Anda di halaman 1dari 24
Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Bab I Ikhwal Berdirinya Muhammadiyah!' Pendahuluan Selama ini terdapat kesalahpahaman sebagian masyarakat terhadap Muhammadiyah. Mereka menganggap bahwa_~— Muhammadiyah —_harus bertanggungjawab terhadap perpecahan yang berlarut-larut di kalangan umat Islam, Sebab dengan berdirinya Muhammadiyah umat Islam menjadi terkotak-kotak dan sulit dipersatukan, Timbulnya penilaian seperti ini tidak lepas dari keterbatasan pembacaan mereka terhadap kondisi bangsa Indonesia khususnya kondisi umat Islam selama masa penjajahan. Dalam konteks kesejarahan, berdirinya Muhammadiyah merupakan tuntutan dan keharusan sejarah agar bangsa Indonesia memiliki jati diri dan daya tawar yang tinggi di mata- penjajah, Berdirinya Muhammadliyah’ sebenamya-didorong oleh kegelisahan dan keprihatinan yang mendalam terhadap model dakwah dan pola pemikiran keagamaan konvensional-tradisional saat itu. Dalam doktrin Islam disebutkan: kuntumkhaira ummah”, namun kenyataannya hampir seluruly bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam hidup dalam tekanan penjajah. Oleh karena itt KH. Ahmad Dahan (nama kecil beliau Muhammad Darwis) merasa perlu menditikan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H. bertepatan dengan 18 Nopember 1912 M, Secara garis besar faktor yang melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah antara lain dikarenakan: (1) Kondisi internal umat Islam dan (2) Kondisi eksternal umat Islam, 1, Kondisi intern umat Islam Keberagamaan umat Islam di Indonesia tidak bisa lepas dengan proses penyebaran Islam di Jawa. Pada waktu agama Islam datang ke Jawa, masyarakat * Materi untuk kuliah daring AIK-3 pada platform Moddle htip:/Kuliah-aik.umm.ae.id Al-Islam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM|28 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Jawa telah memiliki tradisi dan kepercayaan keagamaan yang merupakan perpaduan antara tradisi dan kepercayaan tradisional yang telah berubah menjadi adat i ‘iadat bersifat agamis dengan bentuk mistik berjiwa Hindu dan Budha (sinkritisme), Fenomena sinkritisme tersebut merupakan kenyataan di masyarakat karena 600 tahun SM, model keberagamaan (keyakinan) masyarakat adalah animistik dan dinamistik. Sekitar awal abad 1M. masyarakat Jawa mengalami proses akultura dengan. budaya Hindu, di mana tidak sedikit orang-orang nusantara berlayar ke wilayah India, Selama era kejayaan kerajaan Hindu pengaruhnya sangat kuat dan budaya Hindu secara politik mendapat dukungan dari pihak kerajaan karena agama Hindu sekaligus menjadi agama resmi kerajaan, ‘Tradisi dan kepreayaan masyarakat Jawa pra Islam tersebut masih tetap hidup bahkan ikut berkembang bersamaan dengan proses perkembangan Islam selanjutnya, Hal ini disebabkan para penyebar Islam di Jawa adalah para saudagar dari Gujarat, dan mereka merupakan bangsa dari India yang dalam Kehidupan thari_telah- terbi seha dengan kepercayaan yang beraroma animistik dan dinami samping itu para saudagar Gujarat itt. kebanyakan dari kalangan kaum sufi; sehingga lewatajaran tasawuf jitulah —nampaknya- yang. lebih memudahkan. masyarakat Jawa menerima Islam, mengingat antara unsur-unsur ajaran tasawuf sebagian terdapat persamaan dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa pra Islam yang menganut: ajaran kebatinan. Dengan kata lain, Islam sampai ke Indonesia bukan Islam yang didekati dengan kekuatan nalar (nalar rasional). Faktor lain yang turut menyuburkan tradisi dan kepreayaan masyarakat pra Islam adalah proses penyebaran Islam yang tidak merata terutama di Jawa, Proses Islamisasi di Jawa dilakukan oleh para wali (wali sembilan) dilanjutkan oleh. keturunan serta oleh para murid-muridnya. Melihat keterbatasan jumlah para wali serta