Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

PENGUKURAN DASAR

Nama Praktikan : Dhani Indra Kurniawan


NIM : 181910201116
Fakultas/Jurusan : Teknik/S1 Teknik Elektro
Hari/Tanggal : 27 September 2021
Nama Asisten : Evitri Indri

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
penggunaan ilmu fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan pengukuran.
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya
menjandi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan. Tujuan
pengukuran yaitu untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran
(Giancoli, 2013).
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan
hal yang spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang digunakan
dalam pengukuran berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu
perhitungan. Ukuran benda dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat
ukur yang digunakan.
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai
pengukuran karena pengukuran dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum
“Pengukuran Dasar” kali ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara
pengukuran terhadap suatu benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
1.2 Tujuan
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar.
2. Mampu menentukan nilai skala terkecil (nst) dari alat ukur.
3. Mampu melakukan pengukuran langsung sebanyak satu kali dan menghitung
ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat nst.
4. Mampu melakukan pengukuran langsung secara berulang dan dan menghitung
ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat standart deviasi.
5. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan satu kali pengukuran
dan menentukan ralat nst.
6. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan pengukuran secara
berulang dan menggunakan ralat standart deviasi.
7. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung secara gabungan yaitu
pengukuran secara berulang menggunakan ralat standart deviasi dan satu kali
pengukuran menggunakan ralat nst.
8. Mampu menentukan angka penting/berarti dan menjelaskan arti fisik dan
statistiknya
1.3 Manfaat
Manfaat melakukan praktikum pengukuran dasar diantaranya
dapatmemahami penggunaan alat ukur. Alat ukur yang diperlukan sehari-hari
misalnyauntuk menimbang berat badan, sehingga kita dapat mengetahui
bagaimana caramenentukan hasilnya. Pengukuran juga sering ditemui
dikehidupan, dalam pembuatan meja misalnya, dapat menentukan panjang, lebar,
dan tingginya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
yangtelah ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses
pengukurandisebut alat ukur. Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak,
misalnyaalat ukur panjang (mistas, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat
ukurmassa, alat ukur waktu, dan alat ukur suhu, dll (Sasmito, 2010).
2.2 Alat Ukur
Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan
dengannamanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita
mendapatkandata hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk mendapatkan
hasil yangakurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses dalam pengukuran, kondisisuatu
lingkungan dan orang yang melakukan pengukuran. Alat-alat pengukurantersebut
antara lain (Mikrajuddin, 2016).
2.3 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong dapat
mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di batang jangka
sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10 bagian dengan
panjang 9 mm maka disebut skala nonius.
Gambar 1 Jangka Sorong
2.4 Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal
maupun diameter luar benda yang berukuran kecil. Mikrometer sekrup empunyai
ketelitian 0,01 mm sehingga cocok untuk mengukur ketebalan kertas.

Gambar 2 Mikrometer

2.5 Stopwatch
Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu. Stopwatch
terbagi menjadi 2 jenis yaitu dalam bentuk digital dan analog.
Gambar 3 Stopwatch
2.6 Mistar/Penggaris Panjang
Mistar adalah alat ukur panjang yang paling sederhana dan memiliki 2
skala ukuran yaitu skala utama dan skala terkecil. Skala utama pada mistar adalah
sentimeter (cm) dan satuan skala terkecil adalah milimeter (mm). Nilai skala
terkecil mistar yaitu 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm
(Ihsan, 2006).

Gambar 4 Mistar
2.7 Neraca
Neraca adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu massa benda.
Penentuan massa benda hanya dilakukan dengan menggeser sejumlah ahak
timbangan yang telah berada pada lengan neraca, massa benda yang ditimbang
sama dengan massa anakan timbangan yang digeser pada lengan.
Gambar 5 Neraca O’hauss

2.8 Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat
yang digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda.
Termometer memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan dari
sifat-sifat zat disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut.

