Amerika Dan Dunia
Amerika Dan Dunia
Jakarta 2005
America «wd tfre ftbrfcf, Debating the New Shape of International Politics
Hak cipta © oleh Council on Foreign Relations. All rights reserved.
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Kedutaan Besar Amerika
Serikat Jakarta bekerja sama dengan Freedom Institute dan Yayasan O b o r
Indonesia, pada Agustus 2005/ Jakarta. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Pendahuluan
GIDEON ROSE ix
1. Akhir Sejarah?
FRANCIS FUKUYAMA
The National Interest - Summer 1989 1
3. Benturan Peradaban?
S A M U E L P. H U N T I N G T O N
Foreign Affairs- Summer 1993 53
4. Panggilan
FOUAD AJAMI
Foreign Affairs-September/October 1993 87
V
7. Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
FAREED ZAKARIA
Foreign Affairs-November/December1997 165
vi
15. Teror, Islam, dan Demokrasi
L A D A N B O R O U M A N D dan ROYA B O R O U M A N D
Journal of Democracy-April2002 339
vil
Pendahuluan
Gideon Rose*
era baru politik internasional. Era ini coba dipahami banyak orang
sejak pertama kali menggelinding. Selama satu dekade ini bentuknya
masih nampak samar, dan era ini masih diberi label dengan acuan
yang tidak tepat, yakni acuan dari era sebelumnya, dan bukan
dengan berbagai ciri yang ada padanya. Kemudian terjadi serangan
11 September 2001 yang nampaknya menghamparkan suatu babak
baru dalam sejarah Amerika Serikat, dunia, dan hubungan di antara
mereka. Semuanya berubah sama sekali. Atau benarkah demikian?
Apa yang benar adalah bahwa pemahaman kita tentang berbagai
persoalan tersebut selalu bersifat sebagian dan subjektif, dengan
kejelasan yang lebih bersumber dari kebutuhan kita untuk
memaksakan suatu jenis keteraturan intelektual pada kebingungan
yang merebak di antara kita, ketimbang dari realitasnya sendiri.
Kumpulan artikel ini adalah sebuah rekaman berbagai upaya terbaik
dari usaha tersebut yang berlangsung selama dua belas tahun
terakhir. Buku ini menghadirkan banyak pemikir kuat dan
ix
Gideon Rose
x
Pendahuluan
xi
Gideon Rose
xii
Pendahuluan
xiii
Gideon Rose
ada juga ... hal-hal yang kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu."
Kami berharap pembaca akan sepakat bahwa kumpulan ini sedikit-
nya membantu meringkaskan dan memajukan diskusi.
xiv
1
Akhir Sejarah?
Francis Fukuyama*
dekade silam atau lebih, rasanya sulit untuk mengelak bahwa ada
sesuatu yang sangat mendasar yang terjadi dalam sejarah dunia.
Tahun lalu menjadi saksi banjir artikel yang merayakan akhir Perang
Dingin, dan kenyataan bahwa "perdamaian" tampaknya menyebar
di banyak wilayah dunia. Sebagian besar dari analisis-analisis ini
tidak mempunyai kerangka konseptual yang lebih besar untuk
membedakan antara apa yang bersifat esensi dan apa yang bersifat
kontingen atau kebetulan dalam sejarah dunia dan dengan demikian
dangkal. Jika Tuan Gorbachev diusir dari Kremlin atau seorang
Ayatullah baru memproklamasikan zaman baru dari sebuah ibukota
terpencil di Timur Tengah, para komentator ini akan bergegas
mengumumkan kelahiran kembali era konflik baru.
Meskipun d e m i k i a n , orang-orang ini secara s a m a r - s a m a r
menyadari bahwa ada suatu proses yang lebih besar yang sedang
1
Francis Fukuyama
2
Akhir Sejarah?
3
Francis Fukuyama
1 Karya Kojève yang paling terkenal adalah Introduction a/a lecture de Hegel
(Paris Editions Gallimard, 1947), yang merupakan sebuah diktat kuliah Ecole
Practiquedari tahun 1930-an. Buku ini tersedia dalam bahasa Inggris dengan judul
Introduction to Reading of Hegel, yang dikumpulkan oleh Raymond Queneau,
diedit oleh Allan Bloom, dan diterjemahkan oleh james Nichols {New York: Basic
Book, 1969)
4
Akhir Sejarah?
2 Dalam hal ini pendapat Kojève sangat kontras dengan penafsir Hegel dari
Jerman dewasa ini seperti Herbert Marcuse, yang karena lebih bersimpati kepada
Marx, menganggap Hegel terbatas secara sejarah dan filsuf yang tak lengkap.
3 Sebagai kemungkinan lain, Kojève mengidentifikasi akhir sejarah dengan
"gaya hidup Amerika" pasca-perang, yang menurutnya juga dituju oleh Uni Soviet.
5
Francis Fukuyama
6
Akhir Sejarah?
* Sejatinyalah, bagi Hegel, dikotomi yang sangat kentara antara dunia ideal
dan dunia materi itu sendiri adalah sesuatu yang nyata yang akhirnya teratasi
oleh subyek yang sadar diri; dalam sistemnya, dunia materi itu sendiri hanyalah
sebuah aspek pikiran.
7
Francis Fukuyama
8
Akhir Sejarah?
y
Francis Fukuyama
sebagai ideologi. Dan memang, tema utama dari karya Weber adalah
untuk membuktikan bahwa berlawanan dengan yang dikatakan
Marx, bentuk produksi materi itu bukannya "basis", melainkan
suatu "superstruktur" yang berakar pada agama dan budaya, dan
bahwa untuk memahami munculnya kapitalisme modem dan mo-
tif pengejaran keuntungan seseorang harus mempelajari asal-
usulnya dalam wilayah kesadaran.
jika kita melihat dunia dewasa ini, melesetnya teori-teori
materialis perkembangan ekonomi sangatlah jelas. Materialisme
deterministik aliran Wall Street Journal biasanya m e n u n j u k
kesuksesan ekonomi Asia yang mengejutkan dalam beberapa
dasawarsa silam sebagai bukti bisa hidupnya ekonomi pasar bebas,
dengan implikasi bahwa semua masyarakat bisa menjumpai
perkembangan yang serupa hanya dengan membiarkan penduduk
mereka mengejar kepentingan materinya secara bebas. Tentu saja
pasar bebas dan sistem politik yang stabil adalah prakondisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi kapitalis. Namun, yang
tak kalah p e n t i n g n y a d a l a m m e n j e l a s k a n kinerja e k o n o m i
masyarakat Timur Jauh adalah warisan budaya, etika kerja,
kebiasaan menabung, penghormatan terhadap keluarga, warisan
keagamaan yang tidak, seperti Islam, melarang bentuk-bentuk
tertentu perilaku ekonomi, dan kualitas-kualitas moral lain yang
berurat akar. 7 Namun pengaruh intelektual materialisme sede-
mikian kuatnya sehingga tidak ada satu pun teori perkembangan
ekonomi dewasa ini yang secara sungguh-sungguh menyebut
kesadaran dan budaya sebagai matriks di mana di dalamnya
perilaku ekonomi dibentuk.
7 Tidak perlu jauh-jauh melihat, tengok saja kinerja terkini dari imigran Vietnam
di sistem sekolah Amerika saat dibandingkan dengan rekan sekelas mereka yang
k e t u r u n a n Hispnnik atau kulit hitam untuk menyadari b a h w a b u d a y a d a n
kesadaran mutlak penting untuk menjelaskan bukan hanya perilaku ekonomi
melainkan juga semua aspek penting lain dari kehidupan.
10
Akhir Sejarah?
Bagi Kojève, seperti halnya bagi para pemikir Hegelian lain yang
mumpuni, untuk bisa memahami proses yang mendasari sejarah,
orang perlu terlebih dahulu memahami perkembangan di wilayah
kesadaran atau ide-ide, mengingat kesadaran akhirnya akan
11
Francis Fukuyama
12
Akhir Sejarah?
BJ
13
Francis Fukuyama
pada apa yang dalam pengertian tertentu dapat disebut sebagai wa-
risan ideologis bersama umat manusia.
Di abad sebelumnya, ada dua tantangan besar terhadap liberal-
isme, yaitu fasisme dan komunisme. Fasisme 11 melihat kelemahan
politik, materialisme, anomi, dan cairnya masyarakat Barat sebagai
kontradiksi mendasar dalam masyarakat liberal yang hanya bisa
dipecahkan oleh sebuah negara yang kuat yang menempa "rakyat"
baru berdasarkan kekhasan nasional. Fasisme sebagai ideologi yang
hidup telah hancur oleh Perang Dunia II. Tentu saja ini sebuah ke-
kalahan dalam tataran yang sangat material, namun ini juga sekali-
gus merupakan kekalahan sebuah gagasan. Yang menghancurkan
fasisme sebagai sebuah ide bukanlah perubahan moral universal
yang tiba-tiba menentangnya, mengingat banyak orang yang berse-
dia menyokong ide ini di kemudian hari, hanya saja tak ada yang
berhasil. Setelah perang, tampak bagi sebagian besar orang bahwa
fasisme Jerman seperti halnya varian-variannya di Eropa dan Asia
sedang menuju penghancuran diri-sendiri. Tidak ada alasan mate-
rial mengapa gerakan fasis baru tidak bisa berkembang lagi setelah
perang di wilayah-wilayah lain, selain kenyataan bahwa ultranasio-
nalisme yang ekspansionis, dengan janjinya tentang konflik tak ber-
kesudahan yang mengarah pada kekalahan militer besar-besaran,
telah sepenuhnya kehilangan daya tariknya. Runtuhnya kekanselir-
an Reich serta bom-bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Na-
gasaki telah membunuh ideologi ini pada tingkatan kesadaran dan juga
material, dan semua gerakan protofasis yang disemai oleh Jerman dan
14
Akhir Sejarah?
Akibat memudarnya isu kelas, boleh dikatakan saat ini daya tarik
komunisme di dunia Barat yang maju lebih rendah dari waktu kapan
pun sejak akhir Perang Dunia I. Hal ini bisa diukur dengan berbagai
cara: berkurangnya keanggotaan dan turunnya angka pemilih partai
komunis di negara-negara besar Eropa dan program revisionis me-
reka; keberhasilan perolehan suara partai-partai konservatif dari Ing-
gris dan Jerman hingga AS dan Jepang yang jelas-jelas pro-pasar
dan anti-statis; serta dalam iklilm intelektual di mana anggota-
anggotanya yang "paling maju" tak lagi percaya bahwa masyarakat
borjuis adalah sesuatu yang pada akhirnya harus dilampaui. Hal
15
Francis Fukuyama
16
Akhir Sejarah?
berbeda dengan yang ada di Amerika Serikat atau Eropa, dan dapat
dipertanyakan apa kaitan manuver faksional yang terjadi di Partai
Demokrat Liberal yang berkuasa dengan demokrasi. Meskipun de-
mikian, kenyataan bahwa elemen mendasar dari liberalisme eko-
nomi dan politik telah sedemikian berhasilnya dicangkokkan ke da-
lam tradisi dan lembaga Jepang yang unik, telah menjamin kelang-
sungan hidup mereka dalam jangka panjang. Lebih penting lagi ada-
lah kontribusi yang dilakukan Jepang dalam mengubah sejarah du-
nia dengan mengikuti jejak langkah Amerika Serikat menciptakan
budaya konsumen yang benar-benar universal yang telah menjadi
sebuah simbol sekaligus penopang dari negara homogen universal.
V.S. Naipaul yang pergi ke Iran di bawah Khomeini tak lama setelah
revolusi melihat reklame di mana-mana yang mengiklankan produk
Sony, Hitachi, dan JVC, yang daya tariknya tetap sangat menggoda
dan membuktikan kebohongan dari pretensi rezim untuk memba-
ngun sebuah negara yang didasarkan pada aturan Syariah. Hasrat
akan akses terhadap budaya konsumen, yang sebagian besar dicip-
takan oleh Jepang, telah memainkan peran penting dalam memper-
luas penyebaran liberalisme ekonomi di seluruh Asia, dan dengan
demikian juga dalam mempromosikan liberalisme politik.
17
Francis Fukuyama
Meskipun demikian, saat ini Cina tak bisa disebut sebagai negara
liberal demokrasi. Dewasa ini, tak lebih dari 20 persen dari ekono-
minya yang telah dipasarkan, dan apa yang paling penting, Cina
masih terus dikuasai oleh partai Komunis yang mengangkat diri
sendiri dan tak ada tanda ingin mengalihkan kekuasaan. Deng tak
18
Akhir Sejarah?
19
Francis Fukuyama
ral di seluruh dunia, baik mereka gerilya di sebuah hutan Asia atau
mahasiswa kelas menengah di Paris. Maoisme, bukannya menjadi
pola masa depan Asia, malah menjadi suatu anakronisme, dan da-
ratan Cinalah yang faktanya begitu terpengaruh oleh kemakmuran
dan dinamisme dari sesama etnik mereka di luar negeri—keme-
nangan akhir Taiwan yang ironis.
Namun, apa yang tak kalah penting dibanding perubahan-per-
ubahan di Cina adalah perkembangan di Uni Soviet—"kampung
halaman kaum proletar dunia" yang asli—yang telah memasang
paku terakhir di keranda paham Marxis-Leninis untuk berganti ke
demokrasi liberal. Harus jelas bahwa dalam hal lembaga resmi, tak
banyak yang berubah dalam empat tahun sejak Gorbachev meme-
gang kekuasaan: pasar bebas dan gerakan kerja sama hanya mewa-
kili bagian kecil dari ekonomi Soviet, yang masih direncanakan seca-
ra terpusat; sistem politik masih didominasi oleh Partai Komunis
yang baru mulai melakukan demokratisasi secara internal dan ber-
bagi kekuasaan dengan kelompok lain; rezim ini masih terus me-
nyatakan bahwa yang ia inginkan hanyalah memodernkan sosialis-
me dan bahwa basis ideologinya tetap Marxisme-Leninisme; dan
akhirnya, Gorbachev menghadapi potensi perlawanan kuat kelom-
pok konservatif yang bisa membatalkan perubahan yang telah ba-
nyak terjadi. Selain itu, sulit untuk berharap terlalu banyak akan
peluang sukses reformasi yang diajukan Gorbachev, baik dalam bi-
dang ekonomi maupun politik. Namun tujuan saya di sini bukanlah
untuk menganalisis peristiwa-peristiwa dalam jangka pendek, atau
membuat prediksi untuk kepentingan kebijakan, melainkan untuk
melihat kecenderungan yang melandasi di bidang ideologi dan ke-
sadaran. Dan dalam hal ini, terlihat jelas bahwa transformasi vang
menakjubkan telah terjadi.
Para imigran dari Uni Soviet telah melaporkan paling tidak sela-
ma satu generasi terakhir bahwa sekarang praktis tak ada seorang
pun yang benar-benar percaya pada Marxisme-Leninisme, dan ini
lebih terasa lagi kebenarannya di kalangan elite Soviet, yang masih
terus menggembar-gemborkan slogan-slogan Marxis namun dengan
20
Akhir Sejarah?
nada sinis. Hanya saja, korupsi dan dekadensi negara Soviet era
almarhum Brehnev tampaknya tak banyak terpengaruh selama
negara ini sendiri menolak masuk ke dalam persoalan prinsip-prin-
sip dasar mana saja yang melandasi masyarakat Soviet. Sekalipun
lamban, sistem ini mampu berfungsi secara memadai dan bahkan
bisa mengorakkan semacam dinamisme di wilayah kebijakan luar
negeri dan pertahanan. Marxisme-Leninisme mirip jampi-jampi
klenik yang, betapapun absurd dan hampa artinya, merupakan satu-
satunya basis bersama yang bisa disetujui kaum elite untuk me-
merintah masyarakat Soviet.
21
Francis Fukuyama
22
Akhir Sejarah?
23
Francis Fukuyama
negara liberal atau demokratis. Saya juga tak berpikir bahwa peres-
troika akan sukses sehingga label semacam ini akan masuk akal di
masa mendatang. Namun pada akhir sejarah bukan merupakan se-
suatu yang niscaya bahwa semua masyarakat akan menjadi ma-
syarakat liberal yang berhasil, melainkan bahwa mereka mengakhiri
pretensi ideologis mereka dalam hal mewakili bentuk-bentuk ma-
syarakat manusia yang berbeda dan lebih tinggi. Dan dalam penger-
tian ini saya percaya bahwa sesuatu yang sangat penting telah terjadi
di Uni Soviet dalam beberapa tahun terakhir: kritik terhadap sistem
Soviet yang dilontarkan Gorbachev begitu menyeluruh dan kuat
sehingga sangat kecil kemungkinannya untuk kembali begitu saja
ke Stalinisme ataupun ke Brezhnevisme. Gorbachev akhirnya telah
mengizinkan rakyat untuk mengatakan apa yang sudah mereka pa-
hami diam-diam selama bertahun-tahun, yakni bahwa jampi-jampi
Marxisme-Leninisme adalah omong kosong belaka, bahwa sosialis-
me Soviet tidak lebih unggul dibanding Barat dalam hal apa pun,
tetapi justru merupakan suatu kegagalan yang monumental. Oposisi
kelompok konservatif di USSR, yang terdiri baik dari para pekerja
rendahan yang takut jadi penganggur dan terkena inflasi dan para
pejabat partai yang cemas kehilangan jabatan dan hak-hak istimewa,
begitu keras dan mungkin cukup kuat untuk memaksa pemecatan
Gorbachev dalam beberapa tahun ke depan. Namun apa yang di-
inginkan dua kelompok ini adalah tradisi, keteraturan, dan otoritas;
mereka tak menunjukkan komitmen yang mendalam pada Marxis-
me-Leninisme, kecuali sejauh mereka dapat menanamkan kepen-
tingan hidup mereka sendiri di dalamnya. 14 Bagi otoritas yang ingin
pulih di Uni Soviet setelah perombakan yang dilakukan Gorbachev,
ia harus punya semacam basis ideologi yang baru dan kuat vang
tampaknya belum terlihat di cakrawala.
u Hal ini paling terasa kebenarannya pada sosok konservatif Soviet yang
terkemuka, Sekretaris Kedua Yegor Ligachev, yang telah secara terbuka mengakui
banyaknya kerusakan mendalam pada periode Brezhnev.
24
Akhir Sejarah?
** Saya khususnya berpikir tentang Rousseau dan tradisi filsafat Barat yang
mengalir darinya yang sangat kritis terhadap liberalisme Lockean atau Hobbesian,
sekalipun kita juga bisa mengkritik liberalisme dari posisi filsasat politik klasik.
25
Francis Fukuyama
26
Akhir Sejarah?
rv
27
Francis Fukuyama
Lihat artikelnya, "Beyond the Cold War," New Republic, 19 Desember 1988.
28
Akhir Sejarah?
29
Francis Fukuyama
Oleh karena itu, anggapan otomatis bahwa Rusia yang lepas dari
ideologi komunisnya yang ekspansionis akan menganut apa yang
30
Akhir Sejarah?
31
Francis Fukuyama
32
Akhir Sejarah?
33
Francis Fukuyama
34
2
Samuel P. Huntington*
35
Samuel P. Huntington
36
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
Babst, " A Force for P e a c e / ' Industrial Research, vol. 14 (April 1972), him. 55-58;
R.J. Rummel, "Libertarianism and International Violence," Journal of Conflict Reso-
lution, vol. 27 (Maret 1983), hlm.27-71; Z e e v M a o z d a n Nasrin Abdolali, "Regimes
Types and International Conflict,1816-1976, Journal of Conflict Resolution, vol. 33
(Maret 1989), him. 3-35; Bruce Russett, " T h e Politics of an Alternative Security
System: Toward a More Democratic and Therefore More Peaceful World," dalam
Bums Weston, ed., Alternatives to Nuclear Deterrence (Boulder: Westview Press, 1989).
1 Untuk analisis yang teliti mengenai bukti dan argumen atas isu ini, lihat buku
Joseph S. Nye, Jr. yang akan datang, American Power: Past and Future (New York:
Basic Books).
37
Samuel P. Huntington
4 " T h e Cold War Is O v e r / ' The New York Times, 2 April 1989, him. E3Ö.
38
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
Amerika pada akhir 1950-an diikuti oleh krisis Berlin dan Kuba;
détente (peredaan ketegangan) di awal 1970-an diikuti oleh Angola
dan Afganistan. Bagaimana kita tahu bahwa peredaan yang terjadi
saat ini bukan sekadar beralihnya titik persoalan? Satu jawaban
adalah bahwa perubahan yang terjadi di Uni Soviet jauh lebih
mendasar dibanding berbagai perubahan yang terjadi di masa silam,
dan tepat inilah persoalannya. Dibukanya debat politik, persaingan
yang terbatas namun nyata dalam pemilihan umum, pembentukan
kelompok-kelompok politik di luar Partai Komunis, ditinggalkannya
gagasan partai yang monolitik, penegasan kekuasaan Soviet
Agung—semua ini, jika berlanjut, akan memunculkan sistem politik
Soviet yang berbeda drastis. Upaya untuk membalikkan keadaan
ini kian sulit dari hari ke hari, namun terlalu gegabah bila
menyimpulkan bahwa keadaan ini tak mungkin dibalikkan, dan
risiko untuk membalikkannya bisa jadi turun di masa depan. Di
tataran internasional. Uni Soviet telah bekerja sama dalam
memecahkan konflik regional di Teluk Persia, Afrika wilayah selatan,
dan I n d o c i n a . Uni S o v i e t telah berjanji u n t u k m e n g u r a n g i
keseluruhan kekuatan militer mereka dan penyebarannya di Eropa
Timur. Meskipun demikian, hingga sekarang ini belum terjadi
perubahan nyata dalam struktur kekuatan militer Soviet, penyebaran
pasukan Soviet, atau keluaran peralatan milter Soviet. Bahkan jika
hal ini terjadi, persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan dalam persoalan
dunia akan terus berlanjut. Persaingan ini telah berlangsung saat
Presiden Bush dan Presiden Gorbachev berupaya merebut hati
rakyat Eropa Timur dan Barat. Perlu diingat bahwa Eropa adalah
tempat Perang Dingin bermula. Eropa adalah taruhan tingkat tinggi
d a l a m P e r a n g D i n g i n ; dan l a n g k a h h u b u n g a n m a s y a r a k a t
Gorbachev bisa sama mengancamnya bagi kepentingan Amerika di
Eropa seperti halnya tank-tank Brezhnev (yang juga dipunyai
Gorbachev dalam keadaan apa pun).
39
Samuel P. Huntington
men tara, dan bahwa perubahan nyata telah terjadi dalam hubungan
Soviet-Amerika. Bagaimana para pendukung tesis ini melihat dunia
paska-Perang Dingin? "Dunia kita-mereka" yang telah hadir, kata
para redaktur New York Times meyakinkan kita, memberi jalan "ba-
gi perjuangan yang lebih tradisional dari negara-negara besar." Da-
lam nada yang serupa, George Kennan beranggapan bahwa Uni So-
viet "Sekarang ini semestinya sungguh-sungguh dianggap sebagai
satu negara besar, seperti halnya negara-negara besar lain." Kepen-
tingannya mungkin berbeda dari kita, namun perbedaan-perbedaan
ini bisa "disesuaikan dengan cara-cara kompromi dan akomodasi
yang normal." 5
Namun, Rusia telah merupakan "satu negara besar" untuk be-
berapa abad sebelum ia menjadi sebuah negara komunis. Sebagai
sebuah negara besar, Rusia seringkali mengirimkan militernya ke
Eropa dan berulangkah menghancurkan pemberontakan rakyat di
Eropa tengah. Pasukan Soviet dengan keji menindas Revolusi Hu-
ngaria pada 1956 dan memberangus embrio demokrasi Ceko pada
1968. Pasukan Rusia dengan kejam menindas Revolusi Hungaria
pada 1848-49 dan secara bengis menghancurkan perlawanan di Po-
landia pada 1831 dan sekali lagi pada 1863-64. Pasukan Soviet men-
duduki Berlin pada 1945; pasukan Rusia menduduki dan membakar
Berlin pada 1760. Dalam pengejaran kepentingan Rusia sebagai se-
buah negara besar, pasukan Rusia menduduki banyak tempat yang
tidak diduduki pasukan Soviet. Pada 1799 pasukan Rusia mendu-
duki Milan dan Turin dan menggelar pertempuran di pinggiran kota
Zurich. Pada tahun yang sama, mereka merampas kepulauan Ionian
dari Yunani dan tetap berada di sana sampai 1907. Pendudukan-
pendudukan ini disulut oleh invasi Napoleon terhadap Rusia.
