Anda di halaman 1dari 10

Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi

Universitas Balikpapan

STUDI KASUS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA


KELAS I, II & III DI SD NEGERI 009 BALIKPAPAN SELATAN

Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3


Universitas Balikpapan1, Universitas Balikpapan2, Universitas Balikpapan3
pos-el: syafitri.ms@gmail.com1, casmudi@uniba-bpn.ac.id2, ryan.angga@uniba-bpn.ac.id3

ABSTRAK

Matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari


sehingga perlu dikuasai dengan baik, namun sebagian besar siswa mengganggap bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit, khususnya kelas I, II & III di SD Negeri 009
Balikpapan Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa,
faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan hambatan dalam mengenali penyebab
kesulitan belajar siswa di SD Negeri 009 Balikpapan Selatan. Penelitian ini adalah adalah
penelitian yang bersifat kualitatif dengan subjek 9 siswa yang terindikasi kesulitan belajar
matematika dan 3 guru kelas untuk membimbing dan mendampingi siswa. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Analisis data yang dilakukan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika
yaitu, kesulitan memahami konsep, kesulitan dalam keterampilan perhitungan, kesulitan
memecahkan masalah, kesulitan memahami simbol, dan penggunaan proses yang keliru. Faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar faktor internal diantaranya, sikap belajar matematika
siswa, minat belajar matematika siswa, motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan
penginderaan serta kesehatan tubuh. Faktor eksternal diantaranya penggunaan media
pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah, dan lingkungan keluarga. Hambatan dalam
mengenali penyebab kesulitan belajar siswa adalah lingkungan sekolah serta motivasi dan sikap.

Kata kunci: kesulitan, belajar, matematika.

ABSTRACT

Mathematics is a means to solve a problem in everybody life so that it needs to be mastered


well, but most of students assume that mathematics is a difficult lesson, especially from classes
I, II & III at Elementary School 009 of South Balikpapan. The purpose of the research was to
describe a difficult learning of students, factors the cause student learning difficulties and
obstacles in recognizing the causes of student learning difficulties at Elementary School 009 of
South Balikpapan. The research was a qualitative descriptive research with 9 students who
indicated mathematics learning difficulties and 3 class teachers to guide and assist students.
The technique used to collecting data was observation, interview and documentation study.
Data analysis have done is data reduction, presentation data and conclusion drawing. The
result showed the difficulties experienced by students in learning mathematics that is, difficulty
understanding concepts, difficulties in calculation skills, difficulty solving problems, difficulties
understanding symbols and incorrect use of processes. Factors that influence learning
difficulties were internal factors such as students mathematics learning attitudes, students
interest in learning mathematics, students mathematics learning motivation and body sensing
infrastructure, and family environment. Obstacles in recognizing the causes of student learning
difficulties were the school environment, motivation and attitude.

Keywords: difficulties, learning, mathematics.

