Anda di halaman 1dari 50

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

XXI/1
BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Dalam Garis-garia Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa


berhasilnya pembangunan nasional tergantung kepada keikutser -
taan seluruh rakyat serta sikap mental, tekad dan semangat,
ketaatan dan disiplin seluruh rakyat Indonesia serta para pe -
nyelenggara negara.

Sehubungan dengan itu maka dalam rangka mencapai keberha-


silan pembangunan nasional perlu ditingkatkan kegiatan pene -
rangan dan peranan media massa untuk menggelorakan semangat
pengabdian terhadap perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan
dan kesatuan nasional, mempertebal rasa tanggung jawab dan
disiplin nasional serta menggairahkan keikutsertaan secara
aktif masyarakat dalam pembangunan.

Untuk terciptanya serta tumbuhnya gairah membangun diper-


lukan adanya iklim dan suasana yang dapat menumbuhkan motiva -
si yang sehat di kalangan rakyat. Iklim yang demikian dapat
tercipta dan tumbuh apabila rakyat merasa ikut memiliki dan
merasa ikut bertanggungjawab atas usaha-usaha pembangunan.
Oleh karena itu demi terciptanya iklim pembangunan perlu
dibina dan dipupuk berkembangnya komunikasi sosial yang dila -
kukan melalui dialog yang luas, bersifat terbuka dan terarah,
jujur, bebas, dan bertanggungjawab, baik antara pemerintah
dan masyarakat dan antara golongan-golongan atau warga masya -
rakat sendiri. Melalui dialog yang demikian yang pada hake-
katnya merupakan perwujudan komunikasi dua arah akan melahir -
kan gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan baru yang akan
menjadi kekuatan agar pembangunan tetap memiliki gerak maju
ke depan.

Selanjutnya dalam Garis-garis Besar Haluan Negara diga-


riskan bahwa untuk terselenggaranya komunikasi sosial timbal
balik perlu dilakukan berbagai penyempurnaan dan pembinaan
wadah-wadah penyalur pendapat masyarakat agar dapat dimanfa -
atkan, dikembangkan dan ditingkatkan pemanfaatannya sebagai
sarana penunjang dalam rangka menciptakan pra-kondisi untuk
mencapai tujuan nasional.

XXI/3
Sesuai dengan pengarahan yang telah ditetapkan dalam Ga-
ris-garis Besar Haluan Negara serta penilaian terhadap kese -
luruhan situasi dan kondisi masyarakat, maka telah ditetapkan
berbagai kebijaksanaan di bidang penerangan sebagai berikut :

1. Memberi penerangan dan motivasi kepada seluruh masyarakat


baik yang tinggal di kota maupun di desa tentang berbagai
tujuan dan kegiatan pembangunan. Untuk itu pendekatan
sosial-psikologik dan budaya perlu ditingkatkan.

2. Memperluas jangkauan penerangan antara lain melalui me -


dia massa seperti radio, televisi dan berbagai majalah
ilmiah dan populer serta surat kabar. Di samping itu
teknologi komunikasi tradisional tetap dipergunakan da -
lam usaha mencapai seluruh lapisan masyarakat, khususnya
masyarakat pedesaan.

3. Menyebar-luaskan pers ke desa dalam rangka mempercepat


dan memperluas jangkauan dan pasaran surat kabar ke pe -
desaan yang dilakukan melalui kegiatan Koran Masuk Desa.

4. Meningkatkan mutu dan jumlah tenaga Juru Penerang agar


mampu melayani kebutuhan akan informasi yang relevan un -
tuk masyarakat.

Sehubungan dengan kondisi masyarakat dan kondisi sarana


penerangan yang ada, maka kebijaksanaan yang telah ditempuh
di bidang penerangan ialah sebagai berikut :

1. Kegiatan Penerangan dilaksanakan sebagai suatu komunika -


si sosial timbal balik antara pemerintah dan rakyat dan
antar masyarakat sendiri.

2. Meningkatkan arus informasi kepada masyarakat pedesaan


dan dari masyarakat desa ke kota melalui peningkatan in -
formasi pedesaan di berbagai media massa, dan acara-acara
tentang pedesaan di televisi.

3. Kegiatan penerangan secara langsung dikaitkan dengan ke -


giatan-kegiatan sektor pembangunan lainnya.

4. Dalam kegiatan penerangan pendekatan komunikasi budaya


dalam kegiatan penerangan terus dibina dan dikembangkan
untuk memantapkan gairah membangun pada masyarakat.

Dalam rangka mencapai motivasi yang berhasil, pendekatan


komunikasi budaya mensyaratkan sikap persuasif, edukatif, dan

XXI/4
informatif sehingga mampu menggerakkan masyarakat untuk ber -
partisipasi secara nyata.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam usaha memperluas


arus informasi pembangunan, maka pemanfaatan media massa se -
perti radio umum, televisi umum dan Koran Masuk Desa terus
ditingkatkan dan dikembangkan. Selain itu dalam rangka pendi -
dikan politik rakyat untuk memantapkan perwujudan demokrasi
Pancasila, pembangunan dan pembinaan pers terus ditingkatkan.
Dalam hubungan ini kerjasama Dewan Pers dengan lembaga-lemba -
ga pers seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat
Pengusaha Surat Kabar (SPS), dan Serikat Pengusaha Grafika
(SPG) sangat berperan.

Dalam rangka menunjang usaha peningkatan mutu informasi


baik oleh pemerintah maupun pers telah dilakukan pendidikan
keterampilan dalam bidang pers, televisi dan film yang meli -
puti aspek manajemen, keterampilan teknik komunikasi serta
masalah-masalah operasional.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL YANG DICAPAI 1978/79 -


1982/83

Materi serta isi penerangan pada hakekatnya adalah kese -


luruhan kebijaksanaan Pemerintah yang bersumber pada falsafah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Garis-Garis Be -
sar Haluan Negara.

Usaha-usaha di bidang penerangan dalam tahun 1978/79 -


1982/83 diarahkan pada peningkatan kesadaran masyarakat anta -
ra lain akan pentingnya Pemilu 1982 sebagai sarana demokrasi
Pancasila dengan berpegang pada prinsip LUBER (langsung,
umum, bebas dan rahasia), tetapi tetap dalam rangka memantap -
kan stabilitas politik yang dinamik serta makin memantapkan
kehidupan konstitusional. Di samping itu juga diarahkan pada
peningkatan kesadaran tentang arti berbagai kejadian penting
seperti peringatan 50 tahun Sumpah Pemuda dan Peringatan Hari
Kesaktian Pancasila sebagaimana halnya Hari Kemerdekaan bangsa
Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.

