Anda di halaman 1dari 10

Materi Pembelajaran

IDE DAN PELUANG USAHA

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang kaya akan hasil alam. Berbagai
jenis tanaman dan hewan yang dapat kita jadikan sebagai bahan pangan nabati dan hewani
dapat dengan mudah kita temui di sekitar kita.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita hendaknya senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat
yang tidak putus-putusnya diberikan kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-NYA
kepada manusia dalam bentuk akal pikiran dan kemampuan berpikir yang melebihi makhluk
ciptaan-NYA yang lain.
Peluang Usaha
Dalam menciptakan peluang usaha pengolahan makanan khas daerah banyak faktor
yang berpengaruh, diantaranya adalah
Dengan akal dan pikiran kita dapat memanfaatkan bahan nabati dan hewani yang terdapat di
Indonesia menjadi produk yang beraneka ragam.Salah satu pemanfaatan yang
menguntungkan adalah pada produk makanan khas daerah.
Pada awalnya kita hanya bisa menemukan makanan –makanan di tempat asalnya saja, namun
seiring dengan berkembangnya jaman, kini kita dapat menemukan makanan khas daerah
diberbagai macam tempat, tidak hanya di daerah asalnya saja.
Sebagai contoh pempek dan tekwan adalah makanan khas Palembang, kita bisa menemukan
penjual pempek dan tekwan diberbagai daerah, bahkan di mancanegara.Ini membuktikan
bahwa peluang usaha pempek dan tekwan salah satu yang potensial bagi para wirausahawan
kuliner dalam memulai bisnisnya.
Peluang Usaha
Peluang dalam bahasa Inggris disebut opportunity, yang berarti kesempatan yang
muncul dari sebuah kejadian atau moment.
Peluang usaha makanan khas daerah merupakan kesempatan yang muncul dan menjadi
inspirasi atau ide bagi seseorang dalam melakukan usaha kuliner makanan awetan dari bahan
nabati.
Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat ini merupakan salah satu usaha yang
sangat menjanjikan bagi masyarakat, hal ini karena potensi sumber daya alam di Indonesia
cukup potensial untuk diolah menjadi makanan khas daerah, seperti di provinsi Banten yang
memiliki potensi hasil budidaya perikanan yang dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah,
atau seperti sate bandeng, sehingga meningkatkan perekonomian daerah provinsi Banten
tersebut.
a. Ide Usaha
Beberapa faktor yang dapat memunculkan ide usaha diantaranya dapat di bagi menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Yang termasuk
kedalam faktor internal diantaranya adalah:
1. Pengetahuan yang dimiliki
2. Pengalaman yang pernah dilalui
3. Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai pelajaran
4. Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
Faktor internal seseorang dapat menimbulkan kreatifitas yang menjadi ide dalam
menciptakan suatu inspirasi produk untuk memanfaatkan alam sekitarnya agar menjadi
peluang usaha.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal, adalah hal–hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, seperti:
1. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan
2. Kesulitan yang dihadapi sehari–hari
3. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain
4. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru
b. Risiko Usaha
Resiko usaha adalah kegagalan atau ketidak berhasilan dalam menangkap peluang usaha.
Dalam usaha makanan, resiko untuk mengalami kerugian bahkan kebangkrutan terbuka
lebar.Oleh karena itu sebelum memulai usaha, kita harus menganalisa risiko yang ada.
Risiko usaha dapat timbul atau diakibatkan oleh
1. Permintaan (perubahan mode, selera, dan daya beli)
2. Perubahan kongjungtur (perubahan kondidi perekonomian yang pasang surut)
3. Persaingan
4. Akibat-akibat lain, seperti bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan
lain sebagainya.
Yang Dapat Kita Lakukan Untuk Mengurangi Resiko Usaha
Terdapat berapa unsur-unsur yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko usaha,
diantaranya adalah sebagai berikut
1. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan
perusahaan
2. Adanya keinginan kuat untuk berprestasi, dorongan berinisiatif, dan motivasi untuk
melaksanakan strategi usaha.
3. Adanya kemampuan merencanakan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam
lingkungan usahanya.
4. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah modal usaha untuk
memperoleh keuntungan
Selain unsur-unsur yang telah disebutkan di atas kemampuan seorang wirausahawan dalam
pengambilan resiko dapat meminimalisir risiko usaha tersebut. Untuk itu penting bagi kalian
mengetahui apa saja tugas seorang wirausaha.
Tugas Seorang Wirausaha
Tugas seorang wirausaha di dalam pengambilan risiko diantaranya adalah sebagai berikut
1. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang
2. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen
3. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen
4. Memberikan kepercayaan kepada pembuat produk yang lebih kecil
5. Mengumpulkan informasi usaha
6. Mengurangi resiko usaha
Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan
agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang
diberikan.
Penting kalian ingat, bahwa usaha tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga harus
memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar.
Pengembangan Usaha (Pengertian, Jenis, Strategi dan Tahapan)
Pengertian Pengembangan Usaha 
Pengembangan usaha adalah setiap usaha memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang
sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi mempengaruhi
sikap-sikap atau menambah kecakapan (Hafsah, 2004).
Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau
wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas. Pada
umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat
suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan
memulai usaha (bisnis), dan menjalankan bisnis dengan berhasil.
Usaha adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan produksi, dan
distribusi dengan menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu
tujuan. Pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan
yang sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha serta
kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan ekonomi dengan menggerakkan
pikiran, tenaga dan badan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Jenis-jenis Pengembangan Usaha 