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 34


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

1. PENDAHULUAN bidang studi yang diajarkan di sekolah,


Setiap anak memiliki karakter yang matematika merupakan bidang studi yang
berbeda, begitu juga dalam hal dianggap paling sulit oleh para siswa baik
kemampuan akademis. Dalam proses yang tidak berkesulitan belajar
belajar mengajar masih banyak siswa matematika dan lebih-lebih siswa yang
yang mengalami kesulitan dalam belajar. berkesulitan belajar matematika.
Menurut (Jamaris, 2014, p. 4) kesulitan Kesulitan belajar dalam mata
belajar tidak hanya dialami oleh siswa- pelajaran matematika memiliki corak dan
siswa yang berkemampuan rendah saja karakteristik sendiri apabila dibandingkan
tetapi dialami juga oleh siswa-siswa yang dengan kesulitan belajar dalam mata
berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa pelajaran lain. Menurut Abdurrahman
yang berkemampuan rata-rata juga (Yeni, 2015, p. 4) kesulitan belajar
mengalami kesulitan dalam belajar. matematika disebut juga diskalkulia.
Sedangkan kesulitan belajar ini Selanjutnya, Vaughn (Yeni, 2015, p. 4)
merupakan kondisi proses belajar yang berpendapat diskalkulia memiliki
ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu konotasi medis, yang memandang adanya
untuk mencapai prestasi anak di sekolah. keterkaitan dengan gangguan sistem saraf
Siswa yang mengalami hambatan pusat. Diskalkulia juga mengacu pada
dalam menguasai keterampilan belajar konsep-konsep matematika dan
akan mengalami kesulitan dalam komputasi.
belajarnya. Hal ini sejalan dengan Setiap siswa dengan kesulitan
pendapat Djamarah (Rusgiarti, 2014, p. matematika adalah unik, tidak semua
104) bahwa kesulitan belajar adalah suatu anak menunjukan kekurangan atau
kondisi dimana anak didik tidak dapat kesulitan yang sama. Menurut Wood
belajar secara wajar disebabkan adanya (Untari, 2013, p. 2) bahwa beberapa
ancaman, hambatan atau gangguan dalam karakteristik kesulitan siswa dalam
belajar. Adanya hambatan-hambatan belajar matematika adalah : (1) kesulitan
tersebut akan berakibat pada tujuan membedakan angka, simbol-simbol, serta
belajar yang tidak tercapai. bangun ruang, (2) tidak sanggup
Salah satu kesulitan belajar yang mengingat dalil-dalil matematika, (3)
sering dialami siswa adalah kesulitan menulis angka tidak terbaca atau dalam
belajar matematika. Dalam upaya ukuran kecil, (4) tidak memahami simbol-
mencapai tujuan dari pembelajaran simbol matematika, (5) lemahnya
matematika masih terdapat berbagai kemampuan berpikir abstrak, (6)
masalah yang menyebabkan tujuan lemahnya kemampuan metakognisi
pembelajaran belum tercapai secara (lemahnya kemampuan mengidentifikasi
maksimal karena masih banyak siswa serta memanfaatkan algoritma dalam
yang mengalami kesulitan dalam memecahkan soal-soal matematika).
pembelajaran matematika. Dalam Berkaitan dengan kesulitan belajar
pembelajaran matematika, jika siswa dalam pembelajaran matematika, Sudjono
mengalami kesulitan belajar dianggap (Yeni, 2015, pp. 5-6) mengklasifikasikan
sebuah hal yang biasa dan sudah realita kesulitan belajar matematika yang
umumnya seperti itu. Hal ini disebabkan difokuskan pada faktor penyebabnya
karena matematika merupakan pelajaran dibedakan atas faktor dasar umum dan
yang menjadi momok menakutkan bagi faktor dasar khusus. Faktor dasar umum
siswa. Matematika dianggap sebagai ilmu adalah faktor-faktor yang secara umum
yang sulit untuk dipahami karena abstrak. menjadi penyebab kesulitan belajar siswa,
Hal ini sejalan dengan pendapat seperti faktor fisiologis, faktor intelektual,
(Abdurrahman, 2010, p. 252) faktor pedagogik, faktor sarana, dan
mengemukakan bahwa dari berbagai faktor lingkungan. Sedangkan faktor