Sejalan dengan usaha-usaha tersebut maka melalui komuni -


kasi sosial, kebijaksanaan pembangunan di bidang penerangan
diarahkan pada : (a) Terbinanya persatuan dan kesatuan Bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; (b) pe -
ningkatan kesadaran politik rakyat dalam kehidupan demokrasi
Pancasila; (c) peningkatan gairah keikutsertaan masyarakat

XXI/5
dalam pembangunan; (d) terciptanya iklim dan kondisi sosial
politik yang mendukung kelancaran dan kelangsungan pembangun -
an nasional yang sukses; dan (e) terpeliharanya stabilitas
nasional dalam rangka meningkatkan Ketahanan Nasional sebagai
bukti akan, kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk menjamin
kelangsungan hidup Bangsa dan Negara.

Untuk mencapai sasaran-sasaran kebijaksanaan tersebut te -


lah disusun program-program penerangan dengan tema penerangan
yang dikenal sebagai "Sebelas Paket Penerangan", antara lain :

(1) Pembudayaan Eka Prasetya Pancakarsa, Undang-Undang Dasar


1945 dan Garis-garis Besar Haluan Negara 1978.
(2) Penerangan tentang Pemilihan Umum 1982 dan Sidang Umum
MPR tahun 1983, motivasi kesadaran politik dan tugas war -
ga negara untuk melibatkan diri secara penuh dalam proses
demokratik bangsa.
(3) Penerangan tentang peningkatan produksi pangan, produksi
ekspor bahan non-minyak.
(4) Peningkatan peranan wanita dan pembinaan pemuda dalam
proses pembangunan bangsa.
(5) Penerangan tentang masalah kependudukan dan kelestarian
lingkungan.
(6) Hakekat Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalam
kehidupan Bangsa Indonesia.
(7) Masalah-masalah Luar Negeri yang melibatkan Negara Indo-
nesia secara langsung atau tidak langsung.
(8) Penerangan tentang pemantapan Pembangunan Timor Timur di
forum nasional dan internasional.
(9 Memasyarakatkan hasil kerja sama ASEAN melalui berbagai
kegiatan regional.

Tema-tema tersebut bersifat umum nasional, dan dijabar -


kan secara lebih mendalam melalui program-program teknik ma -
sing-masing paket. Dengan demikian teknik-teknik penerangan
adalah tentang berbagai kegiatan yang disebarkan di berbagai
tingkat daerah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan informasi
setempat. Penjabaran program kegiatan tersebut disusun seba-
gai berikut :

a. Forum sarasehan dan pameran sebagai mekanisme pendidikan


politik masyarakat, diadakan antar wakil organisasi antar
profesi maupun antar wakil berbagai instansi dan lembaga
serta berbagai lapisan masyarakat. Forum ini ternyata
bermanfaat dalam memecahkan beberapa permasalahan lokal
maupun nasional. Dalam hubungan ini Pusat-pusat Penerang -
an Masyarakat (PUSPENMAS) sangat membantu sebagai sarana

XXI/6
forum pendidikan politik masyarakat.
Mengingat pentingnya peranan PUSPENMAS sebagai forum pen -
didikan politik masyarakat, maka sarana ini terus dikem -
bangkan tiap tahun hingga pada tahun 1982/83, telah men -
capai jumlah 240 PUSPENMAS yang tersebar di seluruh pro -
pinsi (Tabel XXI-1). Dalam usaha meningkatkan penerangan
secara terpadu, pada awal Repelita III direncanakan pem -
bangunan sebanyak 207 Pusat Penerangan Masyarakat (PUSPEN-
MAS) di tingkat Dati II. Ternyata bahwa dalam tahun 1982
telah mampu dibangun aebanyak 240 buah. Mengingat pening -
katan jumlah Pemekaran Dati II, maka dalam tahun terakhir
Repelita III masih direncanakan pertambahan PUSPENMAS da -
lam usaha melengkapi Dati II yang baru ini dengan sarana
penerangan sebaik mungkin. Sementara itu berbagai jenis
sarasehan telah ditunjang oleh berbagai pameran pembangun-
an seperti Pameran Purbakala, Pameran (Inventaris) Wisma
Seni Nasional, Pameran Buku, Pameran Industri, Pameran
Kerajinan Rakyat dan lain-lain. Di samping itu diadakan
Pameran 20 Mei, Pameran 17 Agustus, Pameran 1 Oktober,
Pameran ABRI Masuk Desa dan Pameran Api Pekan OLah Raga
Nasional. Di samping itu kegiatan penerangan di tingkat
desa dilakukan dengan lebih intensif, bersamaan dengan
peranan dan manfaat Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) sebagai wadah kerja sama dan pengembangan rencana -
rencana pembangunan desa, untuk sekaligus memungkinkan
pengembangan Desa Swadaya menjadi Desa Swakarya atau Desa
Swasembada.

b. Surat Kabar Untuk Desa sebagai sistem pintas penerangan


telah menunjukkan manfaatnya baik bagi masyarakat di pe -
desaan maupun para pamong dan pemimpin sosial di desa ka -
rena surat kabar tersebut merupakan saluran bahan resmi
berisi pesan dan informasi dari Pusat yang sangat berguna
bagi pembangunan dan pengembangan daerah. Disamping itu
surat kabar edisi Jakarta disebar luaskan dalam rangka
menjamin ketepatan informasi antara Jakarta/Pusat dan
daerah. Selain itu berbagai media massa, seperti televisi
umum dan radio dilanjutkan penyebarannya ke desa-desa da -
lam rangka pemerataan informasi untuk masyarakat. Melalui
informasi visual diusahakan pemupukan Wawasan Nusantara.
Bila dalam tahun 1979/80 oplah Harian Surat Kabar Untuk
Desa ialah 36.000 eksemplar, akhir tahun 1982 mencapai
51.000 per hari. Di samping itu sejak tahun 1978/79 telah
disebar luaskan pula sebanyak 29.866 set televisi umum dan
11.937 radio umum. Penetapan dan penyebaran kepada desa
penerima surat kabar, televisi umum dan radio diputuskan

XXI/7
TABEL XXI -1
PERKEMBANGAN JUMLAH PUSPENMAS,
1977/78 - 1982/83

No. Daerah Tingkat I/ Jumlah


1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/833)
Pr op in si Kabupaten/Kodya

