Anda di halaman 1dari 5

TEKSTUR TANAH

(Soil Texture)

Hanna Mutmainna
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakults Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
*Corresponding email: hannamutmainna003@gmail.com

ABSTRACT
Soil texture is also called soil grain size, including one of the most frequently defined soil properties.
This is because soil texture is closely related to the movement of water and solutes, water, heat
movement, soil volume weight, specific surface area, and the ease of compaction of the soil.
compressibility, and others. This time the study of soil texture determination used soil samples from the
neighborhood (Kel. Samataring, Kec. Sinjai Timur, Kab. Sinjai, South Sulawesi Province). This study
aims to determine the soil texture of the two soil samples using the feeling method. The soil sediment
fraction consists of sand, silt, and clay fractions. The type of soil texture from the two soil samples used
were clayey clay and loamy sand. Soil with clayey clay texture is smoother and has a larger surface so
that it can hold water, this soil is obtained at a depth of 20 cm and the texture of sandy clay soil is larger,
this soil is obtained at a depth of 5 cm.
Keywords: Soil Texture, Feeling Method, Sand, Clay.

PENDAHULUAN
Tanah dan air merupakan sumber alam yang menyokong kehidupan berbagai makluk hidup
di bumi, sebagai media tanam bagi tanaman, dan tempat berpijak makluk hidup di atasnya,
termasuk manusia (Arsyad, 2010). Tanah sebagai tubuh alam menduduki sebagian besar
permukaan planet bumi. Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang memiliki
karakteristik tersendiri sebagai akibat dari pengaruh iklim dan jasad hidup terhadap bahan
induk dalam jangka waktu tertentu (Darmawijaya, 1990). Berdasarkan pengertian tersebut,
maka dapat diartikan tanah terbentuk akibat interaksi dari faktor iklim, jasad hidup, bahan
induk, relief, dan waktu.

Darmawijaya (1990) menjelaskan bahwa sifat tanah sangat menentukan dalam


menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik sifat fisik, biologi dan kimia
tanah. Sifat fisik tanah antara lain struktur, permeabilitas, dan tekstur tanah. Sifat kimia tanah
antara lain pH tanah dan kandungan unsur hara. Kandungan hara, terdiri dari kandungan
nitrogen, fospor, kalium dan bahan organik. Sifat biologi tanah antara lain mikroorganisme
pengurai bahan organik di dalam tanah. Perlu adanya analisis sifat tanah guna menunjang
produktifitas tanaman dan kesejahteraan masyarakat.
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang
paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah yang berhubungan erat
dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas
permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan lain-
lain (Hillel 1982).

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai
perbandingan proporsi (%) relative antara fraksi pasir, fraksi debu, dan fraksi liat. Tanah
terdiri dari butir-butir pasir, debu dan liat sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa
macam kelas tekstur diantaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus dan hancur
(Hanafiah,2014). Ukuran relative partikel tanah dinyatakan dalam istilah teksture, yang
mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, teksture adalah perbandingan
relative pasir, debu, dan liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting
dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah
permukaan tempat terjadinya reaksi (Foth,1994).

Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan secara lapangan (kualitatif) dan secara
laboratorik (kuantitatif). Penetapan secara lapangan dapat dilakukan dengan metode feeling
(perasaan). Mengambil tanah yang basah kemudian diletakkan di antara telunjuk, gosok -
gosokkan dan apabila melincir terasa sangat liat dan melekat, tandanya kadar liat (tanah liat)
banyak. Apabila terasa kasar, tak dapat dibentuk menandakan kelas tekstur pasir. Sedangkan
debu akan terasa licin pula, seperti sabun basah, dan apabila mongering terasa seperti tepung.
Dalam praktikum ini bertujuan menentukan tekstur tanah di lapangan dengan metode feeling.

METODOLOGI
1. Waktu dan Tempat
Penelitian tekstur tanah ini dilakukan pada hari kamis tanggal 07 Oktober 2021 di
Mangarabombang, kel. Samataring, Kec. Sinjai Timur, Kab. Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Alat dan Bahan


Sampel tanah kering udara yang telah dibersihkan dari kotoran atau batu dan telah
diayak melewati saringan berukuran sekitar 2 mm yang diketahui tanah bertekstur liat dan
tanah bertekstur pasir yang diperoleh dari sekitar lokasi tempat tinggal, tanah berstektur liat
diambil dikedalaman 20 cm sedangkan tanah bertekstur pasir diambil dari kedalaman 5 cm.
Air, diagram penentuan tekstur dengan metode remasan (feeling), labu semprot, penggaris, dan
air.