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 35


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

dasar khusus adalah faktor yang secara


spesifik menjadi penyebab siswa 2. METODE PENELITIAN
mengalami kesulitan melakukan aktifitas Penelitian ini adalah penelitian yang
belajar, seperti menggunakan konsep, bersifat kualitatif. Penelitian yang
keterampilan operasi aritmatika, dan digunakan yaitu penelitian kualitatif jenis
menyelesaikan soal cerita. deskriptif dengan metode studi kasus
Berdasarkan wawancara dengan (case study). Penentuan subjek penelitian
beberapa guru kelas I, II & III di SD atau responden dalam penelitian ini
Negeri 009 Balikpapan Selatan masih dilakukan dengan cara purposive
banyak siswa yang mengalami kesulitan sampling. Dalam penelitian ini subjek
dalam pembelajaran matematika, ditandai penelitian adalah 9 siswa yang terindikasi
dengan prestasi akademik yang rendah. mengalami kesulitan belajar pada materi
Hal ini dapat terlihat dari nilai ulangan pelajaran matematika yaitu 3 siswa kelas
harian masih banyak siswa yang I, 3 siswa kelas II dan 3 siswa kelas III
memperoleh nilai dibawah Kriteria dan 3 guru kelas I, II & III.
Ketuntasan Minimal (KKM). Secara Teknik pengumpulan data penelitian
umum siswa masih kesulitan dalam ini menggunakan teknik wawancara,
memahami konsep dasar matematika serta observasi dan studi dokumentasi.
kesulitan dalam berhitung. Kekeliruan- Menurut Sugiyono (2014, p. 305) dalam
kekeliruan pada konsep dasar matematika penelitian kualitatif, yang menjadi
akan menyebabkan siswa kesulitan dalam instrumen atau alat penelitian adalah
mempelajari konsep berikutnya, sehingga peneliti itu sendiri. Selain peneliti sendiri,
akan sulit pula dalam mempelajari instrumen lain yang mendukung dalam
pelajaran matematika. penelitian ini diantaranya 1) pedoman
Berdasarkan wawancara dengan guru wawancara, digunakan sebagi panduan
siswa kelas I, II & III, kebanyakan siswa peneliti dalam mewawancarai narasumber
yang mengalami kesulitan belajar 2) pedoman observasi digunakan untuk
matematika dijenjang kelas tinggi mengamati narasumber pada melakukan
dikarenakan dari kelas I, II & III sudah kegiatan belajar, dan 3) pedoman
mengalami kesulitan belajar matemgatika, dokumentasi berupa foto-foto, rekaman
dimana kelas I, II, dan III merupakan wawancara.
jenjang anak mempelajari konsep-konsep Dalam penelitian ini untuk
dasar dalam pembelajaran matematika. mendapatkan keabsahan data dilakukan
Adapun yang membedakan penelitian ini dengan triangulasi teknik. Triangulasi
dengan penelitian terdahulu yaitu teknik dalam penelitian ini dilakukan
penelitian terdahulu lebih difokuskan dengan cara mengecek data kepada
pada satu kelas sementara dalam sumber yang sama dengan teknik yang
penelitian ini difokuskan pada kesulitan berbeda. Triangulasi teknik penelitian ini
belajar matematika siswa kelas I, II & III, menggunakan teknik wawancara,
dengan penelitian ini diharapkan guru observasi, dan dokumentasi.
bisa mengetahui kesulitan belajar anak Model analisis data dalam penelitian
sejak dini serta faktor penyebabnya ini mengikuti konsep yang diberikan
sehingga bisa memudahkan guru Miles & Hubermen yaitu reduksi data
mengatasi kesulitan belajar siswa kelas I, sebagai proses pemilihan, pemusatan
II & III dalam pembelajaran matematika. perhatian pada penyederhanaan,
Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pengabstrakan dan transformasi data ”
penelitian dengan judul ”Studi Kasus kasar” yang muncul dari catatan-catatan
Kesulitan Belajar Matematika Siswa kecil di lapangan, Setelah dilakukan
Kelas I, II & III di SD Negeri 009 reduksi data, langkah selanjutnya adalah
Balikpapan Selatan”. penyajian data dilakukan dengan tujuan

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 36


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

memahami informasi yang terjadi di Siswa belum memahami dengan


lapangan, yang terakhir kesimpulan benar aturan konsep dalam nilai
dalam penelitian ini diharapkan temuan tempat. Hal ini karena penempatan
berupa deskripsi atau gambaran suatu posisi dan cara baca suatu bilangan
objek yang sebelumnya masih samar, yang tepat sangat memperlihatkan
kemudian diteliti agar lebih jelas. siswa yang paham dengan siswa yang
Kesimpulan ini digunakan untuk tidak memahami materi nilai tempat.
menjawab rumusan masalah yang telah Kesulitan siswa dalam memahami
ditentukan. konsep juga diungkapkan oleh guru
GK-01 saat wawancara bahwa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN beberapa siswa kesulitan untuk
Kesulitan Siswa Dalam Memahami memahami materi nilai tempat.
Materi Matematika Selanjutnya berdasarkan
Berdasarkan hasil wawancara siswa wawancara dengan guru GK-01
yang terindikasi mengalami kesulitan peneliti juga menemukan bahwa siswa
belajar matematika dan guru kelas, kesulitan memahami memahami
observasi didalam pembelajaran konsep operasi menjumlah bilangan
matematika dan studi dokumentasi, dengan satu kali teknik menyimpan
diketahui beberapa kesulitan yang dialami dan mengurangkan bilangan dengan
siswa yang berkesulitan belajar satu kali teknik meminjam, siswa
matematika diantaranya. belum menguasai sepenuhnya prosedur
a. Kesulitan dalam Memahami Konsep penjumlahan bilangan dengan cara
Pada observasi pembelajaran di menyimpan pengurangan bilangan
kelas I SD Negeri 009 Balikpapan dengan cara meminjam, hal ini terlihat
Selatan, peneliti menemukan bahwa ketika peneliti melakukan wawancara
siswa belum memahami secara tepat dengan siswa S-1B siswa
konsep nilai tempat. Kesulitan siswa kebingungan mengerjakan soal
yang dalam memahami konsep nilai dikarenakan tidak dapat membedakan
tempat ditandai dengan kesulitan siswa bilangan yang disimpan dan bilangan
ketika menentukan nilai puluhan dan yang dipinjam.
satuan. Hal itu dilihat ketika guru Kesulitan pada materi
memberi pertanyaan 60 + 4, siswa S- penjumlahan dan pengurangan
1B tepat menjawab 64, hanya saja ditemukan peneliti dikelas II,
kesulitan yang dihadapi siswa ketika berdasarkan observasi dan wawancara
menentukan nilai puluhan dan satuan, di kelas II, peneliti juga menemukan
siswa menuliskan sesuai yang siswa materi penjumlahan dan pengurangan
baca yaitu enam puluh = 60 dan empat sebagai materi yang sulit, saat
= 4, yang akhirnya jika disatukan melakukan pengamatan, beberapa
menjadi 604. Berikut kesalahan siswa siswa belum siswa memahami konsep
S-1B dalam menjawab pertanyaan operasi penjumlahan dengan cara
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. menyimpan dan operasi pengurangan
dengan cara meminjam. Siswa
mempunyai miskonsepsi pada operasi
pengurangan yang melibatkan bilangan
nol. Hal ini dibuktikan dengan
observasi ketika siswa mengerjakan
soal misalnya 30 − 8 = 38, siswa
menganggap 0 − 8 = 8. Berikut
Gambar 1. Kesalahan siswa S-1B kesalahan siswa S-2A dalam

