Anda di halaman 1dari 13

TEORI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN DI

MASYARAKAT

Disusun oleh

Nama : Duwi Nur Dianti

Nim : 202014201004

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Promosi Kesehatan :
Pendidikan/edukasi Kesehatan Klien dalam Praktik Keperawatan dan Teori Belajar-Mengajar
serta Domainnya”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk Mata Kuliah
Promosi Kesehatan pada Fakultas S1 Keperawatan STIKes Satria Bhakti. Tiada gading yang
tak retak, begitu pula kami dalam penyusunan makalah ini yang masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk kami
agar dapat lebih baik kedepannya nanti. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
kami selaku mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Satria Bhakti dan pembaca.

Nganjuk, 04 Oktober 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................4

1.3 Tujuan ...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................5

2.1 Pendidikan/edukasi kesehatan klien dalam praktek keperawatan ....5

2.2Pendidikan/Edukasi Pasien/Klien sebagai Salah Satu Dimensi Caring Perawat.......5.

2.3 Peran Pendidikan/Edukasi Pasien dalam Pelayanan Kesehatan...5

2.4Hubungan Edukasi Pasien dengan Rencana Pemulangan...........5

2.5 Menguraikan proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke dalam praktek


keperawatan.....5

2.6 Model Proses dalam Pendidikan Kesehatan Pasien ....................5

2.7 Belajar dan Mengajar.......................................................................5

2.8Teori mengajar ............................................................................5

3.BAB III PENUTUP .........................................................................................6

4. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara maju dapat diukur dengan berbagai indikator. Salah satu indikator yang dapat
digunakan adalah tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan yang baik mengindikasikan bahwa
negara tersebut memiliki tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan yang baik. Pendidikan
merupakan aspek utama yang harus dikembangkan untuk mencapai segala indikator
kemajuan suatu negara. Pendidikan meliputi aktivitas belajar dan mengajar. Segala macam
ilmu ditransfer melalui proses pendidikan. Sistem pendidikan juga dikenal dalam dunia
kesehatan. Fungsi pendidikan Dalam Bidang Kesehatan Adalah Untuk
Pencegahan,Mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatan. Salah satu tindakan
konkretnya adalah melalui promosi kesehatan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan/edukasi pasien?


2. Bagaimanakah pendidikan pasien/ klien sebagai salah satu dimensi caring perawat?
3. Bagaimanakah peran pendidikan/ edukasi pasien dalam pelayanan kesehatan?
4. Bagaimanakah hubungan pendidikan/ edukasi klien dan discharge planning?
5. Bagaimanakah proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke dalam praktik
keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan/edukasi pasien


2. Memahami bagaimana pendidikan pasien/ klien sebagai salah satu dimensi caring
perawat
3. Mengerti peran pendidikan/ edukasi pasien dalam pelayanan kesehatan
4. Mengetahui hubungan pendidikan/ edukasi klien dan discharge planning
5. Memahami bagaimana proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke dalam praktik
keperawatan dan model proses pendidikan kesehatan klien

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan/edukasi kesehatan klien dalam praktek keperawatan

Definisi Pendidikan/Edukasi Pasien/Klien Craven and Himle (1996) dalam Suliha (2002)
mendefinisikan bahwa pendidikan atau edukasi merupakan penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan untuk
mengangkat fakta dan kondisi nyata dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri
(self-direction), aktif dalam memberikan informasi atau ide baru. Pendidikan Dapat
Menyebabkan Perubahan Kemampuan Intelektual Dan Memperbaiki keterampilan seseorang
dalam menggunakan dan mengevaluasi informasi. Sementara itu, Wingroot (2005)
menyesuaikan edukasi dengan bidang kesehatan sehingga ia mengatakan bahwa edukasi
kesehatan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan mereka
hingga mengubah perilaku klien dengan tujuan agar klien dapat mempertahankan atau
memperbaiki kesehatannya. Dalam usaha pendidikan/edukasi pasien, perawat harus
menyertakan nilai-nilai psikososial, spiritual, dan budaya yang dimiliki pasien serta keinginan
untuk berpartisipasi aktif. Pendidikan atau edukasi untuk klien dapat dibagi menjadi dua
yaitu: a. Pendidikan pasien klinis Pendidikan pasien klinis merupakan proses belajar-
mengajar yang terencana, sistematis, dan logis yang dapat digunakan dalam segala situasi
klinis. Pendidikan pasien klinis pada umumnya berlangsung secara berkesinambungan. B.
Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar-mengajar yang lebih
berkonsentrasi pada promosi kesehatan.

