Modul Blok 5.2 Mahasiswa
Modul Blok 5.2 Mahasiswa
NEUROLOGY DISEASES
2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
1
TIM PENYUSUN
Anggota :
Kontributor :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
bantuanNya kami dapat menyelesaikan pembuatan Buku Panduan Tutor Blok Neurology
Dieseases Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Penyusunan buku ini terutama ditujukan sebagai panduan tutor dalam membimbing
diskusi mahasiswa saat kegiatan tutorial. Harapan kami, buku ini akan memudahkan tugas
tutor. Selanjutnya, agar buku panduan ini dapat lebih bermanfaat bagi pelaksana kegiatan blok
secara keseluruhan, maka kami mengharapkan pendapat dan sumbang saran dari semua pihak
demi kesempurnaan penyusunan di tahun ajaran yang akan datang.
Buku ini dapat terbit berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam proses penyusunan buku ini.
Semoga kerjasama semua pihak dalam melaksanakan kegiatan Blok Neurology
Diseases ini dapat lebih ditingkatkan demi kesuksesan Program Studi Kedokteran FK UNS
yang berkualitas.
3
ABSTRAK
4
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...3
Abstrak...………………………………………………………………………………………4
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….5
Pendahuluan……………………………………………………………………………..…….6
Skenario 1…………………………………………………………………………………….24
Skenario 2…………………………………………………………………………………….25
Skenario 3…………………………………………………………………………………….26
Skenario 4…………………………………………………………………………………….27
Referensi..…………………………………………………………………………………….28
5
PENDAHULUAN
Blok Neurology Diseases merupakan blok ke-2 pada semester 5 dalam proses pendidikan
Program Studi Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Mahasiswa
peserta Blok Neurology Dieseases sudah mengikuti blok sebelumnya.
Definisi
Definisi blok neurology dieseases adalah satuan waktu belajar yang bertujuan untuk
menjelaskan ilmu-ilmu klinis yang berkaitan dengan sistem saraf manusia, baik sistem saraf
pusat maupun sistem saraf tepi pada kondisi patologis.
Ilmu – ilmu yang berkaitan dengan blok neurology diseases meliputi ilmu anatomi, fisiologi,
farmakologi, patologi anatomi, patologi klinik, radiologi, dan berbagai macam penyakit sistem
saraf, meliputi epidemiologi, tanda, gejala, diagnosis, patomekanisme penyakit, pemeriksaan
penunjang, prosedur keterampilan klinis, dan penatalaksanaan secara komprehensif, mencakup
aspek preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif dan mengutamakan patient safety.
Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dalam blok neurology diseases ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan epidemiologi, patomekanisme, tanda, gejala, diagnosis penyakit pada
susunan saraf
2. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan prosedur pemeriksaan klinis penyakit pada
susunan saraf
3. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit pada susunan saraf sesuai kompetensi dokter
umum
4. Menjelaskan farmakologi obat-obat pada kelainan sistem saraf
6
PENJABARAN LO BLOK SISTEM SARAF DENGAN POKOK BAHASAN
SERTA JENIS KEGIATAN
7
prosedur keterampilan Faktor risiko
pemeriksaan anamnesis Stroke PA:
klinis penyakit 6.2 prinsip 16. Neuroradiologi Tumor
pada susunan dan 17. PA: Tumor primer dan
saraf keterampilan primer dan Tumor Tumor
pemeriksaan sekunder pada sekunder
fisik otak pada otak
6.3 Prinsip
pemeriksaan
laboratorium
dasar
6.4 prinsip
pemeriksaan
penunjang
lain
4. Menjelaskan 7.1 Prinsip V 18. Aspek Bedah
penatalaksanaan dasar praktik Kelainan Saraf
penyakit pada kedokteran 19. Rehabilitasi
susunan saraf dan pasien penyakit
sesuai penatalaksana saraf
kompetensi an masalah
dokter umum kesehatan
8
13. Tetanus
III Penatalaksaan Kasus Kejang 14. Tumor Saraf 1. PA: Tumor 10.Clinical