Sebagai sebuah negara besar, Rusia secara teratur ambil bagian da-
lam pembagian Polandia. Pada 1914 Nicholas II secara langsung me-
merintah wilayah Eropa lebih banyak (termasuk sebagian besar
Polandia) ketimbang Gorbachev sekarang ini.
1 "Just Another Great Power," The New York Times, 9 April 1989, him. E25.
40
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
41
Samuel P. Huntington
substansial dibatasi pada dua perang dunia dan satu perang dingin
berkepanjangan yang digerakkan ideologi. Dengan tidak adanya
Kaiser, Hitler, Stalin, dan Brezhnev, Amerika mungkin cenderung
bersikap santai dan menganggap bahwa perdamaian, niat baik, dan
kerja sama internasional akan berjaya: bahwa sekiranya Perang
Dingin sudah berakhir, hubungan Amerika dengan Uni Soviet akan
serupa dengan hubungannya dengan Kanada, Prancis, atau Jepang.
Bangsa Amerika cenderung untuk melihat kompetisi dan konflik
sebagai segi yang normal bahkan diinginkan dari ekonomi dan
politik domestik, tetapi sebaliknya menganggapnya sebagai abnor-
mal dan tak diinginkan dalam hubungan antara negara-negara. Na-
mun, kenyataannya, sejarah hubungan antara negara-negara besar
jika bukan merupakan sejarah perang panas, biasanya merupakan
sejarah perang dingin.
Akhir Perang Dingin tidak berarti akhir persaingan ideologi, di-
plomatik, ekonomi, teknologi, atau bahkan militer di antara negara-
negara. Hal ini tidak berarti akhir dari perebutan kekuasaan dan
pengaruh. Hal sangat mungkin berarti meningkatnya instabilitas,
ketidakpastian, dan kekerasan dalam persoalan-per-soalan inter-
nasional. Hal ini bisa berarti akhir dari Perdamaian Panjang.
AKHIR PERANG
42
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
pernah terlihat perang satu sama lain. Bahkan ancaman perang dianggap
sebagai sesuatu yang tidak sah,"
Mengingat banyaknya angka peperangan antara rezim-rezim
non-demokratis, serta antara rezim demokratis dan rezim non-
demokratis, konflik bersenjata antara rezim-rezim demokratis yang
nyaris tak ada memang nampak begitu menyolek. Hal ini, seperti
dikemukakan Bruce Russet, "mungkin merupakan pernyataan
penting dan non-tautoligis terkuat yang bisa dibuat tentang hu-
bungan internasional." Juga merupakan suatu hal yang masuk akal
untuk memercayai bahwa tidak-adanya perang ini bersumber dari
sifat rezim tersebut. Demokrasi adalah suatu sarana bagi penyele-
saian perselisihan secara damai, vang melibatkan negosiasi dan kom-
promi, serta pemilihan umum dan voting. Para pemimpin negara
demokrasi mungkin berharap bahwa mereka harus dapat menye-
lesaikan perbedaan-perbedaan mereka dengan pemimpin negara
demokrasi lain secara damai. Di tahun-tahun setelah Perang Dunia
II, misalnya, sejumlah konflik yang bisa atau telah menye-babkan
terjadinya peperangan antara negara-negara cenderung mereda keti-
ka negara-negera yang bersangkutan menjadi de-mokratis. Kon-
troversi antara Inggris dan Argentina, Guatemala, serta Spanyol me-
nyangkut sisa-sisa kerajaan, sebagian besar mereda ketika ketiga
negara tersebut menjadi demokratis. Konflik antara Yunani dan Turki
juga nampak mereda di 1980-an setelah kedua negara memiliki rezim
yang terpilih secara demokratis.
43
Samuel P. Huntington
44
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
45
Samuel P. Huntington
AKHIR SEJARAH
Apa yang Fukuyama maksudkan dengan hal ini? Inti dari argumen
Fukuyama adalah anggapan adanya perubahan dalam kesadaran
politik di seluruh negara besar di dunia dan munculnya sebuah kon-
sensus yang menyebar tentang prinsip-prinsip demokrasi-liberal.
Argumen ini mendalilkan kemenangan satu ideologi dan akibatnya
adalah akhir ideologi dan akhir konflik ideologis sebagai faktor
46
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
47
Samuel P. Huntington
48
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
49
Samuel P. Huntington
50
Tak Ada Jalan Keluar: Kesalahan-kesalahan Endisrne
51
Samuel P. Huntington
52
3
Benturan Peradaban?
Samuel R Huntington*"
POLITIK DUNIA sedang memasuki tahap baru, dan para intelektual tidak
segan-segan mengembangkan visi tentang akan seperti apa nantinya
tahap baru ini—di antaranya: akhir sejarah, kembalinya persaingan
lama antara negara-bangsa, dan merosotnya negara-bangsa karena
konflik yang disebabkan tribalisme dan globalisme. Setiap visi
menangkap aspek-aspek kenyataan yang muncul. Namun dalam
melihat akan seperti apa politik global di tahun-tahun mendatang,
semua visi ini mengabaikan satu aspek yang krusial, bahkan utama.
Hipotesis saya adalah bahwa sumber utama konflik di dunia baru
ini bukanlah ideologi atau ekonomi. Budayalah yang akan menjadi
faktor pemecah-belah umat manusia dan sumber konflik yang do-
minan. Negara-bangsa masih menjadi aktor dominan dalam perca-
turan dunia, namun konflik utama dari politik global akan terjadi
antara negara dan kelompok dari peradaban yang berbeda. Benturan
dan Director of the John M. Olin Institute for Strategic Studies di Harvard Univer-
sity. Dicetak kembali atas izin Foreign Affairs, S u m m e r 1993. Hak cipta © 1993
oleh Council on Foreign Relations, Inc.
53
Samuel P. Huntington
54
Benturan Peradaban?
S I F A T PHK A D A K A N
55
Samuel P. Huntington
56
Benturan Peradaban?
57
Samuel P. Huntington
"Seorang lbo mungkin ... adalah seorang Owerri Ibo atau seorang
Onitsha Ibo di bekas wilayah Timur Nigeria. Di Lagos, ia hanya
seorang Ibo. Di London, ia adalah orang Nigeria, Di New York, ia
adalah orang Afrika/' Interaksi di antara orang-orang dari peradaban
yang berbeda meningkatkan kesadaran peradaban, yang pada
gilirannya memperkuat perbedaan dan permusuhan yang berakar
panjang, atau dianggap berakar panjang, dalam sejarah.
Ketiga, proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosial di
seluruh dunia memisahkan manusia dari identitas lokal yang sudah
lama ada. Proses tersebut juga melemahkan negara-bangsa sebagai
sumber identitas. Di banyak bagian dunia, agama mengisi celah ini,
seringkali dalam bentuk gerakan-gerakan yang diberi nama "fun-
damentalis." Selain dalam Islam, gerakan-gerakan seperti ini juga
ditemukan dalam Kristen Barat, Yahudi, Buddha, dan Hindu. Di
kebanyakan negara dan kebanyakan agama, orang-orang yang aktif
dalam gerakan fundamentalis adalah orang muda, berpendidikan
tinggi, teknisi kelas menengah, orang-orang profesional dan
pengusaha. "De-sekularisasi dunia/' sebagaimana yangdikemuka-
kan George Weigel, "adalah sebuah kenyataan sosial yang dominan
dalam kehidupan di akhir abad ke-20." Kebangkitan kembali agama,
"la revanche de Dieu (pembalasan Tuhan)/' seperti yang disebut
Gilles Kepel, menyediakan suatu dasar bagi identitas dan komitmen
yang melampaui batas-batas nasional dan menyatukan pelbagai
peradaban.
58
Benturan Peradaban?
59
Samuel P. Huntington
T e r l e p a s dari d o m i n a n s i J e p a n g di w i l a y a h t e r s e b u t , e k o n o m i Asia
berbasis Cina m u n c u l d e n g a n pesat sebagai pusat baru untuk
i n d u s t r i , p e r d a g a n g a n d a n k e u a n g a n . W i l a y a h s t r a t e g i s ini
menguasai k e m a m p u a n teknologi dan manufaktur yang menonjol
(Taiwan), k e m a m p u a n w i r a u s a h a , p e m a s a r a n , d a n j a s a l a y a n a n y a n g
luar b i a s a ( H o n g K o n g ) , j a r i n g a n k o m u n i k a s i y a n g s a n g a l b a i k (Si-
n g a p u r a ) , k u m p u l a n m o d a l y a n g s a n g a t b e s a r ( k e t i g a n y a ) , serta k e -
t e r s e d i a a n lahan, s u m b e r d a y a , d a n t e n a g a kerja y a n g b e g i t u b a n y a k
( C i n a d a r a t a n ) . . . Dari G u a n g z h o u s a m p a i S i n g a p u r a , dari K u a l a
60
Benturan Peradaban?
L u m p u r s a m p a i M a n i l a , j a r i n g a n y a n g s a n g a t p e n t i n g ini—seringkali
didasarkan pada perpanjangan klan tradisional— digambarkan
s e b a g a i t u l a n g p u n g g u n g e k o n o m i Asia Timur. 1
Budaya dan agama juga menjadi basis dari Organisasi Kerja sama
Ekonomi yang menyatukan sepuluh negara Muslim non-Arab: Iran,
Pakistan, Turki, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan,
Tadjikistan, Uzbekistan dan Afghanistan. Satu momentum yang
menghidupkan kembali dan mengembangkan organisasi yang di-
dirikan 1960-an oleh Turki, Pakistan, dan Iran ini adalah kesadaran para
pemimpinnya bahwa mereka tidak memiliki kesempatan men-
dapatkan tiket untuk masuk dalam Masyarakat Eropa. Demikian juga,
Caricom (Central American Common Market and Mercosur—Pasar
Bersama dan Mercosur Amerika Tengah) bertumpu pada fondasi
kesamaan budaya. Namun, rangkaian usaha untuk mem-bangun
sebuah entitas ekonomi Amerika Tengah-Karibia yang lebih luas untuk
menjembatani terpisahnya Anglo-Latin masih gagal sampai saat ini.
Ketika orang-orang mendefinisikan identitas mereka berdasarkan
etnis dan agama, mereka sangat mungkin akan melihat sebuah hu-
bungan "kita" lawan"mereka" hadir di antara mereka dan orang-
orang dari etnis atau agama yang berbeda. Berakhirnya negara-ne-
gara yang mendefinisikan diri secara ideologis di Eropa Timur dan
bekas Uni Soviet membuat identitas etnis tradisional dan rasa
permusuhan muncul ke permukaan. Perbedaan dalam hal budaya
dan agama menciptakan perbedaan dalam isu-isu kebijakan, mulai
dari hak asasi, imigrasi, perdagangan, sampai lingkungan. Kede-
katan geografis menyebabkan munculnya konflik klaim teritorial
dari Bosnia sampai Mindanao. Apa yang paling penting, berbagai
usaha Barat untuk mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan
liberalismenya sebagai nilai universal, mempertahankan keunggulan
61
Samuel P. Huntington
62
Benturan Peradaban?
63
Samuel P. Huntington
64
Benturan Peradaban?
Kita m e n g h a d a p i s e b u a h s e n t i m e n d a n g e r a k a n y a n g t i n g k a t a n n y a
j a u h m e l e b i h i isu, k e b i j a k a n , serta p e m e r i n t a h a n y a n g m e b a y a n g i
m e r e k a . H a l ini tak lain a d a l a h b e n t u r a n p e r a d a b a n — s u a t u reaksi
y a n g m u n g k i n t i d a k - r a s i o n a l n a m u n h i s t o r i s dari s e o r a n g l a w a n
p u r b a t e r h a d a p w a r i s a n b u d a y a Y a h u d i - K r i s t e n kita, k e a d a a n
s e k u l a r kita, d a n e k s p a n s i k e d u a n y a . 2
2Bernard Lewis, " T h e Roots of Muslim Rage," The Atlantic Monthly, vol. 266,
September 1990, hlm.60; 77me, 15 Juni 1992, hlm.24-28
65
Samuel P. Huntington
S e b a g i a n b e s a r s e j a r a h Rusia m e m p e r l i h a t k a n p e r t e n t a n g a n a n t a r a
k a u m Slavia d a n Turki di p e r b a t a s a n - p e r b a t a s a n m e r e k a , yang s u d a h
d i m u l a i sejak b e r d i r i n y a n e g a r a R u s i a lebih dari s e r i b u t a h u n lalu.
Di d a l a m konfrontasi k a u m Slavia y a n g s u d a h b e r u m u r seribu tahun
d e n g a n t e t a n g g a - t e t a n g g a m e r e k a d i b e l a h a n t i m u r ini t e r b e n t a n g
kunci u n t u k m e m a h a m i b u k a n saja sejarah R u s i a , tetapi juga karakter
66
Benturan Peradaban?
R u s i a . U n t u k m e m a h a m i r e a l i t a s R u s i a s e k a r a n g ini kita h a r u s
m e m p u n y a i k o n s e p t e n t a n g k e l o m p o k e t n i s Turki y a n g a g u n g y a n g
telah m e n j a j a h R u s i a s e l a m a b e r a b a d - a b a d . '
y Archie Roosevelt, For Lust of Knowing, Boston: Little, Brown, 1988, him. 332-333.
67
Samuel P. Huntington
68
Benturan Peradaban?
menjadi penting saat konflik tersebut berlanjut, dan hal ini mungkin
memberikan sebuah gambaran masa depan.
Pertama, dalam Perang Teluk sebuah negara Arab melakukan
invasi ke negara Arab yang lain, dan kemudian melawan sebuah
koalisi yang terdiri dari negara-negara Arab, Barat, dan negara-
negara lain. Meski hanya segelintir pemerintahan Muslim yang se-
cara terbuka mendukung Saddam Hussein, banyak kaum elite Arab
yang secara pribadi mendukungnya, dan Saddam menjadi sangat
populer di antara rakyat Arab. Gerakan fundamentalis Islam secara
universal mendukung Irak ketimbang pemerintah Kuwait dan Saudi
Arabia yang didukung Barat. Dengan bersumpah demi nasionalisme
Arab, Saddam Hussein secara eksplisit menggunakan daya-tarik
Islam. Ia dan para pendukungnya cenderung mendefinisikan perang
itu sebagai perang antar peradaban. "Bukan dunia melawan Irak,"
ujar Safar Al-Hawali, dekan Kajian Islam di Universitas Umm Al-
Qura, Mekah, yang beredar dalam bentuk rekaman. "Perang ini ada-
lah perang Barat melawan Islam." Dengan mengabaikan rivalitas
antara Iran dan Irak, pemimpin agama di Iran, Ayatollah Ali
Khamenei, menyerukan perang suci melawan Barat: "peperangan
melawan agresi, ketamakan, rencana, dan kebijakan Amerika diang-
gap jihad, dan siapa pun yang terbunuh dalam perang tersebut ada-
lah syuhada." "Ini adalah perang," kata Raja Hussein dari Jordania,
"terhadap semua bangsa Arab dan kaum Muslim, dan bukan ter-
hadap Irak semata,"
69
Samuel P. Huntington
70
Benturan Peradaban?
71
Samuel P. Huntington
72
Benturan Peradaban?
DARAT M E L A W A N Y A N G L A I N N Y A
73
Samuel P. Huntington
74
Benturan Peradaban?
1Harry C. Triandis, The New York Times, 25 Des. 1990, him. 41, dan " C r o s s -
Cultural Studies o f Individualism and Collectivism," Nebraska S y m p o s i u m on
Motivation, vol. 3 7 , 1 9 8 9 , him. 41-133.
75
Samuel P. Huntington
N E G A R A - N E G A R A YANG TERCABIK
' Kishore Mahbubani, " T h e West and the Rest," The National
f Interest, Musim Panas
1992, him. 3-13.
76
Benturan Peradaban?
77
Samuel P. Huntington
78
Benturan Peradaban?
79
Samuel P. Huntington
80
Benturan Peradaban?
KAITAN KONGHUCU-LSLAM
budaya. Selain itu, tidak ada dari ketiga persyaratan yang digunakan oleh negara
yang tercabik untuk bergabung dengan peradaban lain yang dapat diberlakukan
pada kasus Australia.
81
Samuel P. Huntington
82
Benturan Peradaban?
negara Muslim wajib memiliki senjata nuklir, dan pada 198S presiden
Iran menurut laporan telah menyerukan pengembangan "persen-
jataan kimia, biologi, dan radiologi yang kuat dan canggih."
Apa yang paling penting menyangkut pengembangan kemam-
puan militer penentang-Barat adalah perluasan terus menerus
kekuatan militer Cina dan sarana yang digunakanya untuk mencip-
takan kekuatan militer. Didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang
spektakuler, Cina secara pesat meningkatkan anggaran militernya
dan secara besar-besaran memodernkan angkatan bersenjatanya.
Cina membeli senjata dari negara-negara bekas Uni Soviet; mengem-
bangkan peluru kendali jarak jauh; dan di 1992 melakukan uji coba
peralatan nuklir seberat satu megaton. Ia juga mengembangkan ke-
mampuan senjata sinar, menjajaki teknologi pengisian bahan bakar
di udara, serta mencoba membeli armada angkatan udara. Pengem-
bangan militer dan penegasanya atas kedaulatan Laut Cina Selatan
mcmancing perlombaan persenjataan negara-negara di kawasan
Asia Timur. Cina juga merupakan eksportir utama senjata dan tekno-
logi persenjataan. Cina telah mengekspor pelbagai bahan baku ke
Libia dan Irak yang dapat digunakan untuk menciptakan senjata
nuklir serta gas saraf yang mematikan. Cina juga membantu Aljazair
membangun reaktor yang dapat digunakan untuk melakukan pene-
litian serta memproduksi senjata nuklir. Cina menjual teknologi
nuklir pada Iran yang menurut petinggi Amerika tak bisa tidak pasti
akan digunakan untuk membuat senjata, dan tampaknya Cina telah
mengirimkan komponen peluru kendali berdaya jelajah 300 mil ke
Pakistan. Korea Utara diam-diam telah memiliki program senjata
nuklir selama beberapa waktu dan telah menjual beberapa teknologi
peluru kendali canggih ke Suriah dan Iran. Aliran senjata dan tekno-
logi persenjataan umumnya bergerak dari Asia Timur ke Timur Te-
ngah. Namun, ada juga aliran senjata dari arah sebaliknya; Cina me-
nerima peluru kendali Stinger dari Pakistan.
83
Samuel P. Huntington
84
Benturan Peradaban?
85
Samuel P. Huntington
86
3
Panggilan
Tetapi Mereka Berkata, Kami Tidak Mau Memperhatikannya'
Yeremiah6:l7
Fouad Ajami*
87
Fouad Ajami
pun telah dibentuk dan kembali dibentuk oleh Barat, dan diajari
kebiasaan-kebiasaan baru.
Tidak demikian halnya dengan Samuel P. Huntington. Dalam sebuah
esai yang mengundang pertanyaan, "The Clash of Civilizations?",
Huntington melihat bahwa peradaban-peradabannya bulat dan
lengkap, kedap air di bawah langit abadi. Seolah-olah terkubur hidup-
hidup selama tahun-tahun Perang Dingin, peradaban-peradaban ini
(Islam, Slavik-Ortodoks, Barat, Konghucu, Jepang, Hindu, dll) segera
bangkit begitu batu digulingkan, merapikan diri, dan kemudian
meluncur untuk menuntut loyalitas dari para pengikut mereka. Bagi
pelajar sejarah dan budaya ini, peradaban-peradaban selalu tampak
sebagai makhluk yang tak rapi. Kerut-marut menjalar pada seluruh
peradaban, juga pada individu-individu itu sendiri—itulah ketetapan
modernitas. Tetapi Huntington mengabaikan semua itu. Jalan gelap
yang berkelok dan berputar-putar dari dunia diluruskannya. Dengan
sebuah pensil tajam dan tangan yang mantap Huntington menandai
di mana sebuah peradaban berakhir dan alam liar "yang-lain" mulai.
Lebih mengejutkan lagi adalah sikap Huntington terhadap negara-
negara, dan tempat mereka di dalam skemanya. Dari salah satu peneliti
yang paling berpengaruh dan cemerlang tentang negara-negara dan
kepentingan nasionalnya, muncul sebuah esai yang mengabaikan keli-
haian negara-negara, yang mempunyai watak tenang dan berdarah-
dingin saat melakukan sebagian besar urusan mereka untuk mencari
jalan keluar dari kekacauan. Terlepas dari bagian esainya yang menya-
takan bahwa negara-negara akan tetap merupakan "aktor paling kuat
dalam urusan dunia," negara-negara disingkirkan, dan tempat mereka
diberikan kepada peradaban-peradaban yang berbenturan. Dalam kata-
kata Huntington, "Perang dunia berikutnya, jika ada, akan berupa pe-
rang antara peradaban-peradaban."
KEKUATAN MODERNITAS
88
Panggilan
H9
Fouad Ajami
90
Panggilan
VI
Fouad Ajami
sehat orang Mesir. Namun Mesir adalah negara tua dan skeptis. Me-
sir sudah sangat tahu apa jadinya bila memercayakan nasibnya kepa-
da para pemaksa dogma agama yang radikal. Struktur ketertiban
yang ditata kelas menengah berpaham kebangsaan tidaklah mendalam
dan aman. Namun mereka tidak akan runtuh dalam waktu semalam.
Turki juga tidak akan kehilangan arah sehingga memalingkan
diri dari Eropa dan mengejar semacam godaan imperial di wilayah-
wilayah gersang Asia Tengah. Huntington meremehkan modernitas
dan sekularisme negeri tersebut ketika ia menulis bahwa orang-or-
ang Turki—yang menolak Mekkah dan ditolak oleh Brussel—seper-
tinya akan menatap ke Tashkent dalam pencarian sebuah kekuasa-
an Pan-Turki. Tidak akan ada perjalanan menuju kekaisaran masa
silam tersebut. Ataturk telah membabat rantai ini dengan amarah,
mengarahkan negaranya menuju barat, memeluk peradaban Ero-
pa, dan melakukannya tanpa rasa cemas atau keraguan. Pada Frank-
furt dan Bonn—dan Washington—dan bukan pada Baku dan Tashkent
perhatian Turki tertuju. Para pewaris peninggalan Ataturk terlalu cerdas
untuk mengejar kejayaan imperial, dan menyatukan kembali wilayah-
wilayah bangsa Turki yang terpencar-pencar. Setelah wilayah Eropa
yang mereka miliki hilang, bangsa Turki berpegang erat pada Thrace
dan pada semua hal yang mewakili jalinan dengan Eropa ini.
92
Panggilan
KELEMAHAN TRADISI
VI
Fouad Ajami
jata dari Korea Utara dan Cina ke Libia, Iran, dan Suriah memper-
lihatkan hal ini—bahwa negara-negara akan bergaul dengan per-
adaban yang mana pun, betapapun asingnya, selama harganya cocok
dan barangnya siap. Huntington mengubah tindakan rutin memen-
tingkan-diri-sendiri ini menjadi ungkapan sinis "koneksi Konghucu-
Islam." Ada penjelasan-penjelasan vang lebih baik: perdagangan
para pembelot, perompakan terang-terangan, sebuah "ekonomi ba-
wah tanah" yang memanfaatkan celah yang tak diisi oleh pemasok
besar senjata (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Prancis).