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 37


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

menjawab pertanyaan dapat dilihat konsep penjumlahan dan pengurangan


pada Gambar 2 berikut. di kelas I dan II, siswa kebingungan
ketika mengerjakan soal dengan dua
kali teknik menyimpan. Berikut
kesalahan siswa S-3B dalam menjawab
pertanyaan dapat dilihat pada Gambar
3 berikut.

Gambar 2. Kesalahan siswa S-2A

Selain itu, siswa kesulitan


mengerjakan pengurangan dengan cara
meminjam, dimana siswa tidak
memperhatikan dampak dari proses
peminjaman bilangan tersebut. Gambar 3. Kesalahan siswa S-3B
Sebaliknya, siswa kesulitan
mengerjakan soal penjumlahan dengan Selanjutnya pada observasi
cara menyimpan, dimana siswa tidak pembelajaran di kelas III. peneliti
memperhatikan dampak dari proses menemukan bahwa siswa belum
penyimpanan bilangan tersebut. memahami konsep pembagian dua
Selain materi penjumlahan dan angka, siswa kesulitan menempatkan
pengurangan, siswa kelas II angka yang ada pada tempatnya sesuai
menganggap materi perkalian dan dengan nilai satuannya. Seringkali
pembagian sebagai materi yang sulit, siswa menukar tempatnya sehingga
berdasarkan wawancara dengan guru hasilnya salah serta kesulitan dalam
GK-2 siswa belum memahami konsep memahami nilai satuan tiap angka
perkalian sebagai penjumlahan dalam soal.
berulang. Siswa belum mengenal
konsep perkalian dengan baik tetapi b. Kesulitan dalam Keterampilan
mencoba menghafalkan perkalian Perhitungan
tersebut. Hal ini dapat menimbulkan Kesulitan dalam keterampilan
kekeliruan jika hafalannya salah. berhitung dapat dilihat dari kesalahan
Sebaliknya dengan pembagian, siswa yang dilakukan siswa saat melakukan
belum paham konsep pembagian operasi hitung seperti operasi
dengan pengurangan berulang. penjumlahan, pengurangan, perkalian
Selanjutnya materi yang dianggap sulit dan pembagian. Materi kelas I yang
oleh siswa kelas II adalah operasi menuntut siswa melakukan operasi
hitung campuran, siswa kesulitan hitung adalah materi penjumlahan dan
dengan urutan langkah penyelesaian. pengurangan. Kesulitan siswa pada
Hal ini dibuktikan pada saat observasi materi operasi hitung menjumlah
siswa S-2C kesulitan mengerjakan soal bilangan dengan satu kali menyimpan
operasi hitung campuran dikarenakan dan mengurangkan bilangan dengan
bingung dengan urutan penyelesaian. satu kali teknik meminjam. Siswa
Selanjutnya berdasarkan observasi dalam menyelesaikan soal terlihat
dengan siswa kelas III, siswa masih kurang teliti melakukan perhitungan.
kesulitan memahami konsep Hal ini didukung oleh wawancara
penjumlahan dengan dua kali teknik dengan siswa S-1C, siswa kurang teliti
menyimpan dan pengurangan dengan dalam melakukan perhitungan.
dua kali teknik meminjam. Hal ini Selanjutnya, kesulitan dalam
disebabkan siswa kurang menguasai keterampilan berhitung juga dialami
oleh siswa kelas II, berdasarkan

