Anda di halaman 1dari 12

Makala Indra penciuman

Disusun oleh :

Astira Ramadani (19)

PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 11 MALANG

Jl. Pelabuhan Bahakuni No.1 Telp. 0341 – 836330 Fax. 0341 – 837271

Tahun 2021

1. Pengertian
Indra penciuman, atau disebut juga sistem olfaktori, adalah sistem sensori yang berfungsi
untuk mencium bau. Sistem ini akan menerima, memproses, dan menerjemahkan aroma
yang kita hirup.Panca indra yang satu ini juga disebut sebagai sensor kimia. Hal ini
membuat indra pembau mampu mendeteksi unsur kimia yang berasal dari makanan,
benda di sekitar, bahkan perilaku seksual.Mekanisme indra penciuman dimulai saat
hidung membaui aroma tertentu. Sel-sel dalam hidung, yang disebut dengan sel olfaktori,
akan memproses dan meneruskannya ke otak untuk diterjemahkan. Dari sana, Anda akan
mulai mengenali bau apa yang Anda cium.
2. Antomi Fisiologi Hidung

a. Hidung bagian luar


Dari luar, kita bisa lihat bahwa hidung memiliki dua lubang yang secara anatomis
disebut sebagai nares. Kedua lubang hidung dipisahkan oleh struktur yang terbuat dari
tulang rawan, dan disebut sebagai septum.Secara keseluruhan, bagian luar hidung yang
bentuknya terlihat seperti segitiga, dinamakan meatus eksternal. Selain tulang rawan,
meatus eksternal juga terdiri dari kulit dan jaringan lemak. Di hidung bagian luar juga
terdapat otot yang membantu dalam membentuk ekspresi wajah.

b. Rongga hidung
Susunan rongga hidung manusia sebenarnya cukup kompleks. Struktur ini dimulai
dengan bagian depan lubang hidung yang dinamakan vestibulum. Area ini, dilapisi
oleh lapisan sel yang bernama epitelium.Di belakang vestibulum, terdapat struktur
yang bernama concha nasalis atau turbinate. Lalu, di atasnya ada area olfaktori yang
berperan dalam proses penciuman. Area ini adalah satu-satunya bagian yang tidak
berperan dalam proses pernapasan.Lalu di area rongga hidung paling belakang,
terdapat nasofaring yang menghubungkan hidung dengan mulut. Di dalam nasofaring,
ada semacam saluran yang mengaitkan hidung dan mulut, ke telinga bagian tengah.

c. Membran mukosa
Membran mukosa merupakan bagian yang melapisi sebagian besar area rongga
hidung. Lapisan ini berfungsi untuk membuat udara yang kita hirup, menjadi lebih
lembap dan hangat. Selain itu, lapisan membran mukosa juga berfungsi untuk
menyaring udara.Proses ini memungkinkan udara yang masuk ke paru-paru sudah
dalam keadaan bersih, dan siap diedarkan ke seluruh tubuh.

d. Lubang sinus
Lubang sinus juga merupakan bagian dari struktur rongga hidung. Terdiri dari empat
jenis, lubang-lubang ini berfungsi juga untuk meringankan beban di tengkorak kepala,
sehingga kepala kita tidak terasa terlalu berat.
1. Sinus etmoidal. Sinus ini terletak di area dekat batang hidung. Sinus ini sudah
muncul sejak lahir, dan akan terus berkembang.
2. Sinus maksila. Sinus ini terletak di area dekat pipi, dan sudah muncul sejak awal
lahir. Sama seperti sinus etmoidal, sinus maksila juga akan terus berkembang.
3. Sinus frontalis. Sinus frontalis terletak di area dahi. Berbeda dari dua sinus
sebelumnya, sinus ini tidak muncul sejak awal kelahiran, dan baru terbentuk pada
usia sekitar tujuh tahun.
4. Sinus sfenoidal. Terletak paling dalam dibanding sinus-sinus lainnya, sinus
spenoidal tersembunyi di balik rongga hidung. Sinus ini pun biasanya baru
terbentuk saat seseorang sudah memasuki usia remaja.

3. Fungsi Indra Penciuman


a. Respirasi
Fungsi hidung yang utama adalah sebagai organ respirasi atau pernapasan. Dalam
pernapasan normal sehari-hari, hidung adalah jalur utama. Udara masuk ke tubuh
melalui hidung, dihangatkan, dilembapkan, serta disaring.

Ketika bernapas, udara memasuki lubang hidung, bergerak ke tenggorokan, dan turun
ke paru-paru. Bahkan selama latihan di mana pernapasan mulut menjadi lebih
dominan, sebagian udara juga masih melewati hidung.

b. Indra Penciuman

Fungsi hidung utama selain respirasi adalah sebagai indra penciuman. Hidung berisi
area sel khusus, neuron reseptor penciuman yang bertanggung jawab untuk indera
penciuman. Mukosa penciuman di rongga hidung bagian atas, mengandung sejenis
kelenjar hidung yang disebut kelenjar penciuman atau kelenjar Bowman yang
membantu dalam penciuman.

c. Penyaring udara

Fungsi hidung lainnya adalah mencegah benda-benda asing masuk ke dalam rongga
hidung hingga paru-paru. Hidung memiliki banyak rambut kecil di dalam lubang
hidung. Rambut-rambut ini bertindak sebagai filter, menghilangkan kotoran dan
partikel sebelum udara memasuki paru-paru.

