Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.

2 Agustus 2019 | Page 6506

PENGEMBANGAN ALAT BANTU SIKAT TENGAH MESIN PENCUCI GALON


MENGGUNAKAN METODE REVERSE ENGINEERING & REDESINGN
METHODOLOGY DI CV BAROKAH ABADI
IMPROVEMENT OF GALLON WASHING MACHINE BRUSH BY USING REVERSE
ENGINEERING & REDESIGN METHODOLOY AT CV BAROKAH ABADI
Gabrielle Benita Sitompul1Agus Kusnayat, S.T., M.T. 2, Dr. Ir. Sri Martini, M.T 3
1,2,3
Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
1
kgabriellebs@gmail.com, 2aguskusnayat17@gmail.com, 3 srimartini59@yahoo.co.id

Abstrak

Di CV. Barokah Abadi di Kota Bandung ditemukan permasalahan terkait penanganan untuk pembersihan
galon. Penanganan pada proses pembersihan kemasan galon sebelumnya menggunakan sikat yang
dilakukan langsung oleh operator yang kemudian mempengaruhi hasil pencucian kemasan yang kurang
bersih karena masih tedapat bagian – bagian pada kemasan galon yang belum terkena sikat pada saat
proses pencucian. Proses pencucian kemasan galon yang kurang bersih dapat berakibat fatal karena air
yang masuk ke dalam galon akan terkontaminasi dengan kotoran sehingga dapat mengganggu kesehatan
jika tidak ditangani dengan cepat. Sikat galon bagian tengah yang mencuci permukaan galon bagian dalam
tidak dapat membersihkan permukaan dasar galon karena terbatasnya desain sikat pada kondisi eksisting.
Perancangan sikat tengah untuk membersihkan permukaan galon bagian dalam menggunakan metode
Reverse Engineering & Redesing Methodology. Perubahan dilakukan dengan memodifikasi sikat tengah
eksisting dengan memperpanjang bulu sikat untuk membersihkan permukaan bawah galon dan merubah
material bulu sikat tengah dengan jenis nylon yang lebih lentur melalui pemilihan alternatif model
rancangan pada morfologi chart sehingga menghasilkan produk usulan yang mampu membersihkan
permukaan galon serta menghasilkan pH air setelah pencucian bernilai 6 yang menghambat
perkembangan bakteri.

Kata Kunci : perancangan produk, Reverse Engineering & Redesign Methodology, sikat pencuci galon,
sikat pembersih galon.

Abstract

CV Barokah Abadi Bandung is one of the drinking water depot that provides service in refilling drinking water
and has a serious problem about gallon washing process. In the previous and the existing condition, CV
Barokah Abadi is using manpower to wash the gallon by using gallon brush manually which affect the result
of the washing process. The result of the washing process shows some imperfection and left dirt inside also
outside the gallon surface. The dirt left at the gallon surfaces can cause serious problems for consumer as it
will contaminate the refill water and cause waterborne disease such as diarrhea. If this problem can’t be
handled quickly, it will raise a serious yet lethal disease further more. The middle part of the gallon washing
machine can’t perfectly wash the inside surface of the gallon because the reach range of the brush bristle is
way too short. New brush design planning is created by solving the problem above by using Reverse Engineering
& Redesign Methodology and changing the bristle material by using morphology chart.to choose the best
alternative design. This research proceeds Changes will be made to the middle part of the brush by extending
the brush bristle. This study produced a brush that is able to clean the entire surface of the gallon, and
accelerate the washing time also prevent bacterial growth proven by water pH level at 6.

Keywords: Product Design, Reverse Engineering & Redesign Methodology, Brush for Gallon Washing
Process

1. Pendahuluan
Air merupakan salah satu kebutuhan primer manusia,.selain untuk diminum, air juga digunakan untuk berbagai
kegiatan di keseharian manusia.seperti memasak, mencuci, mandi dan lainnya. Karena air merupakan elemen
penting yang dibutuhkan manusia, terutama untuk minum, maka manusia memerlukan air yang bersih untuk
dikonsumsi. Adapun syarat – syarat kualitas air minum yang dapat dikonsumsi menurut Peraturan Mentri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 6507

Kesehatan Indonesia nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 September 1990 adalah air tidak berbau dan
tidak berasa dan menurut Kementrian Kesehatan RI melalui Pertaturan Mentri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar maksimum mikrobiologi untuk Escherichia Coli dan Total Bakteri
Koliform yang diizinkan adalah 0 untuk per 100ml sampel untuk kriteria kualitas air secara mikrobiologis.