Cara Huntington melihat hal-hal kontras dengan penggambaran
Braudel mengenai lalu lintas antara wilayah Kristen dan Islam di
seputar Laut Tengah di abad keenambelas—dan ini berlangsung di
zaman religius, setelah kejatuhan Istambul ke Turki dan Granada
ke Spanyol: "Orang-orang berhilir-mudik, acuh tak acuh terhadap ba-
tas-batas, negara, dan keyakinan. Mereka lebih siaga akari pentingnya
pengapalan dan perdagangan, bahaya perang dan perompakan, dan
peluang untuk bekerja sama atau berkhianat tergantung situasinya." 3
"Kerja sama" dan ambiguitas semacam itu tidak terdapat dalam
analisis Huntington. Peradaban-peradaban dijejalkan ke dalam
sudut dan celah—dan juga garis-perbatasan—Balkan. Huntington
melanglang ke tempat yang hanya dijelajahi para pemberani, ke
dalam sabuk populasi campuran yang terentang mulai Adriatik
sampai Baltik. Tak terhitung nasionalisme yang bersarang di sana,
semuanya muram, semuanya memiliki kenangan masa lalu yang
indah dan sama-sama siap menyambut para demagog yang bertekad
meluruskan peta yang kacau balau. Dalam rimbun gerakan-pan ini
ia mendapati garis yang menandai "batas timur Kristen Barat pada
1500 " Perebutan tanah antara nasionalisme Kroasia dan Serbia,
"usaha gabungan" mereka untuk menggasak Bosnia, dibuat menjadi
pertempuran para pewaris Roma, Byzantium, dan Islam.
Tetapi mengapa kita harus percaya kepada determinisme ini?
F e r d i n a n d B r a u d e l , The Mediterranean
1 and the Mediterranean World in the
Age of Philip U, Vol. II, N e w Y o r k : H a r p e r f c R o w , 1976, h i m . 7 5 9 .
94
Panggilan
* Michael Ignatieff, " T h e Balkan Tragedy/" New York Review of Books, 13 Mei
1993
95
Fouad Ajami
%
Panggilan
Irak adalah serangan Barat terhadap Islam. Namun hal ini tak bisa dijadikan bukti.
Safar al Hawaii adalah seorang yang ganjil. Di antara para ulama dan ahli agama
di Arab Saudi, ia secara praktis bisa disebut penyendiri.
97
Fouad Ajami
KETETAPAN NEGARA-NEGARA
98
Panggilan
99
3
Robert D. Kaplan 4
adalah esais yang produktif sekaligus provokatif yang telah menghasilkan berbagai
buku terkena) antara lain Balkan Ghost dan The Corning of Anarchy. Dari The
Atlantic Monthly, February 1994. Hak cipta & 1994. Dicetak kembali dengan izin.
101
Robert D. Kaplan
102
.Anarki yang Mengancam
"Anda lihat," kata Pak Menteri teman saya, "di desa-desa Afrika
merupakan suatu hal yang sangat lazim untuk makan di meja mana
pun dan tidur di pondok mana pun. Tetapi di kota-kota ikatan komu-
nal ini tak lagi bertahan. Anda harus membayar untuk menginap
dan diundang jika mau makan. Ketika anak-anak muda itu tahu
bahwa kerabatnya tidak bisa menampung, mereka menjadi tersesat.
Mereka bergabung dengan para pendatang lain dan berangsur-ang-
sur terjerumus ke dalam proses kriminal."
"Di kawasan miskin Afrika Utara Arab," lanjutnya, "tak banyak
ada kejahatan, karena Islam menyediakan sebuah jangkar sosial: ya-
itu pendidikan dan indoktrinasi. Di sini di Afrika Barat, yang ada
hanya agama Islam maupun agama Kristen yang dangkal. Agama
Barat terkikis oleh keyakinan animisme yang tidak sesuai untuk
sebuah masyarakat bermoral, karena keyakinan ini didasarkan pada
103
Robert D. Kaplan
104
.Anarki yang Mengancam
Akibatnya, sekitar 400 ribu warga Sierra Leone terusir dari ru-
mahnya dan lari ke negara-negara lain, 280 ribu lebih telah kabur
105
Robert D. Kaplan
106
.Anarki yang Mengancam
kali lagi menjadi "kosong" dan "tak terolah" seperti yang pernah
diamati oleh Graham Greene. Namun, mengingat penggambaran
Greene menyertakan romansa tertentu, seperti Freetown yang lesu
dan lusuh namun memikat dalam novel terkenalnya The Heart of
the Matter, maka Thomas Malthus-lah, filsuf kerusakan demografis,
yang sekarang ini dianggap juru nujum untuk masa depan Afrika
Barat. Dan masa depan Afrika Barat, pada akhirnya juga akan men-
jadi masa depan sebagian besar dunia.
Tengoklah "Chicago." Yang saya maksudkan bukan Chicago, Il-
linois, melainkan sebuah distrik kumuh di Abidjan, yang oleh para
pemuda preman di wilayah itu dinamai seperti kota Amerika terse-
but. ("Washington" adalah kawasan miskin lain di Abidjan.) Meski
Sierra Leone umumnya dianggap sudah tak bisa diselamatkan, Pan-
tai Gading dianggap sebagai suatu kisah sukses Afrika, dan Abidjan
disebut "Paris Afrika Barat." Namun, sukses dibangun di atas dua
faktor artifsial: tingginya harga kakao, di mana Pantai Gading adalah
produsen nomor satu di dunia, dan keandalan komunitas ekspatriat
Prancis, yang anggota-anggotanya telah membantu menjalankan pe-
merintahan dan sektor swasta. Perdagangan kakao yang makin
meningkat telah menjadikan Pantai Gading sebuah magnet bagi para
pekerja migran dari seluruh Afrika Barat: antara sepertiga sampai
setengah populasi negara ini sekarang bukanlah warga Gading, dan
angka ini tingginya bisa mencapai 75 persen di Abidjan. Selama
1980-an harga kakao jatuh dan orang-orang Prancis mulai pergi. Pen-
cakar-pencakar langit di Paris Afrika Barat pun menjadi pajangan
belaka. Barangkali 15 persen dari tiga juta penduduk Abidjan tinggal
di daerah-daerah kumuh seperti Chicago dan Washington, dan ma-
yoritas besar tinggal di tempat-tempat yang tidak banyak bedanya.
Tidak semua tempat ini muncul di peta-peta yang sudah ada. Ini
adalah indikasi lain dari betapa peta-peta politik merupakan produk
dari pemikiran konvensional yang layu dan, dalam kasus Pantai
Gading, dari sebuah elite yang akhirnya akan dipaksa untuk
melepaskan kekuasaan.
107
Robert D. Kaplan
kumuh yang nyata: barisan atap seng bengkok dan dinding yang
terbuat dari kardus dan kantung plastik hitam, ia berlokasi di selokan
yang mampat oleh sampah kelapa dan kelapa sawit, dan porak-po-
randa karena banjir. Sedikit saja pemukim yang punya akses mudah
untuk listrik, sistem saluran pembuangan kotoran, atau pasokan air
bersih. Tanah merah mengandung laterit penuh dengan kadal-kadal
berkaki panjang baik di dalam maupun di luar gubuk. Anak-anak
buang air besar di sebuah sungai yang penuh dengan sampah, babi,
dan nyamuk malaria yang berdengung-dengung. Di sungai kecil
wanita-wanita mencuci. Para pemuda pengangguran menghabiskan
waktu dengan minum bir, tuak nira, dan jenewer serta main judi
karambol yang dibuat dari kayu bekas dan paku berkarat. Anak-
anak muda ini juga yang pada malam hari merampok rumah-rumah
di lingkungan orang-orang Pantai Gading yang lebih kaya. Seorang
laki-laki yang saya temui, Damba Tesele, datang ke Chicago dari
Burkina Faso pada 1963, Profesinya adalah koki, ia punya empat
istri dan tiga puluh dua anak, yang tak seorang pun bersekolah sam-
pai bangku SMA. la telah melihat komunitas kumuhnya dihancur-
kan oleh pemerintah kotapraja selama tujuh kali sejak ia datang ke
wilayah ini. Tiap kali ia dan para tetangganya harus membangun
kembali. Chicago adalah penjelmaannya yang paling akhir.
122
.Anarki yang Mengancam
109
Robert D. Kaplan
110
Anarki yang Mengancam
i l l
Robert D. Kaplan
112
.Anarki yang Mengancam
113
Robert D. Kaplan
114
.Anarki yang Mengancam
115
Robert D. Kaplan
116
.Anarki yang Mengancam
Tak diragukan lagi, para Saddam Hussein masa depan akan me-
miliki kesempatan yang lebih besar, bukan sebaliknya. Selain me-
nyulut pertikaian kesukuan, sumber daya yang makin langka akan
memberi tekanan besar terhadap banyak orang yang tak pernah
memiliki cukup tradisi ataupun kelembagaan demokratis untuk me-
mulai. Selama 50 tahun ke depan populasi dunia akan melambung
dari 5,5 miliar menjadi 9 miliar. Sekalipun kelompok optimistis telah
berharap pada sumber teknologi baru dan per-kembangan pasar
bebas di desa global, mereka luput memper-hatikan, seperti yang
sudah ditunjukkan National Academy of Sciences, bahwa 95 persen
peningkatan penduduk akan berada di daerah-daerah paling miskin
di dunia, di mana pemerintahan sekarang—lihat saja Afrika—mem-
perlihatkan kecakapan yang kecil untuk berfungsi, apalagi mene-
rapkan perbaikan-perbaikan yang kecil sekalipun. Homer-Dixon me-
nulis dengan getir, "kaum Neo-Malthusian mungkin merendahkan
117
Robert D. Kaplan
ns
.Anarki yang Mengancam
nebang, dan menanam. Ia meninggalkan bisnis ini tepat saat isu ini
diperdebatkan oleh para aktivis lingkungan. Mereka tak suka eko-
sistem yang berubah. Namun manusia, dengan membawa biji-bijian
ke mana pun, telah mengubah alam." Sebagai anak tunggal yang tem-
pat bermainnya praktis adalah alam liar dan pesisir yang tak tersentuh
tangan manusia, Homer-Dixon punya keakraban dengan alam yang
membuatnya bisa melihat sebuah realitas yang gelap bagi kebanyakan
analis kebijakan—anak-anak pinggiran kota dan jalanan kota.
"Kita perlu kembali berbicara tentang alam," ujarnya. "Kita harus
berhenti memisahkan politik dari dunia fisik—iklim, kesehatan
publik, dan lingkungan." Dengan mengutip Daniel Deudney, se-
orang pakar terkemuka lain tentang aspek keamanan lingkungan,
Homer-Dixon menyatakan bahwa "sudah terlalu lama kita menjadi
tawanan teori "sosial-sosial", yang menganggap hanya ada sebab-
sebab sosial untuk perubahan sosial dan politik, dan bukan penyebab
alam. Mentalitas sosial-sosial ini muncul dengan Revolusi Industri,
yang memisahkan kita dari alam. Namun alam kembali dengan
membawa dendam, yang terkait dengan pertumbuhan penduduk.
Hal ini akan punya implikasi keamanan yang luar biasa.
"Bayangkan sebuah limo panjang di jalanan berlubang di Kota
New York, di mana para pengemis tinggal. Di dalam limo yang sejuk
karena pendingin-udara adalah wilayah-wilayah pascaindustri
Amerika Utara, Eropa, Lingkar Pasifik yang bani muncul, dan bebe-
rapa tempat jauh yang lain, dengan perdagangan yang tinggi dan
jalan-jalan besar berinformasi-komputer. Di luar adalah manusia di
belahan dunia lainnya, yang berjalan menuju arah yang sepenuhnya
berbeda."
Kita sedang memasuki dunia yang terbagi dua. Sebagian dunia
dihuni oleh Manusia Terakhir ala Heysel dan Fukuyama yang sehat,
makan cukup, dan dimanjakan oleh teknologi. Bagian lain yang lebih
besar, dihuni oleh Manusia Pertama Hobbes, yang dikutuk untuk
menjalani kehidupan yang "miskin, keji, kasar, dan serba kekurang-
an." Sekalipun dua bagian ini akan terancam oleh tekanan lingkungan,
Manusia Paripurna akan bisa mengatasinya; Manusia Pertama tidak.
119
Robert D. Kaplan
120
.Anarki yang Mengancam
121
Robert D. Kaplan
122
.AnarkiyangMengancam
123
Robert D. Kaplan
124
.Anarki yang Mengancam
M A S A S I L A M S U D A H MATI
125
Robert D. Kaplan
126
.Anarki yang Mengancam
127
Robert D. Kaplan
128
.Anarki yang Mengancam
129
Robert D. Kaplan
130
.Anarki yang Mengancam
hentikan aliran air ke Suriah dan Irak selama delapan bulan, untuk
mengatur perilaku politik mereka/'
Kekuasaan jelas bergerak ke arah utara di Timur Tengah, dari la-
dang minyak di Dhahran, Teluk Persia, ke cadangan air di Hanan,
Anatolia Selatan—dekat lokasi Waduk Atatiirk. Namun apakah
negara-bangsa Turki, seperti vang hadir saat ini, akan jadi pewaris
kekayaan ini?
Saya sangat meragukannya.
K E B O H O N G A N PARA P E M B U A T PETA
131
Robert D. Kaplan
132
.Anarki yang Mengancam
yang hanya menempati 3 persen dari wilayah dunia. Juga tak ada
bukti yang meyakinkan bahwa negara, sebagai sebuah gagasan ideal,
bisa dengan sukses dipindahkan ke wilayah di luar dunia industri.
Bahkan Amerika Serikat, dalam kata-kata salah satu penyair yang
masih hidup, Gary Snvder, berisi "penegasan yang semena-mena
dan tak-tepat tentang apa yang sebetulnya ada di sini."
Namun realitas yang kaku dan semu ini berlanjut terus, bukan
hanya di PBB melainkan juga dalam berbagai majalah geografis dan
perjalanan (yang pada dirinya sendiri merupakan produk dari era
perjalanan kaum elite yang memungkinkan terjadinya kolonialisme)
yang masih melaporkan dan memotret dunia menurut "negara".
Surat kabar, majalah ini, dan penulis ini juga tak bersih dari kecende-
rungan tersebut.
Menurut peta, kompleks pembangkit listrik tenaga air yang di-
lambangkan dengan Waduk Ataturk terletak di Turki. Lupakan peta
tersebut. Wilayah tenggara Turki ini dihuni oleh penduduk yang
hampir semuanya suku Kurdi. Sekitar setengah dari 20 juta orang
Kurdi di dunia tinggal di "Turki". Kaum Kurdi adalah mayoritas
penduduk yang tinggal di wilayah berbentuk elips yang bersing-
gungan bukan hanya dengan Turki namun juga dengan Irak, Iran,
Suriah, dan bekas Uni Soviet. Kantung suku Kurdi yang dipaksakan
Barat di Irak utara, sebuah konsekuensi dari Perang Teluk 1991, telah
membuka sifat fiktif dari apa yang dianggap negara-bangsa.
Pada kunjungan baru-baru ini ke perbatasan Turki-Iran, terpikir
oleh saya betapa berisikonya gagasan tentang negara-bangsa. Di sini
saya berada di jalur pemisah legal antara dua peradaban yang beren-
turan, Turki dan Iran. Namun realitasnya lebih sublim: seperti halnya
di Afrika Barat, perbatasan mudah ditembus dan penyelundupan
merajalela, namun di sini orang yang melakukan penyelundupan,
di kedua sisi perbatasan, adalah orang-orang Kurdi. Di wilayah tan-
dus semacam ini, di mana orang-orang telah bermigrasi dan bermu-
kim dalam pola yang meniadakan perbatasan, akhir Perang Dingin
akan menghasilkan sebuah proses kejam seleksi alam di antara ne-
gara-negara yang ada. Negara-negara ini tak lagi disangga dengan
133
Robert D. Kaplan
134
.Anarki yang Mengancam
135
Robert D. Kaplan
Nasib bangsa Turki dan Kurdi lebih tidak pasti, namun jauh lebih
relevan bagi jenis peta yang akan menjelaskan dunia kita di masa
depan. Kaum Kurdi menyajikan sebuah realitas geografi yang tak
bisa diperlihatkan dalam ruang dua dimensi. Persoalan di Turki bu-
kanlah sekadar masalah pemberian otonomi atau bahkan kemerde-
kaan bagi suku Kurdi di tenggara. Ini bukanlah Balkan atau Kauka-
sia, di mana wilayah-wilayah praktis terbagi-bagi ke dalam unit yang
lebih kecil, Abkhazia memisahkan diri dari Georgia dan seterusnya.
Federalisme bukanlah jawaban. Orang Kurdi bisa dijumpai di mana
saja di Turki, termasuk di distrik-distrik kumuh Istanbul dan An-
kara. Masalah Turki adalah bahwa tanah Anatolia-nya merupakan
rumah bagi dua budaya dan bahasa, Turki dan Kurdi. Identitas di
Turki, seperti halnya di India dan tempat lain, jauh lebih kompleks
dan rumit daripada vang bisa diperlihatkan kartografi konvensional.
136
.AnarkiyangMengancam
137
Robert D. Kaplan
Di d a l a m s e m u a p e p e r a n g a n ini m o t i f politik, s o s i a l , e k o n o m i , d a n
k e a g a m a a n a m a t s a n g a t terkait satu s a m a lain. M e n g i n g a t ini a d a l a h
zaman serdadu bayaran, s e m u a perang juga diikuti oleh s e k u m -
138
.Anarki yang Mengancam
139
Robert D. Kaplan
140
.Anarki yang Mengancam
141
Robert D. Kaplan
PETA T E R A K H I R
142
.Anarki yang Mengancam
143
Robert D. Kaplan
144
.Anarki yang Mengancam
145
Robert D. Kaplan
146
.Anarki yang Mengancam
KEMMU DARI AFKIKA BAKAT musim gugur lalu adalah sebuah cobaan
berat yang mencerahkan. Setelah meninggalkan Abidjan, pesawat
Air Afrique saya mendarat di Dakar, Senegal, di mana semua pe-
numpang harus turun untuk menjalani pemeriksaan keamanan se-
kali lagi, yang diminta oleh pejabat Amerika Serikat sebelum mereka
mengizinkan pesawat berangkat ke New York. Begitu kami tiba di
New York, sekalipun hari sudah tengah malam, petugas imigrasi di
Bandara Kennedy menahan turunnya penumpang dengan melaku-
kan interogasi singkat terhadap penumpang pesawat—selain pro-
147
Robert D. Kaplan
sedur imigrasi dan bea cukai yang biasa. Sangat jelas bahwa penye-
lundupan obat terlarang, penyakit dan faktor-faktor lain telah mem-
beri andil untuk prosedur keamanan terberat yang pernah saya jum-
pai ketika pulang dari luar negeri.
Kemudian, untuk pertama kalinya dalam waktu satu bulan, saya
melihat para pengusaha dengan tas diplomat dan komputer jinjing.
Ketika saya berangkat dari New York menuju Abidjan, semua peng-
usaha tersebut naik pesawat menuju Seoul dan Tokyo, yang berang-
kat dari gerbang dekat Air Afrique. Orang-orang non-Afrika yang
berangkat menuju Afrika Barat adalah para pekerja sosial yang me-
ngenakan celana khaki dan kaos oblong. Sekalipun perbatasan di
dalam Afrika Barat semakin tak nyata, perbatasan yang memisahkan
Afrika Barat dari dunia luar dalam beragam tingkatan menjadi
makin tak bisa ditembus.
Namun para Afrosentris benar dalam satu hal: kita mengabaikan
wilayah yang sekarat ini sekalipun risikonya bisa menimpa kita.
Ketika Tembok Berlin runtuh pada November 1989, saya kebetulan
berada di Kosovo, meliput kerusuhan antara orang Serbia dan or-
ang Albania. Masa depan ada di Kosovo, kata saya kepada diri sendi-
ri malam itu, bukan di Berlin. Pada hari yang sama ketika Yitzhak
Rabin dan Yasser Arafat bergenggaman tangan di halaman rumput
Gedung Putih, pesawat Air Afrique yang saya tumpangi sedang
mendekati Bamako, Mali, memperlihatkan gubuk-gubuk seng
berkarat di tepi padang pasir yang bertambah luas. Saya sadar, berita
sesungguhnya tidak berada di Gedung Putih. Berita sesungguhnya
tepat ada di bawah.
148
6
G. John Ekenberry*
4 G . JCH IN IKENBERKY adalah Peter R Krogh Professor of Geopolitics and Global Justice,
149
G. John Ikcnborry
150
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
151
G. John Ikcnborry
152
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
153
G. John Ikcnborry
154
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
MANIFESTO LIBERAL
155
G. John Ikcnborry
nya blok Jerman dan Jepang, mereka berpikir apakah Amerika Seri-
kat dapat tetap merupakan kekuatan industri besar di belahan bumi
Barat. Apa syarat-syarat geografis minimum bagi daya tahan eko-
nomi dan militer negara tersebut? Untuk kepentingan praktis, ja-
waban ini mereka dapatkan ketika Amerika Serikat memasuki
perang. Blok benua Amerika tidak akan cukup; Amerika Serikat
perlu mengamankan pasar dan pasokan bahan mentah di Asia dan
Eropa. Para pakar dalam kelompok studi Dewan Hubungan Luar
Negeri mencapai kesimpulan yang serupa ketika membicarakan
ukuran wilayah yang diperlukan di mana Amerika Serikat bergan-
tung bagi kehidupan ekonominya.
Pemikiran Amerika adalah bahwa keterbukaan ekonomi meru-
pakan unsur penting dari suatu tatanan politik yang stabil dan da-
mai. "Tetangga yang makmur adalah tetangga yang terbaik", kata
Harry Dexter White, pejabat Departemen Keuangan semasa peme-
rintahan Roosevelt. Tetapi para pejabat yakin bahwa kepentingan
ekonomi dan keamanan Amerika juga memerlukannya. Para pe-
mikir besar liberal dan pembuat strategi geopolitik yang keras kepala
bisa sepakat menyangkut gagasan tentang pasar terbuka; hal ini me-
nyatukan para perencana pascaperang Amerika dan merupakan ga-
gasan utama yang menjadi sumber bahasan konferensi Bretton
Woods mengenai kerja sama ekonomi pascaperang. Dalam pidato
perpisahannya kepada konferensi. Menteri Keuangan Henry Mor-
genthau menyatakan bahwa persetujuan pembentukan Dana Mo-
neter Internasional dan Bank Dunia menandai berakhirnya nasio-
nalisme ekonomi. Hal ini, menurutnya, tidak berarti negara-negara
akan berhenti mengejar kepentingan nasionalnya, melainkan bahwa
blok perdagangan dan lingkup pengaruh ekonomi sudah bukan lagi
merupakan sarana yang mereka pakai.
156
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
157
C . John Ikcnbcrry
158
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
159
G. John Ikcnborry
160
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
APA Y A N G B E R T A H A N
161
C . John Ikcnbcrry
melihat lapisan yang lebih dalam dan lebih tahan lama dari tatanan
politik pascaperang yang biasanya tertutup oleh perseteruan antara
Timur dan Barat yang lebih dramatis.