Menurut Subagyo (2008), secara umum pengembangan usaha dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:

1. Pengembangan vertikal. Pengembangan vertikal adalah perluasan usaha dengan


cara membangun inti bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung
dengan bisnis utamanya. 
2. Pengembangan horizontal. Pengembangan horizontal adalah pembangunan
usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan
keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan
dengan core bisnisnya.
Menurut Humaizar (2010), berdasarkan caranya pengembangan usaha dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu:

1. Perluasan ke hulu atau ke hilir. Arah pengembangan usaha disesuaikan dengan


posisi usaha anda saat ini, jika usaha tersebut berada di hilir, maka
pengembangannya kearah hulu. Kelebihan: pengembangan pada posisi ini lebih
muda, karena telah mengetahui pasar, sumber material, dan teknologi.
Kekurangan: jika terjadi permintaan produk pada bisnis ini melemah, maka
tingkat penjualan akan menurun. 
2. Diversifikasi usaha. Diversifikasi usaha adalah mengembangkan usaha ke
berbagai jenis usaha. Kelebihan: jika salah satu jenis usaha mengalami
penurunan permintaan pasar (rugi), maka usaha yang lain masih dapat
menutupi kerugiannya. Kekurangan: pengembangan cara ini cukup sulit
dilakukan karena harus mempelajari dari awal baik pasar, sumber material,
ataupun teknologinya dan sebagainya. 
3. Menjual bisnis (franchise). Arti dari menjual bisnis disini adalah menjual hak
patennya. Ini dilakukan ketika usaha tersebut sudah memiliki hak paten atas
produk atau jasa dan konsep pemasarannya.
Strategi Pengembangan Usaha 
Menurut Hendro (2011), terdapat beberapa strategi yang biasa digunakan dalam
pengembangan usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Mengembangkan pasar dari sisi produknya 
Mengembangkan pasar dari sisi produknya adalah langkah yang paling
memungkinkan untuk dilakukan pertama kali karena produk utamanya telah
diperkenalkan dan sudah tumbuh, sehingga masalah profitabilitas (kemampuan
mendapatkan laba) serta popularitas dan kualitas sudah diterima di pasar. Contohnya
adalah:
1. Memperbesar variasi produk, misalnya: melalui kemasan botol, sachet, gelas,
dan lain-lain.
2. Melalui kategori produk, misalnya: kategori untuk dewasa, kategori untuk
remaja, kategori untuk ibu-ibu, kategori untuk anak-anak, kategori untuk usia
diatas 50 tahun, dan lain-lain. Masing-masing kategori produk bisa dibedakan
secara dosis, ukuran atau kadarnya, dan hal-hal lain yang disesuaikan dengan
kepentingan pemakainya.
3. Berdasarkan lini produk, misalnya: untuk produk dengan bahan herbal, untuk
produk tanpa bahan pengawet, untuk produk dengan yang mengandung DHA
atau Omega 3, dan lain-lain.
4. Berdasarkan fungsinya, misalnya: produk untuk rambut kering, produk untuk
rambut berminyak, produk untuk rambut normal, dan lain-lain. 
5. Menentukan produk baru dengan pasar yang baru. Dengan pengembangan
produk, maka diharapkan penjualan akan meningkat karena pasar yang
dibidiknya semakin berkembang dan bervariasi.
b. Mengembangkan pasar dari sisi sistem penjualannya 
Banyak strategi mengembangkan pasar yang dilakukan mengembangkan sistem
penjualannya, antara lain:
1. Mengembangkan sistem distribusi penjualan kedalam (internal), antara lain: 1)
Mengembangkan sendiri, seperti: membuka cabang baru dikota-kota besar,
membuka outlet, agen, atau sejenisnya atas dana sendiri dan membuka jalur
distribusi sendiri. 2) Mengembangkan melalui kerja sama dengan pihak lain, 
2. Mengembangkan sistem jaringan pemasaran dengan pihak lain, antara lain: 1)
Membuat jaringan pemasaran secara berjenjang, MLM (multi level marketing)
dimana konsumen adalah pemasar (ranting pemasaran) dan distributor
sekaligus. 2) Membuat, menyusun, merencanakan sistem franchising dengan
menjual jaringan, standar operasional, merek produk, nama perusahaan,
popularitas, dan lain-lain. 3) Sub-kontraktor sebagian dan seluruh proses
pemasaran, misalnya subkontraktor desain, supplier, broker, dan lain-lain. 4)
Kerja sama operasional atau outsourcing untuk bagian dari kegiatan
pemasaran, misalnya kerja sama developer dengan broker.
3. Mengembangkan pasar dengan menggabungkan bisnis yang lain dalam satu
industri. Cara yang tepat untuk memperbesar pasar bila modalnya cukup dan
ingin cepat menjadi besar adalah akuisisi (mengambil alih bisnis lain) dan
Merger (menggabungkan dua badan usaha atau lebih).
c. Mengembangkan pasar dengan strategi integrasi (penyatuan) 
Terdapat dua jenis strategi integrasi, yaitu:

