Week1
Agar sumber daya manusia selalu menjadi asset yang paling berharga bagi sebuah organisasi, maka
perlu dilakukan managemen sumber daya manusia serta pemeliharaan sumber daya manusia agar
aktivitas organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif, sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.
Keterkaitan hubungan antar pegawai dan manajemen mampu menghasilkan suatu output yaitu kualitas
kerja pegawai yang baik & tentunya akan menjadikan organisasi lebih maju.
Referensi:
https://jabartoday.com/pengembangan-sdm-sebagai-aset/
Tidak dipungkiri bahwa globalisasi membawa dampak pada setiap aspek kehidupan , termasuk pada
sumber daya manusia. Pengaruh Globalisasi terhadap SDM suatu negara yaitu: meningkatkan
persaingan internasional serta semakin luasnya kesempatan kerja (tidak terbatas pada dalam negeri
saja). Namun di sisi lain, sumber daya manusia harus berlomba untuk meningkatkan kompetensi diri
agar dapat bersaing di era globalisasi. Banyaknya persaingan ini akan menciptakan sebuah tekanan
untuk mencapai kualifikasi tertentu seperti “kelas dunia”.
Week 2
Referensi:
LN2-Determinant and Dimensions of Culture
Inner-dircted berarti seseorang yakin dapat mengontrol hasil atau outcome dari tindakannya, sedangkan
outer-directed berarti orang membeiarkan sesuatu terjadi apa adanya.
Inner directed cenderung berfokus pada masalah-masalah dari dalam diri dan mencari tugas-
tugas dengan keterlibatan yang intensif.
Outer directed cenderung berfokus pada apa yang dipikirkan orang lain dan menyesuaikan
hidup mereka pada hal-hal yang nyata, berwujud, dan materialistik.
Referensi:
https://lib.unnes.ac.id/30683/1/7311413135.pdf
https://www.coursehero.com/file/p6p8orl/Misalnya-seseorang-yang-telah-bekerja-di-sebuah-
perusahaan-selama-40-tahun-dan/
Sebagian besar perusahaan multinasional memiliki strategi predisposisi budaya untuk melakukan hal-hal
tertentu dengan cara tertentu yaitu :
Predisposisi etnosentris : memperbolehkan nilai –nilai dan minat perusahaan induk untuk
mengarahkan keputusan-keputusan strategis.
Predisposisi polisentris : membuat keputusan strategis yang sesuai dengan budaya negara di
mana perusahaan tersebut beroperasi.
Predisposisi regiosentris : membawa perusahaan mencoba untuk mencampurkan minatnya
dengan anak usahanya berdasarkan wilayah.
Predisposisi geosentris : mencoba untuk mengintegrasikan pendekatan sistem global untuk
pengambilan keputusan.
Referensi:
https://slideplayer.info/slide/13034524/
Week 3
Adler (2002) mencatat bahwa beberapa manajer menggambarkan organisasi multikultural sebagai lebih
fleksibel dan terbuka untuk ide-ide baru. Manajer lain menemukan organisasi semacam itu untuk lebih
sadar akan kebutuhan konsumen. Keanekaragaman juga dianggap sebagai keuntungan ketika perhatian
perlu untuk memposisikan ulang dirinya, untuk menghasilkan ide, untuk mengembangkan proyek, untuk
membuka diri hingga perspektif baru. Dalam organisasi yang beroperasi dalam lingkungan internasional,
mitra, kolaborator dan rekan kerja akan dibawa ke dalam situasi antar budaya yang perlu diubah untuk
keuntungan mereka untuk mencegah kegagalan strategi internasionalisasi.