Depot air minum atau lebih dikenal dengan nama tempat pengisian ulang air dalam kemasan menjadi satu – satunya
media untuk membersihkan kemasan, salah satu depot air minum yang ada di Kota Bandung adalah CV. Barokah
Abadi. CV Barokah Abadi melakukan proses pencucian galon secara manual dan dilakukan langsung oleh operator
menggunakan sikat untuk membersihkan permukaan galon bagian dalam saja. Bentuk sikat eksisting untuk
membersihkan permukaan galon tidak dapat membersihkan permukaan galon bagian bawah karena adanya
keterbatasan desain sikat sehingga hasil dari pencucian dan pembilasan galon tidak merata, Gambar 1 merupakan
desain sikat tengah setelah perbaikan.

Gambar 1 Desain Sikat Tengah Eksisting

Desain sikat eksisting tidak mampu membersihkan permukaan dalam galon dengan baik karena bulu – bulu yang
sikat tidakdapat menjangkau seluruh permukaan sikat yang memberikan hasil pencucian yang kurang bersih
karena masih menyisakan kotoran dan lumut dalam kemasan. Penanganan pencucian kemasan air yang tidak tidak
ditangani dengan sigap dan tepat lama – kelamaan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Permasalahan di atas
dapat diatasi dengan membuat rancangan sikat pembersih kemasan yang tidak hanya membersihkan permukaan
badan galon bagian dalam tetapi juga dapat membersihkan area yang sulit dijangkau dan disikat dengan sikat
pembersih sebelumnya seperti permukaan bawah galon bagian dalam.

2. Dasar Teori
2.1. Reverse Engineering and Redesign Methodology
Metode ini berfokus pada tahapan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi dan menggambarkan produk terdahulu
(Otto & Wood, 1998). Adapun tahapan dari metode Reverse Engineering and Redesign Methodology adalah
tahapan disassembly sikat alat pencuci galon eksisting kemudian tahap modeling & analysis dengan tujuan untuk
merancang kembali bentuk sikat pencuci galon sesuai dengan spesifikasi yang dirancang. Berikutnya adalah
tahapan redesign yang merupakan tahapan untuk merancang ulang produk eksisting.
2.1.1. Reverse Engineering: Investigasi, Prediksi, dan Hipotesis
Tahapan pada metode reverse engineering ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna, memprediksi
fungsi, mengetahui masukan dan keluaran sikat alat pencuci galon.
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 6508

2.1.2. Reverse Engineering: Pemisahan dan Eksperimen Produk


Proses pemisahan atau disassembly produk perlu dilakukan pada prosess reverse engineering guna melihat secara
rinci fungsi masing – masing sub produk eksisting dan untuk melihat bagian yang perlu dilakukan improvement.
Agar proses perancangan produk lebih mudah, produk sikat yang terdahulu dibongkar untuk melihat bagian yang
perlu diperbaiki.

2.1.3. Reverse Engineering: Analisis Fungsional


Analisis fungsional akan didapatkan setelah dilakukan percobaan pada sikat alat pencuci galon. Percobaan yang
dilakukan pada sikat alat pencuci galon akan menghasilkan analisis terkait fungsi dan sub – fungsi yang kemudian
dibuat.

2.1.4. Reverse Engineering: Constrain Propagation


Kendala yang timbul pada komponen – komponen produk harus dapat dipahami dengan baik, guna memperkirakan
kemungkinan negatif yang akan timbul pada saat perubahan desain (Otto & Wood, 1998).

2.1.5. Reverse Engineering: Membentuk Sepsifikasi Teknis


Untuk menentukan nilai dari hubungan antara karakteristik teknis berdasarkan user needs dan atribut maka
digunakan tabel Quality Function Deployment (QFD) yang mana Quality Function Deployment (QFD) merupakan
sebuah proses manajemen kualitas total dimana voice of customer dikerahkan pada seluruh penelitian dan
pengembangan, rekayasa, tahap pembuatan dan pengembangan produk (Nordin, 2002).

2.1.6. Rancangan Model


Pemodelan produk berupa virtual dan fisik akan menghasilkan wawasan yang mendalam ke dalam operasi dan
kemungkinan perbaikan yang mungkin dicapai secara parametric (Otto & Wood, 1998).