Lima puluh tahun setelah berdirinya, dunia demokratis liberal
Barat tetap tangguh, dan prinsip serta kebijakannya tetap menjadi
inti tatanan dunia. Tantangan terhadap multilateralisme liberal baik
dari dalam maupun dari luar Barat praktis sudah menghilang. Wa-
laupun ada eksperimen-eksperimen regional, mereka pada dasarnya
berbeda dari blok ekonomi autarkik pada 1930-an. Kekuatan inte-
grasi bisnis dan finansial telah sedemikian kuat menggerakkan dunia
menuju suatu sistem yang saling-terkait yang mengabaikan batas-
batas regional dan nasional. Usulan baru-baru ini bagi kesepakatan
perdagangan bebas Atlantik dan Traktat Transatlantic apa pun ke-
untungan ekonomisnya, mencerminkan kecenderungan penyatuan
lintas wilayah yang kian meningkat. Kesimpulan dari pembicaraan
perdagangan internasional Putaran Uruguay pada 1994 dan pelun-
curan Organisasi Dagang Dunia pada 1 Januari 1995, menguji ke-
kuatan prinsip-prinsip multilateral liberal.
Beberapa aspek dari visi 1940-an telah memudar Optimisme ten-
tang aktivisme pemerintah dan manajemen ekonomi yang meng-
gerakkan New Deal dan Keynesianisme dianggap telah me-lunak.
Demikian juga, fungsi multilateralisme liberal berdasarkan-aturan
dan bersifat kuasi-judisial berkurang, khususnya dalam hubungan
moneter. Paradoksnya, sekalipun aturan-aturan kerjasama menjadi
kurang padu, kerjasama itu sendiri meningkat. Aturan-aturan baku
yang mengatur ekonomi dunia Barat secara perlahan telah diganti
dengan penyatuan pemikiran kebijakan ekonomi. Konsensus pada
kerangka luas kebijakan ekonomi internasional dan domestik yang
diinginkan telah mencerminkan dan mempromosikan pertumbuhan
ekonomi yang meningkat sekaligus penyatuan kekuatan-kekuatan
ekonomi ke dalam sistem ini.
Persoalan yang dihadapi tatanan demokratik liberal sebagian be-
sar adalah persoalan keberhasilan, terutama kebutuhan untuk meng-
gabungkan negara-negara paseakomunis dan baru berkembang. Di
162
Mitos Kekacauan Pasca-Perang Dingin
sini kita bisa melihat dengan jelas bahwa tatanan pasca-Perang Di-
ngin sesungguhnya merupakan kelanjutan dan perluasan tatanan
Barat yang ditempa selama dan setelah Perang Dunia II. Perbeda-
annya adalah pencapaian globalnya. Dunia telah melihat suatu le-
dakan keinginan berbagai negara dan masyarakat untuk bergerak
menuju demokrasi dan kapitalisme. Ketika sejarah akhir abad ke-
duapuluh ditulis, era ini akan ditandai dengan kisah perjuangan
untuk mendapatkan pemerintahan demokratis dan lebih terbuka
di seluruh dunia, dan bukannya kegagalan komunisme.
Tantangan lain terhadap sistem ini terdapat di negara-negara yang
jadi pemimpin. Pada tahun-tahun awal, pertumbuhan ekonomi yang
cepat dan sangat merata telah menyangga sistem ini, saat kelas pe-
kerja dan kelas menengah di dunia industri maju bekerja giat dalam
kegiatan ekonomi. Sekarang ini globalisasi ekonomi menghasilkan
ketimpangan yang jauh lebih besar antara pemenang dan pecun-
dang, kaya dan miskin. Bagaimana kerusakan, harapan yang kandas,
kemuraman politik yang mengikuti globalisasi ditangani—apakah
keuntungan akan dibagi dan apakah sistem tersebut secara keselu-
ruhan merupakan sistem yang secara sosial adil—akan lebih mem-
pengaruhi stabilitas tatanan dunia liberal ketimbang konflik regional,
betapapun tragisnya, seperti yang terjadi di negara-negara Balkan.
Tak diragukan lagi, Perang Dingin memperkuat solidaritas dan
identitas bersama di antara negara-negara demokrasi liberal, dan
dengan demikian merupakan suatu kesalahan untuk menerima be-
gitu saja kekuatan penyatu ini sekarang ini. Perselisihan dagang,
kontroversi tentang pembagian beban, dan konflik regional akan
menguji ketahanan tatanan liberal. Tanpa ancaman Perang Dingin
untuk menyatukan negara mereka, para pemimpin negara demo-
krasi maju harus bekerja lebih keras untuk menangani konflik dan
perpecahan yang tidak dapat dielakkan. Suatu agenda reformasi dan
pembaharuan akan menjadi langkah cerdas untuk melindungi 50
tahun investasi dalam hubungan yang stabil dan kuat. Kebijakan,
lembaga, dan simbol politik semuanya dapat digerakkan menuju
penguatan tatanan liberal, sekaligus penguatan negara liberal ma-
163
G. John Ikcnborry
164
6
Bangkitnya Demokrasi
yang Tak Liberal
Fareed Zakaria*
GELOMBANG BERIKLTNYA
165
Fareed Zakaria
166
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
1 Roger Kaplan, ed., Freedom Around the World, 1997, New York: Freedom
H o u s e , 1997, him. 21-22. Penelitian ini m e n d u d u k k a n negara-negara dalam dua
skala 7-poin, untuk hak-hak politik dan kebebasan sipil (makin rendah makin baik).
167
Fareed Zakaria
Saya memasukkan semua negara dengan nilai kombinasi antara 5 dan 10 sebagai
berdemokrasi. Persentasenya berdasarkan angka-angka Freedom House, tetapi
dalam kasus masing-masing negara, saya tidak melulu terpatok pada peringkatnya.
Survei ini adalah hasil karya yang luar biasa, komprehensif dan cerdas. Namun,
metodologinya yang membaurkan hak-hak konstitusional tertentu dengan
prosedur demokratis inilah yang membuat masalah jadi tidak jelas. Selain itu,
yang saya gunakan sebagai contoh (walaupun bukan merupakan bagian dari
rangkaian data tersebut) adalah negara seperti Iran, Kazakstan, dan Belarusia,
yang dari segi prosedur adalah semidemokrasi yang sebaik-baiknya. Tetapi, mereka
patut disoroti sebagai c o n t o h k a s u s yang m e n a r i k karena h a m p i r s e m u a
pemimpinnya dipilih, dipilih kembali, dan tetap popular.
7 Freedom in the World: The Annua! Survey of Political Rights and Civil Liberties,
1992-1993. h i m . 6 2 0 - 2 6 ; Freedom in the World, 1989-1990. him. 312-19
168
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
169
Fareed Zakaria
* Istilah "liberal" yang digunakan di sini adalah yang dipakai dalam pengertian
Eropa yang lebih tua. sekarang seringkali disebut sebagai liberalisme klasik.
Sekarang ini di Amerika kata itu sudah menjadi sesuatu yang berbeda, yaitu
kebijakan yang melindungi negara kesejahteraan modern.
170
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
171
Fareed Zakaria
172
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
s Larry Diamond, "Democracy in Latin A m e r i c a / ' dalam Tom Farer, ed., Beyond
Sovereignty: Collectively Defending Democracy in a World of Sovereign States,
Baltimore: The Johns Hopkins University Press, 1 9 % , him. 73.
173
Fareed Zakaria
174
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
KEDAULATAN ABSOLUT
175
Fareed Zakaria
176
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
177
Fareed Zakaria
178
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
179
Fareed Zakaria
180
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
K O N H J K D A N F'KRANG E T N I K
181
Fareed Zakaria
182
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
183
Fareed Zakaria
184
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
185
Fareed Zakaria
JALAN AMERIKA
186
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
187
Fareed Zakaria
M Bernard Lewis, " W h y Turkey is the Only Muslim Democracy/' Middle East
Quarterlye Maret 1994, him. 47-48.
188
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
189
Fareed Zakaria
190
Bangkitnya Demokrasi yang Tak Liberal
KEKECEWAAN DEMOKRASI
191
Fareed Zakaria
192
10
MarcF. Plattner*
Studies di National Endowment for Democracy. Dicetak kembali atas izin Foreign
Affairs, March/April 1998. Hak. cipta © 1998 oleh Council on Foreign Relations,
Inc.
193
Marc F. Plattner
MENDEKONSTRUKSI DEMOKRASI
194
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
195
Marc F. Plattner
S E M U A M A N U S I A D1CIPTAKAN SETARA
210
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
197
Marc F. Plattner
198
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
199
Marc F. Plattner
200
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
201
Marc F. Plattner
202
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
203
Marc F. Plattner
204
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
205
Marc F. Plattner
atau ingin menjadi liberal". Oleh karena itu, terlepas dari pemba-
hasan Zakaria mengenai konstitusionalisme dan hak individu, tam-
paknya ia berakhir dengan mengambil pandangan yang lebih lazim
bahwa perkembangan kapitalis otoriter adalah jalan yang lebih bisa
diandalkan untuk demokrasi liberal yang sesungguhnya.
Pencapaian ekonomi otokrasi-otokrasi Asia Timur ini memang
mengesankan, tetapi begitu pula dengan pencapaian ekonomi
negara demokrasi Asia Timur, dimulai dengan Jepang. Di sini bukan
tempatnya untuk masuk ke dalam perdebatan kompleks dan sengit
mengenai sampai tingkat mana, jika sekiranya ada, kekuasaan oto-
riter mendorong perkembangan ekonomi Asia. Bagaimanapun juga,
apa yang jelas adalah bahwa di belahan dunia yang lain catatan kese-
luruhan otokrasi dalam mendorong perkembangan ekonomi,
apalagi pertumbuhan liberalisme konstitusional, sangat menyedih-
kan. Seperti diungkapkan oleh Mill, kelemahan serupa yang mem-
buat rakyat tidak siap untuk pemerintahan perwakilan tampaknya juga
dapat ditemukan dalam penguasanya yang tidak dipilih. Despot yang
bijaksana dan baik merupakan pengecualian, bukan pemerintahannya.
S E B U A H P A N D A N G A N DI D A L A M K O T A K S U A R A
206
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
207
Marc F. Plattner
yang terlibat dalam perang saudara, telah memberi hasil yang benar-
benar positif. Penemuan yang relatif baru ini, pertama dicoba di Ni-
karagua pada 1990, menggabungkan upaya perdamaian dan pemba-
ngunan demokrasi, namun penekanan utamanya adalah pada tujuan
perdamaian. Oleh karena itu, pemilihan seringkali diadakan dalam
keadaan yang sangat sulit dan pada waktu yang tak akan dipilih
seandainya pembangunan demokrasi adalah satu-satunya tujuan.
Meskipun demikian, pemilihan seperti itu tidak hanya menghenti-
kan beberapa perang saudara berdarah, tetapi juga memberikan hasil
politik yang positif seperti yang terjadi di Mozambik dan El Savador.
Bahkan bila negara-negara seperti itu saat ini masih dalam keadaan
demokrasi yang tak liberal, keadaan mereka lebih baik dibandingkan
jika masih terkoyak perang saudara. Afganistan, negara yang tidak
menggelar proses pemilihan umum dan terus-menerus menghadapi
perang saudara serta kekuasaan pemerintah kaum fundamentalis yang
tidak toleran, tidak menghadirkan model alternatif yang menarik.
208
Liberalisme dan Demokrasi Dua Hal yang Tak-Terpisahkan
21)9
10
DaniRodrik*
211
Dani Rodrik
sawat udara? Atau, apakah globalisasi tidak lebih dari sekadar desas-
desus dan dampaknya sangat dibesar-besarkan?
Ada berbagai alasan menarik untuk peduli pada mutu perdebat-
an globalisasi. Apa yang kita saksikan tak lebih adalah debat kusir,
dan bukannya sebuah diskusi yang rasional. Mereka yang berpihak
kepada integrasi internasional melecehkan para penentang globali-
sasi sebagai proteksionis dungu yang tidak mengerti prinsip keun-
tungan komparatif dan kompleksitas aturan dan lembaga-lembaga
perdagangan. Di sisi lain, para pengkritik globalisasi menyalahkan
para ahli ekonomi dan perdagangan karena sudut pandang tekno-
kratis mereka yang sempit. Menurut mereka, para ahli ekonomi ter-
lalu terpikat pada model khayalan mereka dan tidak punya pegang-
an tentang bagaimana dunia nyata sebenarnya berjalan. Hasilnya,
kedua pihak terlalu banyak menghantam, dan sedikit sekali belajar
dari lawannya.
Kedua pihak memiliki keluhan-keluhan yang masuk-akal. Salah
satu contoh penting, banyak dari diskusi umum tentang dampak
globalisasi pada gaji orang Amerika mengabaikan banyak penelitian
yang telah dilakukan para ahli ekonomi. Seorang pembaca halaman
tajuk rencana surat kabat terkemuka yang cukup mendapat infor-
masi bisa dimaafkan karena tidak menyadari bahwa ada sejumlah
buku tentang hubungan antara perdagangan dan ketidaksetaraan,
banyak di antaranya yang menyangkal pandangan sederhana bahwa
orang Amerika atau Eropa berkurang keberuntungannya akibat
kompetisi gaji rendah di luar negeri. Arus utama pandangan aka-
demik pada dasarnya adalah bahwa meningkatnya perdagangan
dengan negara-negara berkembang bisa mengurangi paling banyak
20 persen pendapatan pekerja Amerika yang tidak terampil (relatif
terhadap pekerja vang sangat terampil), dan tidak lebih. Kita harus
memperhatikan hal lain—perubahan teknologi dan pembubaran
serikat pekerja, misalnya—untuk menjelaskan sebagian besar pe-
ningkatan kesenjangan gaji antara pekerja yang terampil dan tidak.
212
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
BATAS-BATAS GLOBALISASI
213
Dani Rodrik
214
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
GLOBALISASI PENTING
215
Dani Rodrik
216
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
217
Dani Rodrik
218
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
05
iwt,
y>
25
Ptnft-luafan umuk jO
Perlindungan Sotial
(persen <1*1 C U P ) ^
— USA
10 - unMAU»
0 -L. -1_
50 100 150 200
219
Dani Rodrik
220
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
221
Dani Rodrik
222
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
223
Dani Rodrik
mikiran kebijakan perdagangan; tetapi hal ini juga tidak dapat di-
pakai untuk membenarkan pembatasan dagang ketika praktek yang
jadi dipersoalan tidak bertentangan dengan norma domestik seperti
terungkap lewat praktek nyata.
SALAH PAHAM P E R D A G A N G A N
««
tn GER
D JPN Z
Um - NOR
E IRK l J K " -
JÉ - "FIN "SA
3C SPA r «
«RT NZ I.
«S
m A U S
m
E 10.000
E KOR VEN
. " CYP m S?jp
-S PRT - .
-C ZWF. COL - PAN MLX
TIJR
• -ECU
È
PHI. t*»*
NiTS
CM
ro
55 ™
1.000
10.000 100.000
P D B per pekerja ( U S $ )
Sumber, pciigjf jfrA (stal» IORI
224
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
225
Dani Rodrik
226
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
227
Dani Rodrik
228
Yang Masuk-Akal dan Tidak Masuk-Akal dalam Perdebatan Globalisasi
229
Dani Rodrik
230
10
Menyebarluaskan Kemakmuran
GELOMBANG PASANG
231
David Dollar dan Aart Kraay
232
Menyebarluaskan Kemakmuran
PEMBAGIAN BESAR
233
David Dollar dan Aart Kraay
234
Menyebarluaskan Kemakmuran
biayai infrastruktur publik (seperti kanal dan jalan raya) atau inves-
tasi langsung yang terkait dengan sumber daya alam. Sekarang ini,
sebaliknya, arus modal ke negara berkembang merupakan investasi
langsung yang terkait dengan produksi dan jasa.
Perubahan dalam sifat arus modal jelas terkait dengan berbagai
kemajuan dalam penyatuan ekonomi, seperti transportasi yang lebih
murah dan lebih cepat serta perubahan-perubahan revolusioner da-
lam bidang telekomunikasi. Sejak 1920, biaya perjalanan laut telah
turun sekitar dua pertiga dan tarif pesawat udara turun sebanyak
84 persen; biaya telepon selama tiga menit dari New York City ke
London telah turun hingga 99 persen. Kini, produksi di tempat-tem-
pat yang sangat berjauhan bisa disatukan dengan berbagai cara yang
sebelumnya benar-benar mustahil.
Aspek lain dari penyatuan adalah pergerakan penduduk dunia.
Namun di sini kecenderungannya terbalik: ada lebih banyak perja-
lanan internasional dibandingkan dahulu namun migrasi yang
permanen berkurang. Antara 1870 dan 910, sekitar 10 persen dari
populasi dunia berpindah secara permanen dari satu negara ke ne-
gara lainnya; selama 25 tahun terakhir hanya satu sampai dua persen
yang melakukan hal tersebut.
Seiring dengan kemajuan penyatuan ekonomi, angka pertum-
buhan tahunan ekonomi dunia pun melaju, dari satu persen pada
pertengahan abad ke-19 menjadi 3,5 persen pada kurun waktu 1960-
2000. Setelah mengalami pertumbuhan yang tetap selama bertahun-
tahun, lompatan dalam pertumbuhan tersebut telah membuat
perbedaan sangat besar dalam standar hidup nyata. Sekarang hanya
perlu dua atau tiga tahun, misalnya, bagi ekonomi dunia untuk
memproduksi barang dan jasa dalam jumlah yang sama dengan yang
diproduksinya selama keseluruhan abad ke-19. Perbandingan se-
macam ini memang bisa dibilang merupakan pernyataan yang terlalu
mengecilkan perbedaan yang sebenarnya, karena kebanyakan yang
dikonsumsi sekarang ini—perjalanan udara, mobil, televisi, serat sin-
tetik, obat-obat pemanjang umur—tidak ada pada 200 tahun yang
lampau. Oleh sebab itu, angka pertumbuhan produk barang dan jasa
235
David Dollar dan Aart Kraay
1820 '50 '70 '90 1910 '30 '50 '70 >90 '95
Cauun: An^-ingte menajamku kan penyimpanan itww f c*? aniara pendapaian
individual dsn rata-rata pendipaian perk^ita.
Suritwi F Fsiiu^uipuifirfiiJr. Mooittfi, \ t n n v , Y*mM CitiJMM. I R 2 0 - H W 2 ' K«rUv*»tj4 200 U 2 S |Pttrto:
RUFUNMIMI 4ivd l^for^TORV nf «»d T>««IN<K4l FRAMIMIX Xtfll|; « d TAoiil HiilUr, \ . k M i ^ K H , II»#IJJ.«1C>.
jryi ( ' n u f |y S«ntv l*WJI. 'W c r M f l * i t lur*|gnuvul ^ h » * hllp .VwtiHiJtwik ur£r'v*»frh'gjifc.«1
236
Menyebarluaskan Kemakmuran
LOMPATAN K E ATAS
237
David Dollar dan Aart Kraay
238
Menyebarluaskan Kemakmuran
239
David Dollar dan Aart Kraay
Angka pertumbuhan P D B
W
ptr kapfcta
6,4
4,4
3.8
• Grafik FVnguran&an
kinan dl India untuk tahun
199^99
5:9 $un*«: D.viil DuJU. *C.kM>-
uiian. liwqujUi). and Pormy
7.5 Sinct IWD/ V%V>rld Bank
Aagupeia«wan.«
KU
UI
hirkground paper. nv.nUMr al
htl w w W.WOlldèMh
240
Menyebarluaskan Kemakmuran
241
David Dollar dan Aart Kraay
gara berkembang dan negara kaya, namun hal ini tidak benar sama
sekali. Perkembangan yang paling penting dalam kesenjangan glo-
bal dalam dekade-dekade terakhir ini adalah makin meningkatnya
perbedaan pendapatan di dalam negara-negara berkembang itu sen-
diri, dan hal ini berkaitan langsung dengan per-soalan apakah nega-
ra-negara tersebut mengambil manfaat dari keuntungan ekonomi
yang ditawarkan oleh globalisasi.
242
Monvob.irlu.iskan Kcmnkmuran
A n g k a I n v e s t a s i Net di I n d i a , 1 9 9 9
(JalanJ persen
West
Bengal
-0,58
Maha-
rashtra Andhra
Pradesh
8,04
5,60
Karnataka
6,78
Kerala 1 , 5 3 Tamil Nadu 6 , 0 5
•?adt September 2000. Sebuah negara barn. Ullaranchal. didirikan d m bagian Barai Laut Ultar Prad:»h.
Catatan: Angka Invwiw bcaili rxnggmntwrkan angka pertumbuhan tahunan diri slok mudai pcruïtaJvir domwtik
dan lotcrnavxinal. Angka negatif mcogtixJaikan bahwa p<ru>ahaaxi-pn\tfibiDdiUnjL
Sumber O. Gosuami el aL. "Coatpttirtvenea of Indian Manufacturing: RcsvJi of a Firm LcvcJ
Suns, '(New Delhi: Confederation of Indian Industry. 2001).
243
David Dollar dan Aart Kraay
244
Menyebarluaskan Kemakmuran
kapita yang tinggi dan tidak ada perubahan yang berarti dalam
kesenjangan. Namun, pendapatan kaum miskin telah meningkat
drastis dan jumlah penduduk Vietnam yang hidup dalam kemis-
kinan absolut telah menurun secara tajam dari 75 persen populasi
pada 1988 menjadi 37 persen pada 1998. Dari 5 persen yang terma-
suk rumah tangga termiskin pada 1992,98 persen sudah membaik
enam tahun kemudian. Dan peningkatan taraf hidup yang lebih baik
tidak hanya terjadi dalam ihwal pendapatan. Penggunaan tenaga
kerja anak-anak telah menurun dan pendaftaran masuk sekolah me-
ningkat. Tidak mengejutkan bila sebagian besar kelompok rumah
tangga miskin di Vietnam mendapat keuntungan langsung dari sis-
tem perdagangan yang lebih liberal, mengingat keterbukaan negara
tersebut telah berbuah dalam ekspor beras (yang sebagian besar di-
produksi oleh petani miskin) dan produk-produk padat karya seperti
sepatu. Namun pengalaman Cina dan Vietnam bukanlah sesuatu
yang unik. India dan Uganda juga menikmati penurunan kemis-
kinan yang cepat seiring dengan makin eratnya penyatuan mereka
ke dalam ekonomi global.
MASYARAKAT TERBUKA
245
David Dollar dan Aart Kraay
246
Menyebarluaskan Kemakmuran
247
David Dollar dan Aart Kraay
248
Menyebarluaskan Kemakmuran
249
David Dollar dan Aart Kraay
250
11
Charles A. Kupchan*
yang relatif mudah. Ekonomi dan militer Amerika yang begitu kuat
telah menghasilkan sebuah struktur internasional satu-kutub (unipo-
lar), yang pada gilirannya memberikan fondasi siap pakai bagi sta-
bilitas global. Hierarki dan tatanan telah berkembang secara alamiah
karena perbedaan kekuatan sehingga membuat pemetaan lanskap
internasional yang baru dan formulasi strategi besar yang baru jadi
kurang penting. Pemerintahan Bush dan Clinton sungguh layak
mendapat banyak pujian karena memimpin akhir Perang Dingin
dan dengan peka menanggapi krisis-krisis di daerah terpencil di
seluruh dunia. Namun hegemoni Amerika yang tak tertandingi telah
membebaskan mereka dari tugas menjaga perdamaian serta meng-
atur persaingan dan perimbangan di antara kutub-kutub kekuatan—
sebuah tantangan yang terus-menerus memusingkan para negara-
wan sepanjang sejarah.
251
Charles A. Kupchan
252
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
akan muncul dalam waktu dekat. Amerika Serikat tidak akan terba-
yang-bayangi oleh penantang yang muncul yang biasanya menjadi
kelaziman selama transisi dalam hierarki internasional Sebaliknya,
menurunnya kesanggupan Amerika untuk menjadi pelindung glo-
bal terakhir akan menjadi pemicu utama perubahan lanskap global.
Menurut saya, tantangan penting bukan terletak dalam persiapan pe-
rang melawan penantang terdekat demi hegemoni melainkan dalam
menyapih Eropa dan Asia Timur dari ketergantungan mereka yang
berlebihan pada penguasa tertinggi saat ini, Amerika Serikat. Eropa
dan juga Asia Timur telah mendapati betapa nyaman dan murahnya
bergantung pada kekuatan dan diplomasi Amerika untuk menjamin
keamanan mereka. Amerika menjalani kesepakatan ini selama ber-
puluh tahun karena punya kepentingan menghadang Uni Soviet dan
menangguk keuntungan menjadi pusat politik global.