Referensi:
Sebelumnya saya belum pernah bekerja di perusahaan MNC, namun dari beberapa budaya yang ada,
saya menyukai budaya incubator, yaitu budaya karakteristiknya sangat kuat dalam persamaan dan
berorientasi kepada mausia. Budaya ini didasarkan pada anggapan bahwa peran dari organisasi untuk
melayani sebagaiinkubator bagi ekspresi diri, dan pemenuhan di masing-masing anggota perusahaan,
sebagai hasilnya, jenis perusahaan ini tidak terlalu memiliki struktur yang formal.
Referensi:
https://www.slideshare.net/bowotrahutomo/pengaruh-budaya-perusahaan-dan-kepemimpinan-
terhadap-keterikatan-karyawan
Cara Komunikasi:
Hal yang tidak bisa dipisahkan dari melakukan bisnis dalam bahasa Jepang adalah etika
penggunaan Keigo. Penggunaan Keigo atau dikenal juga dengan istilah bahasa sopan Jepang,
dapat ditemui di berbagai skema bisnis Jepang baik itu di pembicaraan di telepon, di e-mail,
negosiasi dengan klien, dll. Berikut beberapa prinsip yang harus dipahami terkait
penggunaan Keigo.
1. Keigo digunakan untuk semua jenis komunikasi standar dengan pelanggan atau orang dari
perusahaan lain, baik itu percakapan telepon, e-mail, maupun pertemuan langsung.
2. Di internal perusahaan, keigo digunakan untuk berbicara dengan atasan dan guru/staf ahli.
3. Namun pada saat berbicara dengan orang dari perusahaan lain, sekalipun itu atasan, tidak
boleh menggunakan kata sopan yang ditujukan untuk individual.
4. Pada kalimat di dokumen internal perusahaan, penggunaan keigo harus lebih simpel dan
dan mudah tersampaikan.
Cara Negosiasi:
Shokaisha (pengenal) dan Chukaisa (perantara) menjalankan peranan yang penting dalam menciptakan
harmoni. Bila perkenalan dilakukan oleh Shokaisha, dimulailah proses negosiasi. Proses ini terbagi
menjadi 4 tahap yaitu:
Referensi:
https://id.japanese-jobs.com/articles/11
https://id.japanese-jobs.com/articles/82
https://www.academia.edu/36524992/Gaya_Negosi_asi_Negara_Jepang
Week 5
1. Mission Statement
Misi perusahaan mendeskripsikan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meraih visinya. Selain itu, misi perusahaan juga menjelaskan untuk siapa dan bagaimana
perusahaan melakukan apa yang mereka lakukan. Dengan memiliki misi yang jelas, maka
perusahaan akan lebih fokus dalam mengerjakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk meraih
visinya.
2. Core Values
Menjelaskan keyakinan dan company culture perusahaan, core values adalah suatu hal yang
akan membantu perusahaan mencapai visi dan misinya.
3. Vision Statement
Visi perusahaan adalah suatu hal yang menyatakan arah serta letak perusahaan di masa depan.
Visi perusahaan biasanya berlaku untuk tiga hingga lima tahun berikutnya, namun dapat
melebihi jangka waktu tersebut sesuai kebutuhan perusahaan. Sebuah visi harus dapat
menetapkan arah berjalannya perusahaan serta menjadi esensi atau nilai yang tepat dalam
segala hal yang dilakukan oleh perusahaan.
4. Tujuan Jangka Panjang
Tentukan terlebih dahulu tujuan jangka panjang perusahaan Anda sebelum
menetapkan strategic plan. Dengan adanya tujuan jangka panjang yang jelas, maka strategic
plan perusahaan Anda pun akan semakin efektif untuk mempertahankan serta memperkuat
eksistensi perusahaan dalam lingkungan bisnis.
5. Target Tahunan
Setiap perusahaan harus memiliki target tahunan untuk meraih tujuan jangka panjangnya. Agar
efektif, target-target ini harus dijabarkan secara spesifik dan realistis dengan jangka waktu
tertentu untuk meraihnya.
