2. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut :
1) Kelainan Postur
2) Gangguan Perkembangan Otot
3) Kerusakan Sistem Saraf Pusat
4) Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
5) Kekakuan Otot
3. Patifisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari
penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1) Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan
jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika
otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma
langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan
tendon atau ligament, radang dan lainnya.
2) Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran
maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang
sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
3) Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dank e otak.
Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan
anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan
penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya
impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Potter & Perry, 2006) manifestasi klinik pada gangguan aktivitas
yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang lain,
memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan.
5. Komplikasi
1) Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
2) Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi
orthostatic
3) Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
4) Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
5) Status emosi stabil
(Rosidawati, dkk 2008)
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang,
tekstur, erosi, dan perubahan hubungan tulang).
b. CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang sulit untuk dievaluasi)
c. MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur
jaringan lunak melalui tulang)
2) Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah dan urine
b. Pemeriksaan Hb
7. Penatalaksanaan
1) Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
2) Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi
orthostatic
3) Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
4) Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
5) Status emosi stabil
(Rosidawati, dkk 2008)
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan meliputi :
a. Riwayat aktivitas dan olah raga
b. Toleransi aktivitas
c. Jenis dan frekuensi olah raga
d. Faktor yang mempengaruhi mobilitas
e. Pengararuh imobilitas
2) Pemeriksaan Fisik : Data Focus
a. Kesejajaran tubuh
Mengidentifikasi perubahan postur tubuh akibat pertumbuhan
dan perkembangan normal. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara inspeksi pasien dari lateral, anterior, dan posterior guna
mengamati :
bahu dan pinggul sejajar
jari - jari kaki mengarah kedepan
tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi yang lain
b. Cara berjalan
Dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan
risiko cedera akibat jatuh.
Kepela tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang
lurus
Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari
kaki
Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan
kaki di sisi yang berlawanan
Gaya berjalan halus, terkoordinasi,
c. Penampilan dan pergerakan sendi
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian
rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang
dikaji yaitu :
Adanya kemerahan / pembengkakan sendi
Deformitas
Adanya nyeri tekan
Krepitasi
Peningkatan temperature di sekitar sendi
Perkembangan otot yang terkait dengan masing –
masing sendi
Derajat gerak sendi
d. Kemampuan dan keterbatasan gerak
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan
klien untuk bergerak
Adanya hambatan dalam bergerak ( terpasang infus,
gips )
Keseimbangan dan koordinasi klien
Adanya hipotensi ortostatik
Kenyamanan klien
e. Kekuatan dan massa otot
Perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk
bergerak, langkah ini diambil untuk menurunkan risiko tegang
otot dan cedera tubuh baik pada klien maupun perawat.
Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kemandirian klien yang mengalami :
Disabilitas kardiovaskuler dan respiratorik
3) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
Foto rontgen
Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur,
erosi, dan perubahan hubungan tulang.
CT scan tulang
Mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di
daerah yang sulit untuk dievaluasi (mis: asetabulum).
MRI
Untuk melihat abnormalitas ( tumor, penyempitan jalur
jaringan lunak melalui tulang).
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine : memberikan informasi
mengenai masalah musculoskeletal primer atau
komplikasi yang terjadi (infeksi).
Pemeriksaan Hb : (biasanya lebih rendah bila terjadi
perdarahan akibat trauma).
4) Pengkajian Fokus
Menurut (Hidayat, 2014) pengkajian yang penting dalam gangguan
aktivitas sebagai berikut :
a. Biodata pasien
b. Riwayat Kesehatan termasuk pola istirahat/tidur, pola
aktivitas/latihan. Pola aktivitas atau latihan dapat dinilai
dengan tabel berikut :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan
minum
Mandi
Eliminasi
(BAK&BAB)
Berpakaian
Mobilisasi di
tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Hambatan mobilitas fisik
b. Defisit perawatan diri
c. Intoleransi aktivitas
3. Intervensi
a. Hambatan mobilitas fisik
Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon
pasien setelah latihan
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
pemenuhan kebutuhannya
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan
jika diperlukan
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri
sesuai kemampuan
b. Defisit perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, dan eliminasi
Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan
aktivitas perawatan diri
Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
Monitor kemampuan pasien untuk menelan
Siapkan lingkungan yang menjaga privasi klien
Pantau peningkatan dan penurunan kemampuan untuk
berpakaian dan melakukan perawatan rambut
Menyediakan privasi saat eliminasi
Ganti pakaian klien setelah eliminasi
Edukasi keluarga untuk membantu menyiapkan alat dan
membantu memandikan pasien
c. Intoleransi aktivitas
Anjurkan pasien untuk meningkatkan batasan aktivitas yang
dicapainya
Fokuskan pada aktivitas yang biasa dilakukan pasien
Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien
Kolaborasikan dengan terapis dalam latihan pemenuhan
aktifitas
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : Salemba medika
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang
selatan : Binarupa aksara
LAPORAN KASUS
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Klinik Keperawatan Dasar
Dosen: Ani Fadmawati, S.Kep, Ners, MKM.