2.2 Pendidikan/Edukasi Pasien/Klien sebagai Salah Satu Dimensi Caring Perawat


Keperawatan adalah aplikasi kiat dan ilmu tentang manusia melalui transaksi caring
transpersonal untuk membantu seseorang mencapai keselarasan pikiran-tubuh-jiwa yang
menimbulkan pengetahuan diri, pengendalian diri, perawatan diri, dan penyembuhan diri
(Watson, 1990).Dalam memberikan Pendidikan/edukasi kepada pasien/klien sebagai salah
satu bentuk intervensi keperawatan, diperlukan suatu esensi teori sebagai landasan untuk
melakukan tata laksana proses pendidikan/edukasi tersebut. Hal ini diterangkan Watson
(1979) dalam Theory of Human Caring bahwa caring adalah sejenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan untuk meningkatkan rasa aman pada pasien/klien dan melindungi klien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan klien untuk dapat sembuh.
Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga, caring environment menyediakan perkembangan potensi dan memberukan
keleluasaan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah
ditentukan. Pada tahun 1997, Watson dan Lea menyusun instrumen yang dikembangkan
untuk meneliti perilaku caring perawat yang disebut dengan Caring Dimensions Inventory
(CDI). Terdapat 25 daftar dimensi caring tersebut, salah satunya yaitu memberikan
pengetahuan kepada klien sebagai individu yang berhubungan dengan pendidikan klien.
Proses keperawatan identik dengan caring. Dalam Caring Dimensions Inventory (CDI)
terdapat pendidikan klien sebagai salah satu hal terpenting untuk mencapai sehat pada klien.
Dalam proses pendidikan klien, perawat harus memastikan bahwa klien, keluarga, dan
masyarakat menerima informasi yang dibutuhkan untuk memulihkan dan mempertahankan
kesehatan yang optimal.

2.3 Peran Pendidikan/Edukasi Pasien dalam Pelayanan Kesehatan

Kesehatan bernilai penting sehingga kesehatan menjadi indikator pengukur kesejahteraan


seseorang. Tetapi, di Indonesia, pengetahuan masyarakat akan kesehatan masih sangat
minim. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya angka harapan hidup Indonesia dari standar
angka harapan hidup yaitu 85 tahun. Karena 8

Itulah, pemerintah mengeluarkan UU RI No.23 Tahun 1992 tentang pembangunan sebagai


salah satu pembangunan nasional dengan tujuan pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan berfokus pada
peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Meningkatnya fokus pada pencegahan (preventif) menuntut sistem pelayanan
kesehatan untuk memberikan pendidikan (edukasi) kepada klien secara lebih luas.
Keberhasilan mencapai tujuan edukasi klien membutuhkan kolaborasi yang baik antar tenaga
kesehatan serta keinginan klien untuk berpartisipasi aktif.

2.4 Hubungan Edukasi Pasien dengan Rencana Pemulangan


Salah satu tujuan edukasi adalah untuk memberikan informasi pada klien yang
membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinutas pelayanan dari rumah sakit ke
rumah (Falvo, 2004). Perencanaan pulang adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai,
menyiapkan, dan melakukan koordinasi dengan fasilitas kesehatan yang ada atau telah
ditentukan serta bekerjasama dengan pelayanan sosial yang ada di komunitas, sebelum dan
sesudah pasien pindah atau pulang, bertujuan untuk meminimalkan dampak dari suatu
keadaan kesehatan misalnya penyakit dengan perawatan yang kontinu (terus menerus).
Perencanaan pulang disusun agar pasien mampu menjaga kontinutas kesehatannya secara
mandiri, namun tujuan itu tidak akan tercapai dengan baik jika edukasi klien tidak
dilaksanakan.