1. Daerah Istimewa Aceh 10 2 2 2 2 3 8


2. Sumatera Utara 17 5 5 5 7 14 16
3. Sumatera Barat 14 3 3 3 5 12 14
4. Riau 6 2 2 2 3 5 5
5. Jambi 6 2 2 2 3 5 5
6. Bengkulu 4 2 2 2 2 4 4
7. Sumatera Selatan 10 3 4 7 7
3 3
8. Lampung 4 2 2 2 2 4 4
9. Jawa Barat 24 7 7 7 10 18 19
10. Jawa Tengah 35 7 7 7 10 18 24
l l . D . I. Y o g y a k a rt a 5 4 4 4 4 5 5
12. Jawa Timur 37 7 7 7 13 23 30
13. Bali a 3 3 3 4 6 7
14. Nusa Tenggara Barat 6 3 3 3 5 5
15. Nusa Tenggara Timur 12 4 4 4 5 8 9

XXI/8
( Lanjutan Tabel XXI – 1 )

XXI/9
GRAFIK XXI – 1
PERKEMBANGAN JUMLAH PUSPEMAS
1977/78 – 1982/83

XXI/10
TABEL XXI - 2

PERKEMBANGAN KEGIATAN PAMERAN PEMBANGUNAN,

1979/80 - 1982/83

XXI/11
dan dilaksanakan bersama dengan pemerintah daerah sehing ga
penyebarannya dapat dinikmati oleh masyarakat sebaik -
baiknya.

c. Dalam rangka melaksanakan sistem penerangan terpadu telah


dibentuk forum koordinasi kehumasan Pemerintah berupa Ba -
dan Koordinasi Kehumasan (BAKOHUMAS.) antar Departemen un-
tuk tingkat Nasional, Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat
II. Sistem Penerangan Terpadu ini merupakan usaha agar
pemerataan informasi dari pemerintah ke desa diterima
dalam arti yang sama. Sebagai wahana untuk melaksanakan
sistem ini di tingkat Kabupaten/Kotamadya Puspenmas (Pu sat
Penerangan Masyarakat) ternyata telah bermanfaat antara
lain dalam penyelenggaraan Penataran P4 di daerah dan
untuk penerangan tentang Pemilu 1982. Sehubungan dengan
peningkatan kegiatan pameran mengenai berbagai sek tor
pembangunan maka dalam tahun 1982 setiap propinsi dan dua
(2) wilayah di Jakarta telah dilengkapi dengan mobil
panggung keliling.

d. Kegiatan pertunjukan rakyat ternyata bukan saja merupakan


khasanah budaya bangsa/kesenian tradisional yang khas ba
gi berbagai daerah, yang perlu dijaga kelestariannya te
tapi merupakan pula media komunikasi yang efektif. Mela-
lui pertunjukan rakyat, komunikasi timbal balik dan komu -
nikasi sosial antara pemerintah dan rakyat semakin me -
ningkat dan pembangunan dapat mencerminkan aspirasi dan
kebutuhan nyata masyarakat. Kelompok-kelompok pertunjukan
rakyat yang komunikatif antara lain adalah Seudati di
Aceh, Randai di Sumatera Barat, Ketoprak di Jawa, Mamanda
di Kalimantan dan lain-lain. Jalinan kerja sama dengan
generasi muda diperhatikan juga dalam bidang penerangan
dengan teknik seni drama antara lain melalui pembinaan
kelompok-kelompok KNPI, AMPI dan Pramuka dalam bidang
pertunjukan rakyat. Festival Pertunjukan Rakyat setiap
tahun telah berhasil menampilkan pemenang-pemenang gene -
rasi muda dalam usaha popularisasi semangat joang di ka -
langan generasi muda.

e. Penerangan luar negeri dilakukan secara terpadu antar de -


partemen yang diarahkan untuk meningkatkan pelayanan pe -
nerangan luar negeri bagi perwakilan-perwakilan Republik
Indonesia. Untuk menunjang tugas penerangan di luar nege ri
tentang pembangunan nasional maka penerangan dilakukan
dalam berbagai bahasa asing seperti bahasa Arab, Peran cis,
serta secara khusus mengadakan penerangan tentang Timor
Timur.

XXI/ 12
Selain dari pada itu hingga tahun 1982/83 telah pula di -
terbitkan berbagai bahan terbitan luar negeri seperti majalah
Indonesia Today (Indonesia El Youm) yang terbit 6 kali seta -
hun, Indonesia : An Official Handbook setiap tahun dan berba -
gai brosur dalam bahasa Inggris dan Arab sejumlah 172.600 ek -
semplar, terdiri dari 20 judul. Disamping itu telah disedia -
kan 35 jenis judul kegiatan pembangunan dalam bentuk foto se -
banyak 19.670 lembar, dan 8 judul film penerangan luar negeri
masing-masing sebanyak 12 hasil ganda per judul. Bahan pene -
rangan tersebut dikirimkan ke 80 Perwakilan Indonesia di luar
negeri.

1. Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Selama jangka waktu 1977/78 hingga 1982/83, Radio Televi -


si dan Film telah menunjukkan peranan yang sangat aktif dalam
meningkatkan arus informasi terutama ke daerah-daerah pedesa -
an. Untuk itu selama lima tahun terakhir telah diusahakan
perluasan jangkauan dan daya tangkap radio dan televisi. Di
samping itu produksi film juga terus diusahakan peningkatan -
nya.

Pemanfaatan radio untuk siaran pendidikan sekolah terus


ditingkatkan, searah dengan makin bertambahnya tiap tahun
jumlah anak usia sekolah. Demikian juga acara-acara budaya
melalui televisi, yang merupakan salah satu metoda pengemba -
ngan Wawasan Nusantara yang ampuh terus ditingkatkan, dengan
telah dapat diterimanya siaran televisi di seluruh ibu kota
propinsi dan kabupaten. Oleh karena itu melalui siaran berita/
penerangan RRI dan TVRI dalam rubrik Berita Daerah telah
disebar luaskan berbagai kegiatan pembangunan antara lain
program pangan, perkoperasian, Ilmu Pengetahuan, Karang Bali -
ta dan Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana, keles -
tarian lingkungan, perkreditan, masalah komoditi ekspor non
minyak. Juga telah diadakan acara-acara televisi dan radio
tentang teknologi tepat guna berbagai bidang, yang sudah di -
kembangkan di Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh rakyat.
Khususnya dalam rangka peningkatan Peranan Wanita telah diada-
kan 25.021 paket siaran RRI dan 91 paket televisi. Demikian
pula dalam rangka peningkatan keakraban antara rakyat
Indonesia dan rakyat Malaysia telah diadakan ruang khusus
melalui radio yaitu ruang "Berbalas Pantun" dan "Salam Muhi -
bah" dan ruang "Titian Muhibah" melalui televisi. Dalam bi -
dang pembinaan spiritual rohaniah telah disiarkan acara Pekan
Musabaqoh Tilawatil Qur'an melalui RRI dan TVRI. Selain itu
telah disiarkan pula berbagai acara khusus untuk masyarakat
Indonesia yang beragama Islam, Kristen Protestan, Katolik,

