Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

A Dengan Benigth Prostat Hyperplasia (BPH)

Disusun Oleh:

Fenni Elsa Fitria

211030230237

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes Widya Dharma Husada

Tahun 2021
LAPORAN PENDAHULAN
ASUHAN KEPERAWATAN BPH

“Benigth Prostat Hyperplasia”

A. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : Selasa, 01 Oktober 2019

TanggalMasuk : Kamis, 26 September 2019

Ruang/Kelas : Ruang Anggrek Tengah

Nomor Register : 251.6401

Diagnosa Medis : Hematuria e.c BPH

a. IDENTITASKLIEN
NamaKlien :Tn. A

Usia :72 Tahun

StatusPerkawinan :Menikah

Agama : Kristen protestan

Suku Bangsa : Sumatera Utara

Pendidikan : SMP

BahasayangDigunakan : Indonesia

Pekerjaan :Tidak bekerja

Alamat : Kp. Kapaedang

SumberBiaya : JKN

SumberInformasi :Klien, keluarga, rekam medis

b. RIWAYATKEPERAWATAN
1. Riwayat KesehatanSekarang
a. Keluhan utama : klien mengatakan perih saat BAK dan mengeluarkan urine bercampur darah
segar ±250 cc, air urinenya tersumbat meskipun sudah terpasang dower cateter,
setiap BAK terasa tidak tuntas, ada mual, ada cemas karna akan dilakukan
tindakan operasi sehingga tidur malamnya sering terbangun.
b. Kronologiskeluhan
a. Faktorpencetus : Adanya BPH
b. Timbulnyakeluhan : Saat BAK
c. Lamanya :1 hari
d. Cara mengatasi :klien segera dibawa ke rumah sakit

2. Riwayat Kesehatan MasaLalu


a. Riwayat Alergi ( obat, makanan, binatang, lingkungan ):
Klien alergi makanan (ikan tongkol)
b. Riwayat kecelakaan:
Klien tidak memiliki riwayat kecelakaan
c. Riwayat dirawat di Rumah sakit ( kapan, alasan, dan berapa lama ):
Klien pernah di rawat di RS Persahabatan dengan keluhan yang sama selama 1 minggu pada bulan
September 2019
d. Riwayat pemakaian obat:
Klien pernah mengonsumsi obat sucralfat suspensi untuk asam lambung
DATA TAMBAHAN :
- Pada hari ke 2 klien dirawat di ruang cempaka RS Persahabatan klien mengeluarkan darah saat BAK dan
terasa perih selama 1 hari. Darah tampak menggumpal. Setelah hari ke 3 perawatan klien sudah tidak
mengelurkan darah lagi saat BAK. Setelah seminggu dirawat diruang Cempaka klien diperbolehkan untuk
pulang. Saat seminggu kemudian, klien masuk RS lagi dengan keluhan BAK dengan darah dan terasa sangat
Perih diarea penis.
- Klien mengatakan kapan dirinya akan di operasi, apa yang dilakukan saat operasi nanti dan tentang
penyakitnya
- Klien terpasang IV line 1 jalur infuse Otsu-Ns 500cc sejak tanggal 27 september 2019 ditangan kanan
- Klien terpasang kateter sejak tanggal 27 september 2019
- Klien terpasang cairan Otsu-Ns 500cc/24 jam untuk irigasi kateter ke kateter sejak tanggal 27 september
2019.
c. DATA PENUNJANG ( Hasil Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab,
Radiologi, Endoskopi, dll ) lengkapi dngan tanggalpemeriksaan
Analisa Gas Darah (30/09/19)

Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan

pH H 7.492 7,350-7,450

PCO2 L 25.90 mmHg 35,00-45,00

PO2 100.00 mmHg 75,00-100,00

HCO3 L 20.80 mmol/L 21,00-25,00

Total CO2 21.80 mmol/L 21,00-27,00

Base excess -2.80 mmol/L -2,50 - +2,50

Saturasi O2 99.50 % 95,00-98,00

Standard HCO3 23.8 mmol/L 22,0-24,0

Hematologi (03/10/2019)