keterbatasan sarana transportasi ‘maupun sarana informasi, maka penyebaran Islam di Jawa umumnya terkonsentrasi Al-Islam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM|29 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang di daerah-daerah yang berdekatan dengan tempat tinggal para wali atau daerah- daerah yang mudah dijangkau dengan sarana transportasi laut seperti perahu. Itulah sebabnya sentral kekuatan Islam di Jawa terpusat di sekitar jalur pantura (pantai utara), sementara di jalur pantai selatan atau daerah yang tidak terjangkau oleh para wali_posisi agama Islam tetap lemah, Meskipun akhirnya mereka menganut agama Islam namun keagamaan mereka tetap berbaur dengan tradisi dan kepreayaan masyarakat Jawa pra Islam yang kemudian melahirkan Islam Kejawen yang sangat kental dengan ajaran animistik dan dinamistik. Tidak meratanya proses Islamisasi div Jawa juga disebabkan pengaruh Kerajaan Hindu dan Budha yang pernah berabad-abad_menguasai Pulau Jawa. Berbeda dengan daerah-daerah yang tidak pernah dikuasai oleh Kerajaan Hindu dan Budha seperti Aceh, Minangkabau dan’ Banten, Islam di daerah terSebut relatif muri dan lebih rasional. Sebaliknya, sebagian besar daerah Jawa, proses Islamisasi mau tidak mau harus_menyesuaikan. diri dengan pengaruh-pengaruh Kerajaan Hindu dan Budha. Faktor internal lainnya. yang. turut andil mengilhami-Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah adalah kondisi perekonomian umat Islam, solida as sosial yang memudar antar umat Islam dan. pendidikan umat Islam yang memprihatinkan, Sejarah_menggambarkan, bahwa jauh sebelum kedatangan Belanda ke nusantara, pendidikan Tslam telah tersebar luas. Pendidikan Islam ketika itu terpusat di pondok-pondok pesantren, di mushalla/langgar atau. masjid. Sistem yang digunakan meliput sistem sorogan dan sistem bandongan/wetonan. Dengan demikian em kelas (Klasikal) belum dikenal, tidak ada ujian atau pengontrolan kemajuan pengetahuan santri, tidak ada batas waktu berapa lama santri harus bertempat tinggal di pesantren, Penekanan pendidikan lebih berorientasi pada hafalan terhadap teks semata, sehingga tidak merangsang santri untuk berdiskusi, Demikian juga cabang-cabang ilmu agama yang diajarkan sebatas_ilmu-ilmu tradisional seperti Hadits dan Musthalah Hadits, Figh dan Ushul Fiqh, ilmu Tauhid, Al-Islam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM|30 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang ilmu Tasawwuf, ilmu Mantiq, ilmu Falag, ilmu Bahasa Arab termasuk di dalamnya Nahwu, Sharaf dan Balaghah. Sistem tersebut berlangsung sampai sekitar awal abad 20. Sementara di pihak lain, tepatnya kolonial Belanda terus mengembangkan pendidikan sekuler dengan tujuan untuk mendidik anak dari kalangan priyayi agar menjadi juru tulis tingkat rendah dan pemegang buku sebagai pegawai-pegawai yang membantu majikan-majikan kolonial Belanda dalam tugas bidang, perdagangan, teknik dan administrasi, Ja \dministrasi tidak lebih hanya sekadar pemenuhan kebutuhan kolonial Belanda pada tenaga-tenaga pembantu di kantor. Sudah barang tentu di sekolah-sekolah yang didirikan Belanda para murid tidak diperkenalkan ‘sama sekali bersentuhan dengan pendidikan Islam, sehinga menjadikan cara berfikir dan tingkah Jaku Iulusan-lulusannya menyimpang dari ajaran Islam meskipun mayoritas dari mereka beragama Islam. 