XXI/13
Hindu dan Budha serta kelompok penghayat Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Sejak Januari 1981 melalui stasiun RRI
dan TVRI Jakarta telah disiarkan antara lain acara Gema Pan-
casila serta acara Wanita dan Pembangunan. Dalam rangka mem-
bina mutu siaran RRI dan TVRI, pertumbuhan dan perkembangan
berbagai acara TV telah dibantu oleh suatu Dewan Siaran Nasio-
nal yang turut memonitor secara teratur berbagai penyajian
acaranya.

a. Pengembangan di bidang radio

Sebagai usaha pemantapan jangkauan siaran RRI di dalam


dan ke luar negeri sejak Januari 1982 telah dibangun 3 peman-
car gelombang pendek dengan kapasitas masing-masing 100 KW.
Dari pemancar ini satu diarahkan ke jurusan barat yaitu ke
wilayah Sumatera, satu diarahkan ke juruaan utara yaitu wila-
yah Kalimantan, dan satu lagi diarahkan ke juruaan timur laut
yaitu wilayah Sulawesi. Sedangkan untuk meningkatkan daya
jangkau siaran luar negeri telah dibangun 2 pemancar dengan
kekuatan masing-masing 250 KW.

Selain usaha peningkatan daya pemancar telah dan sedang


dilaksanakan pula pembangunan prasarana radio antara lain pe-
ngadaan gedung studio/auditorium, pengadaan/penggantian per -
alatan studio dan lain-lain di 63 lokasi yang tersebar di se-
luruh tanah air mulai dari Banda Aceh sampai Irian Jaya.

Bersamaan dengan meningkatnya sarana siaran dan mening -


katnya selera masyarakat maka pembinaan tenaga teknik radio
terus dilanjutkan dalam rangka meningkatkan mutu siaran ter -
utama Siaran Pedesaan. Demikian pula Lokakarya Siaran Pede -
saan untuk para petugas siaran RRI dan Radio Pemerintah
Daerah secara bergilir diselenggarakan di berbagai daerah.
Dalam lokakarya ini diikut sertakan para wakil kelompok pen -
dengar, petugas penyuluhan pertanian, transmigrasi, koperasi
dan perindustrian. Kegiatan siaran pedesaan ini khusus ditu -
jukan kepada pendengar di pedesaan dalam rangka meningkatkan
mutu kehidupan para petani dan nelayan. Untuk menunjang kegi-
atan tersebut terus ditingkatkan kerjasama antar instansi pe-
merintah dengan berbagai univesitas serta tokoh-tokoh masya -
rakat, baik di Pusat maupun di Daerah sehingga isi dan mutu
siaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat pedesaan. Kegiatan
Perlombaan Siaran Pedesaan yang telah diadhkan sejak tahun
1974 terus dilanjutkan. Selain itu telah ditingkatkan ketram-
pilan 41 orang penulis naskah untuk siaran radio dan televisi,
khususnya untuk khalayak wanita.

XXI/14
Perkembangan di bidang radio antara lain dapat dilihat
pada Tabel XXI-3, Tabel XXI-4, Tabel XXI-5 dan Tabel XXI-6.

b. Pengembangan dibidang televisi

Pengembangan dibidang televisi selama lima tahun terakhir


tetap diarahkan pada peningkatan dan perluasan daya jangkau
siaran dengan melalui penambahan sarana televisi karena ter -
nyata peranan TVRI sebagai media pemerintah semakin terasa
fungsinya di bidang penerangan, pendidikan dan hiburan dan
juga sebagai sarana penggerak pembangunan di segala bidang.

Dalam rangka memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat me -


ngenai peranan TVRI maka terus menerus diusahakan peningkatan
kemampuannya. Untuk itu selama kurun waktu 1978/79 sampai de -
ngan 1982/83 telah ditingkatkan jumlah stasiun yang ada, se -
mula berjumlah 9 stasiun penyiaran, 82 stasiun pemancar dan
11 stasiun penghubung telah meningkat menjadi 9 stasiun pe -
nyiaran, 173 stasiun pemancar dan 30 stasiun penghubung di -
samping penambahan dengan 10 unit produksi keliling.

Sehubungan dengan fungsi TVRI sebagai sarana penerangan,


pendidikan dan hiburan, selama lima tahun ini telah terjadi
perubahan khususnya dengan dihapuskannya iklan melalui TVRI.
Dengan demikian acara-acara siaran TVRI lebih dimanfaatkan
untuk komunikasi antar daerah mengenai hasil-hasil pembangun -
an, sebagai hasil kerjasama antara pemerintah dan rakyat dan
demi pemerataan informasi. Di samping itu kepada masyarakat
diberi penerangan dan penyuluhan teknis mengenai berbagai
masalah, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Untuk mencapai hasil sebaik mungkin, dipergunakan berbagai
media massa maupun teknik anjangsana dan percontohan. Dengan
demikian keberhasilan yang telah dicapai di suatu tempat (ter-
utama yang bersifat swadaya) menjadi rangsangan dan contoh
bagi masyarakat di tempat-tempat lain, seperti Desa Transmi -
grasi Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan.

Sementara itu dengan bertambahnya acara-acara siaran yang


diproduksi oleh TVRI sendiri, jumlah prosentase penyiaran
film-film asing semakin menurun. Pada tahun 1978/79 acara
produksi sendiri baru mencapai 65% dan pada tahun 1982/83 te -
lah meningkat menjadi 88%.