Komprehensif dan Sinkop Pusat primer dan Neuroanatomy
Penyakit Saraf 2 x 100 menit 15. Patologi Klinik tumor 11.Tinjauan Klinis atas
16. Neuroradiologi sekunder Hasil Pemeriksaan
17. Rehabilitasi 2.Farmakolo Laboratorium
Pasien Penyakit gi 1X
Saraf
18. Neuroanatomi
Klinis
19. Aspek Bedah
Kelainan Saraf
IV Ujian Ujian Blok Responsi
9
TOPIC TREE BLOK SISTEM SARAF
10
11
DAFTAR PENYAKIT SARAF MENURUT SKDI 2012
12
PENYAKIT NEUROVASKULER
29 TIA 3b
30 infark serebral 3b
31 hematom intraserebral 3b
32 perdarahan subarachnoid 3b
33 ensefalopati hipertensi 3b
LESI KRANIAL DAN BATANG OTAK
34 Bell's palsy 4a
35 lesi batang otak 2
GANGGUAN SISTEM VESTIBULER
36 meniere's disease 3a
37 vertigo (BPPV) 4a
38 cerebral palsy 2
DEFISIT MEMORI
39 Demensia 3a
40 penyakit Alzheimer 2
GANGGUAN PERGERAKAN
41 Parkinson 3a
42 gangguan pergerakan lainnya 1
EPILEPSI DAN KEJANG LAINNYA
43 Kejang 3b
44 Epilepsy 3a
45 status epileptikus 3b
PENYAKIT DEMIELINISASI
46 sklerosis multiple 1
PENYAKIT PADA TULANG BELAKANG DAN SUMSUM TULANG BELAKANG
47 Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) 1
48 complete spinal transaction 3b
49 sindrom kauda equine 2
50 neurogenic bladder 3a
51 Siringomielia 2
52 Mielopati 2
53 dorsal root syndrome 2
54 acute medulla compression 3b
55 radicular syndrome 3a
56 hernia nucleus pulposus 3a
TRAUMA
57 hematom epidural 2
58 hematom subdural 2
59 trauma medula spinalis 2
NYERI
60 referred pain 3a
61 nyeri neuropatik 3a
PENYAKIT NEUROMUSKULAR DAN NEUROPATI
62 sindrom horner 2
13
63 carpal tunnel syndrome 3a
64 tarsal tunnel syndrome 3a
65 Neuropati 3a
66 peroneal palsy 3a
67 Guillain Barre syndrome 3b
68 miastenia gravis 3b
69 Polimiositis 1
70 Neurofibromatosis (Von Recklaing Hausen disease) 2
GANGGUAN NEUROBEHAVIOUR
71 amnesia pascatrauma 3a
72 Afasia 2
73 mild cognitive impairment (MCI) 2
Keterangan :
Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat
kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.
14
3B. Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau
kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
15
DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS YANG DIPERLUKAN
No Keterampilan Tingkat
PEMERIKSAAN FISIK
Fungsi Saraf Kranial
1 Pemeriksaan indera penciuman 4A
2 Inspeksi lebar celah palpebra 4A
3 Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) 4A
4 Reaksi pupil terhadap cahaya 4A
5. Reaksi pupil terhadap obyek dekat 4A
6. Penilaian gerakan bola mata 4A
7. Penilaian diplopia 4A
8. Penilaian nistagmus 4A
9 Refleks kornea 4A
10 Pemeriksaan funduskopi 4A
11 Penilaian kesimetrisan wajah 4A
12 Penilaian kekuatan musculus temporal dan musculus masseter 4A
13 Penilaian sensasi wajah 4A
14 Penilaian pergerakan wajah 4A
15 Penilaian indera pengecapan 4A
16 Penilaian indera pendengaran (laterakisasi, konduksi udara, dan 4A
tulang)
17 Penilaian kemampuan menelan 4A
18 Inspeksi palatum 4A
19 Pemeriksaan reflex Gag 3
20 Penilaian musculus sternocleidomastoideus dan musculus trapezius 4A
21 Lingua, inspeksi saat istirahat 4A
22 Lingua, inspeksi dan penilaian sistem motorik 4A
Sistem Motorik
23 Inspeksi postur, habitus, gerakan involunter 4A
24 Penilaian tonus otot 4A
25 Penilaian kekuatan otot 4A
16
Koordinasi
26 Inspeksi cara berjalan (gait) 4A
27 Shallow knee bend 4A
28 Tes Romberg 4A
29 Tes Romberg dipertajam 4A
30 Tes telunjuk hidung 4A
31 Tes tumit lutut 4A
32 Tes untuk disdiadokokinesis 4A
Sistem sensorik
33 Penilaian sensasi nyeri 4A
34 Penilaian sensasi suhu 4A
35 Penilaian sensasi raba halus 4A
36 Penilaian rasa posisi (proprioseptif) 4A
37 Penilaian sensasi diskriminatif (misal stereognosis) 4A
Fungsi luhur
38 Penilaian tingkat kesadaran dengan skala koma Glasgow (GCS) 4A