Gambar 6 Termometer Suhu


2.9 Standar Deviasi Hasil pengukuran
Pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan pada akhirnya
terkumpul data x1, x2, x3, ..., xn. Standar deviasi adalah nilai statistik yang
digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa
dekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilai sampel. Sebuah standar deviasi
dari kumpulan dara sama dengan nol menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam
himpunan tersebut adalah sama (Sutarno, 2009).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum “Pengukuran Dasar” antara
lain:
1. Jangka Sorong, digunakan sebagai alat ukur panjang. Digunakan mengukur
panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, dan kedalaman lubang suatu
benda.
2. Mikrometer, digunakan khusus untuk mengukur panjang, tebal, ataupun
diameter luar dari benda yang berukuran relatif kecil.
3. Stopwatch, digunakan untuk mengukur waktu.
4. Neraca, digunakan untuk mengukur besaran massa.
5. Mistar/Penggaris Panjang, digunakan untuk mengukur besaran panjang.
6. Termometer, digunakan untuk mengukur besaran suhu.
7. Balok logam, digunakan sebagai bahan yang diukur (mistar dan neraca).
8. Bola besi kecil, digunakan sebagai bahan yang diukur (mikrometer).
3.2 Metode Kerja
a. Menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol
1. Ambillah jangka sorong dan tentukan nst-nya. Catat juga apabila skalanya
tidak menunjukkan titik nol saat jangka sorong belum digunakan.
2. Ambil mikrometer dan tentukan nst-nya. Catat juga apabila skalanya tidak
menunjukkan titik nol saat mikrometer belum digunakan.
3. Ambil termometer dan tentukan nst-nya.
4. Ambil neraca pegas (spring balance) tentukan nst-nya. Catat juga apabila
skalanya tidak menunjukkan titik nol saat pegas belum terbebani.
5. Ambil stopwatch, tentukan nst-nya.
6. Ambil mistar/penggaris panjang tentukan nst-nya.
7. Ambil neraca/timbangan, tentukan nst-nya.
b. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
Catatan : hanya dilakukan satu kali saja
1. Dengan menggunakan jangka sorong, ukur diameter dalam dan diameter
luar sebuah cincin.
2. Dengan menggunakan mikrometer, ukurlah diameter luar dari sebuah bola
besi kecil
3. Berilah beban pada neraca dan catat nilai skalanya.
4. Ukurlah panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t) balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar panjang.
5. Berjalanlah anda dari titik A ke B sejauh 2,0 meter, hitung waktunya
dengan stopwacth.
c. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi.
Catatan : Semua langkah-langkah percobaannya seperti point b (no. 1 – 5)
hanya masing-masing diulangi sebanyak 3 kali
1. Dengan menggunakan jangka sorong, ukur diameter dalam dan diameter
luar sebuah cincin.
2. Dengan menggunakan mikrometer, ukurlah diameter luar dari sebuah bola
besi kecil
3. Berilah beban pada neraca dan catat nilai skalanya.
4. Ukurlah panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t) balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar panjang.
5. Berjalanlah anda dari titik A ke B sejauh 2,0 meter, hitung waktunya
dengan stopwacth.
d. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
Catatan : Lakukan kegiatan berikut 1 kali saja.
1. Lakukanlah kembali langkah pada point b no. 4 dengan balok yang sama,
kemudian timbang massa balok tersebut.
2. Lakukan langkah yang sama pada point b no. 5, ulangi untuk jarak 2,5
meter, 3 meter dan 3,5 meter, catat masing-masing waktunya.
e. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi
Catatan : Lakukan kegiatan seperti point d sebanyak 3 kali
f. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
dan Standart Deviasi
1. Lakukan kembali langkah pada point c no. 4 dengan balok yang sama, ukur
panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t) menggunakan standart deviasi dan
kemudian penimbangan massa balok menggunakan nst.
2. Lakukan langkah yang sama pada point d no. 2 dengan pengukuran jarak
menggunakan nst dan perhitungan waktu menggunakan standart deviasi.
3.3 Metode Analisis Data

A. Menentukan Nilai Skala terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol


Jenis Alat nst Kesalahan Titik Nol
Jangka Sorong
Mikrometer
Termometer
Neraca Pegas
Stopwatch
Mistar
Neraca Lengan

B. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil


No Alat Ukur Objek Hasil Pengukuran X ΔX I (%) K (%) AP
1
2
3
4
5

6
C. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi

No Alat Ukur P1 P2 P3 X ΔX I (%) K (%) AP


1

2
3
4
5

D. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil

No Objek Besaran X ΔX I (%) K AP


(%)
1

E. Pengukuran Tidak Langsung Dengan Menggunakan Standart Deviasi


▪ Massa jenis balok

Percobaan p l t m V ρ Δρ I K AP
(cm) (cm) (cm) (gr) (%) (%)
▪ Kecepatan perjalanan

Jarak (m) Waktu (s) v(m/s) Δv I (%) K (%) AP


P1 P2 P3

F. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil dan


Standart Deviasi

1. Massa jenis balok


No. Jarak Dimensi (cm) massa V ρ Δρ I K AP
(m) P1 P2 P3 (%) (%)
1
2
3

2. Kecepatan
No Jarak (m) Waktu (s) v(m/s Δv I (%) K AP
. P1 P2 P3 ) (%)
1.
2.
3.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai
Berikut :