Namun sekarang ketika rezim-rezim komunis sekarat dan Perang
Dingin tertelan masa lalu, payung perlindungan Amerika akan de-
ngan pelan-pelan ditarik. Jika pengurangan dalam lingkup keterli-
batan Amerika di luar negeri ini tidak berakibat pada perimbangan
kekuatan yang merusak di Eropa dan Asia Timur, Amerika Serikat
dan mitra regional utamanya harus mulai menyiapkan kehidupan
setelah Pax Amerikana.
K E K U A T A N Y A N G TAK BERBAHAYA
253
Charles A. Kupchan
254
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
K E B A N G K I T A N EROPA
255
Charles A. Kupchan
KEENGGANAN AMERIKA
256
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
257
Charles A. Kupchan
K A B A R BURUK D A N BAIK
258
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
EROPA
259
Charles A. Kupchan
CELAH KESEMPATAN
260
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
261
Charles A. Kupchan
262
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
263
Charles A. Kupchan
264
Kehidupan Setelah Pax Amerikana
1 Lihat Bates Gill dan Michael O 'Hanlom. " C h i n a ' s Hollow Military." The
National Interest no. 56 (Musim Panas 1999); dan Gerad Segal, " D o e s China
Matter?" Foreign Affairs, vol. 78 (September/Oktober 1999)
265
Charles A. Kupchan
266
11
267
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
268
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
PILIH S A T U C A R A , A P A P U N ITU
269
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
270
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
271
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
D A P A T K A H IA B E R T A H A N ?
272
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
273
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
274
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
275
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
galan satu dekade. Dan tak ada yang bisa Cina lakukan untuk meng-
hindar dari kondisi geografisnya. Cina dikelilingi oleh negara-negara
yang memiliki motivasi dan kemampuan untuk bergabung mem-
perkuat diri bila sewaktu-waktu Cina mulai membangun kekuatan
militer besar-besaran.
Semua ini bukan hanya fakta-fakta tentang sistem saat ini; me-
reka diakui sebagai sistem yang berlaku oleh pemain-pemain besar
yang terlibat. Hasilnya, tidak ada tantangan global bagi Amerika
Serikat yang akan muncul dalam waktu dekat. Tidak ada negara,
atau kelompok negara, yang ingin menceburkan dirinya ke dalam
sebuah situasi di mana ia akan berhadapan dengan permusuhan
langsung dari Amerika Serikat.
Dua sebab utama dari konflik negara besar di masa lalu—persa-
ingan hegemonik dan salah-pengertian—tidak berlaku di politik du-
nia dewasa ini. Di awal abad ke-20, Jerman yang kuat secara militer
menantang kepemimpinan Inggris. Hasilnya adalah Perang Dunia I.
Di pertengahan abad ke-20, kepemimpinan Amerika seperti ditan-
tang oleh Uni Soviet yang kuat secara militer dan ideologi. Hasilnya
adalah Perang Dingin. Namun, dominasi Amerika Serikat saat ini
menghalangi munculnya tantangan yang sepadan, dan oleh sebab
itu juga menghalangi munculnya konflik global yang setimpal. Selain
itu, karena Amerika Serikat terlalu kuat untuk diimbangi, makin
berkurang bahaya perang yang timbul dari salah-pengertian, salah
perhitungan, perlombaan senjata, dan seterusnya yang lazimnya me-
warnai upaya-upaya penyeimbangan. Para pengamat sering menye-
sali tidak-adanya seorang Bismarck di masa pasca-Perang Dingin. Un-
tungnya, selama unipolaritas bertahan, kita tidak memerlukannya.
POLITIK UNIPOLAR
276
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
277
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
278
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
Politik lokal dan regional juga punya andil dalam retorika pe-
nyeimbangan, walaupun tidak substantif. Bahkan para pemimpin
yang bukan juru-hasut pun tergoda untuk memainkan kebencian
anti-Amerika bagi khalayak domestik. Dari hitung-hitungan yang
sederhana, sekarang ini terlihat makin perlunya kerjasama regional
dibanding waktu-waktu sebelumnya, dan banyak dari kerja sama
ini yang dapat memainkan nada anti-Amerika. Sistem internasional
di abad ke-19 menyodorkan enam sampai delapan kutub di antara
kurang-lebih 30 negara. Di awal Perang Dingin, ada dua kutub, tetapi
jumlah negaranya sudah menjadi berlipat ganda sampai lebih dari
70. Sekarang ada satu kutub di dalam sebuah sistem dengan jumlah
negara di dalamnya berlipat tiga mendekati 200. Oleh sebab itu, da-
pat dipastikan bahwa banyak kegiatan yang akan dilakukan di ting-
kat regional, dan seringkali demi kepentingan partai-partai yang
terlibat dalam penggunaan retorika penyeimbangan sebagai bahan
penggerak untuk merangsang terjadinya kerja sama, sekalipun hal
itu bukan merupakan pemicu utama tindakan mereka.
LANTAS?
279
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
280
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
281
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
MENAHAN GODAAN
282
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
283
Stephen G. Brooks dan William C. Wbhl forth
284
Keunggulan Amerika dalam Tinjauan
285
11
Farced Zakaria4
"FAREED ZAKARIA adalah Redaktur majalah Newsweek edisi luar negeri. Hak
cipta © 2 0 0 1 oleh Newsweek, Inc. Dicetak kembali dengan izin.
287
Fareed Zakaria
Usamah bin Ladin punya jawaban: agama. Bagi Usamah dan para
pengikutnya, ini adalah perang suci antara Islam dan dunia Barat.
Sebagian besar kaum Muslim tidak setuju. Setiap negara Islam di
dunia mengutuk serangan 11 September tersebut. Bagi banyak or-
ang, bin Ikadin masuk daftar panjang ekstremis yang mengatasna-
makan agama untuk membenarkan pembunuhan massal dan
membujuk orang untuk bunuh diri. Kata-kata bajingan "(thug)", ka-
um fanatik "(zealot)", dan pembunuh "(assassin)" semuanya ber-
sumber dari sekte teror kuno-Hindu, Yahudi, dan Muslim-yang per-
caya mereka melakukan pekerjaan Tuhan. Isi kepala para teroris ha-
nyalah dunia mereka sendiri, dan seperti tokoh Satan dalam karya
Milton, ia dapat membuat surga menjadi neraka dan neraka menjadi
surga. Apakah itu Unabomber, Aum Shinrikyo atau Baruch Gold-
stein (yang membunuh banyak orang Muslim tak bersenjata di
Hebron), para teroris hampir selalu merupakan orang ganjil yang
menempatkan moralitas menyimpang mereka di atas umat manusia.
288
Mengapa Mereka Membenci Kita?
289
Fareed Zakaria
290
Mengapa Mereka Membenci Kita?
memerangi Amerika.
Namun, bahkan kemarahan Arab pada Amerika pun tergolong
relatif baru. Pada 1950-an dan 1960-an rasanya tak tcrbayangkan
bahwa Amerika Serikat dan dunia Arab akan terperangkap dalam
benturan budaya. Jurnalis Mesir paling terkemuka, Mohamed Hei-
kal, menggambarkan perasaan yang muncul pada saat itu: "Semua
gambaran tentang Amerika Serikat ... sangat glamor Inggris dan
Perancis adalah kerajaan-kerajaan yangdibenci dan kian tenggelam.
Uni Soviet terletak 5.000 mil dan ideologi komunisme adalah sebuah
hal yang amat dibenci Muslim. Tetapi Amerika muncul dari Perang
Dunia II sebagai negara yang lebih kaya, lebih kuat, dan lebih menarik
daripada sebelumnya/'Saya pertama kali bepergian kc Timur Tengah
pada awal 1970-an, dan bahkan saat itu citra Amerika adalah modernitas
yang berkilau dan mudah dijangkau: mobil-mobil balap, hotel Hilton,
dan Coca-Cola. Sesuatu telah terjadi di tanah ini. Untuk memahami
akar dari kemarahan anti-Amerika di Timur Tengah, kita perlu melacak
bukan 300 tahun terakhir sejarah, melainkan 30 tahun terakhir.
PARA P E N G U A S A
291
Fareed Zakaria
292
Mengapa Mereka Membenci Kita?
orang dapat dikumpulkan dan dibunuh oleh rezim tanpa ada konse-
kuensi apa pun. (Ini terjadi di negara yang ibukotanya, Damaskus,
adalah kota tertua di dunia yang tak pernah putus dihuni.) Dalam 30
tahun Irak telah berubah dari negara yang paling modern dan sekular
di negara-negara Arab—dengan kaum perempuan yang bekerja, seni-
man bebas berkarya, jurnalis bebas menulis—menjadi lahan kotor
bagi nafsu megalomania Saddam Hussein. Libanon, sebuah masya-
rakat yang kosmopolitan dan beragam dengan sebuah ibukota, Beirut,
yang pernah disebut sebagai Paris dari Timur, telah berubah menjadi
lubang neraka karena perang dan teror. Di dalam sebuah perubahan
pola global yang hampir tak terbayangkan, hampir semua negara Arab
sekarang ini tidak sebebas 30 tahun yang lalu. Tak banyak negara di
dunia yang keadaannya seperti ini.
Kita menganggap para diktator Afrika sebagai diktator-diktator
yang rakus, namun mereka yang di Timur Tengah tak kalah serakah-
nya. Dan ketika dikontraskan dengan keberhasilan Israel, kegagalan
Arab makin memalukan lagi. Dengan semua kekurangannya, dari
padang pasir yang sama Israel telah menciptakan demokrasi yang
berfungsi, masyarakat modern dengan ekonomi teknologi tinggi
yang makin meningkat serta kehidupan artistik dan budaya yang
semarak. Israel sekarang memiliki PDB (Produk Domestik Bruto)
per kapita yang setara dengan negara-negara Barat.
Jika kemiskinan menghasilkan kegagalan di sebagian besar wilayah
Arab, kesejahteraan menghasilkan kegagalan di tempat-tempat lain-
nya. Bangkitnya kekuatan minyak bumi pada 1970-an memberi angin
baru bagi harapan-harapan Arab. Di mana Nasserisme gagal, minyak
bumi akan berhasil. Nyatanya tidak demikian. Semua kenaikan harga
minyak selama lebih dari tiga dekade ini telah menghasilkan sebuah
kelas orang kaya baru, orang-orang Arab teluk yang bergaya kebarat-
baratan, yang keliling dunia dalam kemewahan dan dipandang ren-
dah oleh dunia Arab lainnya. Lihat saja karikatur tentang para syekh
Teluk di surat kabar Mesir, Yordania atau Suriah. Mereka digambarkan
dengan cara yang paling menghinakan, hampir-hampir rasis: gemuk,
korup, dan lembek. Sebagian besar orang Amerika berpikir bahwa
orang Arab seharusnya berterima kasih atas peran kita di Perang Te-
293
Mengapa Mereka Membenci Kita?
orang dapat dikumpulkan dan dibunuh oleh rezim tanpa ada konse-
kuensi apa pun. (Ini terjadi di negara yang ibukotanya, Damaskus,
adalah kota tertua di dunia yang tak pernah putus dihuni.) Dalam 30
tahun Irak telah berubah dari negara yang paling modern dan sekular
di negara-negara Arab—dengan kaum perempuan yang bekerja, seni-
man bebas berkarya, jurnalis bebas menulis—menjadi lahan kotor
bagi nafsu megalomania Saddam Hussein. Libanon, sebuah masya-
rakat yang kosmopolitan dan beragam dengan sebuah ibukota, Beirut,
yang pernah disebut sebagai Paris dari Timur, telah berubah menjadi
lubang neraka karena perang dan teror. Di dalam sebuah perubahan
pola global yang hampir tak terbayangkan, hampir semua negara Arab
sekarang ini tidak sebebas 30 tahun yang lalu. Tak banyak negara di
dunia yang keadaannya seperti ini.
Kita menganggap para diktator Afrika sebagai diktator-diktator
yang rakus, namun mereka yang di Timur Tengah tak kalah serakah-
nya. Dan ketika dikontraskan dengan keberhasilan Israel, kegagalan
Arab makin memalukan lagi. Dengan semua kekurangannya, dari
padang pasir yang sama Israel telah menciptakan demokrasi yang
berfungsi, masyarakat modern dengan ekonomi teknologi tinggi
yang makin meningkat serta kehidupan artistik dan budaya yang
semarak. Israel sekarang memiliki PDB (Produk Domestik Bruto)
per kapita yang setara dengan negara-negara Barat.
Jika kemiskinan menghasilkan kegagalan di sebagian besar wilayah
Arab, kesejahteraan menghasilkan kegagalan di tempat-tempat lain-
nya. Bangkitnya kekuatan minyak bumi pada 1970-an memberi angin
baru bagi harapan-harapan Arab. Di mana Nasserisme gagal, minyak
bumi akan berhasil Nyatanya tidak demikian. Semua kenaikan harga
minyak selama lebih dari tiga dekade ini telah menghasilkan sebuah
kelas orang kaya baru, orang-orang Arab teluk yang bergaya kebarat-
baratan, yang keliling dunia dalam kemewahan dan dipandang ren-
dah oleh dunia Arab lainnya. Lihat saja karikatur tentang para syekh
Teluk di surat kabar Mesir, Yordania atau Suriah. Mereka digambarkan
dengan cara yang paling menghinakan, hampir-hampir rasis: gemuk,
korup, dan lembek. Sebagian besar orang Amerika berpikir bahwa
orang Arab seharusnya berterima kasih atas peran kita di Perang Te-
293
Fareed Zakaria
IIHHIW. YANG C A C A l
menolaknya habis-habisan?
Sekitar sepuluh tahun lalu, dalam percakapan santai dengan inte-
294
Mengapa Mereka Membenci Kita?
295
Fareed Zakaria
310
Mengapa Mereka Membenci Kita?
reaksi yang paling brutal dalam revolusi Iran pada 1979. Namun
bahkan modernisasi Shah—dibandingkan, misalnya, dengan cara
Asia Timur yang melakukan kerja keras, investasi, dan berhemat—
adalah upaya untuk membeli modernisasi lewat kekayaan minyak.
Ternyata modernisasi membutuhkan lebih dari sekadar orang kuat
dan uang minyak. Mengimpor barang-barang luar negeri seperti Cadillac,
Gulfstreams, dan McDonald's adalah hal mudah. Mengimpor semangat
masyarakat modern—pasar bebas, partai politik, pertanggungjawaban,
dan undang-undang—merupakan hal yang sulit dan berbahaya. Negara-
negara Teluk, misalnya, telah mendapatkan sejumput modernisasi,
dengan barang-barang dan bahkan pekerja yang diimpor dari luar negeri.
Tidak ada yang dihasilkan dari dalam negeri; balikan sampai sekarang
ini. Dalam urusan politik, pemerintah-pemerintah Teluk memberi
tawaran kepada rakyat mereka: kami akan menyogokmu dengan ke-
kayaan, tapi sebagai imbalannya biarkan kami terus berkuasa. Itu adalah
semboyan yang bertolak belakang dengan revolusi Amerika—tanpa
pungutan pajak, tetapi tanpa perwakilan juga.
Era baru globalisasi telah menghantam dunia Arab dalam cara yang
sangat ganjil. Masyarakatnya cukup terbuka untuk terusik oleh mo-
dernitas, tetapi tidak terlalu terbuka sehingga mereka bisa mengen-
dalikan gelombang itu. Mereka menyaksikan tayangan televisi, menik-
mati makanan siap saji dan minuman soda. Tapi mereka tidak melihat
liberalisasi yang nyata dalam masyarakat mereka, dengan kesempatan
yang meningkat dan keterbukaan yang lebih luas. Globalisasi di dunia
Arab adalah sebuah karikatur globalisasi para kritikus—melimpahnya
produk Barat dan papan iklan dan sedikit hal-hal lain. Untuk sebagian
orang di masyarakat, hal ini berarti lebih banyak barang yang bisa
dibeli. Bagi rezim-rezim yang berkuasa, hal ini adalah suatu fenomena
yang menggelisahkan dan berbahaya. Hasilnya, masyarakat yang me-
reka perintah dapat melihat globalisasi tapi tidak boleh menyentuhnya.
297
Fareed Zakaria
surat. Bila surat disensor, Amerika muncul dalam makanan siap saji
dan jins bulukan. Bila produk tersebut dilarang, Amerika meresap
melalui televisi satelit. Orang Amerika sangat nyaman dengan kapi-
talisme global dan budaya konsumen sehingga kita tak dapat meng-
ukur betapa revolusionernya kekuatan ini.
Kaum muda yang kebingungan, dengan satu kaki di dunia lama
dan kaki yang lain di dunia baru, sekarang ini mencari alternatif
yang lebih mumi dan sederhana. Fundamentalisme memangsa or-
ang-orang seperti ini di mana-mana; fundamentalisme juga telah
mengglobal. Sekarang seseorang bisa mendapati orang-orang di In-
donesia yang menganggap perjuangan orang Palestina adalah per-
juangan mereka juga. (Dua puluh tahun yang lalu seorang Muslim
Indonesia mungkin samar-samar saja tahu di mana letak Palestina.)
Seringkali mereka belajar tentang jalan hidup yang sangat berbeda
dari Barat ini ketika mereka hidup di Barat. Hal Inilah yang dilaku-
kan oleh Mohammad Atta, insinyur lulusan Hamburg yang mena-
brakkan pesawat pertama ke World Trade Center.
Dunia Arab memiliki masalah dengan Atta-Atta yang lain dalam
banyak hal. Globalisasi telah memerangkapnya pada momen demo-
grafis yang buruk. Masyarakat Arab sedang mengalami ledakan ka-
um muda, dengan lebih dari separuh populasinya berusia di bawah
25 tahun. Kaum muda, seringkah lebih terpelajar dibandingkan or-
ang tua mereka, meninggalkan desa tradisional mereka untuk men-
cari kerja. Mereka tiba di kota-kota yang bising dan padat seperti
Kairo, Beirut dan Damaskus atau bekerja di negara-negara minyak.
(Hampir 10 persen tenaga kerja Mesir bekerja di Teluk pada satu
saat.) Di dunia baru ini, mereka melihat perbedaan yang sangat besar
dalam hal kekayaan dan pengaruh modernitas yang membingung-
kan; yang paling menggelisahkan, mereka melihat perempuan, tanpa
cadar dan berada di tempat-tempat umum, naik bus, makan di kafe,
dan bekerja bersama mereka.
Ledakan anak-anak muda yang gelisah di sebuah negara adalah
berita buruk. Ketika disertai dengan perubahan ekonomi dan sosial,
bahkan yang kecil sekalipun, biasanya akan menghasilkan politik
298
Mengapa Mereka Membenci Kita?
protes baru. Di masa lalu, masyarakat dalam kondisi seperti ini akan
terperosok ke dalam pencarian akan pemecahan-pemecahan revo-
lusioner. (Prancis mengalami ledakan jumlah anak muda persis sebe-
lum Revolusi Prancis, seperti halnya di Iran sebelum revolusi 1979.)
Dalam kasus dunia Arab, revolusi ini mengambil bentuk kelahiran
baru Islam.
M A S U K L A H AC.AMA
299
Fareed Zakaria
suatu perasaan akan makna dan tujuan dalam sebuah dunia yang
sedang berubah, sesuatu yang tidak pernah dicoba oleh satu pun
pemimpin Timur Tengah.
Dalam karyanya yang kemudian jadi terkenal, "The Arab Predica-
ment" (Kesulitan Arab), Fouad Ajami menjelaskan, "Seruan funda-
mentalis bergema karena hal ini mengundang orang-orang untuk
untuk berpartisipasi ...Berbeda dengan budaya politik yang menyi-
sihkan warga menjadi penonton semata, dan meminta mereka me-
nyerahkan segalanya kepada penguasa mereka. Pada suatu masa
ketika masa depan tak pasti, fundamentalisme menghubungkan me-
reka dengan sebuah tradisi yang mengurangi kebingungan." Fun-
damentalisme memberi orang-orang Arab yang tidak puas dengan
keadaan mereka sebuah bahasa perlawanan yang kuat.
300
Mengapa Mereka Membenci Kita?
301
Fareed Zakaria
302
Mengapa Mereka Membenci Kita?
303
Fareed Zakaria
APA Y A N G HARUS D I L A K U K A N
Jika orang Arab membaca esai ini sampai sejauh ini, dengan se-
gera mereka pasti akan sangat keberatan. "Boleh-boleh saja membi-
carakan kegagalan dunia Arab," kata mereka, "tapi bagaimana de-
ngan kegagalan Barat? Anda bicara tentang kemerosotan jangka pan-
jang, tapi masalah kita adalah dengan kebijakan-kebijakan Amerika
yang kejam." Bagi sebagian besar orang Arab, hubungan dengan
Amerika Serikat penuh dengan kekecewaan.
Sementara dunia Arab telah lama merasa dikhianati oleh kekua-
saan kolonial Eropa, kekecewaan terhadap Amerika dimulai teruta-
ma dengan diciptakannya negara Israel pada 1948. Bagi orang Arab,
pada masa ketika daerah-daerah koloni memperoleh kemerdeka-
annya dari Barat, Israel adalah sebuah negara di mana sebagian besar
penduduknya terdiri dari orang asing yang dipaksakan untuk ting-
gal di wilayah itu dengan dukungan Barat. Kemarahan makin men-
dalam begitu Amerika mendukung Israel selama perang 1967 dan
1973, dan karena hubungannya dengan kaum Palestina. Pemberitaan
sehari-hari tentang pemerintahan tangan besi Israel terhadap wila-
yah yang didudukinya telah mengubah hal ini menjadi perjuangan
utama dunia Arab, dan dunia Islam yang lebih luas. Di tempat-tem-
pat lain, secara sinis mereka melihat kebijakan Amerika di wilayah
tersebut sebagai kebijakan demi kepentingan minyak Amerika Se-
rikat, yang terang-terangan mendukung para penjahat dan tiran.
Akhirnya, pengeboman dan isolasi terhadap Irak menjadi bahan bagi
serangan harian terhadap Amerika Serikat. Sementara banyak or-
ang di dunia Arab tidak menyukai Saddam Hussein, mereka percaya
bahwa Amerika Serikat telah memilih metode yang sangat tidak
manusiawi untuk memeranginya—sebuah metode yang membuat
seluruh negara kelaparan.
Ada yang benar dari tuduhan-tuduhan ini. Dan dari sudut pan-
dang seorang Arab, tindakan-tindakan Amerika tidak akan pernah
terlihat adil. Seperti negara lain, Amerika juga memiliki kepen-
304
Mengapa Mereka Membenci Kita?
305
Fareed Zakaria
306
Mengapa Mereka Membenci Kita?
307
Fareed Zakaria
308
Mengapa Mereka Membenci Kita?
lebih karena inilah yang seharusnya dilakukan. Israel tidak bisa di-
sebut sebuah negara demokrasi jika ia terus menduduki dan meme-
rintah secara militer tiga juta orang yang bertentangan dengan ke-
hendak mereka. Ini akan buruk bagi Israel, buruk bagi kaum Pales-
tina, dan buruk bagi Amerika Serikat.
Tetapi perubahan kebijakan, besar atau kecil, bukanlah inti per-
juangan vang kita hadapi. Unsur penting ketiga dari pertempuran
ini adalah strategi budaya. Amerika Serikat wajib membantu Islam
memasuki dunia modem. Sepertinya ini tantangan yang mustahil,
dan pastilah bukan yang akan kita pilih. Tetapi Amerika—dan selu-
ruh dunia—menghadapi ancaman keamanan yang mengerikan yang
tidak akan terselesaikan kecuali kita dapat menghentikan kerun-
tuhan politik, ekonomi, dan budaya yang merupakan akar dari ke-
marahan Arab. Selama Perang Dingin dunia Barat menerapkan ba-
nyak sekali strategi ideologi untuk mendiskreditkan daya tarik ko-
munisme, membuat demokrasi kelihatan menarik dan mempromo-
sikan masyarakat terbuka. Kita harus melakukan sesuatu dalam ska-
la tersebut untuk dapat memenangkan perjuangan budaya ini.