Perkembangan di bidang televisi antara lain dapat dilihat


pada Tabel XXI-7, Tabel XXI-8, Tabel XXI-9, Tabel XXI-10, Ta -
bel XXI-11, Tabel XXI-12 dan Grafik XXI-2.
XXI/15
TABEL XXI

PERKEMBANGAN JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN


PFMANCAR RRI,
1977/78 - 1982/83

No. Uraian Satuan 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)

1 . Stasiun Penyiaran. stasiun 49 49 49 49 49 49

2. Stasiun Pemancar stasiun 252 252 253 253 278 281

3. Kekuatan Pemancar KW 2.492 2.550 2.560 2.560 2.851 2.851,31

*) Sampai dengan Desember 1982

XXI/16
TABEL XXI - 4

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI DARI SELURUH


STASIUN PEMANCAR RRI SERTA IMBANGAN JENIS SIARANNYA,
1977/78 - 1982/83
(jam)

Uraian 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/832)

Jumlah jam siaran


rata-rata per hari ¹) 699 704 704 706 709 830

Berita/Penerangan (28,9%) (29%) (30%) (31%) (25%) (25%)


Pendidikan/Agama (18,14%) (19%) (19%) (20%) (20%)
(25%)
Kebudayaan/Hiburan (52,96%) (45%) (44%) (43%) (50%) (45%)

Iklan/Lain-lain - ( 7%) ( 7%) ( 6%) ( 5%) ( 5%)

1) Dari seluruh stasiun pemancar


2) Sampai dengan Desember 1982

XXI/17
TABEL XXI – 5
JUMLAH JAM SIARAN PEDESAAN (RADIO) RATA-RATA PER HARI,
JUMLAH STASIUN PENYELENGGARA DAN JUMLAH KELOMPOK PENDENGARNYA
1977/78 – 1982/83

XXI/18
TABEL XXI – 6
PENATARAN DAN LOKAKARYA SIARAN WANITA DAN PEMBANGUNAN
1979/80 – 1982/83
(orang)

XXI/19
TABEL XXI – 7
PERKEMBANGAN JUMLAH STUDIO, STASIUN PEMANCAR
DAN PENGHUBUNH TVRI,
1977/78 – 1982/83
( buah stasiun )

XXI/20
TABEL XXI - 8

JUMLAH JAM-SIARAN1) - TVRI MFNURUT JENIS SIARAN,


1977/78 - 1982/83
(jam)

Jenis Siaran 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/832)

Hiburan 3.439 5.508 5.915 5.915 5.915 12.022


Berita/Penerangan/
Budaya 11.460 17.026 17.232 19.289
17.232 13.044

Iklan dan lain-lain 731 2.504 2.572 2.572 515 512

Jumlah 15.630 25.038 25.719 25.71g 25.719 25.578

1) Jumlah jam siaran selama setahun


dari seluruh Stasiun TVRI
2 ) Sampai dengan Desember 1982

XXI/21
TABEL XXI - 9

LUARAN (OUT-PUT)-SIARAN STASIUN TVRI DAN 8 STASIUN TVRI DAERAH


TAHUN 1978/79 - DESEMBER 1982
(DALAM JUMLAH JAM SIARAN PER TAHUN)

Stasiun 1978/79 1979/80 1981/82 Desember 1982

Jakarta 1.196.010,69 1.530.280,5 1.761.751,5 2.121.817,5


8 Stasiun Daerah 194.324,3 202.142,5 204.515 214.560,5

Jumlah : .390.334,99 1.732.423,0 1.966.266,5 2.336.378,0


(+ 24,60%) (+ 41,42%) (+ 68,04%)

XXI/22
TABEL XXI - 10

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI-JAKARTA


BERDASAR PRODUKSI SENDIRI DAN PRODUKSI ASING,
1977/78 - 1982/83
(jam)

Uraian siaran 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)

Jumlah jam siaran rata


rata per hari TVRI Jakarta 6,4 8 8 8 8 8

- Produksi sendiri (76%) (65%) (78,5%) (80%) (88%) (88%)

- Produksi Asing (24%) (35%) (21,5%) (20%) (12%) (12%)

*) Sampai dengan Desember 1982

XXI/23
TABEL XXI – 11
LUAS DAERH DAN JUMLAH PENDUDUK DALAM DAERAH PANCARAN tvri
SERTA JUMLAH PESAWAT TELEVISI YANG TERDAFTAR
1977/78 – 1982/83

XXI/24
TABEL XXI - 12

PERKEMBANGAN JUMLAH TELEVISI UMUM,


1977/78 -1982/83
(buah televisi)
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)

1. Daerah Istimewa Aceh 209 346 946 954 1.454


2. Sumatera Utara 394 576 1.266 1.274 1.896
3. Sumatera Barat 180 270 570 578 866
4. Sumatera Selatan 227 338 852 860 1.276
5. Riau 106 178 486 736
478
6. Bengkulu 58 103 203 211 294
7. Jambi 60 105 205 213 296
8. Lampung 172 240 440 448 614
9. DKI Jakarta 234 234 394 438 523
10. Jawa Barat 1.022 1.423 2.126 2.134 2.839
11. Jawa Tengah 1.440 1.884 2.994 3.002 3.963
12. Daerah I. Yogyakarta 259 338 527 535 701
13. Jawa Timur 1.336 1.786 2.938 2.946 3.912
14. B a 1 i 233 247 547 555 721
15. Nusa Tenggara Barat 162 268 538 546 796
16. Nusa Tenggara Timur 50 81 281 289 455
17. Kalimantan Barat 205 351 1.051 1.059 1.642
18. Kalimantan Tengah 59 104 204 212 295
19. Kalimantan Timur 161 237 542 550 800
20. Kalimantan Selatan 218 308 613 621 871
21. Sulawesi Utara 168 234 434 442 606
22. Sulawesi Tengah 54 85 290 298 464
23. Sulawesi Tenggara 104 162 362 370 536
24. Sulawesi Selatan 468 713 1.104 1.112 1.484
25. Maluku 81 139 439 452 702
26. Irian Jaya 90 159 362 371 537
27. Timor Timur 116 236 576 576 576
28. Deppen Pusat - 11 11 11

*) Angka diperbaiki
XXI/25
GRAFIK XXI – 2
PERKEMBANGAN JUMLAH TELEVISI UMUM
1977/78 – 1982/83

XXI/26
c. Pengembangan di bidang film

Bersamaan dengan peningkatan kebutuhan film untuk televi -


si, maka kemampuan produksi dunia perfilman nasional telah
ditingkatkan secara bertahap sejak tahun 1978/79 hingga tahun
1982/83. Hal ini ditunjang antara lain melalui pengadaan ge -
dung laboratorium film dan penambahan sarana produksi berupa
peralatan laboratorium, alat penyunting, alat suara dan kame -
ra.

Demikian pula sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang


rekaman, di PPFN telah diadakan berbagai peralatan perekaman
video guna melayani berbagai kegiatan. Selain itu mulai digu -
nakan pula teknologi sinerama.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan perfilman nasio -


nal, Dewan Film Nasional yang telah dikukuhkan status dan
fungsi serta tugasnya pada tahun 1979 telah menunjukkan pera -
nannya dalam membantu Pemerintah dalam perumusan berbagai ke -
bijaksanaan seperti yang menyangkut usaha-usaha promosi dan
pemasaran film Indonesia di luar negeri, antara lain ke Ma -
laysia dan Singapura.