1. Integrasi vertikal (hulu ke hilir dari flow industry). Penyatuan integrasi vertikal
dengan cara membeli perusahaan kedalam (pemasok, konsultan, produsen, dan
lain-lain) atau membeli perusahaan keluar arah konsumen (distributor,
wholeseller, agen, outlet, dan lain-lain). Contohnya adalah perusahaan mie yang
membeli perusahaan gandum, perusahaan hypermarket yang membeli
perusahaan jaringan mini market, dan lain-lain. 
2. Integrasi horizontal (antar produk, antar kategori). Penyatuan integrasi
perusahaan-perusahaan yang produknya tidak sama tetapi menunjang
kesuksesan bisnisnya. Contohnya adalah perusahaan sepatu membeli
perusahaan alat-alat olahraga, dan lain-lain.
d. Mengembangkan pasar dengan sinergisme 
Melakukan pengembangan pasar dengan cara mengadakan perjanjian kerja sama
antara dua perusahaan yang berbeda pasar dengan tujuan swap market atau tukar
pasar dan memperkuat satu sama lainnya karena keduanya mempunyai keistimewaan.
Perusahaan yang satu ingin memasarkan produknya ke pasar dan perusahaan yang
lainnya ingin menambah calon pelanggan.Contohnya adalah bank dan asuransi, rumah
sakit dengan asuransi, dealer mobil dengan asuransi, dan lain-lain.

Tahapan Pengembangan Usaha 


Menurut Budiarta (2009), seorang pengusaha untuk melakukan pengembangan usaha
umumnya melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut:
.a. Memiliki ide usaha 
Awal usaha seorang wirausaha berasal dari suatu ide usaha.Ide usaha yang dimiliki
seorang wirausaha dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul setelah
melihat keberhasilan bisnis orang lain dengan pengamatan. Selain itu ide usaha juga
dapat timbul karena adanya sense of bisiness yang kuat dari seorang wirausaha.

b. Penyaringan ide/konsep usaha 


Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menuangkan ide usaha ke dalam konsep
usaha yang merupakan tahap lanjut ide usaha ke dalam bagian bisnis yang lebih
spesifik. Penyaringan ide-ide usaha akan dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian
kelayakan ide usaha secara formal maupun yang dilakukan secara informal.

c. Pengembangan rencana usaha (business plan) 