3. Cara Kerja
Penentuan tekstur tanah dengan metode feeling dilakukan dengan mengambil segenggam
sampel tanah dan dibasahi air sedikit demi sedikit, sambil meremas-remas agregat tanah.
Kemudian dibentuk bola lalu dipirid diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk pita
lembab dan panjang hingga patah dengan sendirinya, sebelum sampel tanah putus diukur
terlebih dahulu dengan menggunakan penggaris.Setelah itu, membasahi tanah pada telapak
tangan sambil dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket tanah tersebut dan diamati adanya
daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan massa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari
diregangkan. Dari rasa kasar, licin, licin, pirisan, gulungan dan kelekatannya dapatlah
ditentukan kelas tekstur tanah tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Proses Penentuan Tekstur Tanah dengan Metode Feeling

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Kode Sampel Tekstur (Metode Feeling) Keterangan Lokasi sampel


-5. 1435254, 120.2616761.
A Lempung Berliat Samataring, Sinjai timur,
Sinjai, Sulawesi Selatan.
-5. 14352544, 120.2616761.
B Pasir Berlempung Samataring, Sinjai Timur,
Sinjai, Sulawesi Selatan.

Tanah liat (lempung berliat) tidak mudah hancur, terasa halus dan mudah dibentuk karena
mengandung banyak air. Jumlah air yang diperoleh tanah tergantung pada kemampuan tanah
menyerap cepat dan meneruskan air yang diterima dari permukaan tanah ke lapisan yang ada
di bawahnya. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah dan bahan
organik. Tanah berstektur liat memiliki permukaan yang luas tetapi juga bermuatan listrik.
Muatan listrik bersifat memberi sifat liat untuk dapat mengikat air maupun hara tanaman pada
permukaannya. Inilah yang menyebabkan tanah liat lebih banyak memyimpan air (Dixon,
1991).

Tanah berpasir (pasir berlempung) terasa kasar, membentuk bola yang mudah hancur ini
disebabkan karena tanah mengandung sekitar 70% pasir. Tanah pasir memiliki pori drainase
yang baik sehingga infiltrasinya tinggi tetapi tidak dapat mengikat air tersebut (Hardjowigeno
2003, dalam Nurhikmah, 2009). Tanah ini tidak cocok dengan budidaya pertanian karena daya
meloloskan air sangat besar. Darmawijaya (1990) mengemukakan budidaya pertanian pada
tanah berpasir akan menjumpai kendala yang berkaitan dengan sifat fisik, kimia dan biologi
tanah serta iklim yang kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, lebih khusus lagi tanah
tersebut mempunyai sifat mudah meloloskan air, kandungan bahan organik rendah serta suhu
tanah yang tinggi, sehingga keadaan demikian tidak menguntungkan bagi pertumbuhan
tanaman.

Sumber daya alam yang penting dalam pertanian yaitu tanah karena tanah memiliki dua
fungsi utama, yaitu (1). Sebagai sumber hara bagi tumbuhan, dan (2). Sebagai matrik tempat
akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan, serta sebagai temapt unsur-unsur hara dan
air ditambahkan. Kedua fungsi tersenut dapat menurun atau hilang yang dikenal
sebagaikerusakan tanah atau degradasi tanah (Arsyad, 1989).

Karakteristik tanah dapat berubah dalam rentang waktu yang sempit. Hal ini
meenunjukkan bahwa dalam satuan lahan yang sama dapat dijumpai keragaman karakteristik
tanah yaang berbeda-beda, bahkan seringkali dijumpai bahwa di dalam satuan peta lahan yang
dihasilkan masih memiliki keragaman karakteristik tanah yang tinggi (Kurnia, ddk, 2006).
Perbedaan tekstur tanah disebabkan oleh perbedaan komposisi di dalam tanah mulai dari
mineral dan unsur hara tanah.

KESIMPULAN
Hasil penelitian tersebut didapatkan perbedaan tekstur tanah lempung berliat dan pasir
berlempung dengan menggunakan metode perasaan (feeling). Kekuatan, dan kemudahan
dibentuk pada kedua sampel tanah berbeda karena berasal dari mineral yang berbeda dan juga
kedalaman berbeda. Tanah berstektur liat (lempung berliat) tidak mudah hancur, terasa halus
dan mudah dibentuk. Sedangkan tanah berpasir (pasir berlempung) terasa kasar dan mudah
hancur karena mengangdung lebih banyak pasir yaitu sekitar 70%.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Suranti ddk.(2019). Agropremateoh: Karakteristik sifat tanah pada berbagai kelas umur
tegakan kelapa sawit di PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk Unit Sel Merah Estate. 2 (2).
Sudomo, Aris. Pengaruh Tanah Pasir Berlempung terhadap Pertumbuhan Sengon dan Nilam pada
Sistem Agrorestri. 1 (2): 63-72.
Randy. W. G ddk. (2016). Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Tanah Berpasir di Desa Noongan
Kecamatan Laangowan Barat. 7 (2).
Basir, Muhammad Ikbal. (2019). Jurnal Environmental Science: Pemanfaatan Tanah Bekas Penggalian
Tanah Pembuatan Batu Bata Untuk Persawahan di Desa Gentungan Kecaamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa. 1 (2).
Ismi, Intara Yazid. (2011). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia: Pengaruh Pemberian Bahan Organik pada
Tanah Liat dan Lempung Berliat terhadap Kemampuan Mengikat Air. 16 (2).

Anda mungkin juga menyukai