Sementara itu dalam usaha pembinaan film televisi Indone -


sia diusahakan peningkatan produksi film nasional dan pereda -
rannya sampai ke daerah-daerah. Isi film-film tersebut dite -
kankan pada sifat edukatif dan budaya.

Usaha pengurangan film impor terus dilanjutkan agar film


asing hanya merupakan pelengkap bagi dunia perfilman dan tele-
visi di Indonesia. Pada tahun 1978/79 jumlah pemasukan film
impor berjumlah 242 buah dan pada tahun 1982/83 telah turun
sampai 49 buah.

Produksi film nasional telah juga ditingkatkan kemampuan-


nya, pada tahun 1978/79 baru menghasilkan 73 judul, pada tahun
1982/83 telah meningkat sehingga mencapai 311 judul termasuk
film perjuangan seperti "Serangan Fajar", "Kereta Api Tera-
khir" dan "Pasukan Berani Mati" (Tabel XXI-13). Meningkatnya
kemampuan produksi nasional tersebut dicapai setelah dilaksa -
nakan pendidikan bagi kalangan perfilman, para karyawan film
dan artis. Sejak tahun 1978/79 sampai tahun 1982/83 telah se -
lesai dididik 459 orang.

Untuk memenuhi kebutuhan pembuatan film-film penerangan,


Repelita III menyebut : 204 judul film Gelora Pembangunan,
172 judul film dokumenter, 76 film animasi dan 16 film judul

XXI/27
TABEL XXI - 13

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONAL


DAN IMPOR FILM CERITA KOMERSIAL,
1977/78 - 1982/83
(buah film)

Golongan Film Cerita 1977/78 1978/79 1979/801) 1980/811) 1981/82) 1982/832)

Produksi Film Cerita


Nasional 134 73 123 196 267 311

Impor Film Cerita


Komersial 272 242 251 244 180 49

Jumlah 406 315 374 440 447 360

1) Angka diperbaiki
2) Data pada bulan Desember 1982

XXI/28
ceritera. Dalam periode Repelita III ternyata bahwa hingga
tahun ke-4 sudah dapat diwujudkan 164 film animasi/boneka, 13
judul ceritera dan 87 film dokumenter. Dalam pelaksanaannya
jumlah film dokumenter berkurang, mengingat bahwa tugasnya
diambil alih oleh Siaran Berita Televisi setiap harinya dan
Siaran Penerangan Pedesaan serta Siaran Pembangunan. Sementa -
ra itu jumlah film ceritera masih direncanakan pencapaian sa -
sarannya dalam tahun 1983/84.

Demikian juga peredaran film Indonesia telah menunjukkan


kemajuan yang pesat dengan meningkatknya jumlah film Indonesia
di gedung-gedung bioskop di seluruh Indonesia. Film-film na -
sional yang diedarkan ke seluruh pelosok Tanah Air dan ke
luar negeri dicapai melalui partisipasi dengan pihak Gabungan
Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). Koordinator per -
edaran film di tingkat-tingkat Propinsi ialah Kantor Wilayah
Penerangan Propinsi, sedangkan di daerah Tingkat II tugas ini
dilaksanakan oleh Kantor Penerangan Kabupaten. Penyebaran film
Indonesia ke luar negeri disalurkan melalui kantor-kantor per-
wakilan Indonesia setempat.

Melalui Festival Film Internasional di Damaskus (Oktober


1981), Manila (Januari 1982) dan Berlin Barat (Pebruari 1982)
serta Pekan Film ASEAN II di Manila (Oktober 1982), Indonesia
telah mencoba memasuki pasaran film luar negeri. Salah satu
film yang terjual ialah film "Janur Kuning" di luar negeri.
Dalam Repelita III Badan Sensor Film telah meningkatkan berba-
gai macam kegiatan penyensoran film/video. Dalam kurun waktu
1978/79 - 1982/83 telah berhasil disensor 381 judul film Na -
sional, 798 judul film Eropa dan Amerika, 236 judul film Asia
Mandarin, 298 judul film Asia Non Mandarin. Dalam bidang doku-
menter telah berhasil disensor 609 judul produksi Nasional/
PPFN, 874 judul impor dari luar negeri, 172 judul diplomatik,
1.857 judul Reklame, 4.136 judul TVRI. Di bidang kaset video
telah disensor 295 judul kaset video Nasional, 295 judul kaset
video Eropa dan Amerika, 277 judul kaset video Asia Mandarin,
14 judul kaset video Asia Non Mandarin. TTntuk lebih jelasnya
lihat Tabel XXI-14.

2. Pembinaan dan Pengembangan Pers

Peranan pers adalah sebagai penyebar informasi yang obyek-


tif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan
aspirasi rakyat dan meningkatkan komunikasi antara pemerintah
dan rakyat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa. Dalam ruang lingkup tersebut maka pengem -
bangan tugas dan peranan pers adalah sebagai pers nasional

XXI/29
TABEL XXI – 14
HASIL-HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL
PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO BADAN SENSOR FILM,
1978/79 – 1982/83

XXI/30
yang bersikap bebas dan bertanggung jawab berdasarkan semangat
dan jiwa Pancasila.

Pembinaan pers dan grafika nasional hingga tahun 1982/83


terutama dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan kebijaksa-
naan serta program-program peningkatan keterampilan dalam bi-
dang produksi dan manajemen pers dan grafika oleh Dewan Pers
sebagai lembaga yang membantu pemerintah. Sampai tahun 1982/83
telah dibina 24 penata penerbit luar Jawa yang tergolong go-
longan ekonomi lemah dalam bidang industri grafika. Sedangkan
salah satu usaha meningkatkan kemampuan ekonomi pers daerah
dilakukan melalui kegiatan Koran Masuk Desa.

Mengingat bahwa Garis-garis Besar Haluan Negara 1978


menetapkan tentang peninjauan kembali Undang-Undang tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pers, maka dalam tahun 1982 telah
berhasil disusun dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1982 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah de -
ngan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967. Perubahan-perubahan
tersebut terutama menyangkut istilah-istilah yang tidak se -
suai lagi dengan tingkat perkembangan masyarakat dan adanya
keharusan untuk menjawab tentang hari depan, sehubungan de -
ngan makin cepatnya perkembangan teknologi, khususnya dalam
bidang penyebaran informasi, komunikasi dan media massa.
Perubahan-perubahan tersebut menyangkut istilah-istilah
antara lain: "alat revolusi" yang diganti dengan "alat per -
joangan nasional", istilah "pengawal revolusi" yang diganti
menjadi "pengawal ideologi Pancasila", istilah "pers sosialis
Pancasila" diubah menjadi "Pers Pancasila", istilah "tiga
kerangka revolusi" menjadi "Tujuan Nasional" dan lain-lain.

