Anda di halaman 1dari 2

Lampiran Materi

1. Proses Berdirinya Daulah Abbasiyah

Babak ketiga dalam drama besar politik Islam ditandai dengan berdirinya Daulah Abbasiyah,
mereka menyebut dirinya dengan Daulah. Menandakan sebuah era baru, dan memang benar-
benar menjadi era baru. Dinamakan Abbasiyah, karena pendiri Daulah ini merupakan keturunan
Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad Saw. Daulah Abbasiyah berkuasa dalam
rentang waktu yang panjang selama 550 tahun (750 – 1258 M). Berpusat di Baghdad, Irak sebagai
ibu kota, wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah membentang luas meliputi Asia Barat, Asia
Selatan, Afrika Utara hingga Eropa.
Lembar sejarah dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari sosok keluarga Bani
Abbas bernama Ali bin Abdullah. Sebagai sepupu Rasulullah Saw, ia merasa yang paling berhak
menjadi pemimpin setelah Khulafa’ur Rasyidin. Ali bin Abdullah melakukan propaganda anti
Daulah Umayyah, ia mencoba meraih simpati masyarakat luas dengan menamakan gerakan
propagandanya sebagai keluarga Bani Hasyim. Tetapi sebelum usahanya itu terwujud, Ali bin
Abdullah wafat di tahun 124 H/742 M.
Ambisi Ali bin Abdullah selanjutnya dilanjukan oleh putranya yaitu Muhammad bin Ali. Dalam
rangka mewujudkan cita-citanya itu ia menjadikan kota Kuffah dan Khurasan sebagai basis
gerakan anti Daulah Umayyah. Di kota Khurasan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari
pemimpin masyarakat Khurasan yaitu Abu Muslim al Khurasani. Namun, Muhammad bin Ali lebih
dulu wafat di tahun 127 H/745 M sebelum cita-citanya meraih kekuasaan terwujud.
Ibrahim bin Muhammad bertekad melanjutkan perjuangan para
pendahulunya sepeninggal Muhammad bin Ali. Gerakan yang dilakukan Ibrahim bin Muhammad
mendapat perhatian khusus dari Khalifah Marwan bin Muhammad (Khalifah terakhir Daulah
Umayyah) dan menganggapnya sebagai ancaman negara. Untuk meredam gerakan Ibrahim bin
Muhammad, pada tahun 128 H/746 M Ibrahim bin Muhammad tertangkap oleh pasukan Daulah
Umayyah dan wafat dalam pengasingan.
Wafatnya Ibrahim bin Muhammad membuat keluarga Bani Abbas semakin gencar melakukan
pemberontakan. Dibantu oleh Abu Muslim Al-Khurasani, Abu Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-
Mansyur melakukan penyerangan terhadap kota-kota penting Daulah Umayyah dan
menguasainya. Keadaan ini membuat Khalifah Marwan bin Muhammad tidak bisa berbuat apa-
apa hingga ia terkepung di kota Damaskus, Syiria. Walaupun ia berhasil melarikan diri ke Yordania
dan Palestina, Khalifah Marwan bin Muhammad tertangkap di kota Fustat, Mesir dan wafat di
sana. Dengan wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad, maka berakhirlah era pemerintahan
Daulah Umayyah.

2. Faktor Pendukung Terbentuknya Daulah Abbasiyah


Tentunya kalian masih ingat tentang Daulah Umayyah yang berkuasa selama 90 tahun (660 – 750
M). Sejarawan mencatat cukup banyak kemajuan yang dicapai Daulah Umayyah, mulai wilayah
kekuasaan yang membentang dari India hingga Afrika Utara, sistem administrasi pemerintahan
yang tertata dengan rapih, penyebaran Islam hingga ke dataran Eropa, hingga kemajuan ilmu
pengetahuan.
Terbentuknya Daulah Abbasiyah disebabkan beberapa faktor pendukung. Antara lain :
a. Perpecahan internal keluarga Daulah Umayyah dan kekisruhan politik dalam negeri.
b. Kekecewaan Ulama dan tokoh agama kepada Khalifah Marwan bin Muhammad yang dinilai
tidak memiliki sikap negarawan yang baik.
c. Wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad (khalifah terakhir Daulah Umayyah) setelah
kalah dalam pertempuran di tepi sungai Zab, Irak di tahun 132 H/750 M.
d. Perpecahan kelompok suku Arab Utara dan Arab Selatan.

3. Tokoh tokoh pada Dinasti Abbasiyyah


a. Abul Abbas As-Saffah (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al- Abbas), (750 –
754 M).
b. Abu Ja’far Al-Mansyur (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas), (754 –
775 M).
c. Al-Mahdi (Muhammad bin Abu Ja’far Al-Mansyur), (775 – 785 M).
d. Musa Al-Hadi (Musa bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (785 – 786 M).
e. Harun Ar-Rasyid (Harun bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (786 – 809 M).
f. Al-Amin (Muhammad bin Harun Ar-Rasyid), (809 – 813 M).
g. Al-Ma’mun (Abdullah bin Harun Ar-Rasyid), (813 – 833 M).
h. Al-Mu’tashim (Muhammad bib Harun Ar-Rasyid), (833 – 842 M).
i. Al Watsiq Billah (Harun bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (842 – 847 M).
j. Al Mutawakkil ‘Alallah (Ja’far bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (847 – 861 M).

Anda mungkin juga menyukai