39 Penilaian orientasi 4A
40 Penilaian kemampuan berbicara dan bahasa, termasuk penilaian 4A
afasia
41 Penilaian apraksia 2
42 Penilaian agnosia 2
43 Penilaian kemampuan belajar baru 2
44 Penilaian daya ingat/memori 4A
45 Penilaian konsentrasi 4A
Refleks fisiologis, patologis dan primitive
46 Refleks tendon (biceps, triceps, pergelangan, patella, Achilles) 4A
47 Refleks abdominal 4A
48 Refleks cremaster 4A
49 Refleks anal 4A
50 Tanda Hoffman-tromner 4A
51 Respon Plantar (termasuk grup Babinski) 4A
52 Snout reflex 4A
17
53 Refleks menghisap/ rooting reflex 4A
54 Refleks menggenggam palmar/ grasp reflex 4A
55 Refleks glabela 4A
56 Refleks palmomental 4A
Tulang Belakang
57 Inspeksi tulang belakang saat istirahat 4A
58 Inspeksi tulang belakang saat bergerak 4A
59 Perkusi tulang belakang 4A
60 Palpasi tulang belakang 4A
61 Mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan vertical 4A
62 Penilaian fleksi lumbal 4A
Pemeriksaan Fisik lainnya
63 Deteksi kaku kuduk 4A
64 Penilaian fontanella 4A
65 Tanda Patrick dan kontra-Patrick 4A
66 Tanda Chovstek 4A
67 Tanda Lasegue 4A
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
68 Interpretasi X-Ray cranium 4A
69 Interpretasi X-Ray vertebrae 4A
70 CT-Scan otak dan interpretasi 2
71 EEG dan interpretasi 2
72 EMG. EMNG dan interpretasi 2
73 Electronystagmography (ENG) 1
74 MRI 1
75 PET, SPECT 1
76 Angiography 1
77 Duplex scan pembuluh darah 1
78 Punksi lumbal 2
KETERAMPILAN TERAPEUTIK
79 Therapeutic Spinal Tap 2
18
Keterangan :
Tingkat Kemampuan 1 (Knows) : Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan
psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien / klien dan
keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi dan komplikasi yang
mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi,
penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
19
SUBSTANSI KULIAH DAN PRAKTIKUM BLOK SISTEM SARAF
20
kelainan system saraf
akibat tumor
5.4 Mahasiswa dapat 8.Nyeri Kepala 2
menjelaskan
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
nyeri kepala
5.5 Mahasiswa dapat 9.Vertigo 2
menjelaskan
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
dengan gangguan system
vestibuler
5.6 Mahasiswa dapat 10.Nyeri 2
menjelaskan 2
patomekanisme, tanda, 2
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
nyeri
5.7 Mahasiswa dapat 11. Neuropati
menjelaskan
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
neuropati
5.8 Mahasiswa dapat 12. Bells Palsy 3
menjelaskan
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
dengan lesi cranial dan
batang otak
5.9 Mahasiswa dapat 13.Neurobehaviour 2
menjelaskan & Demensia
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
21
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
dengan defisit memori
dan gangguan
neurobehaviour
5.10 Mahasiswa dapat 14.Epilepsi 2
menjelaskan
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
dengan gangguan
5.11 Mahasiswa dapat 15.Neuroanatomi 3
menjelaskan hubungan Klinis
klinis antara
patomekanisme, tanda,
gejala, dan hasil
pemeriksaan dengan
kelainan anatomi
5.12 Mahasiswa dapat 16.Autoimun 3
menjelaskan diseases
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
dengan autoimun
diseases
5.13 Mahasiswa dapat 17.Tetanus 3
menjelaskan
patomekanisme, tanda,
gejala, diagnosis dan
pemeriksaan hingga
penatalaksanaan pasien
tetanus
6 Menjelaskan 6.1Mahasiswa dapat 18.Patologi Klinik : 3
pemeriksaan menentukan pemeriksaan Trombosis,
penunjang dan laboratorium penunjang Pemeriksaan Risiko
prosedur yang tepat untuk dasar Stroke
diagnosis penyakit
pemeriksaan klinis
sistem saraf dan
penyakit pada menjelaskan interpretasi
susunan saraf hasil pemeriksaan.