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : An. A
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur/tanggal lahir : 10 tahun/16-10-2010
4. Pendidikan : Pelajar (SD)
5. Pekerjaan :-
6. Alamat tinggal : Kedawung baru, Kec. Neglasari, Tangerang-
Banten
7. No.Hp/telpon :-
8. No.RM : 00270768
9. Tanggal Masuk RS : 29-03-2021
10. Tanggal di Data : 01-04-2021
F. ANALISIS DATA :
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 DO : Luka post operasi Nyeri Akut
Pasien mengatakan
nyeri pada bagian Nyeri Akut
luka operasi di
abdomen
Pasien mengatakan
nyeri seperti tertusuk-
tusuk
Pasien mengatakan
skala nyeri 4 dari 10
Pasien mengatakan
nyeri hilang timbul
DO :
Pasien tampak
meringis
Pasien tampak gelisah
TTV
TD : 118/92 mmHg
Suhu : 36,4
Nadi : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
2 DO : Nyeri Gangguan
Pasien mengatakan Mobilitas Fisik
nyeri saat bergerak Gangguan
DS : Mobilitas fisik
Fisik pasien tampak
lemah
Gerakan terbatas
3 DO : Ketidakmampuan Defisit
Pasien mengatakan perawatan diri Perawatan Diri
belum mengganti
pakaian
Pasien mengatakan
tidak nyaman karena
belum mengganti
pakaian
DS :
Pasien tidak mampu
mengganti pakaian
sendiri
Pasien tampak tidak
nyaman
Ibu pasien tampa
tidak berani
mengganti pakaian
pasien karena pasien
terpasang infus
G. MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengeluh nyeri dan tampak
meringis
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d pasien mengeluh nyeri saat bergerak
Defisit Perawatan diri b.d kelemahan d.d tidak mampu mengenakan pakaian
TTV antibiot
TD : 118/92 ik
mmHg (Ceftria
Nadi : 84 2x1 ml
x/mnt gram)
RR : 20
x/mnt
I. TINDAKAN KEPERAWATAN
NO TANGGAL/ IMPLEMENTASI PARAF
DX JAM
1 01/04/2021 Mengobservasi TTV
09.00 Respon/hasil
TD : 118/92 mmHg
Suhu : 36,4
Nadi : 84 x/mnt
09.10 RR : 20 x/mnt
Mengedukasi latihan
relaksasi nafas dalam
Respon/hasil :
Setelah di edukasi pasien
dapat melakukan latihan
nafas dalam mandiri
Mengatur posisi yang
nyaman
Respon/hasil :
Pasien mengatakan lebih
nyaman dengan posisi semi
fowler
Melakukan pemberian obat
parenteral IV anti nyeri
(Katorolac 3x30 ml gram)
dan antibiotik (Ceftriaxone
2x1 ml gram)
Respon/hasil :
Pasien mengatakan bersedia
diberikan obat, obat toleran
terhadap tubuh pasien
2 01/04/2021 Pasien dibantu berpindah dari
10. 35 tempat tidur ke kursi roda,
keluarga pasien mengatakan
mengerti bagaimana
memindahkan pasien dengan
10.45 benar
Memantu pasien untuk
melakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
Respon/hasil :
Pasien melakukan latihan
11.00 rentang gerak aktif pada
bagian tubuh leher, jari, bahu,
dan pergelangan kaki
J. EVALUASI
D Tanggal/jam Evaluasi Paraf
X
1 01/04/2021 S:
11.30 Pasien mengatakan nyeri
berkurang
Pasien mengatakan skala nyeri 2
dari 10
O:
Pasien tampak tenang
Skala nyeri berkurang menjadi 2
dari 10
TTV
TD : 118/92 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,4
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 01/04/2021 S:-
11.35 O:
Mobilitas fisik pasien meningkat
Keluarga mengerti cara
membantu pasien untuk
melakukan mobilitas fisik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 01/04/2021 S : Pasien mengatakan lebih nyaman
11.40 karena sudah mengganti pakaian
O:
Perawatan diri terpenuhi
Pasien terlihat nyaman
A : Masalah teratasi
P : Internesi dihentikan
..................................