6. SWOT Analysis
Mencakup strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (kesempatan),
dan threats (ancaman), SWOT Analysis akan membantu perusahaan membentuk strategic
planning yang tepat dan efektif untuk terus mempertahankan eksistensinya di tengah
banyaknya persaingan di dalam dunia bisnis.
7. Action Plans
Agar semakin berkembang, perusahaan harus memiliki action plan untuk setiap tujuan yang
ditetapkannya. Dengan memiliki action plan yang taktis dan efektif, maka akan semakin mudah
bagi perusahaan Anda untuk meraih visi dan tujuan jangka panjangnya.
Referensi:
https://samahitawirotama.com/7-elemen-penting-dalam-strategic-planning/
Employee Engagement adalah suatu kondisi, sikap, atau perilaku positif seorang karyawan terhadap
pekerjaan dan organisasinya yang ditandai dengan perasaan semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan
keasyikan (absorption) untuk tercapainya tujuan dan keberhasilan organisasi.
Yang dapat dilakukan manager SDM untuk meningkatkan employee engagement yaitu dengan
memastikan karyawan untuk:
Referensi:
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/keterikatan-karyawan-employee-engagement.html
Barney (1991) menunjukkan bahwa, dalam rangka pemenuhan keunggulan sumber daya manusia yang
kompetitif berkelanjutan, sumber daya harus menambah nilai perusahaan, memiliki sumber daya
manusia yang langka, tidak dapat ditiru dan tidak dapat disubstitusikan. Wright (1994) telah
menunjukkan bahwa sumber daya manusia harus memenuhi kriteria yang diungkapkan oleh Barney
untuk menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
Referensi:
http://repository.uki.ac.id/302/1/STRATEGIMANAJEMENSUMBERDAYAMANUSIADANPERANNYADALAM
PENGEMBANGANKEUNGGULANBERSAING.pdf
Week 6
Job Analysis adalah prosedur di mana Anda menentukan tugas posisi perusahaan dan karakteristik
orang-orang yang akan dipekerjakan untuk mereka. Analisis pekerjaan menghasilkan informasi untuk
menulis deskripsi pekerjaan (daftar pekerjaan apa yang diperlukan) dan spesifikasi pekerjaan (atau
“orang”) (orang-orang seperti apa yang akan dipekerjakan untuk pekerjaan itu).
- Kegiatan kerja. Informasi tentang kegiatan kerja pekerjaan yang sebenarnya, seperti pembersihan,
penjualan, pengajaran, atau penggambaran. Daftar ini juga dapat mencakup bagaimana, mengapa,
dan kapan pekerja melakukan setiap kegiatan.
- Perilaku manusia. Informasi tentang perilaku manusia yang membutuhkan pekerjaan, seperti
merasakan, berkomunikasi, mengangkat beban, atau berjalan jauh.
- Mesin, peralatan, perlengkapan, dan alat bantu kerja. Informasi mengenai alat yang digunakan,
bahan yang diproses, pengetahuan yang ditangani atau diterapkan (seperti keuangan atau
hukum), dan layanan yang diberikan (seperti konseling atau perbaikan).
- Standar kinerja. Informasi tentang standar kinerja pekerjaan (dalam hal kuantitas atau tingkat
kualitas untuk setiap tugas pekerjaan).
- Konteks pekerjaan. Informasi tentang hal-hal seperti kondisi kerja fisik, jadwal kerja, insentif,
dan, misalnya, jumlah orang yang biasanya berinteraksi dengan karyawan.
Referensi:
Menurut Pella dan Inayati dalam bukunya Talent Management (2011), manajemen talenta adalah
serangkaian proses SDM organisasi terpadu yang dirancang untuk mengembangkan, memotivasi dan
mempertahankan keproduktifan karyawan yang terlibat.
Referensi:
https://id.hrnote.asia/orgdevelopment/mengenal-talent-management-300720/
Dalam perekrutan karyawan, suatu perusahaan harus memperhatikan aspek strategis dari rekruitmen,
yaitu : pencitraan perusahaan, pemasaran yang diarahkan pada perekrutan, dan penjualan yang
terampil.