Wirausaha adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya ekonomi untuk
memperoleh keuntungan. Maka komponen utama dari perencanaan usaha yang akan
dikembangkan oleh seorang wirausaha adalah perhitungan proyeksi rugi-laba dari
bisnis yang dijalankan. Proyeksi laba-rugi merupakan muara dari berbagai komponen
perencanaan bisnis lainnya yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional.Dalam
menyusun rencana usaha (business plan), para wirausahawan memiliki perbedaan yang
dalam membuat rincian rencana usaha.

d. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha 


Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis maupun
tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Rencana
usaha akan menjadi panduan bagi dalam pelaksanaan usaha yang akan dilakukan
seorang wirausaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha
akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material,
dan tenaga kerja untuk menjalankan kegiatan usaha.

1. Jenis-jenis Olahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati


Beberapa produk hasil olahan makanan awetan bahan nabati(buah dan sayuran) :
a. Keripik merupakan makanan yang dipotong tipis-tipis kemudian digoreng
b. Selai merupakan makanan awetan berasal dari olahan sari buah yang dihancurkan
kasih gula kemudian dimasak
c. Dodol merupakan makanan berbentuk gel dengan sifatnya semi basah
d. Manisan merupakan bahan makanan yang dibuat dengan cara direndam pada
larutan gula
e. Acar merupakan jenis makanan awetan yang diolah dengan cuka dan air garam
f. Asinan merupakan makanan awetan yang diproses dengan cara pengasinanyaitu
dengan cara merendam buah atau sayur dalam larutan cuka yang asam atau manis
dan pedas
g. Sari buah (fruit juice squash) yaitu sari buah yang telah disaring, diencerkan dan
mengandung sedikit bubur buah ditambahi gula agar lebih manis
A. PERENCANAAN USAHA MAKANAN AWETAN DARI BAHAN NABATI
a. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Ide dan peluang usaha
Kita dapat mudah menemukan buah-buahan dan sayur-sayuran disekitar kita apalagi
saat panen harga menurun. Dengan pengolahan makanan dengan cara pengawetan
dapat menjadi solusi untuk mengatasinya. Peluang bisnis makanan awetan ini
memiliki potensi yang cukup besar, menginggat besarnya kebutuhan masyarakat
akan buah dan sayur terus meningkat.
2. Analisi Peluang usaha
Setelah menemukan ide kemudian menemukan peluang dan potensi usaha produk
makanan awetan. Dari berbagai informasi yang telah kita peroleh dapat membuat
analisis lebih lanjut sehingga menjadi rencana dan strategi untuk mendapatkan
keuntungan
3. Sumber Daya yang dibutuhkan
untuk menjalankan bisnis makanan awetan diperlukan pengelolahan sumber daya
yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Kita dapat mempelajari tentang bisnis
makanan awetan dari berbagi sumber, seperti teman yang memiliki usaha serupa
ataupun buku-buku dan internet
4. Administrasi dan Pamasaran
Untuk memantau kegiatan bisnis yang dijalankan kita perlu membuat catatan
administrasi yang baik dan runut. Pelaku bisnis untuk selalu rajin mengetahui kondisi
pasar dan peluang bisnis di masa depan
b. Jenis – jenis Teknik Pengolahan dan Pengawetan Makanan
1. Pendinginan
Adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan sekitar -2⁰C hingga 10⁰C
2. Pengeringan
Adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan
energi panas
3. Pengemasan
Merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk
pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis dan perubahan kadar air
4. Pengalengan
Merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis(kedap
terhadap udara, air, mikroba dan benda asing lainnya)
5. Penggunaan bahan Kimia
Berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan mikroba
pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis dan pewarna
6. Pemanasan
Penggunaan panas dan waktu dalam proses pemasaran bahan pangan sangat
berpengaruh pada bahan pangan. Semakin tinggi panas yang diberikan semakin
banyak mikroba yang mati
7. Teknik Fermentasi
Fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai pengawet sumber makanan tetapi juga
berkhasiat bagi kesehatan
8. Teknik iradiasi
Merupakan proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran seperti pangan
Iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan
menggunakan sumber iradisi buatan
B. SISTEM PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN NABATI
membahas proses produksi makanan kaleng , proses pengalengan bahan pangan nabati
meliputi tahapan - tahapan sebagai berikut :
a. Proses sortasi dan pencucian
Tahap proses sortasi dilakukan pemilihan buah yang akan dikalengkan, yaitu yang
memiliki mutu baik, tidak busuk, cukup tua namun tidak terlalu matang
b. Proses Blansir
Adalah suatu cara perlakuan panas pada bahan makanan dengan cara mencelupkannya
ke dalam air panas atau pemberian uap panas pada suhu sekiatar 82 ⁰C -93⁰C
c. Proses pengisian
1. Pembuatan Medium
Medium digunakan untuk pengalengan ada dua macam, medium larutan gula untuk
pengalengan buah dan cincau. Medium untuk sop sayur berupa kuah sop yang telah
dimasak dengan rempah-rempah
2. Proses Memasukan Potongan Buah ke dalam Kaleng
Potongan buah telah diblansir kemudian dimasukan ke dalam kaleng. Penyusunan
buah dalam wadah diatur serapi mungkin dan tidak terlalu penuh
3. Proses Pengisian Medium
Tuangkan lartan sirop, larutan garam, kaldu atau saus. Saat pengisian larutan semua
buah dalam kondisi terendam
4. Proses Exhausting
Tujuan adalah untuk menghilangkan sebagian besar udara dan gas-gas lain dari
dalam kaleng sesaat sebelum dilakukan penutupan

