Anda di halaman 1dari 9

1

LAPORAN PENDAHULUAN DHF


(DENGUE HEMORAGIC FEVER)

A. Pengertian
 Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang terdapat pada anak dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. Uji tourniquet akan positif disertai ruam, tanpa ruam dan beberapa atau semua gejala
perdarahan.
 Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina). Penyakit ini dapat
menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak , serta sering
menimbulkan kejadian luar biaa atau wabah.

B. ANATOMI FISIOLOGI PEMBULUH DARAH


Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair dan komponen padat.
Komponen cair darah disebut plasma, berwarna kekuning-kuningan yang terdiri dari:
2

1. Air : terdiri dari 91 – 92 %


2. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 %. Terdiri dari :
 Protein ( albumin, globulin, fibrinogen )
 Bahan anorganik ( natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi dan iodium )
 Bahan organic ( zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, kreatinin, xantin, asam
amino, fosfolipid, kolesterol, gluksa dll )

Komponen padat darah terdiri dari :


 Sel darah merah
Eritrosit adalah cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm. eritrosit tidak memiliki
nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane luar, hemoglobin ( ptotein yang mengandung
besi) dan karbon anhidrase (enzim yang terlibat dalam transport karbndioksida ).
Pembentukan eritrosit dirangsang oleh glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah
eritrosit nrmal yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan perempuan : 4,1 – 5,1 106 /
mm3. funsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Pada orang dewasa umur eritrosit adalah 120 hari.
 Sel darah putih
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah
normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3.
5 jenis sel darah putih yaitu :
1. Neutrofil 55 %
2. Eosinofil 2 %
3. Basofil 0,5 – 1 %
4. Monosit 6 %
5. Limfosit 36 %
 Trombosit
Trombosit bukan merupakan sel melainkan pecahan granular sel, berbentuk piringan dan
tidak berinti, berdiameter 1 – 4 mm dan berumur kira-kira 10 hari. Sekitar 30 – 40 %
berada dalam limpa sebagai cadangan dan sisanya berada dalam sirkulasi. Trombosit
sangat penting peranannya dalam hemostasis dan pembekuan. Trombositopenia
didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000 / mm3.
Fungsi darah secara umum yaitu :
 Respirasi yaitu transport oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari
jaringan ke paru-paru
 Gizi, transport makanan yang diabsorpsi
 Ekskresi, transport sisa metablisme ke ginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dibuang
3

 Mempertahankan keseimbangan asam basa


 Mengatur keseimbangan air
 Mengatur suhu tubuh
 Transport hormon

C. ETIOLOGI
Virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4 (baca : virus dengue tipe 1-4). infeksi oleh satu tipe virus dengue akan
memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang bersangkutan pada masa yang
akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang sementara dan parsial terhadap infeksi
virus lainnya. Wabah dengue juga telah dissertai Aedes albopictus, Aedess polinienssiss, Aedess
sscuttellariss tetapi vector tersebut kurang efektif dan kurang berperan karena nyamuk-nyamuk
tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan semak-semak, sedangkan Aedes aegypti
banyak tinggal di sekitar pemukiman penduduk.
Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah
 Berbadan kecil, warna hitam dan belang-belang
 Menggigit pada siang hari, yaitu rentang waktunya antara Pkl 08.00 – 10.00 pagi.
 Gemar hidup di tempat yang gelap dan lembab dan di baju-baju yang bergantungan
 Badannya mendatar saat hinggap
 Jarak terbangnya kurang dari 100 meter
 Banyak bertelur di genangan air yang terdapat pada sisa-sisa kaleng bekas, tempat
penampungan air, bak mandi, ban bekas dan sebagainya.

