Anda di halaman 1dari 3

SDA Kepulauan Tanimbar

Pulau Tanimbar yang mempunyai luas keseluruhan 52.995,20 km2 yang terdiri dari wilayah
daratan seluas 10.102,92 km2 (19,06%) dan wilayah perairan seluas ± 42.892,28 km2 (80,94%).
Maluku Tenggara Barat memiliki kekayaan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati laut
yang sangat tinggi. Hal ini sangat berpotensi dan prospektif sebagai pengerak ekonomi maritim
Indonesia, yang dilakukan dengan tujuan kemakmuran masyarakat dan bangsa.

Saumlaki merupakan salah satu lokasi Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) yang
merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. SKPT sendiri bertujuan sebagai
penumbuh sistem bisnis perikanan, pemenuhan nilai ekspor perikanan, peningkatan ekonomi
dan pendapatan nelayan, serta peningkatan ekspor perikanan.

Salah satu burung khas Kepulauan Tanimbar, Kakatua Tanimbar atau


Goffin Cockatoo merupakan burung dilindungi dan dikategorikan hampir
terancam oleh IUCN.

Uni Internasional untuk Konservasi Alam sendiri merupakan organisasi internasional


yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Organisasi ini berbasis di
Swiss.

Keragaman burung yang dimiliki Kepulauan Tanimbar merupakan modal untuk jadi
situs pengamatan burung. 

Selain kakatua, di Kepulauan Tanimbar juga terdapat jenis burung lain, seperti nuri,
elang, merpati.

"Sebagai burung endemik di Kepulauan Tanimbar, ini sangat menarik para peneliti
ataupun wisatawan untuk melakukan bird watching. Karena burung ini hanya ada di
Kepulauan Tanimbar," ujar Tri Haryoko, Peneliti Ornitologi LIPI, dalam kanal
YouTube yang diunggah pada 14 Oktober 2020.

Kata Tri, Kakatua Tanimbar terbilang mudah dijumpai di sana. Pada 1980-an,
populasinya sempat mencapai 300--400 ribu ekor.

Oleh karena itu, di masyarakat setempat, kata Tri, nenek moyang di kepulauan
tersebut berpesan kuat dalam konservasi Kakatua Tanimbar. Mereka meminta anak
keturunannya dilarang membunuh atau memakan burung tersebut.
Kehadiran Blok Masela di wilayah Timur Indonesia, yang memiliki kandungan
kekayaan Sumber Daya Alam minyak dan gas terbesar, memberikan rasa syukur dan
kebanggaan tersendiri. Khususnya bagi daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar
yang merupakan wilayah terdampak pembangunan Kilang Darat nantinya,
memberikan peluang hidup sejahtera bagi masyarakat Tanimbar dan semua
manusia yang kini hidup dan tinggal di Maluku.

Sejak tahun 1998, INPEX Corporation (Perusahaan asal Jepang), dinyatakan telah
memenangkan tender untuk mengelola kandungan minyak dan gas Blok Masela di
laut Arafura, Maluku. Pemerintah Republik Indonesia pun telah menentukan skema
Onshore (darat) untuk proses pengolahan migas nantinya. Lokasi onshore tersebut
terletak di pulau Yamdena, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Potensi perikanan dan kelautan di Indonesia Timur sudah lama dikenal sangat
berlimpah. Salah satu daerah yang dianugerahi kekayaan tersebut, adalah
Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) di Provinsi Maluku. Keberadaan daerah
tersebut, juga sangat strategis karena berada di garda terdepan kepulauan Nusantara
dan berbatasan langsung dengan Australia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Saumlaki di Kabupaten


MTB sebagai salah satu daerah yang akan dibangun menjadi  Sentra Kelautan dan
Perikanan Terpadu (SKPT).

Pada pertengahan Oktober 2017, Mongabay Indonesia datang langsung ke MTB


untuk melihat kondisi perikanan disana dan perkembangan pembangunan Saumlaki
sebagai SKPT. Ini adalah tulisan pertama hasil peliputan tersebut.

Tanah yang subur, laut yang kaya akan sumber daya ikan, dan masyarakat yang
ramah, adalah sedikit gambaran dari Kabupaten MTB. Daerah yang dikenal dengan
sebutan kepulauan Tanimbar itu, memiliki struktur alam yang lengkap. Daratan
dengan hamparan tanah dan perbukitan, berpadu dengan laut yang masih lestari.

Kekayaan melimpah yang ada di laut, berhasil mencuri perhatian banyak pemburu
sumber daya ikan dari berbagai daerah hingga ke mancanegara. Warga lokal sering
bercerita, laut MTB yang diapit perairan Arafura dan Banda, menyimpan beragam
ikan dan biota laut yang sangat kaya. Tak ayal, banyak pelaut curang, baik dari dalam
negeri maupun mancanegara yang menjajal laut MTB untuk diambil kekayaannya.

Kekayaan seperti ikan-ikan bernilai tinggi itu, kemudian diangkut keluar dari MTB
dan dijual dengan harga tinggi. Akibatnya, kesejahteraan warga MTB masih sangat
tertinggal jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, terutama dengan
pulau Jawa.

Saat Pemerintah Indonesia berganti kepemimpinan dari Presiden Soesilo Bambang


Yudhoyono ke Joko Widodo, era baru dimulai di MTB yang beribukota Saumlaki.
Jokowi menunjuk Susi Pudjiastuti menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Sosok
Susi, diakui atau tidak, langsung membawa angin segar dan perubahan untuk
eksplorasi sumber daya laut.

Di Saumlaki, hawa perubahan semakin terus terasa. Tak hanya membersihkan


wilayah laut daerahnya dari pelaut asing dan ilegal, juga dilakukan perubahan
fundamental dalam pola fikir masyarakatnya. Semua itu dikawal langsung oleh
Pemerintahan yang baru.

Anda mungkin juga menyukai