Selanjutnya perkembangan pers dalam penghitungan per hari


terbitnya ialah seperti tercantum dalam Tabel XXI-15 hingga
Tabel XXI-18 dan Grafik XXI-3 untuk seluruh Indonesia mau -
pun untuk DKI Jakarta.

Di samping itu telah pula dilakukan usaha-usaha untuk me -


ningkatkan kemampuan meliput berita, dengan mengikut sertakan
tenaga-tenaga di bidang pers dalam kegiatan pendidikan di luar
dan di dalam negeri. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperluas
cakrawala pengetahuan wartawan tentang masalah-masalah dalam
dan luar negeri.

Demikian pula dengan diadakannya Pameran Pers, Grafika dan


Penerbitan baik di tingkat pusat maupun daerah yang membantu

XXI/31
pembinaan dan pengembangan pengetahuan profesional di bidang
pers dan grafika di Indonesia khususnya di daerah-daerah.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan informasi pemuka formal


maupun pemuka informal di daerah pedesaan, semenjak tahun
1977 telah ditingkatkan kegiatan Koran Masuk Deea. Apabila
dalam tahun 1977/78 kegiatan ini meliputi 4 propinsi dengan
jumlah oplah 4.000.000 eksemplar, dalam tahun 1982/83 telah
meliputi 26 propinsi dengan oplah 12.480.000 eksemplar.

Perkembangan di bidang pembinaan dan pengembangan pers


antara lain dapat dilihat pada Tabel XXI-15, Tabel XXI-16,
Tabel XXI-17 dan Tabel XXI-18 dan Grafik XXI-3.

3. Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Pada dasarnya kegiatan penelitian dan pengembangan pene -


rangan ditujukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah komu-
nikasi yang seringkali berpangkal pada masalah di luar komuni-
kasi, tetapi mempunyai akibat terhadap proses komunikasi dan
integrasi bangsa. Dalam rangka komunikasi pembangunan yang
efektif telah diadakan berbagai penelitian antara lain peneli-
tian tentang unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunika-
si, analisa isi media cetak dan media massa, serta tanggapan
dan penerimaan khalayak sasaran.

Dalam usaha meningkatkan volume dan arus informasi ke


daerah-daerah terpencil, khususnya daerah transmigrasi, telah
diadakan suatu pilot project berupa Balai Penerangan (tingkat
kecamatan) untuk daerah transmigrasi masing-masing sebuah di
Hengkulu dan di Minahaaa (Sulawesi Utara). Suatu etudi per -
bandingan menghasilkan bahwa partisipasi masyarakat transmi-
grasi yang tidak mempunyai pelayanan informasi melalui suatu
informasi terpadu, kurang mampu mencerna informasi yang diper-
oleh melalui radio saja. Oleh karena itu partisipasi masyara-
kat di daerah transmigrasi tanpa suatu pelayanan informasi
yang khusus, memperlihatkan tingkat partisipasi yang jauh le-
bih rendah dibandingkan dengan partisipasi masyarakat trans-
migrasi dimana kedua Balai Penerangan (percontohan) tersebut
dilaksanakan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan penerangan bertujuan


untuk membantu perumusan kebijaksanaan dalam bidang penerangan
dan komunikasi Sosial, serta peningkatan efektifitas tugas-
tugas operasional. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian,
sebagian besar penelitian dilaksanakan melalui kerja sama de-
ngan universitas/perguruan tinggi dan lembaga-lembaga yang

XXI/32
TABEL XXI - 15

JUMLAH OPLAH SURAT KABAR, MAJALAH DAN BULETIN


TAHUN 1978/79 SAMPAI DESEMBER 1982

Jenis Terbitan 1978/79 1979/80 1980/81 Desember 1982

Surat Kabar Harian 3.116.243 3.190.454 3.705.945 4.229.860

Surat Kabar Mingguan 2.030.630 2.026.380 1.080.275 1.197.250


Majalah Mingguan 1.666.350 1.236.350 1.431.000 2.583.777
Majalah Tengah Bulanan 1.656.350 1.447.850 1.747.900 2.036.010

Majalah Bulanan 1.150.250 1.079.500


726.750 847.856

Majalah Triwulan - - - 10.000

B u l e t i n 68.880 62.880 46.810 46.660

Catatan : Satuan = Eksemplar per hari terbit.

XXI/33
TABEL XXI – 16

JUMLAH OPLAH SURAT KABAR, MAJALAH DAN BULETIN


DI DKI JAKARTA TAHUN 1978/79 S/D DESEMBER 1982

Jenis Terbitan 1978/79 1979/80 1980/81 Desember 1982

Surat Kabar Harian 1.231.627 1.283-627 1.425.310 1.571.970


(17) (17) (17) (16)
Surat Kabar Mingguan 755.340 748.340 333.650 412.800
(16) (17) (11) (12)
Majalah Mingguan 778.500 568.500 657.000 1.184.902
(28) (17) (27) (36)
Majalah Tengah Bulanan 529.500 678.300 844.000 994.930

(20) (25) (23) (24)


Majalah Bulanan 344.235 467.000 314.500 373.078

(17) (21) (13) (17)


B u l e t i n 29.440 26.440 23.405 23.330
(9 ) (8 ) (5 ) (10)
Majalah Triwulan - - - 5.000

XXI/34
TABEL XXI - 17
PERKEMBANGAN SURAT KABAR HARIAN DAN SURAT KABAR
UNTUK DFSA DARI TAHUN 1978/79 S/D DESEMBER 1982

Satuan 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82

- Jumlah Surat Kabar


Harian terbitan Daerah Oplah 1.884.616 1.906.827 2.280.635 2.657.890

- Jumlah Surat Kabar


Harian terbitan Jakarta Oplah 1.231.627 1.283.627 1.425.310 1.571.970

- Jumlah Surat Kabar


Untuk Desa Oplah - 36.000 36.244 36.244

- Jumlah Surat Kabar


Harian terbitan Jakarta
+ Daerah + Surat Kabar
Untuk Desa Oplah 3.116.243 3.226.454 3.742.189 4.266.104

XXI/35
GRAFIK XXI – 3
PERKEMBANGAN SURAT KABAR HARIAN DAN SURAT KABAR UNTUK DESA,
1978/79 S/D DESEMBER 1982

XXI/36
TABEL XXI - 18

KORAN MASUK DESA,


1977/78 - 1982/83

Jumlah Jumlah Oplah Jumlah Daerah


Tahun Terbitan per tahun yang dijangkau
(kali) (eksemplar) (propinsi)