6.2 Mahasiswa dapat
menjelaskan tentang
22
thrombosis dan
pemeriksaan faktor risiko
stroke.
6.3 Mahasiswa dapat 19.Neuroradiologi 3
menentukan pemeriksaan
radiologis penunjang
yang tepat untuk dasar
diagnosis penyakit sistem
saraf dan menjelaskan
interpretasi hasil
pemeriksaan.
6.4 Mahasiswa dapat 20.Aspek Bedah 3
menjelaskan prosedur Kelainan Saraf
pemeriksaan klinis yang
diperlukan pada pasien
dan indikasi merujuk ke
bagian bedah saraf.
1. 7 Menjelaskan 7.1 Mahasiswa dapat 21.Rehabilitasi 3
penatalaksanaan menjelaskan dasar – Kelainan Saraf
penyakit pada dasar penatalaksanaan
susunan saraf sesuai rehabilitasi pada
kompetensi dokter gangguan saraf.
umum
23
SKENARIO 1
TIDAK SADAR
Seorang laki-laki, berusia 69 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD Dr Moewardi
karena mengalami penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran tidak terjadi mendadak, namun
perlahan-lahan makin memberat terjadi sejak 4 hari yang lalu. Awalnya pasien terlihat sering
mengantuk dan lemas, kemudian berangsur-angsur hingga tidak sadarkan diri. Dari anamnesis
terhadap keluarga, sebelumnya pasien tidak mengeluh nyeri kepala, muntah, demam, bicara
pelo, kelemahan anggota gerak, maupun cedera kepala. Pasien memiliki riwayat sakit diabetes,
minum obat rutin dari Prolanis, namun sejak seminggu terakhir pasien sulit makan bahkan
kadang tidak mau makan sama sekali karena merasa perutnya tidak enak, namun masih rutin
meminum obat. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E1V2M4, tekanan darah
110/70mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu tubuh 36,7 OC, tidak ada
meningeal sign, fungsi luhur sulit tidak dapat dievaluasi, tidak ada paresis saraf-saraf kranial,
refleks fisiologis tidak meningkat, tidak ada refleks patologis, dan tidak ada lateralisasi
motorik.
24
SKENARIO 2
KEJANG
Seorang laki-laki, berusia 22 tahun, dibawa ayahnya ke IGD RS karena mengalami kejang.
Kejang terjadi di malam hari atau disaat sudah tertidur pulas. Sebelum masuk RS pasien juga
mengeluhkan adanya kejang dua kali dalam semalam. Pukul 21.00 pasien tertidur lalu
mengalami kejang pukul 22.00 selama 5 menit, lalu pasien terbangun untuk merokok dan
minum kopi lalu pukul 01.30 tidur lagi dan pukul 02.00 mengalami kejang lagi. Karakteristik
kejang sama seperti sebelumnya. 3 bulan yang lalu, dalam satu bulan kejang terkahir dapat
terjadi kira-kira dua kali. Namun pada dua bulan berikutnya, terdapat periode tidak kejang.