2.1.7. Analisis Rancangan Model


Dalam mengembangkan strategi analisis, hal pertama adalah mengkalibrasi model untuk setiap kebutuhan
pelanggan (Otto & Wood, 1998). Mengembangkan strategi analisis untuk memecahkan model adalah hal yang
dilakukan pada tahapan ini. Tujuan pada tahapan ini adalah model yang dikembangkan memenuhi tanggapan
emosional dari user needs.

2.1.8. Redesign: Parametric or Adaptive


Data yang digunakan parametrik, adaptif, atau asli untuk upaya menyukseskan desain ulang (Otto & Wood, 1998).
Pada tahapan sebelumnya segala kebutuhan pelanggan dikolektifkan juga diorganisir. Semua fungsi dari sikat
pencuci galon diprediksi, dicoba, dan disimpulkan.

3. Metodologi Penelitian
3.1. Model Konseptual
Sebelum masuk ke tahap perancangan sikat tengah alat pencuci galon maka sebuah gambaran terstruktur terkait
variabel yang akan menjadi data pendukung untuk perancangan sikat tengah usulan perlu diuraikan.

Gambar 2 Model Konseptual Sikat Tengah Alat Pencuci Galon


ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 6509

3.2. Sistematika Pemecahan Masalah


3.2.1. Tahap Pendahuluan
Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam penelitian yang merupakan dasar dalam penelitian, tahap
pendahuluan terdiri atas latar belakang, perumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang, dan tujuan
dari perancangan usulan produk.

3.2.2. Tahap Pengumpulan Data


Pada bagian pengumpulan data terdapat dua data yang dijadikan dasar untuk melakukan proses perancangan usulan
sikat tengah alat pencuci galon yaitu data primer dan data sekunder yang mana data primer adalah yang didapat
setelah mengobservasi produk seperti ukuran dan dimensi, data sekunder merupakan data yang didapatkan melalui
laporan terdahulu terkait produk eksisting yang kemudian akan dikembangkan.

3.2.3. Tahap Pengolahan Data


Pada tahap ini semua data – data terkumpul akan diolah, diproses untuk mendapatkan tujuan dari penelitian.

3.2.4. Tahap Analisa dan Kesimpulan


Pada tahapan ini, hasil pengujian model rancangan diuji dan dianalisa kemudian dibuat kesimpulan dan saran
untuk saran pengembangan penelitian berikutnya.

4. Hasil dan Analisis


4.1. Analisa Hasil Pengembangan
Penelitian ini menghasilkan model rancangan sikat tengah dengan spesifikasi akhir serta model rancangan seperti
di bawah ini:

Tabel 1 Spesifikasi Akhir Sikat Tengah

Karakteristik Teknis Satuan Target Awal Target Akhir


sikat ringan dan bulu sikat lentur kg 0.5 0.5
waktu pemasangan komponen sikat detik 30 50
dimensi/ukuran sikat pencuci galon
mm 250 x 470 250 x 470
(diameter luar)
dimensi/ukuran sikat pencuci galon
mm 200 x 470 205 x 470
(diameter dalam)
Batang sikat: Batang sikat:
list
material sikat pencuci galon kuat Nylon, Sus 304 Nylon, sus 304
list Bulu sikat: Nylon Bulu sikat: nylon

Gambar 3 Model Rancangan Sikat Tengah


ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 6510

Berdasarkan hasil pengolahan data, model rancangan sikat usulan memiliki perbedaan dari desain sikat tengah
eksisting yang dapat dilihat dari dimensi batang sikat, posisi / penempatan bulu sikat pada batang sikat, jarak antar
bulu sikat pada batang sikat, material bulu sikat. . Adapun analisa perubahan – perubahan pada perancangan model
sikat yang diusulkan adalah sebagai berikut:

1. Dimensi batang sikat

Dimensi batang sikat usulan memiliki diameter luar 250 mm dan diameter dalam 200 mm, jika dibandingkan
dengan batang sikat eksisting yang berdiameter luar 300 mm dan diameter dalam 205 mm maka kesesuaian batang
sikat terhadap bibir galon ketika sikat dimasukkan ke bibir galon tentu akan lebih mudah untuk memasukkan
batang sikat galon berdiameter lebih kecil. Jika kedua konsep yaitu konsep eksisting dan konsep usulan maka
konsep usulan dinilai lebih baik.