2.5 Menguraikan proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke dalam praktek


keperawatan.

Dalam menjalankan proses pengintegrasian pendidikan kesehatan, perawat


mengidentifiksikan kesediaan dan rumit belajar klien (Redman, 2007). Klien yang sedang
menjalani pemulihan dan beradaptasi terhadap perubahan akibat penyakit biasanya, klien
mencari informasi tentang kondisinya, kemudian pula perawat tidak lupa untuk
mengikutsertakan keluarga, karena disini keluarga merupakan bagian penting dalam
pemulihan kesehatan dan membutukan informasi dengan jumlah Yang sama seperti klien.
Jika perawat tidak menyertakan keluarga, maka dapat menimbulkan konflik pada keluarga.

2.6 Model Proses dalam Pendidikan Kesehatan Pasien

Menurut Susan B. Bastable (1999), terdapat beberapa model proses dalam pendidikan
kesehatan, antara lain: 1. Health Belief Model adalah model yang dimodifikasi oleh Becker
(1974) untuk menangani permasalahan kepatuhan pada program pengobatan teraupetik.
Terdapat dua alasan utama yang menjadi dasar dibentuknya model ini yaitu keberhasilan
terhadap pencegahan penyakit dan program penyembuhan yang memerlukan kepatuhan klien
untuk berpartisipasi dan keyakinan bahwa kesehatan memang sangat dihargai. 2. Health
Promotion Model, adalah model yang dikembangkan oleh Pender (1987) Dan Digunakan
Dalam Disiplin Keperawatan. Model Ini Menggambarkan komponen dan mekanisme yang
menjadi faktor penentu pada gaya hidup yang mempromosikan kesehatan. 3. Self-Efficacy
Theory adalah model yang dikembangkan dari perspektif sosial-kognitif dan didasarkan pada
harapan seseorang yang berkaitan dengan rangkaian tindakan tertentu (Bandura, 1977a,
1977b, 1986). Teori ini merupakan teori prediktif perihal suatu keyakinan bahwa seseorang
dapat mengerjakan perilaku tertentu dalam mencapai hasil yang diharapkan sesuatu dengan
kompetensi dan kapabilitasnya. 4. Theory of Reasoned Action adalah model yang berkaitan
dengan prediksi dan pemahaman semua bentuk perilaku manusia dalam konteks sosial. Teori
ini didasarkan pada alasan bahwa manusia merupakan pembuat keputusan yang rasional yang
memanfaatkan informasi apapun yang tersedia bagi mereka. 5. Model PRECEDE
(Predisposing, Reinforcing, and Enabling Constructs in Educational Diagnosis And
Evaluation)-PROCEED (Policy,Regulatory, and Organizational Constructs in Educational
and Envirinment Development) adalah model yang memiliki harapan untuk mengurangi
tingkat kematian. Inti dari model ini adalah pendidikan Kesehatan, yang didefinisikan sebagai
partisipasi sikap rela peserta didik dalam menentukan praktik kesehatan mereka sendiri. 6.
Therapeutic Alliance Model merupakan model yang membahas tentang peralihan kekuasaan
dari penyelenggara kepada kemitraan pembelajaran dimana kerjasama dan negosiasi dengan
konsumen merupakan kuncinya

2.7 Belajar dan Mengajar

Pengertian Belajar Menurut Kozier (200) belajar merupakan berubahnya kemampuan


seseorang yang terus berlanjut dalam suatu waktu. Sementara itu, menurut Patricia Potter dan
Anne Perry (2005), belajar adalah proses memperoleh ilmu, sikap, dan kemampuan baru
melalui latihan dan pengalaman. Berdasarkan beberapa arti dari belajar di atas, belajar dapat
disimpulkan sebagai kegiatan dalam memperoleh halhal baru terutama ilmu yang didapat
melalui latihan atau menempa diri serta pengalaman.