Durasi kejang kira-kira lima menit, pasien tidak sadar ketika kejang, semua anggota tubuh
bergerak dan menghentak-hentak, mata merah, keluar busa dan air liur. Setelah kejang, pasien
tidak sadarkan diri kira-kira 30 menit, lalu ketika terbangun pasien belum tersadar sepenuhnya,
beberapa saat kemudian pasien akan tertidur lagi. Setelah kejang pasien merasa tubuh pegal-
pegal dan cenderung lebih emosi. Pasien merasakan biasanya kejang terjadi ketika pasien
sedang banyak beban pikiran. Pasien memiliki riwayat cedera kepala sejak 3 bulan yang lalu
karena kecelakaan. Pasien menyangkal riwayat kejang semasa kecil. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan GCS E4V5M6, fungsi luhur normal, tekanan darah 120/80mmHg, frekuensi nadi
80 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36oC, tidak ada meningeal sign, kekuatan
motorik dalam batas normal, refleks fisiologis dalam batas normal, tidak ada refleks patologis,
dan pemeriksaan N. Cranialis dalam batas normal.
25
SKENARIO 3
Seorang perempuan, berusia 43 tahun, diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD Dr. Moewardi
karena mengalami kelemahan seluruh lengan dan tungkai. Keluhan tersebut sering muncul
hilang timbul sejak beberapa bulan yang lalu, namun saat ini kelemahan dirasakan makin berat.
Keluhan biasanya dirasakan sore hari terutama setelah pasien pulang dari bekerja, dan
membaik di pagi hari saat pasien bangun tidur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS
E4V5M6, fungsi luhur normal, tekanan darah 120/80, denyut nadi 80 kali/menit, respirasi 20
kali/menit, suhu 36oC, tidak ada meningeal sign, kekuatan motorik tetraparesis, refleks
fisiologis menurun, tidak ada refleks patologis.
26
SKENARIO 4
Seorang wanita, berusia 25 tahun, datang ke poliklinis saraf RSUD Dr.Moewardi karena
mengalami nyeri kepala sebelah kanan dan berdenyut. Nyeri kepala bertambah apabila
beraktifitas dan berkurang apabila istirahat. Disertai nause dan muntah. Nyeri kepala sudah
berlangsung selama 2 bulan. Nyeri kepala berlangsung selama 4-6 jam setiap kali serangan.
Serangan nyeri kepala sudah berlangsung sebanyak 5 kali. Sebelum serangan tidak ada keluhan
seperti melihat kilatan cahaya, tidak ada kelemahan dan tidak ada kesemutan. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan GCS E4V5M6, fungsi luhur normal, tekanan darah 120/80, denyut nadi 80
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36oC, tidak ada meningeal sign, nerves cranialis dalam
batas normal, kekuatan motorik dalam batas normal, pemeriksaan sensorik dalam batas normal.
27
REFERENSI
1. Adams,R.D. & Victor,M., 2003. Principles of Neurology, 5th ed., McGraw Hill Inc.
New York, singapore.
2. Aminoff MJ, Greenberg DH, Simon RP., 1996. Clinical Neurology, 3rd ed., Appleton
& Lange, Stamford, Connecticut.
3. Chusid, J.G. 1993. Correlative Neuroanatomy and Functional Neurology. New York.
4. Drake et al., 2012. GRAY Dasar-dasar Anatomi. Elsevier Churchill Livingstone.
5. Ganong, W.F., 1995. Review of Medical Physiology. 17th ed. Connecticut: Appleton
& Lange.
6. Gilroy, J., 1992. Basic Neurology. 2nd ed. Singapore, McGraw – Hill Inc.
7. Guyton, A.C. & Hall, J.E., 1996. Textbook of Medical Physiology. 9th ed. Philadelphia
: WB Saunders Company.
8. Katzung, B.G. (editor), 1998, Basic and Clinical Pharmacology, 7th ed., Appleton &
Lange, Connecticut.
9. Mardjono, M. & Sidharta, P., 1981, Sistem Saraf Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta.
10. Ngoerah, 1990. Dasar-dasar Ilmu Penyakit saraf. University Press, Surabaya.
11. Oishi, M., 1997. Handbook of Neurology. World scientific, Singapore.
12. Phee, M.J., Lingappa, V.R., Ganong, W.F. & Lange, J.D., 1995. Pathophysiology of
Disease. 1st ed. Prentice-Hall International Norwalk.
13. Sidharta, P., 1995. Tata Laksana Pemeriksaan Klinis Dalam Sistem Saraf. Dian Rakyat,
Jakarta.
14. Cady,R.2007. Pathophysiology of Migraine. In: The Pain Practitioner; 17(1): 6-9
15. Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI), 2018. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala.
28