Darah Perifer Hasil Unit Nilai Rujukan


Lengkap

Hemoglobin L 9.6 g/dl 13.0-16.0

Hematokrit L 26.6 % 40.0-48.0

Eritrosit L 3.56 10^3/uL 4.50-5.60

VER 79.7 fL 52.0-92.0

HER L 26.7 Pg 27.0-31.0

KHER 33.6 g/dl 32.0-36.0

Trombosit 194 10^3/uL 150-400

Leukosit H 20.13 10^3/uL 5.00-10.00

Hitung jenis

Basofil 0.1 % 0-1

Eosinofil H 3.1 % 1-3

Neutrofil H 87.0 % 52.0-76.0

Limfosit L 5.7 % 20-40


Monosit 4.1 % 2-8

RDW/CV H 16.7 % 11.5-14.5


Elektrolit Hasil Unit Nilai Rujukan
Natrium (Na) Darah L 133 mEq/L 135-145
Kalium (K) Darah L 320 mEq/L 3.50-5.00
Klorida (Cl) Darah 100.0 mEq/L 98.0-107.0

Hasil Pemeriksaan Sitoskopi (03/10/2019)

Kesan:

Insersi setelah TUR, dilakukan sitoskopi evaluasi tampak bladder neck tidak tinggi,
kissing lobe (-), trabekulasi (+), sakulasi (+), divertikel (-), batu (-), massa (-), kedua
muara ureter normal

PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Cairan : Sodium chloride 0,9% 1500 ml/24 jam

2. Diet :Diit nasi biasa energi 1848 kkal protein 58 gr

2x 200 cc susu

3. Obat :
- Cefotaxime 3 x 1 gr via IV (jam 12.00,20.00, 04.00)
Fungsi: mengobati infeksi
- Ranitidine 2 x 50 mg via IV (jam 12.00, 04.00)
Fungsi: menghambat sekresi asam lambung
- Keterolac 3x 30 mg via IV (jam 12.00,20.00, 04.00 )
Fungsi: mengurangi nyeri
- Asam traneksamat 3 x 500 mg via IV (jam 12.00,20.00, 04.00)
Fungsi: menghentikan perdarahan
- Vitamin K 3 x 10 mg via IV (jam 12.00,20.00, 04.00 )
Fungsi: membantu proses pembekuan darah dan mencegah perdarahan
- Levofloxacin 1 x 500 gr via oral (jam 12.00, 04.00)
Fungsi: mengobati infeksi saluran kemih
- Omeprazol 2 x 20 mg via oral (jam 12.00, 04.00)
Fungsi: untuk mengobati asam lambung yang meningkat
- Domperidon 3 x 10 mg via oral (jam 12.00,20.00, 04.00)
Fungsi: untuk meredakan mual
- KSR 3 x 600 mg via oral (jam 12.00,20.00, 04.00)
Fungsi: mencegah kalium yang rendah dalam darah

B. KASUS BPH
Pada tanggal 26 september 2019 pasien datang ke IGD, Pada taggal 01 oktober 2019
dilakukan pengkajian pada pasien di pindahkan di ruangan rawat, Keluhan utama saat
dilakukan pengkajian Tn.A mengatakan perih saat BAK dan mengeluarkan urine
bercampur darah segar ±250 cc, air urinenya tersumbat meskipun sudah terpasang
dower cateter, setiap BAK terasa tidak tuntas, ada mual, ada cemas karna akan
dilakukan tindakan operasi sehingga tidur malamnya sering terbangun. Pada hari ke 2
klien dirawat di ruang cempaka RS Persahabatan klien mengeluarkan darah saat BAK
dan terasa perih selama 1 hari. Darah tampak menggumpal. Setelah hari ke 3 perawatan
klien sudah tidak mengelurkan darah lagi saat BAK. Setelah seminggu dirawat diruang
Cempaka klien diperbolehkan untuk pulang. Saat seminggu kemudian, klien masuk RS
lagi dengan keluhan BAK dengan darah dan terasa sangat Perih diarea penis. Klien
mengatakan kapan dirinya akan di operasi, apa yang dilakukan saat operasi nanti dan
tentang penyakitnya. Klien terpasang cairan Otsu-Ns 500cc/24 jam untuk irigasi kateter
ke kateter sejak tanggal 27 september 2019. Klien alergi makanan (ikan tongkol), Klien
pernah di rawat di RS Persahabatan dengan keluhan yang sama selama 1 minggu pada
bulan September 2019, Klien pernah mengonsumsi obat sucralfat suspensi untuk asam
lambung.