309
Fareed Zakaria
Hal ini memang terdengar seperti tantangan yang amat sulit, tapi
ada banyak isyarat baik. Al-Qaeda tidak lebih kuat daripada keku-
atan gabungan dari pemerintah-pemerintah yang keras kepala. Tak
diragukan lagi bahwa dunia bersatu di bawah kepemimpinan Ame-
rika, dan barangkali kita dalam waktu yang tak terlalu lama akan
melihat munculnya sebuah komunitas dan konsensus global baru,
yang dapat membawa kemajuan dalam banyak bidang lain kehi-
dupan internasional. Barangkali yang paling penting, fundamen-
talisme Islam masih belum menarik bagi mayoritas kaum Muslim.
310
Mengapa Mereka Membenci Kita?
311
14
313
Michael Scott Doran
314
Perang Saudara Orang Lain
A M E R I K A , H U B A I . Z A M A N 1N)
315
Michael Scott Doran
316
Perang Saudara Orang Lain
317
Michael Scott Doran
kan warisan yang dijalankan oleh para pengikutnya dalam cara yang
berbeda-beda. Gerakan ekstremis dalam Salafiyya sangat menekankan
jihad, atau perang suci. Nabi Muhammad bertempur mati-matian me-
merangi penyembahan berhala, dan sebagian pengikutnya sekarang
ini memberi makna-penting pada bagian dari perjalanan hidupnya
ini. Para anggota al-Qaeda yang taat memperlihatkan sebuah kesang-
gupan yang tak tergoyahkan untuk memartirkan diri sendiri karena
mereka merasa bahwa, seperti Rasul, mereka terikat dalam perjuangan
hidup-mati melawan kekuatan kafir yang mengancam dari segala sisi.
Mereka menganggap diri mereka sebuah pulau para pemeluk sejati
yang dikelilingi oleh lautan ketidakadilan dan berpikir bahwa masa
depan agama itu sendiri, dan dengan demikian dunia, tergantung pada
mereka dan pertempuran mereka melawan penyembahan berhala.
Di hampir semua negara Muslim Sunni, Salafiyya menelurkan
gerakan politik fundamentalis Islam yang bekerja menekan negara
untuk menerapkan syariah, atau hukum Islam. Kaum Salafi eks-
tremis meyakini bahwa penerapan syariah secara apa adanya adalah
keharusan untuk memastikan kaum Muslim berjalan di jalur sang
Rasul. Makin ekstremis partainya, semakin tegas dan brutal tuntutan
agar negara wajib menerapkan syariah secara eksklusif. Dalam pan-
dangan kaum Salafi ekstremis, syariah adalah perintah tak terban-
tahkan Tuhan bagi kaum Muslim, dan kegagalan untuk menerap-
kannya merupakan penyembahan berhala. Dengan menyingkirkan
Tuhan dari wilayah hukum, sebuah bidang yang telah dengan jelas
Ia nyatakan untuk diriNya sendiri, hukum manusia sama saja de-
ngan penyembahan berhala. Maka, atas dasar kegagalan menerap-
kan syariahlah kaum ekstremis mencap Presiden Mesir Anwar al-
Sadat sebagai orang mungkar dan kemudian membunuhnya. Para
pembunuhnya datang dari sebuah kelompok yang sering dikenal
sebagai Jihad Islam Mesir, yang sisa-sisa pengikutnya di tahun-tahun
terakhir ini telah bersatu dengan al-Qaeda. Bahkan, para penyidik
menyakini bahwa para pemimpin Jihad Islam Mesir, Ayman al-Za-
wahiri dan Muhammad Atef (yang terbunuh dalam serangan udara
Amerika Serikat), mendalangi serangan 11 September. Dalam "Dek-
318
Perang Saudara Orang Lain
319
Michael Scott Doran
A M E R I K A , TANAH PRAJURRT P E R A N G S A U B
kaum Salafi ekstremis tidak hanya berkaca pada kisah berdirinya Is-
lam. Mereka juga menjelajah sampai ribuan tahun sejarah Islam untuk
mencari kesamaan-kesamaan bagi sengkarut keadaan dewasa ini. Da-
lam "Deklarasi Perang" yang dibuatnya, misalnya, bin Ladin menya-
takan bahwa penempatan pasukan Amerika di jazirah Arab adalah
agresi terbesar yang ditujukan kepada kaum Muslim sejak wafatnya
Nabi Muhammad pada 632 Masehi.
Untuk meninjau pernyataan ini secara lebih jelas, perlu diingat
bahwa dalam 1.300 tahun terakhir kaum Muslim telah menderita
sejumlah kekalahan besar, termasuk—namun bukan terbatas pada—
penghancuran kekalifahan Abbasiyah oleh orang-orang Mongol,
sebuah episode yang tertanam kuat di benak bin Ladin. Pada 1258
pemimpin Mongol yang kejam Hulegu merangsek Baghdad, mem-
bunuh sang kalifah, membantai ratusan ribu penduduk dan, seperti
kata legenda, memajang tengkorak mereka di sebuah piramid di luar
dinding kota. Apa pun yang orang pikirkan tentang kebijakan Ameri-
ka Serikat terhadap Irak, sedikit saja orang di Amerika yang akan
berpendapat bahwa penggunaan basis Saudi untuk memaksakan
sanksi terhadap rezim Saddam Hussein merupakan sebuah peristiwa
dunia yang setara dengan invasi Mongol ke Timur Tengah. Sebelum
11 September, orang mungkin bisa mengabaikan kata-kata bin Ladin
yang menganggap kebijakan Amerika Serikat mewakili puncak keja-
hatan manusia sebagai hiperbola nasionalis. Sekarang kita tahu bahwa
ia sangat serius.
320
Perang Saudara Orang Lain
Lihat! A d a n e g a r a y a n g b e g i t u m e n j u n j u n g tinggi d e m o k r a s i n a m u n
ia j u g a l a h b i a n g p e n i n d a s a n j a h a t , b a r b a r , d a n b e r d a r a h y a n g m e l e -
b i h i k e k e j a m a n k e r a j a a n - k e r a j a a n y a n g p a l i n g liar s e k a l i p u n d a l a m
s e j a r a h . D a l a m k o l o m terakhir, s a y a m e n u l i s u n t u k p e m b a c a m e -
n g e n a i lima juta o r a n g y a n g t e r b u n u h { s e m o g a T u h a n m e n e r i m a
m e r e k a s e b a g a i s y u h a d a ) karena kejahatan vang d i l a k u k a n oleh per-
a d a b a n A m e r i k a y a n g d i p i m p i n o l e h A m e r i k a . L i m a juta o r a n g ini
terbunuh dalam beberapa dekade terakhir saja.
321
Michael Scott Doran
S e m u a o p i n i ini m e n g a b a i k a n s a t u u n s u r p e n t i n g d a l a m p e r s o a l a n
i n i . . . s e m a n g a t S a l i b i s y a n g m e n g a l i r di d a r a h o r a n g Barat. Inilah
322
Perang Saudara Orang Lain
323
Michael Scott Doran
324
Perang Saudara Orang Lain
325
Michael Scott Doran
326
Perang Saudara Orang Lain
kirkan perang internal di antara sesama umat. Selain itu, ia juga me-
nyatakan bahwa basis ideologi untuk perang internal belum berubah.
*Anggota elite Saudi, seperti Sadat, telah melakukan kemurtadan. Se-
perti kaum Munafik Medinah, mereka mengabdi pada kekuatan tak
beragama dengan tujuan melukai para pengikut sang Rasul dan
pesan-pesannya:
Kalian lebih tahu daripada orang lain tentang jumlah, niat, dan ba-
haya kehadiran pangkalan militer Amerika Serikat di wilayah ini.
Rezim [Saudil telah mengkhianati umat dan bergabung dengan ka-
um kafir, membantu mereka...melawan Muslim. Umum diketahui
bahwa hal Ini adalah salah satu dari sepuluh "pendusta" Islam, tin-
dakan de-Islamisasi. Dengan membuka Jazirah Arab untuk para Sali-
bis, rezim itu telah mengingkari dan bertindak menentang apa yang
yang sudah disatukan oleh utusan Tuhan.
K E G A G A L A N ISLAM P O L I T I K
327
Michael Scott Doran
328
Perang Saudara Orang Lain
329
Michael Scott Doran
330
Perang Saudara Orang Lain
sial sangat besar dengan jual beli peralatan perang, dan merintis
jalan untuk pendirian negara mereka. Merekalah yang menghasut
digantinya Liga Bangsa-Bangsa dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan Dewan Keamanan...Tak ada perang di mana pun, tanpa adanya
campur tangan (mereka).
331
Michael Scott Doran
332
Perang Saudara Orang Lain
MENJELASKAN GEMA
333
Michael Scott Doran
ketika dalam pers Arab sekular, misalnya, terbagi dalam tiga kate-
gori. Yang minoritas mengecam keras serangan itu tanpa syarat, mi-
noritas lain menyebut serangan itu dilakukan oleh Israel atau eks-
tremis Amerika seperti Timothy McVeigh, dan mayoritas besar me-
nanggapi dengan sebuah versi dari "Ya, tetapi"—ya, serangan teroris
terhadap kalian adalah salah, tetapi kalian mesti mengerti bahwa
kebijakan kalian sendirilah selama bertahun-tahun di Timur Tengah
yang menyebarkan benih kekerasan semacam ini.
Rasionalisasi ini dapat dimaknai sebagai sebuah protes politik
terhadap peran yang dianggap dimainkan Amerika Serikat di Timur
Tengah. Komentator Arab dan Islam, dan sejumlah analis terkemuka
tentang Timur Tengah di negara ini, menunjuk secara khusus pene-
rapan sanksi Amerika Serikat atas Irak dan dukungan Amerika Seri-
kat bagi Israel dalam upayanya melawan nasionalisme rakyat Pales-
tina. Kedua isu ini jelas mendatangkan kemarahan, dan sekiranya
Amerika Serikat melaksanakan pemindahan pemukiman warga Is-
rael dari Tepi Barat dan mengangkat penderitaan yang membebani
rakyat Irak, sebagian dari kemarahan ini pasti akan mereda. Namun
sekalipun perubahan dalam kebijakan-kebijakan tersebut akan me-
lemahkan daya tarik bin Ladin, hal ini tak akan memecahkan masa-
lah kemarahan dan keputusasaan yang lebih luas yang ia ketuk,
karena sumber dari perasaan-perasaan ini berada di luar wilayah
diplomasi pada umumnya.
334
Perang Saudara Orang Lain
Apa yang Amerika Serikat rasakan hari ini adalah sangat kecil di-
bandingkan dengan apa yang kita rasakan selama berpuluh tahun.
Bangsa kita telah merasakan penganiayaan dan penghinaan ini sela-
ma lebih dari delapanpuluh tahun. Anak-anaknya terbunuh, da-
rahnya tersembur, dan tempat-tempat sucinya diserang, dan tidak
diperintah sesuai perintah Tuhan.
335
Michael Scott Doran
mereka sendiri sepanjang garis etnik, sosial, agama, dan politik. Ter-
lepas dari apa yang dianggap wacana Arab dominan mengenai janji-
janji yang diingkari, sebagian besar pemilah-milahan ini tidak dicip-
takan oleh Barat. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat kadang
kala bekerja untuk memecah Arab, kadang untuk menyatukan me-
reka. Kebanyakan mereka mengejar kepentingan sendiri, seperti hal-
nya semua pemain lain yang terlibat. Bin Ladin adalah seorang peser-
ta dalam sebuah perang saudara yang sangat serius untuk mempe-
rebutkan identitas Arab dan Muslim di dunia modern. Amerika Seri-
kat juga peserta dalam perang tersebut, karena apakah ia menya-
darinya atau tidak, kebijakan-kebijakannya mempengaruhi nasib pi-
hak-pihak yang berperang. Namun Washington bukanlah aktor uta-
ma, karena ia merupakan orang luar dalam masalah budaya dan
hanya punya kemampuan terbatas untuk mendefinisikan peran Is-
lam dalam kehidupan publik bagi para penganut Islam.
Perang antara Salafi ekstremis dan populasi yang lebih luas di
sekitar mereka hanyalah puncak gunung es. Perang demi agama di
antara sesama Muslim tak lain adalah serangkaian pertempuran re-
gional yang dalam dan lama yang awalnya tak ada kaitannya dengan
Amerika Serikat dan bahkan saat ini pun hanya melibatkannya se-
cara tidak langsung. Namun, kebijakan-kebijakan Amerika Serikat
bisa mempengaruhi perimbangan kekuatan di antara pihak-pihak yang
terlibat dalam perang ini, kadang sampai tingkatan yang menentukan.
Sampai negara-negara Arab dan Muslim menghasilkan tatanan
politik yang tidak menyingkirkan segmen besar penduduk mereka
sendiri, perang saudara akan berlanjut dan akan terus berlanjut me-
libatkan Amerika Serikat. Washington dapat memainkan peran pen-
ting dalam pembentukan pemerintahan-pemerintahan yang otentik
dan inklusif, namun pada akhirnya orang-orang Arab dan umat
Muslim secara umum harus lebih belajar untuk hidup rukun dengan
yang lain sekaligus dengan orang luar. Apakah mereka akan mela-
kukannya, inilah yang jadi pertanyaan semua orang.
Merupakan suatu fakta politik yang nyata adalah bahwa di ne-
gara-negara Arab dan Muslim sekarang ini, baik globalisasi ekonomi
336
Perang Saudara Orang Lain
337
Michael Scott Doran
orang udik yang bodoh ini, sekelompok Forrest Gump yang baru tiba
di kota, sulit dimengerti. Apakah generasi MTV mengetahuinya atau
tidak, Amerika Serikat telah jauh terlibat dalam perang-perang sau-
dara orang lain untuk waktu yang lama. Satu generasi yang lalu, mi-
salnya kita menganggap telah kehilangan orang-orang yang tak ber-
salah di Vietnam. Dulu, Adonis, pujangga dunia Arab, merenung-
kan ambivalensi yang kaum Arab rasakan pada Amerika. Seusai pe-
taka 11 September, puisinya seperti terlihat membawa ilapat:
338
14
339
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
340
Teror, Islam, dan Demokrasi
1Bernard Lewis, The Assassins: A Radical Sect in Islam (New York: Oxford
University Press, 1987), him. 133-34.
341
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
2 Tentang rujukan bid 'ah kaum Islamis ke ahli fikih IbnuTaimiyah (1263-1328),
lihat Olivier Carre, Mystique et politique; Lecture révolutionnaire du Coran par
SayyidQutb, Frère musuiman radical (Pans. Cerf, 1984), him. 16-17. Tentang teologi
dan kehidupan Ibnu Taimiyah, lihat Henri Laoust, Pluralisme danslTslam (Paris:
Librairie Orientaliste Paul Geuthner, 1983)
1 Cerita tentang kasus Saleh ini berdasarkan laporan dalam Le Monde (Paris),
edisi 8 dan 10 April 1992.
342
Teror, Islam, dan Demokrasi
ASAL-USUL ISLAMISME
seperti Sayyid Jamaluddin al-Afghani dari Iran dan Muhammad Abduh dari Mesir
menyimpulkan bahwa sebuah pembaruan dan interpretasi baru Islam diperlukan
dalam masyarakat Muslim. Perubahan yang mereka sarankan dimaksudkan untuk
m e n j u m b u h k a n Islam dan m o d e r n i t a s . Mereka b e r u p a y a m e n g e m b a n g k a n
kemerdekaan individual, keadilan sosial, dan kebebasan politik. Namun, setelah
Perang Dunia I gerakan ini digantikan oleh gerakan yang memusuhi kebebasan
politik. Tentang Afghani, lihat Nikki K. Keddie, An Islamic Response to Imperial-
ism: Political and Religious Writing of Sayyid Jamal al-Din ah Afghani (Berkeley:
University of California Press, 1983). Tentang Abduh, lihat Yvonne Haddad,
" M u h a m m a d Abduh: Pioneer o f Islamic Reform" dalam Ali Rahnema, ed., Pio-
neers of Islamic Revival (London: Zed, 1994), him. 31-63.
343
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
n Bagian ini tergambar dalam tulisan David Dean Commins, "Hassan al-Banna
(1906-49)", dalam kumpulan artikel Pioneers of Islamic Revival, AU Rahmena, ed.,
him. 146-47, demikian pula dalam Richard P. Mitchell, The Society of the Muslim
Brothers (London: Oxford University Press, 1969). Lihat juga Gilles Kepel, Muslim
Extremism in Egypt (Berkeley: University of California Press, 1993).
7 Richard P. Mitchell, The Society of the Muslim Brothers, him. 29.
344
Teror, Islam, dan Demokrasi
violence karya George Sorel daripada dengan ajaran Islam Sunni atau-
pun Syiah Islam/
Setelah kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II, pembunuh-
an al-Banna pada awal 1949, dan Revolusi Mesir pada kurun 1952-
1954, Ikhwanul Muslim mendapati dirinya berhadapan dengan si-
kap bermusuhan pemerintahan militer sekular dan persaingan
ideologi yang tajam dari kaum komunis Mesir. Sayyid Qutb (1906-
66), juru bicara utama Ikhwanul yang sekaligus penghubung mereka
dengan kaum komunis, menyusun sebuah tanggapan ideologis yang
kelak menjadi pedoman kerja Islamisme dewasa ini.
Qutb bukan hanya menjadi pengikut al-Banna, tetapi juga pengi-
kut pengarang dan aktivis Pakistan bernama Sayyid Abu'l-A'la
Mawdudi (1903-1979), yang pada 1941 mendirikan Jamaah Islamiyah
Pakistan (Majelis Islam Pakistan), yang tetap merupakan sebuah ke-
kuatan politik penting di Pakistan, kendati ia tidak meraih dukungan
yang meyakinkan dalam pemilihan u m u m / Penolakan Mawdudi
terhadap nasionalisme, yang pada masa-masa awal dipeluknya,
mengarahkan minatnya pada peran politik Islam, la mencela semua
M Kesan yang menyebar luas tetapi keliru yang mengatakan bahwa pemujaan
kaum Syiah atas kesyahidan berfungsi sebagai sebuah inspirasi keagamaan untuk
serangan bunuh diri, merupakan salah satu pandangan menyesatkan tentang diri
mereka sendiri yang justru dipupuk dengan sangat mahir oleh para teroris.
Benarlah bahwa kaum Syiah memuja-muja Hussein (wafat 680 Masehi), Imam
ketiga dan cucu Nabi Muhammad SAW, sebagai seorang syuhada suci. Namun
ajaran kaum Syiah juga memerintahkan penghindaran diri dari kesyahidan, bahkan
merekomendasi teqieh (menyembunyikan iman seseorang) sebagai sebuah cara
untuk menyelamatkan kehidupan seseorang dari pembunuh kejam. Lebih jauh
lagi, kaum Sunni dikenal tidak memuja Hussein, n a m u n ketika melakukan
serangan bunuh diri, sedikit saja perbedaan antara kader ai-Qaeda yang Sunni
dan sebagian besar kader Hizbullah yang Syiah. Ada persamaan-persamaan yang
mengejutkan antara pembenaran kekerasan dan kesyahidan kaum Islamis dengan
wacana teroris Marxis Jerman dan Italia dari tahun 1970-an. Ihwal masalah ini
lihat Phillipe Raynaud, "l-esorigines intellectuellesdu terrorisme",dalam Francois
Furet et al, eds., Terrorisme et démocratie (Paris: Fayard, 1985), him. 65 dst.
9 Ihwal Mawdudi, lihat Seyyed Vali Reza Nasr, The Vanguard of the Islamic
Revolution: The Jama'at-i Islami of Pakistan (Berkeley: University of California
Press, 1994); dan Seyyed Vali Reza Nasr, M a w d u d i and the Making of Islamic
Revivalism (New York: Oxford University Press, 1996).
345
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
346
Teror, Islam, dan Demokrasi
KONEKSI I R A N
11 Muhammad Qutb, saudara laki-laki Sayyid Qutb, adalah salah seorang di antara
anggota Ikhwanul Muslimin yang diterima di Arab Saudi.Dia diperkenankan
m e n g a w a s i p e n e r b i t a n d a n p e n y e b a r a n k a r y a - k a r y a s a u d a r a n y a itu, d a n
menyebarkan pengaruh ideologis sendiri: Justifikasi resmi untuk hukum pidana
Saudi menggunakan definisinya tentang masyarakat liberal dan sekular sebagai
sebuah "era baru ketidaktahuan". Anggota Ikhwanul Muslim yang diasingkan
ini jadi berpengaruh di Arab Saudi. Wahabi, aliran Islam fanatik dan intoleran
yang berlaku di Arab Saudi, awalnya bukanlah sebuah ideologi totaliter modern,
tapi aliran ini memberikan lahan subur untuk penyebaran ideologi teroris dan
memfasilitasi ketertarikan kaum muda Saudi kepada kelompok-kelompok teroris.
Lihat Olivier Carre, L'utopie islamique dans TOrient arabe (Paris: Presses de la
Fondation Nationale des Sciences Politiques, 1991) him. 112-14; dan Gilles Kepel,
Jihad, him. 72-75.
Para pengikut Banna ingat bahwa ia sering mengatakan, " E m p a t aliran (dalam
12
347
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
348
Teror, Islam, dan Demokrasi
14Lihat Baqer Moin, Khomeini: Life of the Ayatullah (London: I.B. Tauris, 1999),
him. 246.
349
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
" Pemimpin Garda Revolusioner Iran saat itu, Muhsin Rafiqdoust, bertutur
350
Teror, Islam, dan Demokrasi
bahwa, "Baik T N T maupun ideologi yang dalam satu ledakan mengirim ke neraka
400 perwira, bintara, dan tamtama di pangkalan Marinir disediakan oleh I r a n / '
Resalat (Teheran), 2 0 Juli 1987.
,v Pada 2 2 Maret 1998, Times of London melaporkan bahwa bin Ladin d a n
Garda Revolusioner Iran telah menandatangani sebuah pakta pada 16 Februari
untuk mengonsolidasikan operasi mereka di Albania dan Kosovo. Roland Jacquard
m e n a m b a h k a n bahwa pada S e p t e m b e r 1999, Dinas Intelijen Turki mengetahui
bahwa sebuah kelompok Islamis dibiayai oleh bin Ladin di kota Tabriz di wilayah
Iran. Lihat Roland Jacquard, Au Nom d'Oussama Ben Ladeni, him. 287-88.
20 Konferensi p e r t a m a t e n t a n g p e n g g a b u n g a n g e r a k a n - g e r a k a n Islamis
diselenggarakan pada Januari 1982 dengan bantuan o r a n g - o r a n g Iran. S i m a k
pidato-pidato Khamenei dan M o h a m m a d Khatami (yang kini menjadi presiden
terpilih Republik Islam itu) dalam Etela'at (Teheran), 9 Januari 1982.
21 Xavier Rauffer, La Nebuleuse, him. 175.
351
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
22 Charles Tripp, "Sayyid Qutb: The Political Vision," dalam Ali Rahnema, ed..
Pioneers of Islamic Revival, him. 178-179.
23 Gilles Kepel, Jihad, him. 122-23.
24 Roland Jacquard, Au Norn d'Oussama Ben Laden, 76.
25 Gilles Kepel, Jihad, 187 dan 579.
* Sebagaimana dilaporkan dalam Jomhuri-e /s/arw/(Teheran}, 5 Maret 1994,14
dan 2.