d. Proses Penutupan Kaleng


Setelah proses exhausting, kaleng segera ditutup denga rapat dan hermetis pada suhu
yang relatif masih tinggi. Penutupan yang baik akan mencegah terjadinya kebocoran yang
dapat mengakibatkan kebusukan
e. Proses sterilisasi
Merupakan proses untuk mematikan mikroba. Proses sterilisasi dilakukan untuk buah
dan cincau digunakan suhu 100⁰C dengan tekanan 0,8 bar selama 30 menit, sedangkan
sayuran dengan suhu 115⁰C – 121 ⁰C denagn tekanan 1,05 bar selama 45 - 60 menit
f. Pengeringan
Setelah kaleng dikeluarkan dari retort, maka kaleng dikeringkan dan dibersihkan untuk
mencegah korosi atau pengkaratan pada sambungan kaleng. Pengeringan pembersihan
kaleng perlu dilakukan untuk mencegah debu menempel pada kaleng basah
g. Penyimpanan
Kaleng telah dikeringkan kemudian disimpan dalam suhu ruangan untuk mengetahui
daya simpan dan efektivitas sterilisasi. Pengamatan dilakukan selama satu minggu dan
kaleng disimpan pada suhu 40⁰C - 50⁰C. Jika dalam satu minggu ada kaleng yang
menggembung maka proses sterilisasi tidak berjalan dengan baik.

B. Perhituangan Biaya Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati


Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dibutuhkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
siap jual
Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung)
serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead)
Bahan baku dapat terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan serta bahan kemasan.
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku.
Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali.
Setelah mencapai titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan
Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead (tambahan)
Biaya overhead tetap adalah biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah
produksinya berubah dan biaya overhead variabel yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah
secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Biaya overhead seperti biaya listrik,
bahan bakar minyak, dan biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi
Harga pokok adalah suatu produksi jumlah pengorbanan dapat diduga dan kuantitatif dapat diukur
berhubungan dengan proses produksi
1. Investasi alat dan mesin
yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses
produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi dan
teknis lainnya seperti kesediaan daya listrik dll
2. Biaya tidak tetap
Adalah biaya yang dikerluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Sifatnya tidak tetap, bisa
berubah sesuai jumlah produksinya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan
kemasan
3. Biaya tetap
Adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah
produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat dll
4. Total biaya
Adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
5. Harga Pokok Produksi
Adalah harga pokok dari suatu produk. Sehingga produsen tidak untung dan tidak rugi
6. Harga jual
Adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut. Meliputi
harga dari pabrik dan harga konsumen
7. Penerimaan kotor
Adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total
biaya
8. Pendapatan bersih(Laba)
Adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotongan total
biaya
Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya

a. Metode Menghitung Biaya Produksi


1. Full costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, terdiri biaya bahan baku biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun
tetap
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Cost produksi xxx
2. Variabel Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Cost produksi xxx

Anda mungkin juga menyukai