2: KondisiEkstern Umat Islam a, Kebijakan politik Kolonial Belanda terhadap umat Islam Sejak Belanda mendarat pertama kali di bumi nusantara (sekitar 1556) kehidupan_umat Islam mulai terusik. Mengingat kedatangan mereka yang pertama kali mendarat di pelabuhan Banten dengan kepala rombongan Cornelis, De Houtmen dan’ Dayer itu. bermisi ganda, yaitu mereka tidak saja ingin ‘menguasai nusantara yang terkenal dengan rempah-rempah melainkan sekaligus ada unsur misi Kristenisasi. Tujuan misi Kristenisasi tersebut di kemudian hari terbongkar dengan munculnya rekomendasi dari seorang missionaris Belada bernama YB. Palinck sekitar tahun 1880, Rekomendasi itu dikirim kepada pemerintahan Roma. Adapun isi rekomendasi tersebut adalah: (a) Pemerintah kolonial Belanda pada dasarnya siap membantu missionaris di Jawa dengan catatan Jawa digarap secara serius (b) Setiap missionaris yang datang ke pulau Jawa hendaknya bersikap sabar, menguasai budaya masyarakat pulau Jawa termasuk menguasai lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM{31 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang bahasa Jawa (c) Setiap missionaris hendaknya berdomisili di daerah-daerah yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat Jawa dan jauh dari pusat kekuasaan pemerintah Belanda (d) Setiap missionaris hendaknya berbuat simpatik dengan cara memberi bantuan medis, ekonomi dan pendidikan terhadap masyarakat pulau Jawa (e) Setiap missionaris hendaknya berupaya semaksimal mungkin agar tidak membicarakan agama pada awal-awal berdomisli di pulau Jawa (1) Setiap missionaris harus paham bahwa_tipe ‘masyarakat pulau Jawa mau masuk agama Kristen Karena beberapa faktor, diantaranya Karena Kecewa terhadap umat Islam, karena tuntutan materi dan Karena murni atas inisiatifnya mereka sendiri. Sikap politik lainnya dari kolonial Belanda terhadap umat Islam adalah pengawasan yang sangat ketat terhadap hubungan umat Islam dengan dunia luar termasuk setelah umat Islam berkenalan dengan pemikiran Pan-Islamesme dari Jamaluddin “Al-Afghani.. Kolonial. Belanda_menilaibahwapemikiran dari Jamaltiddin Al-Afghani itu membahayakan keberadaan’ kolonial’ Balanda di Indonesia. Hal ini disebabkan ajaran Jamaluddin Al-Afghani_menekankan sebuah eksistensi bangsa terutama umat Islam, serta dampak penjajahan terhadap negara jajahan. Maka untuk membatasi ruang gerak umat Islam, selain, meminimalkan bahkan memutus sama sekali hubungan umat Islam dengan dunia luar termasuk bagi umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji, penjajah kolonial Belanda mendirikan kelompok-kelompok aliansi dari unsur masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menghadapi uma Islam. Campur tangan kolonial Belanda terhadap perang Padri di Sumatra Barat (tahun 1821-1838) dan perang Aceh (tahun 1872-1909) dengan memihak kaum adat melawan para ulama’ ‘merupakan bukti adanya aliansi dukungan kolonial Belanda. b. Pengaruh perkembangan Islam di Timur Tengah Pengaruh gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Timur Tengah juga turut andil terhadap berdirinya Muhammadiyah. Menurut Deliar Noer, gerakan lam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM[32 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang reformasi intelektual kaum Muslimin di wilayah Timur Tengah seperti Makkah dan Kairo sangat mempengaruhi perkembangan Islam modernis di Indonesia, Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut antara lain melalui orang Indonesia sendiri yang secara kebetulan menunaikan ibadah haji dan sekaligus mereka tetap bermukim di tanah suei untuk menuntat ilmu. Mereka belajar dan mengkaji ajaran-ajaran Islam terutama ilmu Fighi. Sekembalinya ke Indonesia, mereka menyampaikan pengetahuan yang telah diperolehnya kepada umat Islam Indonesia terutama terhadap umat Islam di sekitar ia tempat tinggal. Pengalaman penyampaian model ini dapat dilihat dari seorang tokoh modernis bernama Haji Miskin dan kawan-kawan, Mereka kelak di kemudian hati mengorganisir gerakan keagamaan di Minangkabau Sumatra Barat “guna membersihkan_pengaruish-pengarush tradisi ‘setempat_terhadap kehidupan umat Islam.Gerakan yang dipelopori oleh Haji Miskin itu kemudian dikenal sebagai gerakan yang