Mengajar Mengajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti memberi
pelajaran atau pelatihan. Sementara itu, menurut The Free Dictionary, mengajar merupakan
suatu aktivitas untuk mendidik atau melatih dan di dalam aktivitas mengajar, pengajar
berusaha memberi atau menanamkan pengetahuan atau keterampilan kepada para pelajar.
Selain definisi – definisi di atas, mengajar juga memiliki beberapa definisi yang berasal dari
berbagai tokoh yaitu: a. Mengajar tak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi juga
merangsang terjadinya proses berpikir, tumbuhnya sikap kritis, atau hingga mengubah
pandangan para pelajar (Rooijakkers, 1991). B. Mengajar atau pembelajaran merupakan
perolehan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan baru. (Bastable, 2003 dalam Potter dan
Perry, 2010) Dari beberapa definisi di atas, mengajar dapat disimpulkan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk menularkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada orang.

2.8 Teori-teori belajar:


1. Teori Behavior Teori belajar behavior berpandangan bahwa belajar adalah proses
perubahan perilaku. J.B. Watson yang dikenal sebagai Bapak Teori Behavior mempelajari
studi yang dilakukan oleh Ivan Pavlov tentang eksperimennya terhadap respon seekor anjing
yang dikondisikan pada kondisi berulang. Watson menyimpulkan bahwa belajar adalah
proses penerimaan respon dari stimulus yang dapat diukur dan dapat diobservasi. Belajar
dapat dicapai melalui perilaku yang tepat dari sejumlah respon dan melalui pendekatan
penguatan.

2. Teori Kognitif Teori kognitif melihat kegiatan belajar sebagai sesuatu yang aktif. Mereka
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan
masalah, mengatur kembali, dan mengorganisasi apa yang telah mereka ketahui untuk
mencapai pelajaran baru. Teori belajar kognitif juga sering disebut sebagai teori perseptual
karena menurut teori ini, kegiatan belajar adalah perubahan persepsi yang terkadang tidak
dapat diamati dan / atau diikuti. Menurut teori ini pula, proses belajar akan berjalan dengan
baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang. Teori belajar kognitif dikemukakan oleh Ausubel, Bruner, Jean Piaget,
dan Robert M. Gagne

3. Teori Humanistik Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Hal itu dikarenakan menurut teori ini, kepribadian individu tidak hanya berasal dari
pembelajaran lingkungan tetapi juga hasil pembelajaran dan motivasi dari dalam diri individu
tersebut. Contoh pembelajaran dari dalam diri individu tersebut adalah kebebasan utnuk
memilih, dan motivasi untuk mencapai aktualisasi diri atau memenuhi keunikan mereka
sebagai manusia. Menurut teori ini pula, terdapat dua tipe belajar yaitu tipe belajar kognitif
atau tipe belajar berdasarkan makna dan tipe belajar eksperiensial atau tipe belajar
berdasarkan pengalaman. Tetapi, secara umum teori ini bersifat elektif sehingga teknik
belajar apapun dapat dialakukan oleh seorang individu agar tujuan belajar dapat tercapai.
Hingga saat ini, terdapat tiga tokoh pelopor teori humanistik yaitu Arthur Combs, Abraham
Maslow, dan Carl Rogers.

4. Teori Sibernetik Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi (Nursalam dan
Ferry Efendi, 2008). Teori ini lebih mementingkan sistem informasi daripada proses. Sistem
informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
organisasi agar dapat beroperasi secara benar dan menguntungkan (Teguh Wahyono, 2010).
Tokoh yang mengembangkan teori sibernetik adalah Landa yang berpendapat bahwa ada dua
macam proses berpikir, algoritmik (proses berpikir linier, konvergen, dan lurus menuju ke
satu target tertentu), dan heuristik (cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target
sekaligus), dan Pask dan Scott yang mengemukakan cara berpikir menyeluruh dan sebagian
(Nursalam dan Ferry Efendi, 2008).