C. ANALISA DATA

NO DX PROBLEM ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS Gangguan Eliminasi Iritasi Kandung Kemih
- Klien mengatakan Urin (D.0040)
BAK nya tidak
tuntas
- Klien mengatakan
BAK nya
tersumbat
- Klien mengatakan
saat BAK
mengeluarkan
urine bercampur
darah segar +/-
250cc

DO
- Klien sudah
terpasang dower
catheter
2 DS : Nyeri Akut (D. 0077) Agen pencedera fisiologis
- Klien
memgatakan
perih saat BAK
- Klien mengatakan
saat BAK
mengeluarkan
urine bercampur
darah segar +/-
250cc

DO
- Klien tampak
meringis
- Klien tampak
memegang perut
bagian bawah
menahan sakit
3 DS Ansietas (D.0080) Kurang terpapar informasi
-Klien mengatakan
cemas
-Klien mengatakan
mual
-Klien mengatakan
tidur nya selalu
terbangun
DO
- Klien tamapk
gelisah
- Klien tampak
kebingungan dan
menanyakan
kapan diriya
dioperasi
- Klien tampak
kebingungan
tentang procedure
operasi
penyakitnya

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan eliminasi urine b/d Iritasi Kandung Kemih d/d Klien mengatakan saat BAK
mengeluarkan urine bercampur darah segar +/- 250cc
2. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis d/d pasien mengatakan perih saat BAK
3. Ansietas b/d Kurang terpapar informasi d/d pasien bertanya-tanya tentang operasi

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Tn. A Nama Mahasiswa : Fenni Elsa Fitria
Ruang : Anggrek Tengah NPM : 211030230237
No.M.R. :………………......................................................................

N TGL/JA DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O M DAN
KRITERIA
HASIL
1 1 oktober Ganggua Setelah Observasi : 1. Untuk
2019 n dilakukan 1. Identifikasi tanda mengetahui
08:00 eliminasi tindakan dan gejala retensi tanda gejala
WIB urin keperawatan atau inkontinensia retensi urin.
selama 3 x 24 urin 2. Memantau
jam pola 2. Identifikasi faktor faktor
eliminasi urine yang menyebabkan penyebab
pasien teratasi retensi atau terjadinya
dengan kriteria inkontinensia urin retensi urin.
hasil(L.04034): 3. Monitor eliminasi 3. Untuk
1. Sensasi urin mengetahui
berkemih dan mencatat
Terapeutik :
membaik jumlah urin
4. Catat waktu-waktu
2. Desakan yang keluar.
dan pengeluaran
berkemih 4. Untuk
berkemih.
(Urgensi) mengkaji
5. Ambil sampel urin
menurun antara waktu
tengah (midstream)
3. Berkemih dan jumlah
atau kultur.
tidak tuntas urin saat
menurun Edukasi : berkemih.
6. Anjurkan minum 5. Untuk
yang cukup. pemeriksaan
tambahan.
6. Memberikan
pengetahuan
tentang
jumlah
minum yang
cukup
2 1 oktober Nyeri Setelah OBSERVASI 1. Untuk
2019 Akut dilakukan 1. Identifikasi lokasi, mengetahui
tindakan karakteristik, tingkat nyeri.
keperawatan durasi, frekuensi, 2. Untuk
selama 1 x 24 kualitas, intensitas mengetahui
di harapkan nyeri. respon nyeri
nyeri dapat 2. Identifikasi respons dari bahasa
berkurang, nyeri non verbal tubuhnya.
dengan kriteria 3. Identifikasi faktor 3. Untuk
hasil (L. yang memperberat mengetahui
08066) : dan memperingan apa saja hal
1. Keluhan nyeri. yang
nyeri memperparah
menurun Terapeutik :
2. Gelisah 4. Berikan teknik nyeri.
menuruh nonfarmakologis 4. Untuk
3. Meringis untuk mengurangi meringankan
menurun rasa nyeri (mis. atau
4. Kesulitan Hipnosis, terapi mengurangi
tidur musik, teknik nyeri.
menurun imajinasi 5. Untuk
terbimbing, meminimalisi
kompres r rasa nyeri
hangat/dingin) berdasarkan
5. Kontrol lingkungan.
lingkungan yang 6. Memberikan
memperberat rasa pengetahuan
nyeri (mis. Suhu mengenai
ruangan, penyebab
pencahayaan, nyeri pasien
kebisingan). 7. Pemberian
Edukasi : analgetik
6. Jelaskan untuk
penyebab, periode, mengendalik
dan pemicu nyeri.. an nyeri.
(Keterolac 3x
Kolaborasi : 30 mg via
7. Kolaborasi IV)
pemberian
analgetik, jika
perlu.
3 1 Oktober Ansietas Setelah Observasi 1. Untuk
2019 dilakukan 1. Identifikasi mengurangi
asuhan kemampuan rasa
keperawatan mengambil kebingungan
dalam waktu keputusan 2. Untuk
30 menit Terapeutik mengurangi
sebelum 2. Ciptakan rasa
operasi : suasana kecemasan
1. Verbalisasi terapeutik 3. Untuk
kebingung untuk mengurangi
an menumbuhka rasa gelisah
menurun n
2. Verbalisasi kepercauaan
khawatir 3. Temani
akibat pasien untuk
kondisi mengurangi
yang kecemasan
dihadapi jika
menurun memungkink
3. Perilaku an
gelisah 4. Gunakan
menurun pendekatan
4. Perilaku yang tenang
tegang dan
menurun meyakinkan
Edukasi
5. Jelaskan
prosedur
termasuk
sensasi yang
akan dialami
6. Informasikan
secara factual
mengenai
diagnosis,
pengobatan,
dan
prognosis
7. Latih
kegiatan
pengalihan
untuk
mengurangi
ketegangan
8. Latih Teknik
relaksasi
Kolaborasi
9. Kolaborasi
pemberian
obat ansietas

F. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : TN. A


Diagnosis Medis : Benight Prostatic Hyperplasia (BPH)
Ruang Rawat : Anggrek Tengah

DX Jam/Tgl Implementasi SOAP


KE
P
1 1 Oktober I 1. mengidentifikasi tanda dan S:
2019 gejala retensi atau inkontinensia - Klien mengatakan
urin (sulit BAK dan nyeri saat sulit saat buang air
BAK) kecil.
2. mengidentifikasi faktor yang - Klien mengatakan
menyebabkan retensi atau nyeri saat BAK
inkontinensia urin (adanya O:
infeksi karena bph) - Klien
3. Memonitor eliminasi urin ( urin terpasang
± 250 cc) kateter
4. mencatat waktu-waktu dan - Urin ±
pengeluaran berkemih 250 cc
5. mengambil sampel urin tengah
(midstream) atau kultur. A : Masalah gangguan
6. menganjurkan minum yang eliminari urin belum
cukup. (2000 cc/Hari) teratasi

P :lanjutkan intervensi
1. mengidentifikasi
tanda dan gejala
retensi atau
inkontinensia urin
2. mengidentifikasi
faktor yang
menyebabkan
retensi atau
inkontinensia urin.
3. Memonitor
eliminasi urin.
4. mencatat waktu-
waktu dan
pengeluaran
berkemih.
5. mengambil sampel
urin tengah
(midstream) atau
kultur.
6. menganjurkan
minum yang cukup.
II 1. mengidentifikasi tanda dan gejala S:
retensi atau inkontinensia urin - Klien mengatakan
(sulit BAK dan nyeri saat BAK) sudah tidak sulit lagi
2. mengidentifikasi faktor yang buang air kecil
menyebabkan retensi atau - Klien mengatakan
inkontinensia urin (adanya infeksi tidak nyaman BAK
karena bph) menggunakan selang
3. Memonitor eliminasi urin ( urin ± kateter
250 cc) O:
4. mencatat waktu-waktu dan - Klien terpasang
pengeluaran berkemih kateter
5. mengambil sampel urin tengah - Urin ±
(midstream) atau kultur. 2000 cc
6. menganjurkan minum yang cukup.
(2000 cc/Hari) A : masalah gangguan
eliminari urin teratasi
sebagian

P : lanjutkan intervensi
1. Memonitor eliminasi
urin.
5. mengambil sampel
urin tengah
(midstream) atau
kultur.
6. menganjurkan minum
yang cukup.