menyebarkan ide-ide pembaharua, Di belahan Timur Tengah lainnya seperti di Kairo dan Mesir ide-ide pembaharuan Muhammad. Abdu telah menyebar hampir ke seluruh negara- negara Muslim atau negara-negara yang penduduknya meyoritas beragama Islam termasuk Indonesia melalui penyebaran majalah “Al-Manar”. Artikel- artikel dari majalah “Al-Manar” itu dikutip oleh beberapa.penerbitan yang ‘memiliki kesamaan misi dan visi dengan “Al-Manar”, seperti oleh majalah "Al- Imam”, ”Neraca” dan Tunas Melayu” di Tanah Melayu (Malaysia dan Singapura). “Al-Munir” di Padang Sumatra Barat. Di antara sekian banyak pembaca “Al-Manar” itu terdapat seorang pembaca yang intens, yaitu KH. Ahmad Dahlam (pendiri Muhammadiyah). Selain pembaca berat “Al-Manar” KH. Ahmad Dablan juga pernah bermukim di Timur Tengah selama dua tahun (1903-1905) untuk memperdalam, berbagai disiplin ilmu keislaman, Pergumulan secara langsung dengan ide-ide pembaharuan di pusat Islam (Timur Tengah) telah mendorong KH. Ahmad lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM|33 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Dahlan untuk mengadakan pembaharuan Islam di Indonesia melalui organisasi yang didirikannya, yaitu Muhammadiyah, Ide Pan. islamesme dari Jalaluddin Al-Aghani di Mesir turut memperkuat pemahaman pembaharuan Islam di Indonesia terutama yang menyangkut keberadaan penjajah di tanah air. Maka secara tidak langsung, kesadaran masyarakat Jawa untuk mengusir penjajah Belanda tidak lain karena ajaran Jalaluddin Al-Aghani tentang eksistensi kemerdekaan ba: negara khususnya umat Islam. Sebagai bukti adanya pengaruh perkembangan pemikiran Islam di Timur Tengah terhadap berdirinya Muhammadiyah, sejumlah cendekiawan membuat persamaaan pemikiran’ pendidikan Ahmad Dahlan dengan beberapa pemikir Islam Timur Tengah. H.A.R. Gibb mengklasifikasikan pembaharuan/pendidikan yang dilakukan Muhammad ‘Abduh (1849-1905) di Mesir, sebagai berikut: ‘a. Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan asing b. Pembaharuan pendidikan tinggi Islam. ¢. Reformulasi doktrin Islam dengan alam fikiran modern d. Mempertahankan Islam dati pengaruh-pengaruh Eropa dan_serangan Kristen Sementara H.A. Mukti Ali_membuat rumusan, bahwa pembaharuan maupunpendidikan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan berorientasi pada: a, Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam_ b. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam fikiran modern ¢. Reformasi ajaran Islam dan pendidikan Islam, d. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar Islam Baik Muhammad Abduh maupun K.H. Ahmad Dahlan melihat bahwa lembaga pendidikan Islam (saat itu) tidak bisa menghasilkan para ahli lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM|34 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang sehingga umat Islam tidak dapat bersaing dengan bangsa lain semisal Eropa. Itulah sebabnya mayoritas negara Islam (penduduknya mayoritas beragama Islam) dijajah oleh mereka. Muhammad Abduh berkeinginan untuk mengembalikan kejayaan Islam seperti sedia kala, tepatnya di masa umat Islam menguasai peradaban dui baik di bidang Kimi ka, Seni dan sebagainya. Matema a, Kedokteran, Arsitektur, Filsafat, Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlam, lembaga pendidikan agama yang ada di Indonesia seperti pondok pesantren, ketika itu tidak dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan zaman, sementara pendidikan yang diselenggarakan kolonial Belanda sama sekali tidak memperhatikan pendidikan Islam. Perbandingan di alas menunjukkan —sesungguhnya’substansi pembaharuan/pendidikan antara Muhammad Abduh dengan K.H. Ahmad Dahlan mempunyai kesamaan. Sama-sama ingin meningkatkan sumber daya manusia (SDM) umat Islam, Perbedaannya hanya terletak pada’ Setting