A. Menentukan Nilai Skala terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol


Jenis Alat Nst Kesalahan Titik Nol
Jangka Sorong 0,05 mm 0
Mikrometer 0,01mm 0
Termometer 0,1°C 0
Neraca Pegas 0,1N 0
Stopwatch 0,1s 0
Mistar 0,1cm 0
Neraca Lengan 0,01g 0

B. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil


No Alat Ukur Objek Hasil X ΔX I K AP
Pengukuran (%) (%
)
1 Jangka Sorong Cincin Dalam = 1,03 cm 1,03 0,025c
1,57 98, 2,8
Luar = 1,59 cm 1,59 m 2 43 2,6
0,025c
2,42 97, 1
m
7 57
2 Mikrometer Bola pejal d = 15,28mm 15,2 0,005m 0,03 99, 4,4
8 m 3 97 9
3 Neraca Balok 124,6 gram 124, 0,01gr 0,00 99, 5,0
besi 6 8 99 9
4 Stopwatch Sejauh 1200s 1200 0,5s 0,04 99, 4,3
20m s 2 96 8
5 Mistar Balok p = 2,1 cm 2,1 0,05c 2,38 97, 2,6
Besi m 62 2
l = 2 cm 2 0,05c 2,5 97, 2,6
m 5
t = 1,9 cm 1,9 0,05c 2,63 97, 2,5
m 1 37 8
6 Termometer Suhu 28 °C 28° 0,5°C 1,78 98, 2,7
ruang C 6 21 5
C. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi

No Alat Ukur P1 P2 P3 X ΔX I K (%) AP


(%)
1 Jangka 1,59 cm 1,58 cm 1, 61 cm 1,59 0,02 0,96 99,04 3,01
Sorong cm cm
d Dalam
d Luar 1,03 cm 1,02 cm 1,04 cm 1,03 0,01 0,97 99,03 3,01
cm cm
2 Mikrometer
3 Neraca 26,56 gr 26,51 gr 27,65 gr 26,9 0,64 2,39 97,61 2,62
1cm cm
4 Stopwatch 11 menit 11 menit 10 menit 672, 15,1 2,22 97,75 2,65
15,2 detik 26,4 56,4 detik 67s 6s 5
detik
5 Mistar p = 2,1 p = 2,2 p = 2,1 cm 8,38 0,39 4,76 95,24 2,32
cm cm
l = 2 cm l = 2,1 l = 2 cm 8,38 0,39 4,76 95,24 2,32
cm
t = 1,9 cm t = 1,9 t = 2 cm 8,38 0,39 4,76 95,24 2,32
cm

D. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil


No Objek Besaran X ΔX I (%) K AP
(%)
1 Balok p=2,1 cm m=66,8g ρ= 8,37 1,63 25 97,5 1,71
l=2 cm
t=1,9 cm
2 Perjalanan S1= 2,5 m t= 30,09s v1 =0,83 0,33 0,40 99,60 1,4
S2= 3 m t= 36,54s v2 =0,08 0,33 4,03 95,97 0,38
S3= 3,5 m t= 42,16s v3 =0,08 0,33 3,99 96,01 0,38
E. Pengukuran Tidak Langsung Dengan Menggunakan Standart Deviasi
▪ Massa jenis balok

Percobaan p l t M V Ρ Δρ I K AP
(cm) (cm) (cm) (gr) (%) (%)
P1 2,1 1,9 1,8 66,8 7,18 9,30 0,008 0,089 99,91 4,05
P2 2 2 1,9 67,0 7,6 8,82
P3 2,1 2 1,8 66,9 7,56 8,85

▪ Kecepatan perjalanan

Jarak (m) Waktu (s) v(m/s) Δv I (%) K (%) AP


P1 P2 P3
2,5 m 30,09 29,54 29,01 0,085 0,01 16,47 83,52 1,78
4
3m 36,07 36,54 37,05 0,082 0,01 17,07 82,92 1,77
4
3,5 m 42,39 42,08 42,16 0,083 0,01 16,86 83,13 1,77
4

F. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil dan


Standart Deviasi
1. Massa jenis balok
No Jara Dimensi (cm) mass V ρ Δρ I K AP
. k P1 P2 P3 a (%) (%)
(m)
1 2,5 30,0 29,5 29,0 124,6 29,54 4,21 0,07 1,85 98,1 3,7
m 9 4 1 gr 7 7 8 5 3
2 3m 36,0 36,5 37,0 124,6 36,55 3,40 0,04 1,36 98,6 2,8
7 4 5 gr 3 9 6 4 7
3 3,5 42,3 42,0 42,1 124,6 42,21 2,95 0,01 0,38 99,6 3,4
m 9 8 6 gr 2 1 7 1 3
2. Kecepatan
No Jarak (m) Waktu (s) v(m/s Δv I (%) K AP
. ) (%)

