional, tetapi materinya yaitu
hubungan-hubungan atau peristiwa-peristiwa yang merupakan obyeknyalah yang
internasional. Bahkan ada pandangan yang agak berlainan, misalnya, Niboyet (Sunaryati
Hartono, 1976) menganggap bahwa Hukum Perdata Internasional termasuk hukum publik.
Selain ini ada pula yang berpendapat bahwa Hukum Perdata Internasional bukan hukum
perdata, karena ini terdiri-dari kaedah-kaedah penunjuk, jadi tidak memuat kaedah-kaedah
hukum materiil. Terhadap pandangan ini, Schnitzer mengemukakan, bahwa kini makin lama
makin banyak terdapat kaedah tersendiri yang mengatur hubungan-hubungan internasional
secara materiil dan khusus, secara berbeda dengan hukum perdata intern, dan tidak hanya
menunjuk kepada kaedah salah satu sistem hukum yang ada. Hal ini terutama terdapat di
bidang hukum perjanjian internasional seperti hukum perdagangan internasional,
pengangkutan internasional, devisa dan sebagainya. Jadi dapat dikatakan bahwa hukum
perdata internasional timbul karena adanya unsur asing dalam suatu peristiwa hukum
perdata. Karena adanya unsur asing itu, maka timbul pertanyaan: kaedah hukum mana yang
harus berlaku? Bagaimana perkembangan Hukum Perdata Internasional Indonesia sekarang?
Hukum Perdata Internasional Indonesia sudah mulai berkembang, sebagai akibat bertambah
rumitnya pergaulan (terutama hubungan perdagangan) antara orang Indonesia dengan
orang asing, khususnya setelah terbuka kembali kemungkinan orang asing menanamkan
modalnya di Indonesia.
2. Unsur-unsur yang membentuk Sistem Tata Internasional
- STRUKTUR HUKUM.
Mempelajari bagaimana HI yang dibentuk melalui dua pola yang berbeda ( kebiasaaan
internasional & hukum internasional positif ) dapat dilaksanakan pada suatu masyarakat
yang dianggap tidak dapat dipaksa oleh adanya hukum tersebut. Kedua hukum ditaati tidak
didasarkan oleh adanya alat pemaksa, melainkan karena kesadaran negara-negara. (ingat
sumber HI materiel )
- STRUKTUR HUKUM TERBAGI DALAM 3 BENTUK :
Customary Legal System : sistem hukum kebiasaan bekerja dalam masyarakat internasional.
Momentary Legal System : kecenderungan membangun suatu pola baru dalam hubungan
hukum sebagai pemenuhan kebutuhan baru yang tidak dapat ditampung hukum
internasional multilateral.
Institusional Legal System : bagaimana suatu lembaga Internasional yang dibentuk untuk
dijadikan wahana negara-negara dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah
tertentu, berkembang sedemikian rupa menjadi lembaga pembentuk hukum sekaligus
penegakannya.
3. Globalisasi telah membawa dunia ke dalam model interaksi yang semakin intens antar
negara. Pasca Perang Dingin berakhir, kemunculan aktor-aktor baru yang turut serta
mempengaruhi percaturan politik internasional mendorong terciptanya
sebuah international society,  kerja sama yang dominan dengan berbagai aktor. Era
globalisasi identik dengan era yang mana kedaulatan aktor negara mulai dipertanyakan
kembali seiring dengan fenomena borderless. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
interdependensi antar negara, munculnya sistem global governance serta berkembangnya
berbagai organisasi hingga korporasi transnasional. Namun demikian, eksistensi negara tidak
dapat diremehkan. Negara tetap menjadi satu-satunya aktor primer dalam hubungan
internasional, hanya saja posisinya agak tergeser oleh aktor-aktor baru ini. Bergesernya
posisi negara sebagai aktor tunggal juga diakibatkan oleh berubahnya konsep civil society .
Kosmopolitan sebagai filosofi yang memaknai global governance  sebagai sebuah
harmonisasi dunia yang mana melibatkan berbagai aktor hubungan internasional dalam
penyelesaian masalah atau isu-isu global yangs sedang terjadi di suatu wilayah atau negara.
4. Piagam ini mengatur beberapa prinsip yang meliputi: menghormati kemerdekaan,
kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah dan identitas nasional seluruh Negara Anggota
ASEAN; berbagi komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian,
keamanan dan kemakmuran regional; menolak agresi dan ancaman atau penggunaan
kekuatan atau tindakan lain.
5.

Anda mungkin juga menyukai