ah dan zaman, Muhammad Abduh di Mesir sedang K.H. Ahmad Dahlan di Indonesia, wila Misi dan Visi Muhammadiyah Sejak Muhammadiyah’ didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah komitmen dengan perjuangan yang berorientasi pada: Menegakkan keyakinan “tauhid” yang murni sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, Atau membersihkan amalan Islam dari tradisi dan kepereayaan yang bersumber dari selain Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Menyebarluaskan ajaran- an Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan sistem pendidikan modem Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan perorangan, keluarga dan masyarakat, Reformasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern. lam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM[35 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Kemurnian ajaran Islam (tauhid) mendapatkan perhatian tersendiri dari lak Muhammadiyah arena bertauhid yang muri atau “tauhid” yang terkontaminasi oleh berbagai tradisi dan kepercayaan selain Islam merupakan perintah Allah swt. Sehingga adanya keyakinan terhadap Kekuatan Supra natural (Kekuatan ghaib) selain Allah, jelas bertentangan dengan ajaran Islam (syitik) dan termasuk dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah, Penegasan tentang Allah satu-satunya Tuhan adalah tertera dalam Al Qur’an sebagai b “Ketahuilah bahwa tidak ‘ada Tuhan selain Allah” (QS. Muhammad/47:19). Sedang dalam QS. An-Nisaa’ / 4:48, Allah_ menyatakan ‘Sungguh Allah tidak akan mengampuni bila Dia disekutukan, dan Dia akan ‘mengampuni seluruh dosa selain dosa syirik (menyekutukan Allah) bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya,” Dalam. metiegakkan . kemurian. “tauhid”, -Mubammadiyah...senantiasa berpedoman kepada janji Allah, yakni: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu tegakkan ajaran-ajaran agama Allah, niscaya Allah akan melimpahkan karunia(pertolonganNya) kepada kamu, dan akan meneguhkan kamu tempat kamu berpijak” (QS. Muhammad /47:7). Dengan menegakkan keyakinan “tauhid” yang muri, maka Muhammadiyah telah membawakan misi keagamaan sekaligus membawakan misi kemanusian. Misi keagamaan sebagaimana yang diajarkan oleh’ Allah lewat Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, yakni agama yang tidak dicampur dengan tahayul, bid’ah dan churafat; dan kemanusiaan berupa penyelamatan umat manusia dari siksa Allah baik siksa di d didasarkan pada tauhid, yang diperjuangkan tegaknya oleh muhammadiyah, adalah dunia terutama siksa di akhirat kelak. Lel itu, mi kemanusiaan yang menyelamatkan manusia (muslim) dari keterbelengguan fitrah manusia oleh bentuk- bentuk penghambatan selain kepada Allah. lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM|36 Universitas e@ Nuhammadiyah UMM tistang Upaya kearah di atas sangat diperlukan, sesuai dengan firman Allah: “ajaklah slapapun kembali kepada jalan kebenaran yang diserukan oleh Tuhanmu, dengan penuh kebijaksanaan, pitutur yang baik dan bila perlu bertukar fikiran dengan cara sebaik-baiknya.”” (QS. An-Nahl/16:125). Dalam menyebarkan agama Islam, Muhammadiyah komitmen untuk selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, karena Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan sumber asli dari ajaran Islam. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul menyajikan tentang “Kebenaran mutlaq” yang dapat diuji kapan saja dan oleh siapapun juga. Dalam hal ini Allah berfirman: Sungguh Al-Our‘an ini memberikan petunjuk pada jalan yang terlurus” (QS. Al-Israa’/17:9). Atau firman Allah lainnya: kami telah menurinkan Al-Qur'an Kepamii (Muhammad) agar Kamu menjelaskan kepada umat_manusia tentang ajaran-ajaran yang diturunkan kepada mereka, * (QS. An-Nahi/16:44). Pada firman yang lain Allah. menegaskan:.“sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al- ‘mudah-mudahan mereka mau menggunakan firman- Qur'an, dan kami sendiri pulalah yang senantiasa memeliharanya” (QS. Al- Hajr/15:6), Muhammadiyah juga menekankan agar ajaran Islam. yang mumi (tauhid) senantiasa diwujudkan bagi kehidupan perorangan, keluarga dan masyarakat. Sebab ‘tauhid” yang murni dapat mendorong siapa saja untuk berbuat sesuatu sesuai dengan ajaran Islam. Dan setiap amalan yang dikerjakan manusia hanya dapat diterima oleh Allah jika didasarkan atas keyakinan “tauhid" atau iman yang sebenarnya, iman yang sesuai dengan ajaran Allah. Dengan demikian antara ‘iman” dan ‘amal” tidak bisa dipisahkan. Iman yang sesungguhnya dapat melahirkan amal, dan amal akan diterima oleh Allah jika keluar dari iman yang benar. Dalam hal ini Allah berfirman: “Barang siapa di antara kalian berbuat kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman yang benar, niscaya kami beri karunia (pahala) berupa hidup yang baik, dan kami akan balas perbuatan ‘mereka itu dengan pahala yang telah Kami janjikan" (QS. An-Nahi/16:97) lam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM|37 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi semata, melainkan juga sebagai gerakan keagamaan yang di dalamnya terkandung sistem keyakinan; pengetahuan organisasi; praktik akti as yang mengarah pada tujuan yang dicita-citakan, Muhammadiyah sebagai organisasi/gerakan memerlukan perekat yang kuat ‘guna mempertahankan nilai-nilai, sejarah, ikatan dan kesinambungan gerakan dalam melaksanakan amal usaha, di sinilah pentingnya ideologi. Ideologi Muhammadiyah secara substansi terkandung di dalam a Mugad cita Muhammadiyah, Adapun fungsi ideologi dalam Muhammadiyah: ‘ah Anggaran Dasar Muhammadiyah” serta matan ” Keyakinan dan Cita- 1, Memberi arah tentang paham Islam yang diyakini Muhammadiyah n . Mengikat solidaritas kolektif antar warga Muhammadiyah . Membangun kesamaan dalam menyusun strategi perjuangan Membangun karakter warga Muhammadiyah wee Sarania memobilisasi anggota Muhammadiyah Secara_garisbesar ideologi Muhammadiyah yang terkandung dalam *Mugaddimah AD Muhammadiyah” dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Hidup manusia harus berdasar tauhid; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan tat hanya kepada Allah. Kepercayaan tauhid mempunyai tiga aspek: a, Kepereayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang kuasa meneipta, memelihara, mengatur dan menguasai alam semesta. b. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah Tuhan yang hak c. Kepereayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak dan wajib dihambai/disembah, 2. Hidup manusia itu bermasyarakat, maka harus senantiasa memberi positif kepada masyarakat 3. Hanya hukum Allah yang sebenarya dijadikan sendi untuk membentuk pri-badi tutama dan mengatur ketertiban hidup bersama untuk menuju hidup bahagia, sejahtera di dunia/akhirat lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM|38 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang 4, Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarya adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan Ikhsan kepada kemanusiaan. Perjuangan menegakkan dan menjunjung jggi agama Islam akan berhasil bila mengikuti/ittiba’ perjuangan Rasullah SAW 6, Perjuangan mewujudkan pokok pikiran tersebut hanya akan berhasil bila dilakukan dengan berorganisasi yang baik. Maka organisasi merupakan satu-satunya alat/eara perjuangan yang sebaik-baiknya Il. PROFIL PENDIRI MUHAMMADIYAH Film "Sang Pencerah” mengungkap sisi manusia seorang Ahmad Dahlan yang memang memiliki kehidupan multi wama dan kontroversial. Dati seorang kyai, pendidik hingga bermain musik. Pada saat itu dia dianggap kafir dan beraliran