Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN 1
SINTESIS SENYAWA ASAM ALFA HIDROKSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULWARMAN
2021
A. Judul
Sintesis Senyawa Asam Alfa Hidroksi
2. Bahan
a. Aquades
b. Es batu
c. Etil asetat
d. H2SO4
e. Kertas indikator pH
f. Kertas saring
g. L-Leusin
h. Metanol
i. MgSO4 anhidrat
j. NaCl
k. NaHCO3
l. NaNO2
m. Plat kromatografi lapis tipis (KLT)
n. Propanolol
D. Bagan kerja
1 gram L-Leusin
Penggunaan suhu 0oC karena dalam larutan
berair garam diazonium tidak stabil pada
suhu diatas 5oC; gugus -N+=N cenderung
lepas sebagai N2 (gas nitrogen)
(40 ml H2SO4 2M)
Dilarutkan dan didinginkan pada icebath yang ditambahkan garam, dengan suhu 0oC
Setelah NaNo2 habis, larutan di strirrer selama 24 jam pada suhu ruang
Asam asetat
Ninhindrin
+Etil asetat
Analisis hasil senyawa dengan menggunakan FTIR, melting point dan polarimeter
5
4 3 2 1 OH
OH
(S)-2-hydroxy-4-methylpentanoic acid
F. Perhitungan
1. Massa Teoritis :
Leusin 810,12 mg (Dimintanya 1 g)
Massa Percobaan :
a. nLeusin
n Leusin = Massa yang ada di penuntun : Mr Leusin
b. nNaNO2
n NaNO2 = Massa yang ada di penuntun : Mr NaNO2
Massa teoritis = n x Mr
= 7,633 mmol x 132 g/mol
= 1,0075 g
2. Perhitungan Rendemen
Dik : gram leusin = 1 gram
n leusin = 7,633 mmol
Mr = 131,18
hasil rendemen = 810,12 mg
Dit : Apakah hasil rendemen telah sesuai?
gr
n=
Mr
810,12mg
n=
131,18
n = 6,175 mmol
% rendemen leusin
n hasil
% rendemen = x 100%
n diketahui
6,175 mmol
= x 100 %
7,633 mmol
= 0,8089 x 100 %
= 80,89 %
% rendemen HMP
810,12mg
% rendemen = x 100%
1000mg
= 81,01%
= 0,95995 ppm
b. Pada Integrasi 1,8
1,5738+1,5675+1,5626+1,5570
+1,5506+ 1,5455+ 1,5404
δ Ha=
7
= 1,5567 ppm
= 1,85435 ppm
= 4,1361 ppm
= 5,25 Hz
G. Pembahasan
Asam alfa hidroksi (asam-α-hidroksi) dikenal juga dengan AHAs merupakan
kelompok senyawa kimia yang terdiri dari asam karboksilat yang tersubtitusi gugus
hidroksi. Kelompok senyawa asam alfa hidroksi memiliki peranan penting dalam sintesis
organik dan sintesis famaseutikal (Lu et al., 2015).
Senyawa asam alfa hidroksi sering digunakan dalam skala industri, seperti asam
laktat, asam sitrat, asam mandelate, dan asam glikolat. Senyawa asam alfa hidroksi dapat
disintesis dari asam amino melalui dua tahap reaksi yaitu diazotasi yang diikuti dengan
hidrolisis untuk menghasilkan senyawa asam alfa hidroksi (Lu et al., 2015).