III 1. Memonitor eliminasi urin S:


dan pengeluaran berkemih - klien mengatakan
(urin ± 2000 cc) sudah tidak susah lagi
2. mengambil sampel urin untuk BAK
tengah (midstream) atau - klien mengatakan
kultur. sudah tidak nyeri lagi
saat BAK
3. menganjurkan minum yang O:
cukup (2000 cc/hari) – klien tampak baik
_ urin ± 2000 cc

A : masalah gangguan
eliminasi urin teratasi
sepenuhnya

P : intervensi dihentikan

DX TGL/JAM IMPLEMENTASI SOAP


KEP
2 I 1. mengkolaborasi pemberian S:
analgetik - klien mengatakan
(Keterolac 3x 30 mg via IV) masih terasa perih
2. Mengidentifikasi saat BAK
lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi kualitas, intensitas O :
nyeri ( nyeri saat buang air - klien tampak
kecil, skala nyeri 7) meringis
3. mengidentifikasi respons nyeri
non verbal (klien tampak A:
memegangi perutnya ) Masalah nyeri akut
4. mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan belum teratasi
nyeri (nyeri hilang tekhnik
relaksasi) P:
5. memberikan teknik Lanjutkan Intervensi
nonfarmakologis untuk 1. Mengidentifikasi
mengurangi rasa nyeri (terapi lokasi, karakteristik,
musik, teknik imajinasi durasi, frekuensi
terbimbing, kompres kualitas, intensitas
hangat/dingin) nyeri
6. mengkontrol lingkungan yang 2. mengidentifikasi
memperberat rasa nyeri (Suhu respons nyeri non
ruangan, pencahayaan, verbal
kebisingan). 3. mengidentifikasi
7. menjelaskan penyebab, periode, faktor yang
dan pemicu nyeri. (pemicu nyeri memperberat dan
saat Buang air kecil) memperingan nyeri.
8. mengkolaborasi pemberian 4. mengidentifikasi
analgetik pengaruh budaya
(Keterolac 3x 30 mg via IV) terhadap respon
nyeri.
5. memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
Hipnosis, terapi
musik, teknik
imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin)
6. mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
7. menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri.
8. mengkolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu.

3 I 1. MengIdentifikasi S:
kemampuan mengambil - Klien mengatakan
keputusan cemas
2. MenCiptakan suasana - Klien mengatakan
terapeutik untuk tidur nya selalu
menumbuhkan kepercayaan terbangun
3. Menemani pasien untuk
mengurangi kecemasan jika O:
memungkinkan - Klien tamapk
4. Menggunakan pendekatan gelisah
yang tenang dan - Klien tampak
meyakinkan kebingungan dan
5. MenJelaskan prosedur menanyakan kapan
termasuk sensasi yang akan diriya dioperasi
dialami (procedure operasi, - Klien tampak
sensasi yang akan dialami kebingungan
tidak akan terasa karna tentang procedure
diberikan obat bius) operasi penyakitnya
6. MengInformasikan secara
factual mengenai diagnosis, A:
pengobatan, dan prognosis Masalah cemas belum
(kelenjar prostat mengalami berkurang
pembesaran, memanjang ke
atas ke dalam kandung P:
kemih dan menyumbat Lanjutkan Intervensi no
aliran urine dengan 1-9
menutup orifisium uretra
Hyperplasia merupakan
pembesaran ukuran sel dan
diikuti oleh penambahan
jumlah sel. mengangkat
kelenjar melalui insisi
abdomen yaitu suatu insisi
yang di buat kedalam
kandung kemih dan
kelenjar prostat diangkat
dari atas, setelah dioperasi
keadaan akan lbih baik)
7. Melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
8. melatih Teknik relaksasi
(Tarik nafas, hembuskan
nafas)
9. MengKolaborasi pemberian
obat ansietas (Validimex
5mg/ml injeksi)

Anda mungkin juga menyukai