sesat karena pemikirannya yang berbeda dengan para ulama dan kaum tua, akan tetapi gerakannya yang nyata dan dirasakan oleh masyarakat pada saat itu, Khususnya masyarakat yang tertindas membuat beberapa orang. yang berfikiran terbuka dan anak-anak muda yang kritis menyukai caranya. Muhammad Darwisy adalah nama kecil dari seorang Ahmad Dahlan, Ia lahir pada tahun 1868 dari, pasangan orang tua yang dikenal sebagai pemuka agama, Ayahnya Kyai Haji Abu Bakar adalah seorang khatib dan Imam besar di Masjid besar Kesultanan Yogjakarta, sedangkan ibunya bernama siti Aminah anak seorang penghulu bernama Haji Ibrahim. Anak ke empat dari tujuh bersaudara mendapat nama kehormatan Raden Ngabei Ngabdul Darwis dari Sri Sultan karena kedudukan ayahnya yang cukup tinggi di keraton, Ayahnya masih keturunan dari Syaih Maulana Malik Ibrahim penyebar agama di Gresik pada abad ke 15 yang juga merupakan salah satu dari 9 tokoh besar wali songo. Bahkan bila ditelusuri lebih lanjut ada garis, keturunan Rasulullah dari jalur cucunya , yaitu Hussain bin Ali bin Abi Thalib. lam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM[39 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Silsilah keturunannya menunjukkan bahwa ia mempunyai keturunan priyayi dan kyai sekaligus. Muhammad Darwisy mendapat pendidikan agama Islam pertama kali dari orang tuanya. Kepada ayahnya, KH Abu Bakar, ia belajar mengaji Al-Qur'an dan dasar-dasar ilmu agama Islam. Kemudia ia berguru kepada kedua kakak iparya, yaitu KH Muhammad Shalih, kepadanya ia belajar figih dan kepada KH Muhsin, belajar nahwu. Ia juga berguru kepada KH Muhammad Nur (Kakak iparnya pula) dan KH Abdul hamid tentang berbagai IImu agama Islam. Selain itu ia juga belajar IImu Palak antara kepada KH Dablan Semarang, menantu Kia Saleh Darat Semarang. Semua itu menjadi bekalnya ketika berangkat ke Tanah Suei. Muhammad. Darwisy menunaikan ibadah haji dua kali, ketika dalam usia masih muda. Pertama ia menunaikan haji pada tahun 1980, ketika berumur 22 tahun, sambil memperdalam ilmu agama Islam di Tanah Suci. Saat M. Darwis berangkat ke tanah suci, sang ayah berkata. padanya. untuk pulang dengan membawa perubahan, Kembali di tanah air, M, Darwis mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan, Nama yang diberi gurunya pada ijazah kelulusan belajar dari Makkah, Kemudian menikah dengan Siti Walidah 17 Tahun, Pernikahan mereka dihadir para ulama yang sekaligus dijadikan_ajang_pertemuan ulama se-Jawa, Sri Sultan beserta para kerabatnya berkenan‘menghadiripemnikahannya. Menjadi_menantu yang. juga pedagang membawanya ke dunia baru yaitu berdagang batik. Hal ity dinikmatinya dengan senang, rupanya ia juga memiliki bakat yang bagus dalam berdagang. Setahun setelah pemikahannya, Ahmad Dahlan ditinggalkan ibunya. Allah memanggil orang yang sangat dikasihinya itu tepat setelah kelahiran putri pertamanya yang diberi nama Siti Johanah. Setahun kemudia karena kondisi ayahnya yang mengkhawatirkan, Ahmad Dablan sepakat dengan saudar-saudaranya untuk menikahkan ayah mereka dengan ibu Raden Khatib Tengan Haji Muhammad, Pernikahan berjalan mulus dan menentramkan, Dahlan memperoleh adik baru dari pemnikahan tersebut yang diberi nama Muhammad Bas lam & Kemuhammadiyahan (AIK) - UMM|[40 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang Ayahnya memberi kepercayaan untuk memberi pengajian kepada anak-anak, berikutnya kepada remaja, dan selanjutnya kepada orang-orang dewasa, Ia merasa gelisah tas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah atau ‘menyimpang/sesat dan demikian bersemangat untuk sebuah cita-cita melakukan perubahan pemikiran dalam memahami Islam. Ja mengawali cita-citanya dengan mengubah arah kiblat pada arah_yang k sebenamya, Namun praktek pembaharuan yang dilakukan Ahmad Dablan