D. TANDA DAN GEJALA


 Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari
 Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena
 Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu
hati
 Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita),
hepatomegali, splenomegali
 Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.
4

E. Klasifikasi DHF menurut WHO


Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uji tourniquet positif) dan
mudah memar
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit berupa ptekie dan ekimosis, epistaksis,
hematemesis, melena dan perdarahan gusi.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin,
lembab, gelisah, hipotensi )
Derajat IV
Syok dimana nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur, kulit lembab dan dingin, kulit
membiru. Merupakan manifestasi syok dan seringkali berakhir dengan kematian.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Labotatoriu
 Darah (Trombosit, Hemoglobin, Hematokrit, Elektrolit serum, Pemeriksaan gas
darah)
 Urine
2. Pemeriksaan radiology
3. USG
5

G. PATOFISIOLOGI
Virus dengue ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai 4 tipe yaiyu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4, dimana keempat jenis ini dapat menyebabkan manifestasi klinis yang
bermaca-macam dari asimptomatis sampai fatal. Dengue fever merupakan manifestasi klinis yang
ringan, sedang Dengue Haemorrhagic Fever merupakan manifestasi klinis yang berat.
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi replikasi virus kemudian akan terjadi
viremia yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh , sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot dan
sendi, ruam atau bintik merah pada kulit, hiperemi tenggorokan dan pada keadaan yang lebih
berat mungkin akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening, hepatomegali dan splenomegali.
Gigitan nyamuk yang pertama mungkin tidak menimbulkan gejala atau dapat juga terjadi dengue
fever yaitu reaksi tubuh ringan yang merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus.
Reaksi akan berat jika penderita mengalami infeksi berulang (ke-2) terutama jika oleh virus yang
berbeda pada infeksi yang pertama sehingga terjadi reaksi antigen-antibody dan akan
menimbulkan kompleks antigen-antibody (kompleks virus-antibody). Keadaan ini dapat
menyebabkan beberapa hal yaitu:
 Aktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoxin yang menyebabkan
peningkatan permeabilitas dindingpembuluh darah dan terjadinya perembesan plasma dari
ruang intravascular ke ruang ekstravaskular. Perembesan plasma ini menyebabkan
berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi
pleura dan renjatan (syok).
 Timbulnya agregasi trombosit yang melepakan ADP akan mengalami metamorfosis.
Trombosit yang mengalami metamorfosis akan dimusnahkan oleh system retikuloendotel
dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan
 Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat akhir terjadipembekuan
intravascular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini plasminogen akan menjadi plasmin yang
berperan dalam pembentukkan anafhilatoxin dan penghancuran fibrin menjadi fibrin
degradation product. Kemudian meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga
terjadinya perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular

H. PENCEGAHAN DHF
 Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
 Rumah selalu terang
 Tidak menggantung pakaian
 Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
 Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
6

 Tutup tempat penampungan air

I. PATWAY

Virus Dengue
A.
Viremia
B.

Hipertherm Hepatomegali Depresi Permebilitas


i H. Sum – sum tulang kapiler
meningkat

Manifestasi
- Anoreksia perdarahan Permebilitas
- Muntah kapiler meningkat

Kehilangan plasma
J.

Perubahan Resti
Kekurangan
Nutrisi kurang Hipovolemia
Volume cairan
M.
dari kebutuhan Efusi pleura
L. Resiko tjd Ascites
perdarahan O. Hemokonsn
Resiko syok trasi
hipovolemia P.
7

Perubahan perfusi
jaringan perifer
Syok
Q.

Kematian
S.

J. Penatalaksanaan
 Medik
a. DHF tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg
Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi, beri lagi
luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/
kg BB.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

b. DHF dengan Renjatan


- Pasang infus RL
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg
BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun

 Keperawatan
1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombosit tiap 4 Jam
- Observasi intake output
- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam ,
periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri
kompres
8

- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan
tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam,
periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan
- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
- Catat banyak, warna dari perdarahan
- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuh


- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
- Beri minum banyak
- Berikan kompres

K. KOMPLIKASI
1. Syok hipovolemik
2. Anoksia jaringan
3. Asidosis metabolik

L. PERENCANAAN PEMULANGAN DAN PEN KES


 Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kondisi fisik anak
 Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping
 Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk
mengatasi gejala
 Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

Asuhan Keperawatan pada pasien DHF


Pengkajian
- Kaji riwayat Keperawatan
9

- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit
dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )

Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,
perdarahan, muntah, dan demam
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak
ada nafsu makan
4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry
Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.

Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF.Jakarta, EGC, 1995


Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267

Anda mungkin juga menyukai