352
Teror, Islam, dan Demokrasi
353
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
M.H. Naïni, Tanbih at-Omma va Tanzih a 1-mella, edisi ke-5 (Teheran, 1979),
211
him. 75-85.
* Bernard Lewis, "License to Kill: Usama bin Ladin's Declaration of J i h a d " .
Foreign Affairs ( N o v e m b e r / D e s e m b e r 1998) r him. 19. Pernyataan jihad bin Ladin
menyebut otoritas Ibnu Taimiyyah, namun secara jelas gagasan bin Ladin tentang
jihad berlawanan dengan Taimiyyah. Ibnu Taimiyyah secara tersurat melarang
pembunuhan warga sipil dan mendudukkan jihad di bawah aturan dan hukum
yang ketat. Lihat Henri I.aoust, Le traité de droit public d'Ibn Taimiya (terjemahan
dengan tambahan catatan dari Siyasa shar'iya) (Beirut, 1948) him. 122-35
354
Teror, Islam, dan Demokrasi
* Lihat "Declaration of war against the Americans occupying the land of the
two holy places: A Message from Usama bin Muhammad bin Laden unto his
Muslim Brethen all over the world generally and in Arab Peninsula specifically"
(23 Agustus 1996), dalam Yonah Alexander dan Michael S. Swetnam, Usama Bin
Laden's ai-Qaida, 13
11 Pada 1989, Wakil Ketua Parlemen. Hujatul Islam Karuubi, mengusulkan
355
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
Hak-Kak Asasi Manusia dan Warga Negara tidak secara resmi dipulihkan ke sta-
tus konsitusional di Prancis sampai tahun 1946.
356
Teror, Islam, dan Demokrasi
357
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
D a l a m b u l a n - b u l a n p e r t a m a r e v o l u s i ini, G e d u n g P u t i h W a s h i n g -
ton m e m u t u s k a n m e m i h a k p a d a k u d e t a di Iran. G a g a s a n n y a a d a l a h
m e n y u s u p ke k e l o m p o k - k e l o m p o k Iran dan melancarkan gerakan
u n t u k m e m b a s m i r e v o l u s i . Tetapi p e n d u d u k a n k e d u t a a n b e s a r d a n
serangan rakyat terhadap Amerika menetralkan rencana ini,
m e n d e s a k A m e r i k a S e r i k a t ke posisi b e r t a h a n . " * 5
* Problem yang rak bisa dipecahkan dengan cara biasa; diambil dari cerita
tentang jerat yang dibuat Gordius, Raja Phrygia, yang hanya bisa diputus dengan
pedang oleh calon pemimpin Asia, Iskandar Agung.
76 Ali-Akbar Hashemi Rafsanjani, fm/e/abe va defa'e Moqadass (Revolusi dan
358
Teror, Islam, dan Demokrasi
359
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
360
Teror, Islam, dan Demokrasi
KE M A N A K A H DUNIA I S L A M ?
361
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
362
Teror, Islam, dan Demokrasi
363
Ladan Boroumand dan Roya Boroumand
Kami berterima kasih kepada Hormoz Hekmat untuk komentar dan kritiknya yang
berguna dan Laith Kubba untuk pasokan sejumlah informasinya yang bermanfaat.
364
16
Stephen M . Walt*
365
Stephen M. Walt
366
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
3 Dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Amerika Seri-
kat John Negroponte berkata bahwa penyidikan Amerika Serikat untuk serangan
11 September masih "dalam tahapan a w a l " dan menyatakan bahwa "kami mung-
kin mendapati bahwa tindakan bela diri kami memerlukan langkah-langkah lebih
jauh dengan memandang organisasi dan negara lain." Lihat Christopher S. Wren,
"VS. Advises U.N. Council More Strikes Could C o m e / ' New York Times, 9 Oktober
2001, him. B5
367
Stephen M. Walt
APA Y A N G KITA P E L A J A R I P A D A 11 S E P T E M B E R ?
P E L A J A R A N # 1 : K E B I J A K A N L U A R N E G E R I A M E R I K A SERIKAT
T I D A K L A H B E B A S BIAYA
eign Relations, rakyat Amerika tidak menempatkan isu kebijakan luar negeri yang
mana pun di antara tujuh teratas "masalah-masalah terbesar yang dihadapi negara
ini/' Ketika rakyat Amerika diminta untuk mengenali " d u a atau tiga masalah
kebijakan luar negeri terbesar yang dihadapi Amerika Serikat saat ini/' jawaban
paling umum (21 persen) adalah "tidak tahu." Lihat John E. Rielly, ed., American
Public Opinion and U.S. Foreign Policy, 1999 (Chicago: Chicago Council on For-
368
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
eign Relations, 1999), him. 2-8. Ole Holsti baru-baru menganalisis beragam hasil
survei dan menyimpulkan bahwa masih ada dukungan luas publik untuk peran
aktif Amerika Serikat di dunia, namun ia juga menjumpai "bukti kuat bahwa
kebijakan luar negeri dan pertahanan telah dianggap tak begitu penting lagi bagi
masyarakat l u a s / Lihat liolsti, "Public Opinion and Foreign Policy," dalam Rob-
e r t J. L i e b e r , e d . , Eagle Rules? Foreign Policy and American Primacy in the Twenty-
first Century {Upper Saddle River, N.J.: Prentice-Hall 2001).
é Upaya untuk meledakkan World Trade Center pada Febuari 1993 menewaskan
369
Stephen M. Walt
P E L A J A R A N # 2 : A M E R I K A S E R I K A T T A K S E P O P U L E R YANG M E R E K A K I R A
ke visi optimistik dari dominasi global Amerika Serikat. Maka William C. Wohlforth
b e r p e n d a p a t b a h w a d o m i n a s i Amerika Serikat adalah (1) p e n y e b a b u t a m a
perdamaian negara-negara besar; (2) sepertinya tidak memprovokasi oposisi yang
signifikan; (3) relatif mudah untuk dipertahankan. Lihat Wohlforth, " T h e Stabil-
ity of a Unipolar World," International Security, Vol. 24, No.l (Musim Panas 1999),
him. 5-41. Serupa dengan itu, Joseph S. Nye menekankan "kekuatan yang tak
membahayakan" yang dimiliki Amerika telah mengisyaratkan bahwa kemampuan
A m e r i k a Serikat untuk m e m b e n t u k d u n i a jauh lebih b e s a r daripada y a n g
dikesankan kekayaan materinya yang melimpah. Lihat Nye, Bound to Lead: The
Chasing Nature of American Power (New York: Basic Books, 1990). Pertumbuhan
terbaru s i k a p a n t i - A m e r i k a S e r i k a t telah m e m b u a t N y e sedikit m e n g u b a h
pandangannya; lihat khususnya Nye, The Paradox of American Power (New York:
Oxford University Press, segera terbit).
370
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
dan tak bertuhan, melainkan juga dipicu oleh hubungan erat Ame-
rika dengan Israel, dukungannya terhadap beberapa rezim konser-
vatif Arab, dan konfliknya yang sepertinya tanpa akhir dengan Irak.
Di mata para ekstremis radikal anti-Amerika Serikat ini, Amerika
Serikat adalah seorang preman global yang campur-tangannya di
dunia Islam harus dibendung dengan segala cara yang diperlukan. 8
Meskipun mayoritas besar bangsa Arab dan umat Islam menolak
metode-metode al-Qaeda, permusuhan terhadap Amerika Serikat
tersebar luas di negara-negara Arab dan Muslim. Fenomena ini men-
jelaskan mengapa dukungan Arab terhadap perang melawan teror-
isme relatif terbatas dan mengapa para tetangga Afganistan enggan
memberi akses total kepada pasukan militer Amerika Serikat untuk
wilayah mereka.
Namun, keprihatinan terhadap peran Amerika Serikat tidak
terbatas pada dunia Arab dan Muslim. Sepanjang 1990-an, Rusia,
Cina, dan India menuduh Amerika Serikat mengabaikan kepenting-
an mereka dan berupaya memaksakan kepentingannya sendiri ter-
hadap dunia? Kekhawatiran semacam inilah yang membawa Rusia
dan Cina merundingkan sebuah traktat persahabatan pada bulan
Juli 2001, yang oleh salah satu komentator Rusia digambarkan se-
bagai sebuah "langkah persahabatan menentang Amerika? 1 0 Bahkan
8 Lihai Fa reed Zakaria, " W h y Do They Hate U s ? " Newsweek, 15 Oktober 2001,
him. 22-40; Martin Davis, " B i n Laden, the Believer," National Journal 29 Septem-
ber 2001, him. 2982-2983; Roula Khalaf, " W h y They Hate," Financial Times, 5
Oktober 2001, him. 20; dan David Gardner, " A n Eye for an Eye f o r . . . " Financial
Times, 13 Oktober 2001, him. 1.
M Misalnya, "Cetak Biru Keamanan Nasional," dari Federasi Rusia, yang terbit
371
Stephen M. Walt
Rusia dan Cina mengenai Amerika Serikat sebelum 11 September, lihat Celeste A
Wallander, "Wary of the West: Russian Security Policy at the Millenium, Arms
Control Today, Vol. 30 No.2 (Maret 2000), him. 7-12; dan David Shambaugh, "Chi-
na's Military View the World: Ambivalent Security/' International Security, Vol.24,
No.3 (Musim Dingin 1999/2000), him. 52-79; dan Lanxin Xiang, "Washington's
Misguided China P o l i c y / Survival. Vol. 43, No.3 (Musim Gugur 2001), him. 7-23.
11 Menteri Luar Negeri Prancis Hubert Véndrine dikenal suka menggambarkan
372
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
13 Lihat Steven Erlanger, "So Far, Europe Breathe Easier over Free Hand Given
the United S t a t e s / ' New York Times, 29 September 2001, him. B I , B6. Kecemasan
bahwa keikutsertaan sekutu bisa membatasi kebebasan tindakannya membuat
pemerintahan Bush m e n g u m u m k a n b a h w a ia menyambut dukungan sekutu
namun berniat menggelar operasi militer hanya dengan Inggris. Seperti kata
seorang pejabat senior, "Makin sedikit orang yang mesti Anda andalkan, makin
sedikit izin yang mesti didapatkan." Dikutip dalam Elaine Sriolino dan Steven
Lee Meyers, "Bush Says 'Time Is Running Out'; U.S. Plans to Act Largerly A l o n e / '
iVew York Times, 7 Oktober 2001, hal. A1; dan Rebecca Johnson dan Micah Zenko,
" All Dressed Up and No Place to Go: Why NATO Should be at the Front Lines of
the War against Terrorism," November 2001, him. 3.
373
Stephen M. Walt
M Satu contoh misalnya, Cina masih tak bersedia untuk menandatangani sebuah
kesepakatan yang melarang ekspor suku cadang peluru kendali dan teknologi
pembuatan peluru kendali, terlepas apa yang disebut seorang pejabat Amerika
Serikat "tekanan sepenuhnya" sebelum pertemuan tingkat tinggi Konferensi
Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Shanghai pada bulan Oktober 2001. Lihat Craig
S. Smith, "Frustating U. S., China Balaks at Pact to Stem Missile Sales," jVew York
Times, 20 Oktober 2001, him. B4.
13 Tentang masalah-masalah negara gagal, lihat Robert I. Rotberg, ed., " W h y
States Fail (and How to Resuscitate T h e m ) / ' 2001, naskah yang belum diterbitkan;
dan I. William Zartman, Collapsed States: The Disintegration and Restoration of
Legitimate Authority (Boulder, Colo.: Lynne Rienner, 1995).
,A Mengenali masalah ini tak menghilangkan pentingnya membuat penilaian
374
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
an. Memang, bila Afganistan diperintah oleh sebuah rezim yang le-
bih cakap dan moderat selama satu dekade terakhir, bin Ladin tak
akan mendapatkan perlindungan di sana, dan serangan ke Amerika
Serikat mungkin tak pernah terjadi.
Bahaya yang dihadirkan beberapa negara gagal juga meng-
ingatkan kita bahwa konflik-konflik yang tak terselesaikan selalu
merupakan bahaya potensial. Konflik yang berkepanjangan mendo-
rong timbulnya kebencian dan keinginan untuk balas dendam, mem-
bantu munculnya kelompok-kelompok yang tujuan utamanya ada-
lah mengobarkan perang, dan memperkuat para pemimpin vang
bertindak semena-mena karena adanya suasana ketakutan. Kondisi-
kondisi ini menyediakan tanah penyemaian yang ideal bagi jenis
orang yang bersedia terlibat dalam teror massal. Jaringan teroris
yang sekarang ingin disingkirkan Amerika Serikat adalah produk
dari konflik berlarut-larut di Afganistan, Kashmir, Tepi Barat, dan
Jalur Gaza. Serangan 11 September terhadap Amerika Serikat mung-
kin tak akan pernah terjadi seandainya pertempuran penuh keke-
rasan di tempat-tempat itu terselesaikan. Dengan demikian,
membantu penyelesaian konflik sipil yang berlarut-larut bukan
hanya bagus untuk dunia secara umum: hal ini juga bisa membuat
Amerika Serikat lebih aman. 17
k e p e n t i n g a n A m e r i k a S e r i k a t , d a n y a n g t i d a k . A m e r i k a S e r i k a t tak bisa
membangun semua negara yang gagal, namun serangan 11 September memberi
tahu bahwa tak melakukan apa-apa kadang bisa sangat mahal bayarannya.
17 N a m u n , ada juga semacam pertukaran di sini. Mencoba menyelesaikan
perang saudara vang sengit tidak pernah m u d a h , dan terlibat di sana bisa
membangkitkan kebencian hebat dan panjang. Untuk kehati-hatian, sebaiknya
kita tidak terlibat kecuali (1) kepentingan vital Amerikat Serikat terlibat; dan (2)
para p e m i m p i n A m e r i k a S e r i k a t m e m p u n y a i c e t a k biru y a n g j e l a s untuk
menyelesaikan konflik dan membentuk sebuah pemerintahan yang bisa bekerja.
375
Stephen M. Walt
376
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
multilateralnya sehingga membuat saya terjaga selama 24 jam setiap harinya untuk
mengecek setiap orang." Dikutip dalam Patrick E. Tyler, "Russia and U S. Opti-
mistic on Defense Issues," New York Times, 19 Oktober 21)01, him. A l . B4. Masih
perlu dilihat apakah memang sudah ada pergeseran yang sebenarnya dalam
pendekatan atau hanya sekadar penyesuaian taktis bagi perkiraan yang skeptis,
lihat Steven E. Miller, " T h e End of Unilateralism? Or Unilateralism Redux?" Wash-
ington Quarterly, Vol. 25, N o . l (Musim Dingin 2001-2002).
^Tujuan-tujuan ini dinyatakan dalam banyak pernyataan resmi maupun tak
resmi, termasuk William J. Clinton, A National Security Strategy fora New Cen-
tury (Washington, D.C.: The White House, Mei 1997); America's National Inter-
ests (Cambridge, Mass.: Commisission on America's National Interests); dan
George W. Bush. " A Distinctly American Intemasionalism," pidato di Perpustakaan
Kepresidenan Ronald Reagan, 19 November 1999, http://www.georgewbush.com.
377
Stephen M. Walt
378
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
M E N G A T U R KOALISI
379
Stephen M. Walt
380
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
381
Stephen M. Walt
PENGAWASAN SENJATA P E M U S N A H M A S S A L
382
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
maksimal.* Semua orang yakin bahwa bin Ladin akan sangat girang
bisa mendapatkan senjata semacam ini, atau bahwa ia akan meng-
gunakannya sekiranya ia memilikinya? 27
Untuk mengurangi ancaman ini diperlukan sebuah upaya baru
pengawasan yang ketat terhadap pasokan senjata nuklir, kimia, dan
biologi yang ada. 28 Risiko paling langsung dan nyata ada di Rusia,
yang persediaan besar SPM-nya masih berada di bawah pengawasan
longgar yang tak bisa dibiarkan. Di banyak negara lain juga terdapat
tumpukan bahan-bahan nuklir, kimia, dan biologi yang bisa mem-
bahayakan, dan sebagian persediaan ini sangat buruk pemantauan
ataupun perlindungannya. Dengan demikian, upaya untuk meng-
awasi "nuklir lepas" di Rusia harus disertai dengan sebuah kam-
panye global untuk mencegah teroris mendapatkan senjata pe-
musnah massal dari sumber-sumber lain.
Untuk menyelesaikan tugas penting ini, pemerintahan Bush harus
bergerak cepat untuk menerapkan rekomendasi laporan Baker-Cut-
* D e n g a n m e n e g a s k a n b a h w a s e j u m l a h k e l o m p o k s a n g g u p d a n bisa
menggunakan senjata biologi, serangkaian serangan antraks di beberapa kota di
Amerika Serikat yang mulai pada bulan Oktober 2001 m e m p e r j e l a s bahaya
potensial bentuk baru terorisme ini. Untuk latar belakang, lihat Jonathan B. Tucker,
Toxic Terror: Assessing the Tcrrrorist Use of Chemical and Biological Weapons
(Cambridge, Mass.: MIT Press. 2000).
27 Dalam sebuah wawancara pada 1999, bin Ladin menyatakan bahwa "Akan
berdosa kaum Muslim jika mereka tidak mencoba memiliki senjata-senjata yang
dapat mencegah kaum kafir mencelakai Muslim. Permusuhan terhadap orang
Amerika adalah tugas agama dan kami berharap akan mendapat pahala dari
Tuhan." Lihat "Interview with Bin I-aden," 7ïme, 11 Januari 1999. Ada kesaksian
yang belum dibuktikan kebenarannya dari bekas rekan bin l ^ d i n mengenai
upayanya untuk mendapatkan bahan baku nuklir. Lihat Kimberly McCoud dan
M a t t h e w O s b o r n e , " O s a m a Bin Laden and W M D T e r r o r i s m , " CNS Reports
(Monterey, Calif.: Center for Non-proliferation Studies, Monterey Institute for
International Studies, 2001), h t t p : / / w w w . c n s . m i i s . e d u / p u b / r e p o r t s /
binladen.htm.
* Menurut mantan Senator Sam Nunn, "Prioritas keamanan nasional nomor
satu kita adalah mencegah senjata pemusnah massal jatuh ke tangan kelompok
teroris." Dikutip dalam Albert R, Hunt, "An Accelerated Agenda for the Terrorism
Threat," Wail Street Journal, 25 Oktober 2001, him. A21. Lihat juga Graham T.
Allison. "Could Worse Be Yet to C o m e ? " Economist, 1 November 2001. him. 19-21.
383
Stephen M. Walt
384
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
denan dan seruan untuk bangkit yang diterima Amerika Serikat pada
11 September. 31 Pemerintah juga harus membantu Pakistan menga-
mankan senjata nuklir secara lebih meyakinkan, barangkali dengan
memasok mereka rumus tindakan yang diperbolehkan dan cara-
cara teknis lain untuk mencegah penggunaan yang keliru. 32
Pada saat yang sama, Amerika Serikat harus mencurahkan diri
kembali ke tugas yang sulit namun sangat penting berkenaan dengan
pengawasan senjata multilateral. Negara-negara lain tak akan me-
nerima berbagai pembatasan baru terhadap perilaku mereka dan
prosedur pemantauan baru terhadap persediaan senjata mereka seki-
ranya Amerika Serikat sendiri menolak untuk membatasi perilaku-
nya sendiri. Dengan demikian pemerintahan Bush harus menimbang
ulang penolakannya terhadap Traktat Pelarangan Uji Komprehensif
dan protokol pemeriksaan Konvensi Senjata Biologi, dan segera me-
nyatakan keinginannya untuk merundingkan kesepakatan baru un-
tuk meniadakan akses teroris potensial kepada SPM.
Tak perlu dikatakan, pendekatan ini akan mengharuskan peme-
rintahan Bush meninggalkan penolakannya terhadap pengawasan
senjata. Namun pemerintahan ini telah menunjukkan kemampuan
yang bagus untuk berganti haluan dalam bidang-bidang lain, dan
serangan langsung ke wilayah Amerika Serikat merupakan sejenis
peristiwa yang memunculkan berbagai pemikiran baru. Serangan
al-Qaeda memperlihatkan bahwa ancaman terorisme yang menda-
tangkan malapetaka lebih serius daripada yang dipercayai sebelum-
nya, sehingga menjadikan saat Ini sebagai waktu yang ideal untuk
melakukan sebuah upaya besar dalam membatasi bahaya senjata
pemusnah massal. Jika Amerika Serikat serius mengurangi ancaman
385
Stephen M. Walt
v Lihat Robert Cotterell, Stephen Fidler, Richard McGregor, dan Andrew Parker,
"U.S. Expects Long-Term Role in A f g h a n i s t a n / Financial Times, 11 Oktober 2001,
hal.l; dan David E. Sanger, " A New, Uneasy Burden," New York Times, 12 Oktober
2001, him. A l , B2.
34 Seperti yang ditulis Ahmed Rashid jauh sebelum serangan 11 September:
386
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
D E N G A N N E G A R A - N E G A R A A R A B D A N ISLAM
mendatangkan perdamaian atau memberi makan rakyat yang lapar/' Lihat Rashid,
Taliban: Militant Islam, OiL and Fundamentalism in Centra/ Asia (New Haven,
Conn.: Yale University Press, 2000), him. 209 dan Bab 13.
** Bertemu di Q a t a r pada 10 O k t o b e r 2001, Organisasi Konferensi Islam
"mengutuk keras teror brutal dan menyampaikan bela sungkawa kepada rakyat
Amerika Serikat dan keluarga k o r b a n . " N a m u n ia juga m e n y a t a k a n bahwa
"inisiatif internasional untuk menghasilkan keamanan dan stabilitas . . . harus
menyertakan tercapainya keamanan dan keadilan untuk rakyat Palestina."Lihat
"Final Communiqué of the Ninth Extraordinary Session of the Islamic Conference
and Foreign Ministers," Doha, Qatar, 10 Oktober 2001, http://www.oic-oci.org.
387
Stephen M. Walt
* Israel jauh lebih aman saat ini daripada ketika ia masih menduduki Tepi
Barat dan Jalur Gaza mulai Juni 1967, dan pendudukan yang berkelanjutan atas
wilayah-wilayah ini merupakan sumber utama bahaya yang senantiasa dihadapi
Israel. Pada 1967, b e l a n j a p e r t a h a n a n Israel k u r a n g dari s e t e n g a h b e l a n j a
pertahanan gabungan Mesir, Irak, Yordania, dan Suriah; saat ini belanja pertahanan
Israel 30 persen lebih besar daripada belanja pertahanan gabungan empat negara
Arab tersebut. Sejumlah musuh Israel mendapatkan dukungan kuat dari Uni So-
viet pada 1967, namun Uni Soviet sekarang tak ada lagi, dan ikatan Israel dengan
Amerika Serikat sekarang juga jauh lebih ekstensif. Israel tak punya senjata nuklir
pada tahun 1967, namun sekarang memilikinya (sekalipun tak dinyatakan secara
terbuka). Pendeknya, di dalam tapal batasnya sendiri sebelum 1967, Israel lebih
aman daripada kapan pun. Dengan meneruskan menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza,
dan situs suci Islam di Yerusalem, Israel malah menyulut kemarahanArab dan
memaksa rakyat Israel dan rakyat Palestina hidup bersama, hal inilah yang justru
memfasilitasi kekerasan tingkat rendah yang telah berlangsung sejak ambruknya
proses perdamaian Oslo. Pendeknya, kehadiran Israel di luar Garis Hijau sekarang
mengurangi keamanannya, dan ongkos untuk menolak, kehadiran j>egara Palestina
untuk rakyat Palestina ternyata sangat mahal. Angka-angka belanja pertahanan
di atas diambil dari World Military Expenditures and Arms Transfers, 1966-1975
(Washington, D.C.: U.S. Arms Control and Disarmament Agency, 1976); dan The
Military Balance, 2000-2001 (London: International Institute for Strategic Studies,
2001). Lihat juga Shai Feldman, "Middle East Strategic Assesment," dalam F d d m a n
dan Yitfah Shapir, ed., The Middle East Military Balance, 2000-2001 (Cambridge,
Mass.: MIT Press, 2001), hal .15-79, terutama him. 63-71.