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Pendidikan atau edukasi dapat disimpulkan sebagai penambahan pengetahuan dan


kemampuan seseorang melalui proses belajar atau instruksi dengan tujuan untuk mengangkat
fakta dan kondisi nyata dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self-
direction), aktif dalam memberikan informasi atau ide baru. Edukas i kesehatan untuk klien
merupakan edukasi kesehatayang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada klien.
Secara lebih lengkap, Wingroot (2005) mengatakan bahwa edukasi kesehatan dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan mereka dan mengubah
perilaku klien.

Edukasi tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Belajar, menurut Kozier (2010)
merupakan berubahnya kemampuan seseorang yang terus berlanjut dalam suatu waktu
sementara mengajar dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menularkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada orang yang belajar sehingga dapat
menumbuhkan sikap kritis dari para pelajar hingga mengubah sikap pelajar dan juga agar
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, Fery, Efendi. (2007). PendidikanDalamKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika-

Alberto, P. & Troutman, A.c. (2009). Applied behavioral analysis for teacher 6th ed. Upper
Saddler River: Merill Prentice Hall-

Bandono, A. (2011). Perdebatan sekitar teori belajar dalam praktek pembelajaran. Jurnal-

Bastable, Susan B.. (2002). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pemebelajaran. Jakarta: EGC.-

Budiningsih, A, C. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Rinika Cipta-

Chowdbury, M.S & college M. (2006). Human behavior in the context of training: an
overview of the role of learningtheories as applied to training and development. Journal of
knowledge management practice, volume 1. June.-

Craven & Hirnle. (2007). Fundamental of Nursing : Human Health and Function 5th Edition.
Philadelphia : Mosby, Inc-

Fatta, Hanif Al. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi.-

Harkreader, H., Hogan, M.A., Thobaben, M. (2007). Fundamental of Nursing : Caring and
clinical judgment 3rd Edition. Philadelphia : Saunders-

Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. (2008). Teori Belajar Edisi Ketujuh. Jakarta:
Kencana.-

Joos, Irene, dkk. (2003). Belajar Cepat Komputer: Panduan Untuk Profesi Kesehatan. Ed 3.
Jakarta: EGC.-

Kozier, B. (2010). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC-
Kozier, Barbara, Erb, Glenora, Berman, Audrey, dan Snyder, Shirlee J. (2004.) Fundamentals
of Nursing: Concepts, Process, and Practice Seventh Edition. USA: Pearson Education. 19-

Maulana, H.D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC-

Nursalam, F.E. (2007). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika-

Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan. (terj. Dr. Adrina Ferderika
Nggie dan dr. Marina Albar). Buku 1 Edisi 7. Jakarta: EGC.-
Rankin, H.S. (2001). Patient Education: Principles & Practices. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins.-

Redman, K.B. (2007). The Practice of Patient Education: A Case Study Approach. New
York: Elsevier-

Rooijakkers, A. (1991). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Grasindo.-

Simamora, Roymond. H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: EGC.-

Sunaryo. (2002). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.-

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers-

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.-

Wahyono, Teguh. (2010). Membuat Sendiri Aplikasi dengan Memanfaatkan Barcode.


Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.-

Wuryani, Sri Esti. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.-

http://www.thefreedictionary.com/teaching (diakses pada 6 September 2013 pukul 10.30)-

http://ugcnetonline.svtuition.org/2009/03/definition-of-teaching-andits.html (diakses pada 6


September 2013 pukul 10.50)-

http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/inti-teori-belajarbehavioristik.html (diakses
pada 6 September 2013 pukull 11.00)-

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/163/jiptiain--herionosus-81485-4.babii!.pdf
(diakses pada 8 September 2013 pukul 15.11)

Anda mungkin juga menyukai