Referensi:
https://talentrust.com/popular/strategic-recruiting-defined/?cn-reloaded=1
https://econsydia.wordpress.com/manajemen-sumber-daya-manusia/chapter-2-rekrutmen/
Week 7
Proses manajeman kinerja berkaitan dengan seleksi karyawan, pelatihan dan pengembangan:
- Pembagian arah berarti mengkomunikasikan tujuan perusahaan kepada semua karyawan dan
kemudian menerjemahkannya ke dalam departemen, tim, dan sasaran individu yang dapat
dilakukan. Penyelarasan jalur berarti memiliki metode yang memungkinkan manajer dan
karyawan untuk melihat tautan antara sasaran karyawan dan sasaran departemen dan
perusahaan mereka.
- Pemantauan kinerja berkelanjutan biasanya berarti sistem terkomputerisasi untuk mengukur
kemajuan tim dan / atau karyawan dalam mencapai sasaran kinerja.
- Umpan balik yang sedang berlangsung berarti memberikan umpan balik berhadapan langsung
dan terkomputerisasi berkelanjutan tentang kemajuan menuju sasaran.
- Dukungan pembinaan dan pengembangan harus menjadi bagian dari proses umpan balik.
- Pengakuan dan penghargaan harus memberikan insentif untuk menjaga kinerja yang diarahkan
pada tujuan karyawan di jalurnya.
Referensi:
Apa yang akan manajer HRD lakukan dalam upaya mendiagnosis kinerja karyawan yang buruk?
Referensi:
https://www.linovhr.com/kinerja-karyawan-buruk/
Selamat Siang, izin menanggapi
Penilaian kinerja karyawan harus memiliki pedoman yang jelas agar secara legal dapat dipertanggung-
jawabkan karena penilaian kinerja dibutuhkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja setiap
karyawan. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan
atau kebijaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi
perusahaan. Selain itu, penialian dari kinerja ini harus dilakukan secara objektif, bisa melalui fakta dan
sebuah temuan karena penilaian kinerja memberikan pengaruh yang sinifikan bagi para karyawan.
Referensi:
https://www.linovhr.com/indikator-penilaian-kinerja-karyawan/
https://www.jojonomic.com/blog/pentingnya-dilakukan-penilaian-kinerja-karyawan/
https://core.ac.uk/download/pdf/229851246.pdf
Agar manajemen karir dapat berjalan maka harus melalui beberapa proses diantaranya:
1. Pemetaan
Proses pemetaan dalam hal ini bertujuan untuk memahami kekuatan, kekurangan, dan potensi
karyawan yang sebenarnya. Namun sebelum Anda melakukan proses ini, karyawan juga harus
memahami situasi dan juga tujuan mereka bekerja dalam suatu perusahaan.
2. Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan menentukan tujuan perusahaan dan manfaat yang akan
didapatkan. Proses ini akan memungkinkan karyawan untuk menerima asumsi, kritik dan saran
dari orang lain, dan menentukan langkah selanjutnya.
3. Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi, seorang karyawan menyampaikan dan mencoba sendiri ide yang sudah
mereka rencanakan. Keberhasilan suatu ide dapat diraih dengan menerima kritik dan saran dari
orang lain.
4. Menunjukan kompetensi
Setiap karyawan harus memastikan bahwa CV mereka menunjukkan kapabilitas dan kapasitas.
Mereka juga harus bisa menentukan tujuan dan target dalam mencari kerja atau pergeseran
karir dengan memperhatikan setiap kendala yang akan dihadapi.
5. Memandu karyawan baru
Pemahaman akan budaya, kultur, fokus, dan tujuan perusahaan sangatlah penting pada 100 hari
pertama kerja. Dalam hal ini, senior dalam perusahaan bisa menjadi peran yang akan
membimbing karyawan baru.