Dengan filter ini, partikel asing seperti serangga atau debu dapat disaring dan
dikeluarkan sebelum masuk menuju paru-paru. Bersin dan meniup hidung juga
membantu menghilangkan partikel-partikel asing dari tubuh.

d. Melembapkan Udara

Fungsi hidung memproses udara yang dihirup, mempersiapkannya untuk paru-paru


dan tenggorokan yang tidak mentolerir udara kering dengan baik. Saat udara yang
dihirup melewati hidung, ia dilembapkan berkat jalur udara berlapis-lapis dengan tiga
set turbin yang disebut conchae atas, tengah dan bawah.

ni adalah struktur tulang panjang yang ditutupi dengan lapisan jaringan yang
mengembang dan berkontraksi. Jalur ini adalah tempat drainase dan kelembapan
diatur. Jika tenggorokan kering, itu berarti udara di lorong ini mungkin tidak
dilembabkan. Ini juga merupakan tempat di mana nada suara dibentuk saat udara
melewati dan bagian itu mengembang atau mengecil.

e. Menghangatkan Udara

Dengan cara yang sama, tenggorokan dan paru-paru tidak menyukai udara kotor,
mereka juga tidak menyukai udara yang terlalu dingin atau terlalu panas. Lewatnya
udara melalui hidung memungkinkan udara menjadi lebih seperti suhu tubuh, yang
lebih baik ditoleransi oleh jaringan pernapasan.

Udara mengalir masuk dan keluar selama bernapas normal. Lapisan dalam hidung
memiliki banyak pembuluh darah di permukaan. Darah yang mengalir melalui hidung
menghangatkan udara saat bernapas. Panas dan kelembaban yang sama ditangkap
setiap kali mengembuskan napas.

f. Identifikasi, memori dan emosi

Penciuman berhubungan dengan bohlam penciuman yang terletak di bagian depan


otak, tepat di atas rongga hidung. Ini adalah bagian dari sistem limbik otak dan
berhubungan dengan memori. Manusia mengidentifikasi orang lain dengan
mengingat apa bau pribadi mereka.

Seseorang mungkin mengingat seseorang secara khusus ketika mencium aroma


parfum, sabun, atau bau badan yang serupa. Jika itu memicu ingatan, menjadi
nostalgia dan emosional, itu juga karena sistem limbik dikaitkan dengan kontrol
bagian emosional otak.

g. Membentuk Suara

Fungsi hidung juga meliputi peran pada penghasilan suara. Udara beresonansi di
hidung memengaruhi suara. Bentuk septum juga berperan dalam suara. Akibatnya,
operasi pada hidung juga dapat mengubah suara.

Suara normal dihasilkan dengan tekanan dari paru-paru. Ini dapat dimodifikasi
menggunakan aliran udara melalui hidung dalam proses yang disebut nasalisasi.
Proses ini melibatkan penurunan langit-langit lunak untuk menghasilkan vokal dan
konsonan hidung dengan membiarkan udara keluar dari hidung dan mulut.

h. Memengaruhi perasa

Bau memainkan peran penting dalam rasa. Manusia memiliki empat rasa utama:
pahit, asam, manis dan asin. Semua penyempurnaan dalam rasa berhubungan dengan
bau. Itu sebabnya orang merasa makanan itu hambar ketika kemampuan menciumnya
menurun.

eskipun pengecap adalah indera yang benar-benar terpisah dari penciuman, hidung
memainkan peran dalam cara lidah merasakan rasa. Aroma makanan memainkan
peran dalam rasa. Orang dengan hidung tersumbat melaporkan penurunan
kemampuan indra perasa yang dimilikinya. Tanpa penciuman, makanan akan
kehilangan seluruh rasanya.

i. Pertahanan Diri

Fungsi hidung juga penting untuk pertahanan diri. Fungsi ini terkait dengan indra
penciuman dan perasa. Bau dan rasa diperlukan untuk keamanan. Manusia
membutuhkan penciuman untuk mendeteksi asap, makanan busuk, dan beberapa
racun atau gas beracun.

Mereka yang benar-benar kehilangan indra penciumannya perlu memiliki alarm


untuk gas-gas ini dan harus lebih memperhatikan apa yang mereka makan.