Praktikum pertama kali ini membahas mengenai sintesis senyawa asam alfa hidroksi(
Asam 2-hidroksi-4-metilpentanoat). prosedur kerja pada praktikum ini ialah dengan
malarutkan 1 g L-Leusin (7,633 mmol) dalam H 2SO4 2M sebanyak 40 mL, asam sulfat
merupakan bahan yang dapat digunakan untuk melarutkan L-Leusin dalam suasana asam
dan membentuk asam nitrat. Setelah itu, diaduk dan dinginkan pada suhu 0-5ºC
dipertahankan pada suhu tersebut agar garam diazonium tidak lepas menjadi gas
nitrogen, untuk menjaga kestabilan suhu agat tetap stabil, maka digunakan es batu yang
ditaburi garam. Lalu, ditimbang NaNO2 sebanyak 3,16 g (45,798 mmol) dilarutkan
dalam 30 mL dan ditambahkan secara perlahan (tetes demi tetes) pada larutan L-Leusin
berfungsi untuk menghidroksi 2 hidroksi 4 metil pentanoat dan sebagai larutan buffer
untuk mengembalikan kondisi pH yang sebelumnya dalam kondisi asam. Reaksi
dilakukan selama 2 jam pada suhu 0ºC dan dilanjutkan reaksi tersebut pada suhu kamar
selama 24 jam. Setelah 24 jam, reaksi dicek menggunakan metode KLT dengan eluen
propanol : methanol (8:2) dibandingkan antara hasil reaksi dengan asam amino L-Leusin,
plat KLT disemprot dengan ninhidrin kemudian dipanaskan. Apabila hasil sintesis tidak
menunjukkan warna ungu pada plat KLT dengan Rf yang mirip dengan L-Leusin maka
dapat diidentifikasi leusin telah terkonversi menjadi asam hidroksi. Selanjutnya
ditambahkan NaHCO3 pada larutan berfungsi untuk mengembalikan pH hingga
mencapai pH 2 hal ini berkaitan dengan titik isoelektrik pada senyawa agar mudah
ditarik oleh pelarut organik yang nantinya akan digunakan. Lalu ditambahkan 30 mL
NaCl jenuh yang berfungsi untuk menjenuhkan larutan yang telah diasamkan, kemudian
diekstraksi dengan menggunakan etil asetat (3 x 30 mL) dan diambil fase etil asetat dan
ditambahkan NaSO4 anhidrat 1 g ke dalamnya diaduk berfungsi untuk menarik air yang
masih terkandung pada fase etil asetat yang kemudian disaring dan dipekatkan dengan
rotary evaporator lalu disimpan dalam freezer selama 24 jam untuk membekukan.
Setelah itu, freeze dryer produk yang telah membeku selama 6 jam. Kemudian dilakukan
analisis senyawa hasil sintesis menggunakan FTIR, melting point dan polarimeter.
Produk yang terbentuk ditimbang dan dihitung rendemen reaksi.
Berdasarkan data hasil percobaan diketahui massa produk HMP yang dihasilkan
yaitu 810,12 mg, dari data tersebut dihitung rendemen sehingga didapatkan hasil
rendemen yaitu sebesar 80,36%. Data melting point senyawa HMP yaitu 79ºC,
berdasarkan literature diketahui melting point senyawa asam 2-hidroksi-4-metil
pentanoat adalah 78ºC-80ºC (Cohen-Arazi, 2008) maka senyawa yang dihasilkan dari
sintesis dapat dikatakan murni karena perbedaan titik lelehnya kurang dari 2ºC.
Sedangkan data Polarimeter : [α]D (c = 1.67, MeOH): −9.6 menunjukan arah levo rotary
(-), sehingga arah putarnya ke kiri atau berrlawanan jarum jam. Dalam proses
pengukuran pada konsentrasi 1,67 dengan pelarut metanol pada suhu
kamarmenghasilkan rotasi optik -9,6 karena reaksi tersebut memiliki C kiral memutar
berlawanan jarumjam (S/L).
Berdasarkan analisis menggunakan spektrum FTIR yang dibandingkan dengan tabel
IR hasil pengukuran senyawa HMP yaitu terdapat 5 peak dengan nilai 3427.5 cm -1
(ikatan O-H, alkohol ikatan hydrogen/fenol), 2978.4 cm-1 (ikatan C-H, alkana), 1714.8
cm-1 (ikatan C=O aldehid, keton, asam karboksilat, ester), 1391.1 cm-1 (ikatan C-H,
alkane), dan 1076.9 cm-1 (ikataan C-O alcohol, Eter, asam karboksilat, ester). Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa senyawa yang terdeteksi adalah senyawa asam
karboksilat, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya gugus karbonil (C=O) dan ikatan
Oksigen-Hidrogen (O-H). Pada hasil spectrum FTIR tidak ditemukan nilai yang
menunjukkan adanya gugus fungsi C-N yang khas pada struktur L-Leusin, sehingga
dapat disimpulkan bahwa senyawa L-Leusin telah terkonversi menjadi HMP.
H. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil analisis menggunakan spektrum FTIR, Massa (HR-
ToF-MS) mode ESI-, H-NMR, C-NMR dan C-DEPT dapat disimpulkan bahwa senyawa
L-Leusin telah terkonversi menjadi senyawa Asam-2-hidroksi-4-metil pentanoat dengan
rendemen sebesar 80.36%.
Daftar Pustaka
Cohen-Arazi, N., Domb, A. J., & Katzhendler, J. (2010). New biocompatible polyesters
derived from α-amino acids: hydrolytic degradation behavior. Polymers, 2(4), 418-439
Lu, D. M., Li, Z. J., Li, F. J., & Zeng, Q. L. (2015). Synthesis of α-hydroxy Amides. In
Applied Mechanics and Materials (Vol. 729, pp. 83-86). Trans Tech Publications Ltd.