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 38


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

wawancara dengan guru GK-2 siswa soal sehingga tidak memperoleh


kelas II kurang teliti dalam melakukan jawaban yang diinginkan, siswa
perhitungan pada materi penjumlahan, kesulitan memahami istilah-istilah
pengurangan, perkalian dan matematika yang terdapat dalam soal.
pembagian. siswa belum mampu Kesulitan memecahkan masalah
menghitung dengan baik, kurangnya dalam bentuk soal cerita pada materi
penguasaan keterampilan berhitung perkalian dan pembagian, siswa
inilah yang membuat siswa kesulitan kesulitan menalar dan
dalam proses pembelajaran. Hal ini mengilustrasikan kata perintah dalam
juga dibuktikan dengan wawancara soal, perintah yang seharusnya dibagi
siswa S-2B, siswa tidak teliti menjadi dikali atau dikurangi. Pada
melakukan perhitungan ketika akhirnya operasi hitung yang tersusun
mengerjakan soal. juga mengalami kesalahan begitu juga
Tidak jauh berbeda dengan kelas hasilnya. Berikut kesalahan siswa S-
III kesulitan siswa dalam keterampilan 3C dalam menjawab pertanyaan dapat
berhitung dikarenakan siswa belum dilihat pada Gambar 4 berikut
menguasai keterampilan berhitung saat
duduk di kelas II. Hal ini dibuktikan
dengan wawancara guru GK-3,
Kurangnya penguasaan keterampilan
berhitung di kelas II membuat siswa
kesulitan mengikuti materi kelas III
yang berkaitan dengan penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian. Berdasarkan wawancara
dengan siswa S-3B, siswa merasa
sudah mengerjakan soal dengan teliti Gambar 4. Kesalahan siswa S-3C
namun ternyata jawaban mereka masih
salah. Hal ini dibuktikan dengan
wawancara siswa S-3B, Siswa masih
c. Kesulitan Memecahkan Masalah sulit memahami soal dimana siswa
Dalam pemecahan masalah sering bertanya maksud dari soal
biasanya melibatkan beberapa tersebut kepada guru dan sering keliru
kombinasi konsep dan keterampilan menuliskan informasi pada soal
dalam situasi baru atau situasi yang sebelum menjawab soal cerita.
berbeda dari yang sebelumnya. Peneliti
menemukan siswa kesulitan d. Kesulitan dalam Memahami Simbol
memecahkan masalah dalam bentuk Berdasarkan wawancara dengan
soal cerita. Salah satu contoh soal yang guru GK-1 siswa memiliki
menunjukan kesulitan siswa dalam kekurangpahaman tentang simbol,
memecahkan masalah adalah soal anak-anak umumnya tidak terlalu
cerita pada materi penjumlahan dan mengalami kesulitan jika kepada
penggurangan. Berdasarkan mereka disajikan soal-soal seperti 5 +
wawancara dengan guru GK-1 siswa 2 = ⋯, atau 7 + 2 = ⋯, akan tetapi
terkadang sulit untuk memahami merasa kesulitan jika dihadapkan pada
maksud dari pernyataan yang ada soal-soal seperti 6 + ⋯ = 11; … − 3 =
dalam buku ataupun LKS. Guru 6, kesulitan semacam ini, umumnya
mengungkapkan bahwa saat karena anak tidak memahami simbol-
mengkoreksi pekerjaan siswa ditemui simbol seperti seperti (=), tidak sama
yang salah mengartikan maksud dari dengan (≠), tambah (+), kurang (−).