388
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
Juli 2000. Secara khusus, Israel harus menawarkan penarikan diri hampir
dari semua wilayah yang didudukinya sejak bulan Juni 1967 sebagai
ongkos perdamaian sepenuhnya;17 Perundingan Israel-Palestina di Taba
pada bulan Januari 2001 yang dibatalkan memperlihatkan bahwa masih
ada sejumlah perubahan untuk kesepakatan akhir, namun kemajuan
yang dicapai di sana membuktikan hal ini sudah terlambat/*
Penyesuaian posisi Amerika Serikat memerlukan diplomasi yang
hati-hati dan tangkas, sehingga Washington tak terlihat terdesak ka-
rena tekanan teroris sekaligus tak mengorbankan nilai-nilai nasional
yang penting. Amerika Serikat antara lain harus menunjukkan bah-
wa para pemimpin Amerika Serikat mendorong pembentukan sebu-
ah negara Palestina jauh sebelum serangan 11 September dan mene-
kankan bahwa pemerintahan Clinton melakukan banyak upaya agar
negara semacam itu lahir. Untuk memulai lagi proses perdamaian
itu sendiri, Amerika Serikat harus menekan Israel untuk menerima
rekomendasi dari Komisi Mitchell (termasuk penghentian total pe-
37 Israel m e m a n g m e l a k u k a n konsesi p e n t i n g di C a m p D a v i d , n a m u n
signifikansi sesungguhnya tergantung pada perbandingan mereka dengan garis
awal. Tawaran final Israel adalah membagi 8-9 persen daerah yang dicaploknya
(sebagian besar untuk mengakomodasi pemukiman tidak sahnya), dan rakyat
Palestina akhirnya akan mendapatkan sekitar 2 2 % dari wilayah Palestina sebelum
tahun 1947—ini jelas bukan hasil yang menggembirakan. Lebih lanjut, proposal
Israel akan menciptakan sebuah negara Palestina yang nantinya akan terpisah-
pisah oleh koridor-koridor yang diawasi Israel. Pengaturan ini akan membuat
negara baru ini d a l a m kondisi yang selamanya rentan dan m e m a k s a orang
Palestina mengalami penghinaan saat melewati pos pemeriksaan Israel untuk bisa
bepergian di dalam negeri mereka sendiri. Namun, kegagalan proses perdamaian
pasca-Oslo bukan disebabkan oleh kekerasan pendirian Israel saja; untuk analisis
yang seimbang oleh seorang partisipan Israel, lihat Ron Pundak, "From Oslo to
Taba: What Went Wrong?" Survival, Vo-43, No.3 (Musim Semi 20U1), him. 31-45.
Untuk ringkasan perundingan-perundingan ini, lihat "Deconstructing the
Taba Talks," Report on Israeli Settlement in the Occupied Territories, Vol.11, No.2
(Maret/April2001), him. 4 , 7 , diterbitkan oleh Foundation for Middle East Peace,
Washington, D C. Seperti pengamatan Pundak, " F r o m Oslo to Taba," him. 44-45,
" P e r u n d i n g a n - p e r u n d i n g a n Taba m e m b u k t i k a n b a h w a K e s e p a k a t a n Status
Permanen antara Israel dan Palestina berada dalam jangkauan. Jarak antara dua
p i h a k m e n y e m p i t s e l a m a p e k a n t e r a k h i r di T a b a , d a n s u a s a n a d i s k u s i
mengingatkan pada pendekatan yang dipakai selama perundingan Oslo. Hal ini
membawa kemajuan yang dramatis untuk hampir semua isu paling penting."
389
Stephen M. Walt
Israel dan Palestina juga harus mencapai kesepakatan mengenai hak orang
Palestina yang terusir untuk kembali ke rumah mereka. Mengizinkan hak ini
diterapkan sepenuhnya akan mengancam kelangsungan hidup Israel dan sudah
jelas rak bisa dilakukan, namun Palestina telah menyatakan dengan jelas bahwa
prinsip dasarnya adalah isu keadilan yang mendasar. Sebuah solusi yang mungkin
bisa dilaksanakan adalah kedua pihak m e n g a k u i " H a k " untuk kembali ini,
sementara Palestina setuju untuk tidak jadi melaksanakan hak inidengan imbalan
ganti rugi. Amerika Serikat lantas bisa mengatur dan membantu mendanai sebuah
program bantuan rekonstruksi yang banyak dananya, yang akan dipahami sebagai
langkah untuk mengakhiri semua tuntutan susulan untuk kembalinya rakyat
Palestina secara fisik ke tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel.
Pergeseran semacam ini tak diragukan lagi akan membuat pendukung Israel
di Amerika Serikat gelisah. Namun sudah waktunya untuk mengakui bahwa
tidaklah bagus buat Israel maupun Amerika sekiranya Amerika Serikat terasing
dari dunia Arab dan Islam. Orang Amerika dan Israel juga harus mengakui bahwa
menyangkal hak sah rakyat Palestina tak membuat Israel lebih nyaman.
390
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
41 Tentang poin ini, lihat Glenn E. Robinson, "Can Islamists Be Democrats? The
Case of Jordan/' Middle East Journal Vol.51, No.3 (musim Panas 1997), him. 373-
387; dan Yaroslav Trofimov, "Bahrain's Bold Rebuff to Its Islamic Rebels: Democ-
racy and Rights," Wall Street Journal, 25 Oktober 2001, him. A l , A10.
42 Lihat Roula Khalaf dan Gerard Baker, " A Different Script," Financial Times,
13-14 Oktober 2001, him. 9.
391
Stephen M. Walt
salnya, banyak orang Arab yang percaya bahwa sanksi Amerika Seri-
kat terhadap Irak menjadi sebab kematian ribuan warga Irak (banyak
di antaranya anak-anak), mereka tak sadar bahwa kematian ini sebe-
narnya karena penolakan keji Saddam Hussein untuk menggunakan
program PBB minyak-untuk-makanan dari 1991 sampai 1996 dan
penyalahgunaan yang kemudian ia lakukan terhadap program itu.
Demikian juga, Amerika Serikat sedikit saja dihargai atas upayanya
menolong penduduk Muslim Bosnia, Kosovo, Somalia, dan Irak uta-
ra, atau bantuannya dalam proses perdamaian antara Israel, Mesir,
Yordania, dan Palestina. Penyesuaian kebijakan Amerika Serikat tak
akan banyak artinya di wilayah ini sekiranya perubahan ini diabai-
kan atau disalahpahami oleh hati dan pikiran orang-orang yang
ingin dijangkau Amerika Serikat.
Untuk mengatasi masalah ini, Amerika Serikat harus meluncur-
kan sebuah kampanye informasi publik yang luas, menggunakan
setiap instrumen dan saluran komunikasi yang dimilikinya. 43 Ia ha-
rus melatih kader diplomat dan juru bicara yang bisa bicara kepada
masyarakat-masyarakat ini secara efektif, dan mengharuskan
mereka siap sedia untuk jaringan media seperti al-Jazeera (jaringan
berita yang berbasis di Qatar yang menjangkau 35 juta pemirsa di
dunia Arab). 44 Amerika Serikat juga harus meluaskan kegiatan pe-
nyiarannya dalam bahasa Arab di wilayah ini, sehingga penduduk
lokal tidak tergantung pada sumber resmi, dan mengembangkan
43 Seperti kata mantan Utusan PBB Richard Holbrooke, " M e m a n g luar biasa ...
seorang pembunuh massal tampaknya berhasil merebut hati dan pikiran dunia
M u s l i m . " Jika ini berlanjut, katanya m e m p e r i n g a t k a n , Amerika Serikat bisa
" m e m e n a n g k a n pertempuran namun kalah perang," Lihat Hunt, " A n Acceler-
ated Agenda for the Terrorism T h r e a t ?
44 Dalam bulan-bulan pertama setelah serangan 11 September, hanya dua
392
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
RESIKO TERAKHIR
393
Stephen M. Walt
DEBAT BERIKUTNYA:
Untuk analisis yang mendalam dan provokatif dari fenomena ini, lihat
C h a l m e r s A . J o h n s o n , Blowback: The Cost and Consequences of American Empire
(New York: Metropolitan, 2000)
394
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
* Untuk pernyataan yang merupakan wakil dari dua posisi ini, lihat Robert J.
Art, Selective Engagement: American Grand Strategy and World Politics (Ithaca,
N.Y.; Cornell University Press, akan terbit); Nye, Bound to Lead; Nye, Paradox of
American Power, John J. Mearsheimer, The Tragedy of Great Power Politics(New
York: VV.W. Norton, 2001); Christopher Layne, "From Preponderance to Offshore
Balancing: America's Future Grand Strategy," International Security, Vol.22, No.l
(Musim Panas 1997). him. 86-124; dan Eugene Gholz, Daryl G. Press, dan Harvey
M. Sapolsky, " C o m e Home, America: T h e Strategy of Restraint in the Face of
Temptation/' International Security, Vol.21, No.4 (Musim Semi 1997), him. 5-48.
395
Stephen M. Walt
396
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
47Preseden nyata adalah perilaku Amerika Serikat setelah Perang Dunia II,
ketika Amerika Serikat membantu membangun kembali Eropa dan Asia (termasuk
bekas-bekas musuhnya) dan bekerja untuk menghasilkan sejumlah lembaga
internasional yang terus b e r t a h a n . L a n g k a h - l a n g k a h ini jelas berada d a l a m
kepentingan nasional Amerika Serikat, namun mereka juga berpandangan jauh
ke depan dan tindakan yang dermawan. Tentang preseden sejarah, lihat John
G e r a r d R u g g i e , Winning the Peace: America and World Order in the New Era
(New York: Columbia University Press, 1 9 % ) , terutama Bab 2.
w Lihat Greg Jaffe, "Rumsfeld Aides Seek Deep Personnel Cuts in Armed Forces
to Pay for New Weaponry," Wall Street Journal 8 Agustus 2001, him. A3; Lisa
Burgess, "Review Suggest Making Military Leaner, More Mobile to Face Changing
Threats," Stars and Stripes, 24 Juni 2001; dan James Dao, "American Plead to
Remain in B o s n i a ? New York Times, 22 Oktober 2001, him. B3.
* Sesungguhnyalah, keputusan pemerintah untuk meminimalkan peran NATO
dalam perang di Afganistan memberi kesan bahwa NATO terus berubah dari
sebuah aliansi militer menjadi perkumpulan politik yang longgar. Proses ini juga
397
Stephen M. Walt
KESIMPULAN
398
Menata Ulang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
399
16
Richard K. Betts*
401
Richard K. Bette
402
Ancaman Baru Penghancuran Massal
Hal ini ada benarnya semasa Perang Dingin, ketika bahaya utama
senjata nuklir yang mungkin diledakkan di daratan Amerika Serikat
bersumber dari keterlibatan strategis untuk menghadang serangan
terhadap sekutu-sekutunya di Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Na-
mun keterlibatan saat itu mengandaikan sebuah hubungan langsung
antara stabilitas regional dan kelangsungan hidup Amerika Serikat.
Hubungan ini sekarang ini kurang begitu kuat, ketika tak ada negara
adidaya yang mengancam secara global atau ideologi transnasional
yang perlu dibendung—yang ada hanyalah serangkaian ancaman
403
Richard K. Bette
yang serius namun sepenuhnya bersifat lokal. Saat ini, sebagai satu-
satunya negara yang bertindak selaku polisi dunia, Amerika Serikat
menjadikan dirinya sasaran bagi negara-negara atau kelompok yang
aspirasinya terhalang oleh kekuatan Amerika.
DARI M O D E R N KE PRIMITIF
ing maju dari sains, teknologi, dan rekayasa. Selain negara besar
tak ada yang bisa berharap memperolehnya. Namun, sekarang ini
senjata nuklir telah berusia setengah abad lebih, dan senjata kimia
serta biologi bahkan lebih lama lagi. Mereka tidak cuma menjadi
tua. Dalam pengertian strategis yang paling relevan bagi keamanan
Amerika, mereka telah menjadi primitif. Senjata yang pernah men-
jadi ujung tombak militer dari pihak yang kuat, kini menjadi satu-
satunya harapan negara-negara "merah" atau teroris yang ingin me-
nandingi kekuatan Amerika. Mengapa? Karena Amerika Serikat te-
lah mengembangkan superioritas yang luar biasa dalam kekuatan
militer konvensional—sesuatu yang tak pernah terpikirkan saat
menghadapi Uni Soviet.
Perang Teluk Persia 1991 memperlihatkan keunggulan Amerika
dalam suatu cara yang mengejutkan banyak pihak di luar negeri.
Sekalipun anggaran pertahanan Amerika Serikat turun tajam, ne-
gara-negara lain masih belum bisa menutup jurang perbedaan ini.
Belanja militer Amerika Serikat masih tiga kali lipat lebih banyak
daripada setiap negara yang berpotensi bermusuhan, dan lebih ting-
gi daripada belanja gabungan Rusia, Cina, Iran, Irak, Korea Utara,
dan Kuba.
Selain itu, tak ada bukti bahwa tingkat profesionalisme negara-
negara tersebut naik pada tingkatan yang membuat mereka
kompetitif, bahkan sekiranya mereka akan membelanjakan uang lebih
banyak lagi untuk kekuatan mereka. Seiring dengan itu, dari apa yang
dilihat sebagai sebuah revolusi dalam hal militer, pasukan Amerika
404
Ancaman Baru Penghancuran Massal
405
Richard K. Betts
41)6
Ancaman Baru Penghancuran Massal
41)7
Richard K. B e t t e
408
Ancaman Baru Penghancuran Massal
409
Richard K. B e t t e
tuk masalah ini masih kecil. Ini bisa jadi hal yang baik jika tak ada
banyak yang bisa dikerjakan, karena publikasi mungkin malah akan
memberikan ide kepada musuh. Namun ini bukan hal yang baik
jika menghalangi upaya untuk mengambil langkah—seperti perta-
hanan sipil—yang bisa menumpulkan serangan nuklir, kimia,
ataupun biologi.
M E N U R U N N Y A P E N G H A D A N G A N D A N P E N G A W A S A N SENJATA
410
Ancaman Baru Penghancuran Massal
Rusia memiliki setengah atau kurang dari potensi militer Uni So-
v i e t dan pasukan konvensionalnya saat ini sedang berantakan, se-
mentara NATO bertambah luas ke timur. Saat ini justru Moskow
yang punya dorongan untuk mengompensasi kelemahan konven-
sionalnya dengan lebih mengandalkan kemampuan nuklir. Rusia
mengadopsi kebijkan tak menggunakan nuklir terlebih dahulu pada
awal 1980-an, namun membatalkannya setelah ia mengalami keme-
rosotan yang cepat pasca-Perang Dingin.
Sekarang ini Rusia perlu diyakinkan, bukan dihadang. Bahaya
besar dari SPM Rusia adalah persediaan yang bocor ke kelompok-
kelompok anti-Amerika di tempat lain—problem "nuklir lepas". Se-
panjang Amerika Serikat tak punya maksud untuk menyerang Rusia,
ketergantungan mereka yang membesar terhadap senjata nuklir bu-
kanlah sebuah masalah. Namun, jika Amerika Serikat memiliki ke-
pentingan dalam pengurangan persediaan nuklir, ini adalah suatu
masalah. Pendekatan tradisional Amerika—berpikir dalam termi-
nologi strategi penghadangannya sendiri—tak memberikan pandu-
an. Tak diragukan lagi, perdebatan vang masih dilakukan sejumlah
orang Amerika tentang penghadangan terhadap Rusia malah me-
nambah masalah karena membuat Moskow tambah berjaga-jaga.
Dengan juga, superioritas militer konvensional Amerika Serikat
mendorong Cina untuk lebih condong bergantung pada strategi es-
kalasi. Cina mempunyai kebijakan lama untuk tak menggunakan
terlebih dahulu senjata nuklir, tetapi mereka mengadopsinya saat
doktrin strategis mereka adalah "perang rakyat", yang bersandar
pada mobilisasi massa dan persenjataan berteknologi-rendah. Ke-
yakinan terhadap doktrin ini menjadi sangat goyah melihat kekuatan
Amerika di Perang Teluk Persia. Sekali lagi, Amerika Serikat bisa
menganggap bahwa tak ada masalah selama Beijing hanya ingin
menghadang dan Amerika Serikat tak ingin menyerang. Namun ba-
gaimana kalau anggapan ini dikaitkan dengan kemungkinan perang
terhadap Taiwan? Ini adalah sebuah konflik yang tak diinginkan
siapa pun, namun hampir tak bisa disingkirkan dalam suasana ke-
tegangan yang kian bertambah. Jika Amerika Serikat memutuskan
411
Richard K. Bette
412
Ancaman Baru Penghancuran Massal
413
Richard K. Bette
PERTAHANAN SIPIL
414
Ancaman Baru Penghancuran Massal
tahun. Pun jika mereka secara strategis cerdas, mereka tak meng-
inginkannya. Hal ini karena negara-negara ini hanya punya kepala
nuklir dalam jumlah terbatas, dan cara pengiriman lain lebih gam-
pang tersedia, terutama senjata biologi. Alternatif-alternatif terhadap
peluru kendali balistik mencakup pengiriman peluru kendali dari
pesawat udara atau kapal laut, dan cara-cara yang tidak konvensio-
nal seperti penyelundupan, yang telah dikuasai dengan baik oleh
agen-agen intelijen negara-negara ini. Para penyerang non-negara
seperti mereka yang mengebom World Trade Center akan memilih
cara-cara klandestin.
Sistem pertahanan peluru kendali balistik, terlepas biayanya yang
kurang-lebih $60 miliar seperti yang baru-baru ini diperkirakan Kan-
tor Anggaran Kongres, hanya bisa dipakai untuk satu pilihan. Sistem
pertahanan ini tidak akan bisa menahan mode-mode serangan ala
klandestin. Memang, jika kecemasan terbesar akan SPM sekarang
ini adalah mengenai penggunaan mereka oleh negara atau kelompok
teroris, makin besar kemungkinan bahwa suatu waktu di suatu
tempat di negara ini, sejumlah senjata ini akan meledak, terlepas
upaya terbaik untuk menghentikan mereka. Jika itu terjadi, Amerika
Serikat harus menyiapkan cara-cara apa pun yang dapat dilakukan
untuk mengurangi konsekuensinya.
Pada tahap-tahap akhir Perang Dingin sulit untuk membuat or-
ang tertarik dengan pertahanan sipil untuk menghadapi serangan
habis-habisan Uni Soviet yang bisa meledakkan ribuan senjata nuklir
berkekuatan tinggi di pusat-pusat populasi Amerika Serikat. Bagi
banyak orang, nyawa yang berhasil diselamatkan tampaknya kurang
penting dibandingkan jutaan orang yang mungkin akan kehilangan
nyawa. Namun, nilai pertahanan sipil akan lebih mudah terlihat
dalam konteks serangan yang lebih terbatas, seperti serangan senjata
ringan yang berdampak kecil. Negara yang terkena serangan ringan
malah bisa meningkatkan perlindungan atau pemulihan dari dam-
pak senjata biologi, nuklir, atau kimia. Misalnya dengan menyimpan
atau membagikan masker pelindung; peralatan dan latihan untuk
dekontaminasi; program untuk vaksinasi massal dan perawatan
415
Richard K. Bette
416
Ancaman Baru Penghancuran Massal
417
Richard K. Bette
APAKAH M U N D U R A D A L A H P E R T A H A N A N T E R B A I K ?
puan musuh bisa menyingkirkan bahaya yang ada. Salah satu risiko
418
Ancaman Baru Penghancuran Massal
419
Richard K. Bette
420
Ancaman Baru Penghancuran Massal
421
16
423
Presiden George W. Bush
424
Pidato Sambutan West Point
425
Presiden George W. Bush
426
Pidato Sambutan West Point
427
Presiden George W. Bush
428
Pidato Sambutan West Point
429
Presiden George W. Bush
430
Pidato Sambutan West Point
431
Presiden George W. Bush
432
16
G. John Ikcnbcrry*
433
G . John Ikenberry
434
Ambisi Imperial Amerika
W A R I S A N Y A N G TERBUKTI
435
G . John Ikenberry
436
Ambisi Imperial Amerika
437
G . John Ikenberry
438
Ambisi Imperial Amerika
439
G . John Ikenberry
440
Ambisi Imperial Amerika
441
G . John Ikenberry
442
Ambisi Imperial Amerika
A p a y a n g A n d a lihat d a l a m p e m e r i n t a h a n ini a d a l a h m u n c u l n y a
sebuah prinsip atau sejumlah gagasan baru...tentang apa yang
m u n g k i n Anda sebut batas-batas kedaulatan. Kedaulatan menuntut
adanya kewajiban. Salah satunya adalah tidak membantai rakyat
443
G. John Ikenberry
444
Ambisi Imperial Amerika
445
G . John Ikenberry
446
Ambisi Imperial Amerika
447
G . John Ikenberry
BAHAYA-BAHAYA I M P E R I A L
448
Ambisi Imperial Amerika
449
G. John Ikenberry
450
Ambisi Imperial Amerika
451
G . John Ikenberry
lah menjaga kerja sama dalam hubungan dari hari ke hari dengan
Amerika Serikat. Sebuah cara nyata adalah kebijakan dagang; reaksi
Eropa terhadap keputusan terbaru Amerika yang menerapkan pajak
masuk atas baja impor dapat diterangkan dalam pengertian ini. Ini
merupakan upaya khusus yang berkaitan dengan isu perdagangan
tertentu, namun ini juga merupakan upaya yang berkaitan dengan
bagaimana Washington menjalankan kekuasaannya. Amerika Seri-
kat mungkin merupakan kekuatan militer yang unipolar, tetapi ke-
kuatan ekonomi dan politik terdisribusi lebih merata di seluruh du-
nia. Negara-negara besar mungkin tak punya banyak pengaruh da-
lam membatasi secara langsung kebijakan militer Amerika, namun
mereka bisa membuat Amerika Serikat membayar dalam bidang-
bidang lain.
Akhirnya, strategi besar neoimperial menghadirkan sebuah masa-
lah yang lebih luas untuk mempertahankan kekuatan unipolar Ame-
rika. Ia masuk ke dalam jebakan tertua negara-negara imperial yang
kuat: pengepungan diri sendiri. Ketika negara yang paling kuat di
dunia menekan di sana-sini, tak terkekang oleh aturan atau norma
legitimasi, ia berisiko menerima serangan balik. Negara-negara lain
akan menahan diri di tatanan internasional di mana Amerika Serikat
bermain menurut aturannya sendiri. Para pendukung strategi besar
baru ini mengasumsikan bahwa Amerika Serikat dapat sendirian
mengirimkan kekuatan militer ke luar negeri dan tak menderita kon-
sekuensi yang tak menguntungkan; mereka percaya hubungan de-
ngan sahabat dan sekutu akan menjadi lebih buruk, namun inilah
harga kepemimpinan. Namun sejarah menunjukkan bahwa negara-
negara kuat cenderung untuk memicu pengepungan diri sendiri di-
karenakan perkiraan mereka yang berlebihan terhadap kekuatan
sendiri. Charles V, Louis XIV, Napoleon, dan para pemimpin Jerman
pasca-Bismarck ingin mengembangkan wilayah imperial mereka
dan menerapkan tatanan paksaan kepada yang lain. Tatanan imperi-
al mereka semuanya ambruk ketika negara-negara lain memutuskan
mereka tak siap untuk hidup dalam sebuah dunia yang didominasi
oleh sebuah negara yang terlalu mengekang. Tujuan dan modus
452
Ambisi Imperial Amerika
BAWA YANG L A M A
453
G . John Ikenberry
454
Ambisi Imperial Amerika
455