2. Penempatan / posisi bulu sikat pada batang sikat dibuat selang seling, jika dibandingkan dengan posisi bulu
sikat eksisting yang dibuat spiral, posisi bulu sikat yang dibuat berselang – seling akan memudahkan bibir galon
untuk masuk ke dalam batang sikat.

3. Jarak antar bulu sikat pada batang sikat berjarak 50 mm, bulu sikat dibuat berjarak satu sama lain agar dapat
membersihkan seluruh permukaan galon bagian dalam secara merata, selain itu jarak bulu antar sikat dibuat 50
mm dengan alasan untuk mempermudah galon masuk ke dalam bulu sikat, pada kondisi eksisting, jarak antara
bulu sikat yang padat menyulitkan bibir galon untuk masuk ke dalam batang sikat.

4. Material bulu sikat yang terpilih adalah nylon yang memiliki sifat kelenturan yang lebih lentur
dibandingkan dengan sikat kondisi eksisting. Dengan sifat kelenturan nylon, maka nylon akan bekerja lebih luwes
dan ulet ketika proses pembersihan galon.

4.2. Analisis Perbandingan Waktu Pencucian


Analisis perbandingan waktu pencucian didapatkan setelah dilakukan pengujian pada Depot Air Minum Aero
menggunakan 10 sampel gallon dan 7 sampel gallon pada laboratorium manufaktur. Berikut waktu hasil pencucian
ditampilkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2 Hasil Pencucian di Depot Air Minum Aero

Sampel
ke- Waktu Pencucian (detik)
1 70.00
2 68.00
3 71.00
4 70.00
5 75.00
6 69.00
7 73.00
8 69.00
9 70.00
10 75.00

Tabel 3 Hasil Pencucian di Laboratorium Manufaktur

Sampel ke- Waktu Pencucian (detik)


1 31.00
2 30.00
3 30.00
4 31.00
5 30.00
6 30.00
7 31.00
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 6511

Berdasarkan proses pencucian yang dilakukan di Depot Air Minum Aero dan di laboratorium manufaktur terdapat
perbedaan waktu pencucian yang mana waktu pencucian setiap sampel pada laboratorium manufaktur adalah lebih
cepat.

4.3. Analisis Kebersihan Kemasan


Kebersihan pencucian galon didapatkan berdasarkan hasil pengujian level pH air sebelum dan setelah proses
pencucian. pH air sebelum proses pencucian adalah 7 yang mana air dengan level pH 7 mempengaruhi
perkembangan bakteri, dan setelah proses pencucian didapatkan level pH air menurun menjadi 6. Penurunan level
pH mempengaruhi kemampuan bakteri untuk berkembang, ketika level pH air menurun maka bakteri tetap ada
namun tidak dapat berkembangbiak karena semakin asam atau semakin turun pH air semakin sulit untuk bakteri
berkembang (WHO, 2014).

Gambar 4 Hasil Pengujian pH Air Galon

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis maka diperloleh kesimpulan bahwa sikat tengah pencuci
galon:

1. Rancangan sikat tengah pencuci galon usulan lebih mudah dan lebih nyaman pada saat pemasangan galon
ke batang sikat dengan ukuran batang sikat yang lebih sesuai dengan bibir galon.

2. Rancangan sikat tengah pencuci galon usulan lebih baik ketika membersihkan permukaan dalam galon
dibuktikan dengan melihat kondisi galon sebelum dan sesudah dibersihkan dengan rancangan sikat usulan.

3. Indikator bersihnya bagian permukaan galon dapat dilihat dari warna air yang tidak keruh setelah proses
pencucian galon.

6. Daftar Pustaka

K.N. Otto, K. W. (1998). Engineering Design Product Evolution: A Reverse Engineering and Redesgin
Methodology.

WHO. (2014). Preventing Diarrhea Through Better Water, Sanitation and Hygiene: Exposures and Impacts in
Low- and Middle-Income Countries.
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 6512

Yudanto, A., Kusnayat, A., & Rahayu, M. (2018). Perancangan Alat Pencuci Galon Menggunakan Pendekatan
Reverse Engineering and Redesign Methodology di CV. Barokah Abadi.

Ulrich, K., & Eppinger, S. (2012). Product Design and Development . New York: Mc Graw - Hill

Anda mungkin juga menyukai