1977/78 50 4.000.000 4
50
1978/79 4.500.000 5

1979/80 50 6.000.000 8

1980/81 5 0 *) 7.150.000 13

1981/82 52 15.652.000 22

1982/83 12.480.000 26
52

*) Angka diperbaiki

XXI/37
bergerak di bidang penelitian. Kerjasama tersebut telah dila -
kukan sejak tahun 1974 antara lain dengan Universitas Indone -
sia di Jakarta, Universitas Pajajaran di Bandung, Universitas
Gajah Mada di Yogyakarta, Universitas Hasanuddin di Ujung
Pandang, IKIP di Semarang, Bandung dan Medan, Institut Perta -
nian Bogor, Institut Teknologi Surabaya, Institut Teknologi
Bandung, Lembaga Administrasi Negara, Lembaga Elektroteknika
Nasional/LIPI, dan Universitas Brawijaya di Malang.

Ruang lingkup penelitian komunikasi meliputi penelitian


perangkat keras dan perangkat lunak ataupun penelitian penun -
jang maupun pengembangan.

Selain itu juga telah diadakan berbagai lokakarya antar


instansi dengan mengikut sertakan fihak swasta dan universitas
tentang berbagai masalah seperti : masalah peristilahan di bi-
dang komunikasi/penerangan, penerangan tentang lingkungan hi-
dup, masalah partisipasi masyarakat dalam pengembangan Wawasan
Nusantara, peranan komunikasi dalam pembangunan televisi di
daerah pedesaan.

4. Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Pelakaanaan kegiatan pendidikan dan latihan diarahkan un -


tuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga departemen
baik di Pusat maupun di Daerah serta unit-unit pelaksanaannya
melalui berbagai pendidikan/latihan keterampilan dan
penataran antara lain

a. SESPAPEN, yang telah mendidik 150 peserta;

b. SEPADYA/SESPEN II di Jakarta dengan sejumlah 140 peserta;

c. SESPALA/SESPEN I yang diselenggarakan di 5 kota, yaitu:


Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Ujung Pandang,
telah mendidik 900 peserta dari seluruh Indonesia;

d. SEPADA/SESDAPEN yang diselenggarakan di 4 kota , yaitu:


Jakarta, Medan, Semarang dan Ujung Pandang yang telah me -
latih sejumlah 1.280 peserta dari seluruh Indonesia;

e. PPSD (Pendidikan Pegawai Staf Departemen Penerangan) yang


diselenggarakan di 7 kota, yaitu: Jakarta, Medan, Palem -
bang, Bandung, Yogyakarta, Ujung Pandang dan Jayapura, te-
lah mendidik 920 peserta;

XXI/38
f. Pendidikan Teknik Mobil Unit Penerangan yang diselenggara-
kan di Jakarta telah melatih 190 peserta;

g. Pendidikan Teknik Fotografi Penerangan yang diselenggara -


kan di Jakarta mendidik 182 peserta;

h. Pendidikan Teknik Pameran Penerangan yang diselenggarakan


di Jakarta berhasil mendidik 278 orang peserta dari
seluruh Indonesia;

i. Pendidikan Pertunjukan Rakyat Tradisional yang diselengga-


rakan di Jakarta telah membina 82 orang peserta;

j. Pendidikan Juru Penerangan yang diselenggarakan di 12 Ibu-


kota Propinsi yaitu: Medan, Pekanbaru, Bengkulu, Jakarta,
Banjarmasin, Semarang, Surabaya, Palangkaraya, Manado,
Ujung Pandang, Kupang dan Ambon telah berhasil mendidik
3.208 orang yang terdiri dari Juru Penerang maupun Pamong
desa. Dalam rangka meningkatkan peranan wanita pada setiap
penyelenggaraan Diklat Juru Penerang, diikut sertakan
sejumlah 25 % peserta wanita dari berbagai organisasi
wanita termasuk Dharma Wanita;

k. Pendidikan dan latihan Radio 1.552 peserta;


l. Pendidikan dan latihan Televisi 1.241 peserta;
m. Pendidikan dan latihan Perfilman 645 peserta.

XXI/39
TABEL XXI - 19

HASIL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI,


1977/78 - 1982/83
(peserta)

Jenis Diklat 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)

Pusdiklat 1.873 1.980 2.089 1.974 1.261 1.770


Penataran/Kursus(rutin) 1.496 3.832 212 4.627 4 58 344

Diklat Radio 270 206 233 556 277 280

Diklat Televisi 118 234 112 220 229 446

Diklat Perfilman - - 300 185 160 -

Jumlah : 3.757 6.252 2.946 7.562 2.385 2.840

*) Sampai dengan Desember 1982

XXI/40
TABEL XXI - 20

HASIL-HASIL PENDIDIKAN BALAI DIKLAT RADIO,


1977/78 - 1982/83
(peserta)

Jenis Diklat 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

Dasar Siaran 37 - 15 25 24 25
Perencanaan Siaran - - 20 - - -
Produser Siaran Pendidikan 37 - - - - -
Produser Siaran Pedesaan 40 29 20 24 - 30
Produser Siaran Hiburan - 30 - 16 20 -
Penyiar - - 18 - - 20
Pemberitaan 32 29 - - 15 20
Produser Siaran - 30 - -
- -
Latihan Khusus Crash
Program - - 17 - - -

Lokakarya/latihan Ketram-
p ila n S ia r a n P e d e s a a n 85 58 60 60 28 60

Dasar Teknik - 30 14 25 24 25
Teknik Pemancar - - 20 21 - 20
Teknik Stereo Phonic - - - - 20 -
Teknik Studio 39 - 30 20 - 20
Teknik Maintenance - - - 20 20 20
Siaran Pembangunan Desa - - - - 12 -
Pendidikan Teknik bagi
Karyawan Diklat Radio - - - - - 10

Latihan untuk Pelatih - - - - - 10


Managemen Siaran - - - - - 10

XXI/41
TABEL XXI – 21

HASIL-HASIL PENDIDIKAN PUSAT LATIHAN TVRI


1977/78 – 1982/83
(peserta)

XXI/42
TABEL XXI – 22
HASIL-HASIL PUSAT LATIHAN PERFILMAN
1977/78 – 1982/83

XXI/43
TABEL XXI – 23
KEGIATAN PENERBANGAN WANITA PEDESAAN,
1979/80 S/D 1981/82

_____________________

XXI/44

Anda mungkin juga menyukai