semudah yang diharapkan, ia gagal merealisasikan perubahan arah kiblat di mas Kesultanan Yogyakarta, Kebanyakan kaum tua menentang langkah Dahlan tersebut dan mengakibatkan Kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, kyai Penghulu Kamaludiningrat. Dahlan kemudian berusaha mewujudkan maksud pembaharuannya_ itu dengan membangun langgar sendiri dan meletakkan kiblat dengan benar. Usaha un gagal karena lagi-lagi mendapat tantangan dari kaum tua. Seorang penghulu di daerah itu bahkan memerintahkan masyarakat menghancurkan langgar yang dibangun Dahlan, Karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Dahlan tidak mampu berbuat banyak, ia nyaris patah hati dan hampir saja Dahlan meninggalkan kota kelahirannya, jika saja seorang anggota keluarga tidak menghalangi dan membangunkan untuknya sebuah langgar yang lain, dengan jaminan bahwa ia dapat mengajarkan pembaharuan Islamnya itu sesuai keyakinannya sendiri, tanpa ada gangguan dari orang lain. Dahlan mulai bangkit dan semangat dengan dukungan dari keluarga dan orang- orang yang punya pemikiran terbuka serta para muridnya. Dan ia berhasil. Keberhasilannya itu semakin menunjukkan titik cerah ketika ayahnya meninggal pada bulan Sya’ban tahun 1896, ia diberi kepercayaan menggantikan ayahnya sebagai Khatib tetap masjid Gedhe (Masjid Kraton) Kauman, yogyakarta, Bahkan kraton menetapkan sebagai anggota Raad Agama Islam Hukum Kraton, Karena dapat dipahami dan melekat pada dirinya dan masyarakat menyebut namanya KH Ahmad Dahlan. Kedua, ia menunaikan ibadah haji lagi tahun 1903, ketika berumur 35 tahun atas fasilitas Sri Sultan. Sri Sultan menegaskan bahwa zaman sekarang sudah berubah lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM[41 Universitas @ Huhannadi yah UMM tistang dari perang senjata menjadi perang intelektual... Ini berarti ia telah dewasa penuh serta jiwanya lebih stabil dan lebih mantap daripada waktu bethaji sebelumnya. Dua kesempatan tersebut selain digunakan untuk berhaji juga dimanfaatkan untuk studi Janjut memperdalam ajaran ~ajaran Islam kepada beberapa ulama Indones yang tinggal di Tanah suci. Disamping kepada ulama lainnya . Setelah menunaikan ibadah haji baik yang pertama maupun kedua tidak segera pulang ke Indonesia, Pada haji yang pertama ia berada di tanah suci selama delapan bulan, Sedangkan pada haji yang kedua berada disana sekitar dua tahun, Selagi berada di Tanah suci, KH Ahmad Dahlan mendengar, membaca, dan bersentuhan denga gerakan pembaharuan dalam Islam di Timur tengah, misal, di Mesir. Apalagi ia menyadari berada di dalam ruang dan waktu. Maka ia berusaha ingin tahu apa sebenamnya yang terjadi . [a manfaatkan keberadaannya untuk banyak membaca berbagai kitab dan buku yang dikarang para toko pembaharuan dalam Islam antara tain~-Tagiyyudin. Ibnu_ Taimiyyah, Jamaludin~ Al Afghani, dan Muhammad Abduh, Melalui kitab dan buku yang sibaca, ia dapat berkenalan dan mengetahui_pokok-pikiran mereka, Dari perkenalan secara tidak langsung. itu, ia mendapat pelajaran berharga, memperoleh inspirasi, dan memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pembaharuan. Sebagai_seorang yang alim, KH Ahmad Dahlan memiliki banyak kitab. Bermacam kitab yang menjadi pegangan ulama dan dikaji di pondok pesanteren ia punya dan mendalami dengan baik . Bahkan sebagai seorang alim yang berpikiran maju, yang berkehendak mambawa Islam yang berkemajuan, ia banyak membaca kitab-kitab baru yang mengilhami dalam hidup dan perjuangannya, Di antara beberapa kitab bacaannya adalah kitab Fil Bid’ah dan At-Tawassul wal Wasilah Karanga Ibnu Taimiyyah, Kita Tauhid, Kitab Tafsir juz Amma dan kitab Al Islam wan Nashraniyyah ( ketiganya karangan Muhammad Abduh), dan kita Tafsir Al lam & Kemuha madiyahan (AIK) - UMM|42

Anda mungkin juga menyukai