4. Gangguan Sistem Indra Penciuman

a. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya kemampuan mencium bau. Ini menjadi salah satu ciri
khas dari Covid-19, penyakit yang tengah mewabah saat ini. Saat
mengalami anosmia, Anda tidak menghidu aroma apa pun. Artinya, Anda kehilangan
kemampuan mencium bau secara total.
b. Hiposmia
Hiposmia menyebabkan menurunnya kemampuan membaui sesuatu. Jika anosmia
membuat Anda tidak bisa mencium bau sama sekali, hiposmia membuat Anda
kehilangan kemampuan mencium secara sebagian (parsial).

c. Phantosmia
Pernahkah Anda mencium aroma sesuatu, tapi tidak diketahui dari mana sumber bau
berasal? Kondisi ini disebut dengan phantosmia, alias halusinasi
penciuman.Sebagaimana disebut dalam Mayo Clinic, phantosmia adalah halusinasi
penciuman yang membuat Anda mendeteksi adanya suatu bau, yang sebenarnya
tidak ada di sekitar Anda.Kondisi ini bisa terjadi akibat cedera kepala atau infeksi
saluran pernapasan atas.

d. Parosmia
Hampir serupa dengan phantosmia, parosmia adalah berubahnya kemampuan
menerjemahkan bau yang biasa dihirup. Orang yang mengalami parosmia biasanya
cenderung selalu mencium bau tidak sedap. Padahal, sumber bau di sekitarnya
mungkin saja memiliki aroma yang berbeda dari yang diciumnya.Bersama dengan
phantosmia, parosmia dikategorikan sebagai gangguan penciuman disosmia.
Disosmia merupakan gangguan indra pembau yang membuat otak keliru dalam
mempersepsikan bau.

5. Cara Pemeriksaan Indra Penciuman


a. Anamnesis
1. Hidung ekternal :Bentuk, ukuran, warna kulit
2. Normalnya : simetris, warna sama dengan wajah Abnormal: deformitas, bengkak,
merah
3. Nares: Anterior Inspeksi warna mukosa, lesi, rabas, perdarahan (epistaksis),
bengkak Mukosa normal: pink, lembab, tanpa lesi Abnormal: Rabas mukoid
(rinitis), rabas kuning kehijauan (sinusitis)
b. Palpasi
Palpasi dengan hati-hati punggung hidung dan jaringan lunak gengan menmpatkan 1
jari di setiap sisi lengkung hidung dan secara hati- hati menggerakkan jari dari batang
hidung ke ujung hidung

1. Nyeri teka, massa, penyipangan

2. Normal struktur hidung keras dan stabil: krpatenan lubang hidung dapat dikaji
dengan jari diletakkan disisi hidung dang menyumpat 1 lubang hidung, klien
bernapas dengan mulut tertutup
SOP PEMERIKSAAN FUNGSI INDERA PENCIUMAN
a. Pengertian
Merupakan suatu tindakan pada klien dengan cara memberikan beberapa bau-bauan
berbeda untuk mengetahul kenormalan fungsi indra penciuman
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya gangguan pungsi indra penciuman
2. Untuk mengetahui adanya penurunan fungsi pada Indra penciuman
c. Persiapan pasien
1. Identifikasi pasien dengan memeriksan identitas, riwayat kesehatan, penyakit &
keluhan pasien secara cermat
2. Berikan salam perkenalan diri anda, & identifikasi pasien dengan memeriksa
identitas klien secara cermat
3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan pasien
4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, dari privasi kepada pasien
5. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman &a nyaman\
d. Persiapan alat dan bahan
1. Корі
2. Bubuk the
3. Sirup dengan rasa yang baunya gampang dikenali (misal Kulit jeruk)
4. Penutup mata
5. Bengkok 1 buah bila diperlukan
6. Sarung tangan pasang untuk ners 1 jika diperlukan
7. Masker 1 buah untuk Ners jika diperlukan.
e. Persiapan lingkungan
1. Ruangan di tutup
2. Pastikan semua jendela atau pintu dakam keadaan tertutup agar privasi terjaga.
3. Pasang sekat atau sampiran
4. Gunakan selimut untuk melindungi daerah privasi pasien
f. Cara kerja
1. Jelaskan pada klien bahwan tindakan akan segera dilakukan
2. Atur posisi klien senyaman mungkin (pasisi duduk semi & fowler)
3. periksa alat dan bahan yang akan digunakan
4. Dekatkan alat dan bahan kesisi tempat tidur pasien
5. Pastikan prosedur ADP Sudah dilaksanakan oleh NERS jika diperlukan
6. Pasangkan penutup mata pasien
7. Dekatkan kopi pada hidung
8. Minta untuk mencium kopi tersebut
9. Kemudian tanyakan pada pasien mengenai bau yang telah dicium
10. Dekatkan bubuk teh pada hidung
11. Minta untuk mencium bubuk teh tersebut
12.Kemudian tanyakan pada pasien mengenai bau yang telah dicium
13.Dekatkan sirup juruk pada hidung
14.Minta untuk mencium bau sirup tersebut
15.Kemudian tanyakan pada pasien mengenai bau yang telah dicium
16.Merapikan alat-alat yang telah digunakan
17.Menanyakan kepada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
18.Menyimpulkan prosedur yang telah dilakukan
19.Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
20.Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam
g. Dokumentasi
Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan kegiatan
dan tanda tangan perawat jaga.

Anda mungkin juga menyukai