Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASMA


STASE KEPERAWATAN ANAK

Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021

Oleh:
Miftakhul Jannah, S.Kep
NIM. 2030913320054

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ASMA

Oleh :
Miftakhul Jannah, S.Kep
NIM. 2030913320054

Banjarmasin, September 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S.Kep Ns., M.Kep Handoko, S.Kep Ners


NIPK. 19780615 200812 2 001 NIP. 19681008 199103 1 015
Etiologi ASMA Klasifikasi
Faktor risiko asma dapat dibagi menjadi 3 Adapun klasifikasi derajat penyakit asma
yaitu alergan, iritan, dan hal lain yang tidak menurut konsensus internasional
tergolongdalam alergan dan iritan. Faktor Definisi penanggulangan asma pada anak yaitu dibagi
risiko asma yang mempengaruhi Asma adalah penyakit gangguan pernapasan menjadi 3 golongan yaitu asma episodic jarang,
perkembangan asma yaitu factor internal dan yang dapat menyerang anak-anak hingga presisten sering, dan presisten berat ((Mahrus A
factor eksternal. orang dewasa, tetapi penyakit ini lebih R, dkk. 2016)
Faktor internbal meliputi genetic, obesitas, banyak terjadi pada anak-anak. Asma
jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisik. didefinisikan sebagai suatu kondisi ketika
Faktor eksternal meliputi infeksi virus di terjadi gangguan pada sistem pernapasan Penatalaksanaan
saluran nafas, alergan, asap rokok, polusi yang menyebabkan penderita mengalami Adapun Penatalaksanaaanya, yaitu :
udara, obat-obatan, dan perubahan suhu mengi (wheezing), sesak napas, batuk dan 1. Penanganan di rumah
terkait perubahan musim atau kondisi sesak di dada terutama ketika malam hari Pada panduan pengobatan di rumah disebut
geografs (Nursalam. 2009) atau dini hari. Asma dapat muncul karena terapi awal inhalasi beta agnosis kerja pndek
reaksi terhadap faktor pencetus yang dapat hingga 3x dalam 1 jam. Pada awal seranagn
mengakibatkan inflamasi saluran pernafasan dapat diberikan bronkodilator saja. Apabila
Pencegahan masih berlanjut bias diberikan steroid oral
Pada asma yang dilakukan yaitu hindari atau reaksi hipersensitivitas (Dharmayanti
Ika. 2015) apabila tidak berhasil maka segera bawa ke
factor-faktor pencetus, pada setiap orang pelayanan kesehatan rumah sakit
berbeda-beda factor pencetusnya namun 2. Penanganan di Klinik atau IGD
dianjurkan menghindari asap rokok, debu Pasien Asma yang datang di klinik dalam
rumah, atau makanan tertentu yang keadaan serangan langsung dinilai derajat
menyebabkan alergi (Mahrus A R, dkk. seranganya. Penanganan awal yaitu dengan
2016) memberikan beta agnosis secara nebulisasi.
NaCl 0.9% bias ditambahkan dalam cairan
nebulisasi. Jika menurut penilaian awal jelas
dalam serangan berat maka langsung berikan
nebulisasi beta agnosis dikombinasikan dengan
antikolinrgik.
3. Serangan Ringan
Pada serangan ringan pemberian cukup
diberikan beta agnosis dengan inhaler
4. Serangan Berat
Pemberian oksigen dilakukan sejak awal
termasuk saat nebulisasi. Pasang jalur perenteral
dan lakukan foto thorax (Mahrus A R, dkk.
2016)
PATHWAY
ASMA

Infeksi, Merokok, Polusi, Alergan,


Genetik

Masuk Saluran Pernapasan

Iritasi Mukosa Saluran Pernapasan

Reaksi Inflamasi

Hipertropi dan
Penurunan hiperplaia mukosa
Ventilasi bronkus

Supplay O2 Penyempitan Saluran Ketidakefektivan


menurun Pernapasan Bersihan Jalan Napas

Kelemahan Obstruksi

Penyebaran
Intoleransi Aktivitas
Udara ke
Alveoli

Vasokintriksi
Pembuluh darah
paru-paru

Gangguan
Istirahat Tidur
ASUHAN KEPERAWATAN
STROKE HEMORAGIK

Pengkajian
1. Identitas
2. Keadaan Umum
3. Keluhan Utama
4. Riwayat Penyakit Klien
5. Pola Fungsional Gordon
6. Pemeriksaan Fisik Neurologis
7. Pemeriksaan penunjang
8. Terapi Medis

Diagnosis Keperawatan

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas


2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Intoleransi Aktivitas
Intervensi Keperawatan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Gangguan Pertukaran Gas


NOC NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X60 menit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan
diharapkan keriteria hasil: keriteria hasil:
Status Pernafasan: Kepatenan Jalan Nafas Status Pernafasan: Pertukaran Gas
1. Ketidakefekifan Bersihan Jalan Napas 1. Saturasi oksigen
2. Frekuensi pernafasan 2. Dispnea saat istirahat
3. Irama pernafasan 3. Dispnea dengan aktiovitas ringan
4. Suara auskultasi nafas NIC
5. Kepatenan jalan nafas Manajaemen Jalan Napas
6. Saturasi oksigen 1. Kelola pengobatan aerosol sebagaimana mestinya
Dari deviasi cukup berat (2) menjadi normal (5) 2. Kelola nebulizer sebagaimana mestinya
NIC 3. Posisikan unuk meringankan sesak napas
Manajaemen Jalan Napas
Intoleransi Aktivitas
1. Kelola pengobatan aerosol sebagaimana mestinya
2. NOC mestinya
Kelola nebulizer sebagaimana
3. Setelah sesak
Posisikan unuk meringankan dilakukan
napas tindakan keperawatan selama 1X12 jam
diharapkan keriteria hasil:
Toleransi Terhadap Aktivitas
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas
2. Frekuensi Nadi ketika beraktivitas
3. Kemudahan bernapas ketika beraktivitas
Dari banyak terganggu (2) menjadi tidak terganggu (5)

NIC

Manajemen Energi
1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan
2. Perbaiki deficit status fisiologi
3. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk
emnjaga kesehatan
Daftar Pustaka

1. Dharmayanti Ika, Dwi Hapsari, Khadijah Azhar. 2015. Asma Pada Anak di
Indonesia: Penyebab dan Pencetus. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.
9, No. 4 Mei 2015
2. Nursalam, Laily Hidayati, Ni Putu Wulan Purnama Sari. 2009. Faktor Risiko
Asma Dan Perilaku Pencegahan Berhubungan Dengan Tingkat Kontrol Penyakit
Asma.
3. Rahman MA, dkk. 2016. Buku Panduan Program Pendidikan Dokter Spesialis
Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga RSUD dr. Soetomo Surabaya. Surabaya Intellectual Club

Anda mungkin juga menyukai