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 39


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

Hal ini dibuktikan dengan wawancara mengungkapkan memang terdapat


siswa S-1B, siswa bisa membedakan berbagai macam sikap yang
tanda tambah (+) dan kurang (−) ditunjukan siswa. Terdapat siswa
tetapi masih bingung mengejakan soal yang kurang memperhatikan atau
mengenai sifat pertukaran. Selanjutnya bahkan mengganggu teman yang lain
kesulitan memahami simbol dialami saat belajar, tetapi ada pula siswa
juga oleh siswa kelas II dan III pada yang memperhatikan. Hal ini juga
materi perbandingkan bilangan. Siswa dibuktikan dengan siswa S-1B, siswa
kesulitan membandingkan bilangan mengganggu temannya saat proses
menggunakan simbol lebih besar (>) pembelajaran berlangsung.
dan lebih kecil (<), berdasarkan Berdasarkan pengamatan juga ditemui
wawancara dengan guru siswa selalu siswa yang beberapa kali ditegur guru
tertukar menggunakan simbol lebih karena siswa mengganggu teman
besar (>) dan lebih kecil (<). sebangkunya. Siswa juga
mengungkapkan bahwa pada saat
e. Penggunaan Proses yang Keliru pembelajaran siswa memperhatikan
Berdasarkan observasi dan tetapi saat ditengah jam pelajaran
wawancara dengan guru GK-2, dalam siswa merasa bosan.
proses penyelesaian soal siswa sering Peneliti juga menemukan sikap
mengalami kekeliruan dalam siswa terhadap pembelajaran
menggunakan proses perhitungan. matematika juga secara keseluruhan
Kekeliruan dalam proses perhitungan beragam, ada yang menyenangi
dalam dilihat pada materi penjumlahan pelajaran matematika dan ada juga
dan pengurangan bilangan bersusun, yang tidak menyukai pelajaran
digit ditambahkan dari kiri ke kanan matematika. Seperti wawancara
dan tidak memperdulikan nilai tempat, dengan S-2A, siswa tidak menyukai
bilangan yang besar dikurangi bilangan matematika dikarenakan matematika
yang kecil tanpa memperhatikan nilai merupakan pelajaran yang sulit. Sikap
tempat. negatif siswa terhadap pembelajaran
matematika mempengaruhi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Kesulitan Belajar Matematika Kelas I, 2) Minat Belajar Matematika Siswa
II & III. Berdasarkan pengamatan peneliti
Dari pendapat ahli mengenai faktor- minat belajar matematika siswa S-1B
faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa tidak memperhatikan guru ketika
belajar, peneliti menyusunnya menjadi pelajaran berlangsung. Selanjutnya
intrumen wawancara. Beradasarkan hasil beberapa siswa mengungkapkan
wawancara kepada siswa dan guru dan bahwa siswa tidak menyukai pelajaran
observasi didalam pembelajaran matematika. Selain itu, minat yang
matematika kesulitan belajar matematika kurang juga dapat dilihat dari hasil
disebabkan oleh faktor internal dan faktor observasi peserta didik cepat bosan
eksternal. faktor-faktor yang menjadi dalam mengikuti pembelajaran
penyebab kesulitan belajar siswa sebagai matematika terlihat dari siswa
berikut. melakukan kegiatan lain seperti
a. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar mengajak ngobrol teman sebangku.
Secara Internal Minat belajar dari dalam individu
1) Sikap Belajar Matematika Siswa sendiri merupakan faktor yang sangat
Berdasarkan wawancara dengan dominan dalam pengaruhnya pada
guru dalam pembelajaran guru GK-1 kegiatan belajar, karena jika dalam diri

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 40


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

individu tidak mempunyai kemauan orang tua tidak akan memberikan


atau minat untuk belajar maka dampak yang berarti untuk siswa.
pelajaran yang diterimanya hasilnya 4) Kemampuan Penginderaan dan
akan sia-sia. Berdasarkan hasil Kesehatan Tubuh
wawancara, observasi dan Kesehatan adalah salah satu faktor
dokumentasi dapat dijelaskan temuan penting untuk menajalankan aktivitas
peneliti menunjukan bahwa minat belajar matematika. Siswa yang kurang
peserta didik kurang dalam sehat akan mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika belajarnya. Berdasarkan wawancara
mengakibatkan sulit untuk menerima dengan siswa, kesehatan yang buruk
atau melakukan suatu aktivitas belajar hingga membuat siswa sering tidak
yang berhubungan dengan mata masuk sekolah mengakibatkan siswa
pelajaran matematika yang berakibat tertinggal materi pelajaran. Kondisi
dapat mengalami kesulitan dalam tersebut turut menjadi penyebab siswa
pembelajaran matematik. mengalami kesulitan pelajaran
matematika. Hal ini berdasarkan
3) Motivasi Belajar Matematika wawancara dengan guru, siswa yang
Siswa kesehatannya buruk dan tidak masuk
Berdasarkan wawancara dengan sekolah tertinggal pelajaran.
guru diketahui bahwa motivasi siswa Gangguan penglihatan akan
untuk belajar rendah tetapi juga mengganggu siswa dalam menerima
terdapat siswa yang memiliki motivasi informasi khususnya dalam
belajar tinggi. Motivasi belajar siswa pembelajaran matematika. Dari hasil
dapat diketahui dari persiapan siswa wawancara dengan guru GK-2 ada satu
dalam pembelajaran matematika. siswa yang mengalami gangguan
Siswa dengan motivasi yang kuat akan penglihatan. Siswa yang kurang dalam
senang belajar matematika meskipun penglihatan perlu mendapatkan
tidak ada PR atau ulangan keesokan penanganan khusus, hal ini menjadi
harinya. Namun siswa yang perhatian khusus bagi guru GK-2.
mengalami kesulitan belajar Mengetahui siswanya ada mengalami
matematika memiliki motivasi yang gangguan penglihatan yaitu mata
rendah, mereka tidak mengulang silinder, beliau menempatkan siswa
kembali materi yang telah disampaikan tersebut di bangku paling depan bagian
atau mempelajari terlebih dahulu tengah agar tetap dapat melihat papan
materi yang akan disampaikan. Hal ini tulis dengan jelas.
dibuktikan dengan wawancara siswa S-
2B, siswa belajar jika ada PR atau b. Faktor Kesulitan Belajar Secara
ulangan. Eksternal
Berdasarkan wawancara dengan 1) Penggunaan Media Pembelajaran.
guru GK-1 guru sudah memberikan Siswa sekolah dasar belum
motivasi siswa secara lisan melalui berpikir secara abstrak, untuk itu
kata-kata dan contoh nyata siswa yang penggunaan media pembelajaran
berhasil dalam pelajaran. Selain menjadi faktor penting yang perlu
memberi motivasi secara lisan guru diperhatikan dalam pembelajaran
juga memberi motivasi dengan matematika agar siswa dapat
memberikan reward atau pehargaan memahami konsep matematika dengan
agar siswa yang belum bisa terdorong baik. Pentingnya penggunaan media
untuk bisa dalam belajarnya. Namun, untuk membantu pemahaman siswa
motivasi dari guru tanpa dukungan sudah disadari oleh guru. Berdasarkan
wawancara dengan guru GK-2, guru