P1 P2 P3

1. 2,5 m 30,09 29,54 29,0 0,08 0,002 1,83 98,17 1,6


1

2. 3m 36,07 36,54 37,0 0,08 0,001 1,34 98,66 2,8


5 7

3. 3,5 m 42,39 42,08 42,1 0,08 0,000 0,38 99,62 3,4


6 3 2
4.2 Pembahasan
Praktikum fisika yang berjudul “Pengukuran Dasar” mempelajari teknik-
teknik mengukur yang benar. Dikenalkan bermacam-macam alat ukur dasar yang
digunakan dalam fisika, meliputi jangka sorong, mikrometer, Stopwatch,
mistar/penggaris panjang, neraca , dan termometer. Dibimbing cara mengukur dan
menentukan hasil pengukuran yang benar.
Masing-masing alat ukur ditentukan nst dan kesalahan titik nol. Nst
diperoleh dari skala terkecil masing-masing alat ukur. Diamati dengan teliti dan
seksamaagar penentuan nst tepat. Pengamatan harus sejajar antara mata pengamat
1
dengan alat ukur. Kesalahan titik nol ditentukan dengan rumus 𝑛𝑠𝑡.
2

Cara menentukan ralat nst dengan pengukuran langsung ialah dengan


menggunakan aturan bahwa ralat nst merupakan setengah nilai nst masing-masing
alat ukur. Oleh karena itu, kunci menentukan ralat pada pengukuran langsung
1
adalah tentukan nst terlebih dahulu. Setelah itu ralat bisa dicari dengan rumus 2

𝑛𝑠𝑡. Hasil dapat dituliskan dengan aturan nilai yang dihasilkan ± ralat nst yang
diperoleh.
Penentuan hasil pengukuran secara langsung dan berulang dapat diperoleh
dari rata-rata hasil pengukuran ± standart deviasi. Pengukuran dilakukan 3 kali
sehingga dapat dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut dimasukkan ke dalam rumus
standart deviasi sehingga hasil pengukuran dapat dicari. Standart deviasi dapat
menunjukkan kepresisian suatu alat ukur. Semakin kecil standart deviasi yang
terbentuk, maka semakin besar pengukuran kita yang mendekati benar.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran lain yang memiliki hubungan matematis dengan besaran yang dicari.
Pengukuran tidak langsung yang dilakukan pada praktikum ini tidak langsung
dilakukan pada semua alat ukur, namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi
dua, yaitu pengukuran tidak langung dengan nst dan standart deviasi. Pengukuran
tidak langsung menggunakan mistar, neraca, jarak. Terdapat perbedaan hasil ukur
dari pengukuran tidak langsung diatas, walaupun dilakukan pada besaran dan
menggunakan alat yang sama. Pengukuran yang dilakukan secara berulang memiliki
ralat lebih kecil dari pada pengukuran yang dilakukan sekali.
Jumlah angka penting yang digunakan dapat dilihat dari ralat relatif.
Semakin banyak angka penting menunjukkan presentase ralat yang relatif kecil
berarti semakin tepat hasil pengukuran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
beberapa pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil yang mendekati tetap,
namun beberapa juga menunjukkan hasil yang kurang tepat karena memiliki angka
penting dengan jumlah kecil.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengukuran dasar kali ini diantaranya adalah:
1. Nilai skala terkecil (nst) pada alat ukur ditentukan pada skala yang tertera
pada alat ukur tersebut.
2. Penggunaan alat ukur harus dengan cara yang benar.
3. Pengukuran tidak berulang menggunakan ralat nst dan pengukuran berulang
menggunakan ralat standart deviasi.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum pengukuran dasar yaitu, sebelum melakukan
percobaan praktikan harus memahami dan mengetahui hal yang akan dilakukan.
Mengetahui fungsi dari setiap alat ukur juga harus diperhatikan oleh setiap
praktikan. Praktikan juga harus memperhatikan intruksi dari asisten agar
praktikum berjalan dengan lancar dan sesuai. Penting juga untuk para asisten agar
lebih teliti dan maksimal dalam penyiapan video praktikum agar praktikan dapat
lebih mudah memahami dan asisten lebih mudah dalam membimbing.
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Ihsan, Helly. 2006. Pengertian Pengukuran. UPI: FIP
Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB

Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.


Sutarno. 2009. Fisikan Untuk Universitas. Bandung: Pustaka Media
.

Anda mungkin juga menyukai