0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan6 halaman
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Penerapan program link kartu wajib baca e-book di SMAN 1 Sumbermajing untuk meningkatkan minat baca siswa.
2) Program ini diharapkan dapat memaksimalkan gerakan literasi siswa sehingga frekuensi membaca meningkat.
3) Tujuan program ini adalah peningkatan minat baca e-book Bahasa Indonesia dan penerapan program kartu wajib baca di
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Penerapan program link kartu wajib baca e-book di SMAN 1 Sumbermajing untuk meningkatkan minat baca siswa.
2) Program ini diharapkan dapat memaksimalkan gerakan literasi siswa sehingga frekuensi membaca meningkat.
3) Tujuan program ini adalah peningkatan minat baca e-book Bahasa Indonesia dan penerapan program kartu wajib baca di
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Penerapan program link kartu wajib baca e-book di SMAN 1 Sumbermajing untuk meningkatkan minat baca siswa.
2) Program ini diharapkan dapat memaksimalkan gerakan literasi siswa sehingga frekuensi membaca meningkat.
3) Tujuan program ini adalah peningkatan minat baca e-book Bahasa Indonesia dan penerapan program kartu wajib baca di
PENINGKATAN MINAT BACA E-BOOK BAHASA INDONESIA MELALUI LINK
KARTU WAJIB BACA DI SMAN 1 SUMBERMANJING
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan penting dalam mengelola pemerintahan di Indonesia. Berdasarkan Undang- Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10, menyatakan fungsi dari ASN yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sebelum menjadi seorang PNS, terlebih dahulu harus melalui satu tahun masa percobaan yang disebut sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Selanjutnya proses yang harus dilalui peserta CPNS untuk menjadi seorang PNS adalah mengikuti progam LATSAR. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan nilai- nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal; dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang. Sistem pembelajaran pada Pendidikan Dasar CPNS pola baru, menuntut setiap peserta latsar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Peserta Latsar mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA berdasarkan tugas pokok sesuai jenis dan tugas pekerjaannya. Kegiatan menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dimulai dengan pembuatan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di unit kerja masing-masing, salah satunya di unit kerja bidang pendidikan. Dalam satuan pendidikan peserta Latsar dihadapkan pada loyalitasnya dalam pelayanan publik yang efektif, artinya harus memahami isu-isu yang berkembang pada satuan pendidikannya masing-masing dan mulai untuk di aktualisasikan. Beberapa isu berkembang yang dihimpun salah satunya mengenai rendahnya minat baca. Indonesia menempati urutan ketiga terbawah dikawasan ASEAN dalam hal kebiasaan membaca, hal ini sangat memprihatinkan jika dibiarkan terus menerus. Berdasarkan indeks nasional, tingkat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01. Sedangkan rata-data indeks tingkat membaca di negara-negara maju berkisar antara 0,45 hingga 0,62. Merujuk pada hasil survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2011, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius (tinggi). Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Minat dan budaya membaca menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah. Ketertarikan membaca oleh kalangan siswa menjadi faktor utama dalam membudidayakan kebiasaan membaca. Maka dari itu pihak pemerintah mengadakan program pemerintah melalui Permendikbud No. 22 Tahun 2015 yaitu: “Sebuah gerakan yang disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga bisa meningkatkan keterampilan membaca, mengolah informasi yang dibaca sehingga pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik dan memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti” Salah satu upaya yang dilakukan guna meningkatkan minat baca adalah dengan kartu link wajib baca melalui sarana pendukung dari google form. Kartu link wajib baca merupakan progam baru dimana kegiatan utamanya adalah mengajak siswa untuk membaca. Kartu ini harus digunakaan siswa setiap kegiatannya guna mencatat resume atau ringkasan dari buku yang telah di baca. Kartu wajib baca bagi guru digunakan sebagai pengontrol kegiatan wajib baca yang dilakukan oleh siswa. Dari hasil resume / ringkasan tersebut diharapkan dapat menjadikan parameter sebagai upaya peningkatan kegiatan wajib baca bagi siswa-siswi. Inovasi pemilihan sumber bacaan siswa, tidak hanya dari buku-buku manual saja, melainkan adanya e-book yang berfungsi untuk memudahkan siswa dalam mencari sumber bacaan. E-book merupakan buku digital yang dapat diakses siswa dari mana saja dan kapan saja. Penggunaan e-book lebih fleksibel karena tidak membatasi ruang gerak siswa dalam upaya peningkatan wajib baca. Dengan berbagai kemudahan diharapkan agar siswa terbiasa dengan literasi. Kondisi saat ini, di SMAN 1 SUMBERMANJING belum terdapat penerapan progam link kartu wajib baca melalui e-book atau buku digital yang mudah diakses bagi peserta didik. Progam yang terdapat di sekolah adalah progam pembelajaran manual, seperti penggunaan buku-buku cetak di