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 41


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

memilih memanfaatkan lingkungan dirumah dan bertanya kepada orang


sekitar sekolah sebagai media tua jika mengalami kesulitan, namun
pembelajaran yang dapat menarik guru menemui siswa yang berkesulitan
perhatian siswa. Guru menyadari belajar matematika tidak mengerjakan
pentingnya penggunaan media dalam PR yang telah diberikan, hal tersebut
pembelajaran matematika, namun dapat menjadi indikasi kurangnya
terkadang guru mengalami kendala perhatian orang tua, hal ini disebabkan
dalam memilih media yang tepat kurangnya perhatian orangtua.
sesuai dengan materi yang Berdasarkan wawancara dengan
disampaikan. Hal ini sesuai dengan siswa S-1B siswa sering tidak
wawancara dengan siswa S-2C bahwa mengerjakan PR karena lupa
guru menggunakan media tergantung mengerjakan. Hal ini juga
materi, tidak semua materi diungkapkan oleh guru GK-1, siswa S-
menggunakan media pembelajaran. 1B kurang perhatian orang tua, siswa
S-1B merupakan korban broken home
2) Sarana dan Prasarana di Sekolah sehingga jarang mendapat perhatian
Berdasarkan observasi pada saat orang tua. Siswa juga mengungkapkan
proses pembelajaran yang berlangsung bahwa saat belajar dirumah siswa
dikelas, sarana dan prasarana telah dengan keadaan ramai, siswa belajar
mendukung proses pembelajaran diruang tamu dan di depan TV
matematika. Kondisi kelas dapat bersama keluarga yang lain.
dikatakan baik, bangunan gedung
adalah bangunan permanen yang aman Hambatan Dalam Mengenali Penyebab
digunakan untuk belajar. Ruangan Kesulitan Belajar Matematika Siswa
kelas hanya dilengkapi dengan satu Kelas I, II & III
kipas angin yang berfungsi sehingga a. Lingkungan Sekolah
kurang mendukung kenyamanan Dari hasil wawancara yang dilakukan
belajar. Hal ini dibuktikan dengan peneliti selama kegiatan pembelajaran
wawancara siswa S-3C, pelajaran matematika di dalam kelas ditemui
matematika yang di jadwalkan di siang beberapa hambatan yang dialami oleh
hari, membuat konsentrasi siswa guru. Hal ini memberi hambatan kepada
kurang di karenakan kondisi kelas guru saat proses belajar mengajar
yang ramai dan panas. berlangsung. Siswa sering kali tidak fokus
dan kurang berkosentrasi saat guru
3) Lingkungan Keluarga menyampaikan materi. Perhatian siswa
Lingkungan keluarga merupakan tidak sepenuhnya ke guru saat
faktor yang penting dalam menunjang pembelajaran matematika berlangsung.
proses siswa dalam belajar. Perhatian Hal ini sesuai dengan wawancara siswa
orang tua menunjang pembelajaran GK-1, siswa sering tidak memperhatikan
siswa dirumah. Beberapa siswa guru saat pembelajaran berlangsung. Hal
mengungkapkan bahwa saat belajar di ini dikarenakan saat pembelajaran
rumah jarang ditemani orang tua, tetapi berlangsung, siswa kelas lain berlalu
kadang ditemani saudara. Siswa lalang di depan kelas, keramaian tersebut
menungkapkan bahwa orang tua jarang membuat konsentrasi dan perhatian siswa
menanyakan kegiatan siswa di sekolah. menjadi tidak fokus.
Berdasarkan wawancara guru ada
beberapa siswa yang tidak b. Motivasi dan Sikap Siswa
mengerjakan pekerjaan rumah, Berdasarkan hasil observasi dan
pekerjaan rumah yang diberikan guru wawancara selama melakukan penelitian,
bertujuan agar siswa belajar lagi peneliti melihat bahwa guru sudah

