Anda di halaman 1dari 5

Mata Pelajaran (Genap) Sosiologi Sekolah : SMA Negeri 5 Pekanbaru

Materi Pokok : Konflik Sosial Kelas / Semester : X1/2

Pertemuan : Daring

Nama : Muhammad Faried Saputra

Kelas : XI MIA 7
Konflik Sosial

 Pengertian Konflik Sosial

Secara harfiah, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan yang melibatkan perorangan
ataupun kelompok. Konflik adalah suatu bentuk interaksi yang bersifat disosiatif, yaitu interaksi
yang memecah belah persatuan kelompok. Sebagai suatu bentuk interaksi, konflik sosial
bertujuan untuk menghancurkan, mengancam, melukai serta melenyapkan kelompok yang
dianggap sebagai lawan.

 Faktor Penyebab terjadinya Konflik Sosial

Secara garis besar konflik dipicu oleh adanya perbedaan dalam masyarakat. Perbedaan
dimaksud berupa perbedaan kepentingan, pendirian, kepentingan dan kebudayaan.

Selain perbedaan, konflik juga dipicu oleh perubahan sosial. Dalam proses mencapai suatu
perubahan, masyarakat seringkali dihadapkan pada goyahnya norma dan nilai sosial, akibatnya
terjadi peningkatan konflik.

Secara lebih spesifik, Sosiolog Soerjono Soekanto menerangkan beberapa sebab yang mampu
memicu terjadinya konflik sosial, yaitu:

a. Perbedaan perasaan, pendirian dan pendapat antarindividu maupun kelompok;


b. Sifat prasangka antar kebudayaan dalam masyarakat;
c. Perbedaan kepentingan dalam bidang ekonomi, politik dan sosial budaya; dan
d. Perubahan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

 Bentuk dan Contoh Konflik Sosial

Konflik sebagai bentuk interaksi sosial terdiri dari berbagai bentuk. Berikut merupakan
pembahasan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk konflik sosial dalam masyarakat.

1. Konflik Individual

Konflik individual terjadi antara dua individu yang berbentur kepentingan. Pada dasarnya setiap
individu adalah unik sehingga banyak dijumpai perbedaan karakter, pendirian dan keyakinan.
Perbedaan-perbedaan tersebut yang kemudian memicu konflik antarindividu.

Sebagai contoh konkrit, pada masa pandemi Covid-19 seringkali dijumpai konflik antara
penyewa kontrakan dengan pemilik kontrakan. Dalam hal ini, konflik cenderung dilatarbelakangi
oleh perbedaan kepentingan ekonomi dimana kedua belah pihak mengalami kesulitan dalam
berkompromi dan mencari kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak

2. Konflik Antarkelas dan Antarkelompok Sosial

Ketimpangan dan distribusi sumber daya yang tidak adil menjadi pemicu konflik vertikal antar
kelas sosial dan konflik horizontal antarkelompok sosial.

Sebagai contoh, konflik vertikal antar kelas biasanya terjadi antara pemilik faktor produksi
(contoh: pemilik pabrik) dan non-pemilik faktor produksi (contoh: buruh). Konflik cenderung
dilatarbelakangi oleh masalah ketidakadilan dalam relasi pekerjaan seperti pembayaran upah
yang rendah, waktu kerja yang tidak sesuai, dsb.

Contoh lainnya, konflik horizontal antarkelompok sosial dapat terjadi antara sesama buruh pada
suatu organisasi buruh. Adanya perbedaan kepentingan, visi dan misi yang antar sesama anggota
organisasi dapat memicu terjadinya konflik terbuka.

3. Konflik Rasial

Konflik rasial juga tergolong sebagai konflik horizontal. Dalam hal ini, konflik rasial bukan
dipicu oleh perbedaan ciri fisik melainkan karena faktor ekonomi, politik dan sosial. Faktor
utama pemicu konflik rasial adalah kesenjangan sosial-ekonomi. Sebagai contoh, konflik yang
terjadi antara suku Dayak dan Madura pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya penguasaan
sumber ekonomi yang dilakukan oleh kelompok suku Madura terhadap kelompok suku Dayak.

4. Konflik Politik

Konflik politik berkaitan dengan adanya perebutan kekuasaan dan ketimpangan relasi kekuasaan.
Secara lebih spesifik, konflik politik merupakan pertentangan antar individu atau kelompok
dalam rangka memperebutkan kekuasaan.

Contoh konflik politik terlihat jelas pada masa kampanye pemilihan umum. Suatu partai politik
akan cenderung berkonflik dangan partai lain yang dianggap bersebrangan dalam hal tujuan dan
kepentingan.

5. Konflik Internasional

Konflik internasional merupakan konflik yang berada pada ranah internasional dengan
melibatkan dua atau beberapa negara. Konflik internasional biasanya terkait isu kedaulatan
negara dan sengketa perbatasan.

Contoh konflik internasional yang sering muncul di media yaitu konflik antara Palestina dan
Israel yang memperebutkan tanah.
 Dampak Positif dan Negatif Konflik Sosial

Selain dampak negatif, konflik sosial dalam masyarakat juga memiliki beberapa dampak positif,
diantaranya:

Dampak Positif

a. Memperkuat integrasi dan solidaritas internal kelompok;


b. Mendorong terjadinya perubahan sosial guna menghilangkan kondisi kesenjangan dalam
masyarakat;
c. Mendorong perbaikan kapasitas lembaga yang berwenang pada suatu negara;
d. Mendorong masyarakat menjadi lebih dinamis.

Dampak Negatif

a. Menciptakan kondisi ketidakteraturan sosial dalam masyarakat;


b. Mengancam norma dan nilai sosial yang sudah terbentuk sebelumnya dalam suatu
masyarakat;
c. Menciptakan sifat prasangka buruk antar suatu kelompok;
d. Hilangnya kontrol sosial dalam masyarakat.

 Bentuk Pengendalian Konflik Sosial


1. Mediasi
Merupakan bentuk pengendalian konflik dengan bantuan pihak ketiga. Mediator
merupakan julukan bagi pihak ketiga dengan syarat pihak ketiga tersebut harus
bersikap netral. Peran mediator hanya sebagai medium yang menengahi kedua bilah
pihak yang berkonflik karena solusi harus datang dari pihak yang berkonflik.
2. Arbitrasi
Merupakan bentuk pengendalian konflik dengan bantuan pihak ketiga sebagai
pemberi keputusan/solusi terbaik.
3. Konsiliasi
Merupakan bentuk pengendalian konflik dengan bantuan lembaga tertentu melalui
proses diskusi antara pihak-pihak yang berkonflik sehingga dapat diterapkan solusi
terbaik.

Anda mungkin juga menyukai