perpustkaan. Pada masa pandemik ini, pembelajaran di SMAN 1 SUMBERMANJING berlangsung secara luring dan daring, namun jam pembelajaran untuk luring sangat terbatas dan lebih banyak menggunakan daring yang teralokasi 2 pertemuan setiap minggunya dengan lama pembelajaran selama 25 menit. Selama pembelajaran luring maupun daring Gerakan Literasi Sekolah yang di cetuskan melalui Permendikbud No. 22 Tahun 2015 kurang maksimal. Penerapan progam link kartu wajib baca merupakan hal baru di sekolah tersebut. Selain itu, selama KBM semenjak penulis ditempatkan sebagai CPNS beberapa siswa dan guru senior memaparkan bahwa memang belum terdapat pemanfaatan dari link google form sebagai kartu pendamping untuk membantu proses pembelajaran selama daring. Kondisi yang di harapkan, dengan diterapkannya progam link kartu wajib baca pada SMAN 1 SUMBERMAJING adalah memaksimalkan gerakan literasi siswa / minat baca siswa sehingga frekuensi membaca siswa meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan judul rancangan aktualisasi “PENINGKATAN MINAT BACA E-BOOK BAHASA INDONESIA MELALUI LINK KARTU WAJIB BACA DI SMAN 1 SUMBERMANJING”. 1.2 Manfaat Melalui penerapan LINK KARTU WAJIB BACA, Manfaat yang akan diperoleh yakni: 1.2.1 Manfaat Internal a) Mengaktualisasikan diri sebagai PNS, pelayan masyarakat (peserta didik) dengan menerapakan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) b) Menerapkan whole of government dan pelayanan publik di instasi tempat kerja c) Menjadikan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan d) Memotivasi peserta didik untuk menerapkan pola hidup bertanggung jawab , memiliki jiwa nasionalisme 1.2.2 Manfaat Eskternal a) Menumbuhkan inovasi baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia b) Dapat di aplikasikan pada mata pelajaran lintas minat / wajib lainnya c) Meningkatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas d) Meningkatkan proses belajar menagajar yang efektif e) Menambah kepercayaan wali murid / orang tua terhadap pembelajaran di sekolah 1.3 Tujuan Melalui penerapan LINK KARTU WAJIB BACA, tujuan yang hendak dicapai yakni:
1.3.1 Tujuan Umum
a) Pelaksanaan fungsi guru dalam memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa dan menyelesaikan isu-isu kontemporer b) Penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) ke dalam setiap kegiatan yang dilakukan di Instansi (SMAN 1 SUMBERMAJING) c) Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan berprinsip pada kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Whole of Goverment, dan Pelayanan Publik ke dalam setiap kegiatan yang dilakukan di Instansi (SMAN 1 SUMBERMAJING) 1.3.2 Tujuan Khusus a) Peningkatan minat baca e-book pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Sumbermajing b) Penerapan progam kartu wajib baca di perpustakaan SMAN 1 Sumbermajing c) Peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses literasi 1.4 Rujukan Inovasi / Kajian Pustaka Basseng, dkk. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS "Aktualisasi". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Idris, I. d. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS "Analisis Isu Komtemporer". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Kumoroto, W. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS "Etika Publik". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Latief, Y. (2015). Mdoul Pelatihan Dasar Calon PNS "Nasionalisme". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Purwanto, E. A. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. RI, L. (2018). Peraturan LAN No. 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar CPNS. Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatul Sipil Negara (ASN) Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tentang Perpustakaan Republik Indonesia. 2015. Permendikbud Nomor 22 tentang Gerakan Literasi Sekolah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Suwarno, T. A. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS " Whole of Goverment". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Utomo, dkk. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS "Habituasi". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Yuniarsih, T. dkk. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS " Komitmen Mutu". Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. 1.5 Langkah-Langkah 1. Melakukan konsultasi dengan Mentor terkait rancangan aktualisasi yang dibuat 2 Melakukan konsultasi dengan Coach terkait rancangan aktualisasi yang dibuat 3 Melakukan koordinasi dengan rekan kerja atau guru senior mengenai link kartu wajib baca yang akan di laksanakan 4 Melakukan koordinasi dengan team MGMP sekolah 5 Mempersiapkan hasil kosultasi untuk rancangan kegiatan aktualisasi 6 Mempersiapkan e-book Bahasa Indonesia sebagai sarana pendukung 7 Memilah e-book Bahasa Indonesia yang mengacu pada materi pembelajaran 8 Mempersiapkan link google form untuk presensi dan link kartu wajib baca 9 Melaksanakan sosialisasi link kartu wajib baca dengan e-book bahasa Indonesia 10 Melaksanakan kegiatan membaca e-book dengan link kartu wajib baca 11 Melaksanakan kontrol guru dari link kartu wajib baca 12 Mengavaluasi hasil kontrol dari link kartu wajib baca 13 Menyusun laporan kegiatan aktualisasi.