6. Reviewing
Proses ini akan berguna untuk memberikan saran kepada karyawan dan juga membantu dalam
mengarahkan tujuan karir karyawan.
Referensi:
https://www.linovhr.com/manajemen-karir/
Week 9
Pemberi kerja dapat menentukan tingkat upah setiap karyawan didasarkan pada nilai kinerjanya
terhadap organisasi/ perusahaan dengan menggunakan metode evaluasi pekerjaan. Proses ini
membantu menghasilkan rencana pembayaran di mana setiap pembayaran pekerjaan adalah adil
berdasarkan pada apa yang dibayar oleh perusahaan lain untuk pekerjaan ini dan berdasarkan nilai
setiap pekerjaan kepada pemberi kerja. Evaluasi pekerjaan adalah perbandingan pekerjaan yang formal
dan sistematis untuk menentukan nilai satu pekerjaan relatif terhadap pekerjaan lain.
1. Biaya hidup
Perbedaan tingkat biaya hidup antar-daerah dapat menyebabkan perbedaan kompensasi
karyawan. Biaya hidup tinggi juga melahirkan tuntutan pekerja atas upah yang lebih tinggi pula.
2. Regulasi Pemerintah
Besarnya kompensasi juga dipengaruhi oleh faktor peraturan perundang-undangan terkait upah.
Misalnya, pemberian kompensasi karyawan wajib mengacu pada upah minimum yang berlaku di
setiap daerah. UU Keternagakerjaan dan PP Pengupahan melarang perusahaan membayar upah
karyawan lebih rendah dari upah minimum provinsi (UMP) dan upah kota/kabupaten (UMK).
3. Kompensasi Perusahaan Lain
Nilai kompensasi juga dipengaruhi oleh upah di perusahaan lain yang bergerak di sektor usaha
yang sama. Karena itu, sebelum perusahaan menawarkan kompensasi kepada calon karyawan,
HR umumnya sudah melakukan survei gaji di perusahaan lain.
4. Kemampuan Perusahaan
Kompensasi juga dipengaruhi faktor internal, yakni kemampuan finansial perusahaan.
Perusahaan berskala besar atau punya reputasi bagus tentu bisa memberikan kompensasi yang
besar bagi karyawannya, seperti gaji, berbagai tunjangan kesejahteraan, dan fasilitas.
5. Jenis Pekerjaan dan Tanggung Jawab
Semakin besar tanggung jawab karyawan, semakin besar pula kompensasi yang ia peroleh,
sesuai dengan struktur dan skala upah.
6. Peranan Serikat Buruh
Kompensasi karyawan juga dipengaruhi oleh peran serikat buruh, terutama dalam perjanjian
kerja sama. Tuntutan atas tunjangan tertentu dari serikat buruh memungkinkan perusahaan
memenuhinya.
Referensi:
LN9-Establishing Strategic Pay Plans, Pay and Incentives, Benefit & Services
https://www.gadjian.com/blog/2019/04/12/6-faktor-yang-memengaruhi-besar-kecilnya-kompensasi-
karyawan/
Secara lebih spesifik, manfaat pemberian insentif dan bonus karyawan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Bagi perusahaan, pemberian insentif dan bonus karyawan menuju pada peningkatan produktivitas
kerja karyawan agar mereka bekerja lebih bersemangat dan cepat, bekerja lebih disiplin, dan bekerja
lebih kreatif.
2. Sedangkan bagi karyawan, pemberian insentif dan bonus akan membuat karyawan mendapat
keuntungan. Diantaranya adalah standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif. Standar prestasi
tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pemberian balas jasa yang diukur dalam bentuk uang. Selain itu,
karyawan menjadi termotivasi untuk lebih giat agar dapat menerima insentif yang lebih besar.
Referensi:
https://sleekr.co/blog/perbedaan-insentif-dan-bonus-karyawan/