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 42


Mely Safitri1, Casmudi2, Ryan Angga Pratama3 Kompetensi
Universitas Balikpapan

memberikan motivasi kepada siswa. berasal dari luar siswa antara lain
Ditunjukan saat GK-1 mengajak siswa penggunaan media pembelajaran yang
untuk bersemangat untuk mengikuti belum maksimal, sarana dan prasarana
pelajaran matematika sebelum proses serta lingkungan keluarga.
pembelajaran dimulai. Selain itu guru c. Hambatan dalam mengenali penyebab
memberi motivasi melalui pemberian kesulitan belajar siswa pada pelajaran
reward berupa pujian kepada siswa. matematika pokok bahasan bilangan
Motivasi guru sudah dilakukan selama cacah adalah lingkungan sekolah yaitu
pembelajaran matematika berlangsung. lingkungan belajar siswa yang kurang
Terkait dengan perhatian siswa saat kondusif, motivasi dan sikap yaitu
belajar di kelas tidak fokus menjadi salah kurangnya perhatian siswa dalam
satu hambatan bagi guru. Berdasarkan proses pembelajaran matematika.
hasil observasi, peneliti melihat siswa
masih kurang dalam memperhatikan guru 5. DAFTAR PUSTAKA
ketika menjelaskan materi. Masih ada Abdurrahman, M. (2010). Pendidikan
beberapa siswa yang mengobrol, Anaka Berkesulitan Belajar.
melakukan kegiatan lain seperti bermain Jakarta: Rineka Cipta.
alat tulis, mencoret-coret buku dan Jamaris, M. (2014). Kesulitan Belajar
mengajak ngobrol temannya. Kegiatan Perspektif, Asesmen, dan
yang dilakukan siswa-siswa tersebut Penanggulangannya. Bogor:
mengurangi kosentrasi dan perhatian Ghalia Indonesia.
siswa pada proses pembelajaran. Rusgiarti. (2014, Juni). Studi Kasus
Tentang Kesulitan Belajar Mata
4. KESIMPULAN Pelajaran Biologi di Kelas VII
Berdasarkan hasil penelitian dan Sekolah Menengah Pertama
pembahasan Studi Kasus Kesulitan Negeri 15 Pontianak. Jurnal
Belajar Matematika Siswa Kelas I, II & Edukasi, Volume I Nomor 1, 102-
III di SD Negeri 009 Balikpapan Selatan, 110.
diperoleh simpulan sebagai berikut. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
a. Terdapat siswa mengalami kesulitan Pendidikan Pendekatan
dalam pembelajaran matematika pada Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
pokok bahasan bilangan cacah yaitu Bandung: ALFABETA.
kesulitan dalam memahami konsep, Untari, E. (2013). Diagnosis Kesulitan
kesulitan dalam keterampilan Belajar Pokok Bahasan Pecahan
berhitung, kesulitan dalam pemecahan Pada Siswa Kelas V Sekola Dasar.
masalah matematika, kesulitan Jurnal Ilmiah STKIP PGRI
memahami simbol dan penggunaan Ngawi, Volume XIII Nomor 1, 1-8.
proses yang keliru. Yeni, E. M. (2015, September). Kesulitan
b. Faktor-faktor yang menyebabkan Belajar Matematika di Sekolah
siswa berkesulitan belajar siswa pada Dasar. JUPENDAS, Volume II
pokok bahasan bilangan cacah berasal Nomor 2, 1-10.
dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang berasal dari siswa
meliputi sikap siswa dalam belajar
matematika, motivasi siswa yang
masih rendah, minat belajar siswa yang
masih rendah, kesehatan tubuh yang
tidak optimal dan kemampuan
penginderaan siswa yang kurang.
Sedangkan faktor eksternal yang

Vol. 12, No. 1, Juni 2019 43

Anda mungkin juga menyukai