KMB Fraktur
KMB Fraktur
1150019037
PRODI D3 KEPERAWATAN
2020-2021
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Pengertian
Definisi fraktur Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2010). Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Bruner &
Sudarth, 2010). Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana
terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma
langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2010).
2. Anatomi fisiologi
Ulna adalah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua
ujung, tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan
lebih panjang dari radius. Tulang ulna berukuran lebih besar di
bandingkan radius dan melekat dengan kuat dihumerus.
Di daerah prokismal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui
fossa olecranon(di bagian posterior) dan melalui proses
coronold(dengan trochela pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi
engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga
berartukulasi dengan radial disisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi
kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah
distal, ulna kembali berarti kulasi dengan radial, juga terdapat suatu
proses yang disebut sebagai proses styloid.
3. Etiologi
Etiologi Penyebab yang paling sering adalah trauma misalnya
jatuh, cidera, penganiayaan; terdapat riwayat fraktur sebelumnya atau
memiliki riwayat fraktur saat yang tidak meyakinkan; atau diakibatkan
oleh beberapa fraktur ringan karena kelemahan tulang,
osteoporosis, individu yang mengalami tumor tulang bagian
antebrachii, infeksi atau penyakit lainnya, hal ini dinamakan fraktur
patologis; atau bisa juga diakibatkan oleh fraktur stress yaitu terjadi
pada tulang yang normal akibat stress tingkat rendah yang
berkepanjangan atau berulang misalnya pada atlet-atlet olahraga,
karena kekuatan otot meningkat lebih cepat daripada kekuatan tulang,
individu mampu melakukan aktifitas melebihi tingkat sebelumnya
walaupun mungkin tulang tidak mampu menunjang peningkatan
tekanan (Corwin, 2009).
Dari faktor penyebab diatas, berpengaruh ketika terjadi tekanan dari
luar ke tulang. Tulang itu bersifat rapuh hanya memiliki sedikit
kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Suatu keadaan ketika apabila
ada tekanan eksternal yang datang lebih besar dari kemampuan tahanan
tulang dan resistensi tulang untuk melawan tekanan berpindah
mengikuti gaya tekanan tersebut (Muscari, 2010). Disaat demikian itu,
terjadilah trauma yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang.Setelah fraktur terjadi, peritoneum, pembuluh darah,
saraf dalam korteks marrow dan jaringan lunak yang membungkus
tulang rusak.Kemudian timbul pendarahan pada sekitar patahan dan
dalam jaringan lunak yang ada di dalamnya sehingga terbentuk
hematoma pada rongga medulla tulang, edema, dan nekrokrik sehingga
terjadi gangguan hantaran ke bagian distal tubuh (Suratun, 2012).
4. Klasifikasi
Fraktur dapat diklasifikasikan menjadi fraktur tertutup dan fraktur
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi
cedera, sedangkan fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas
cedera tulang. Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur
terbuka, yang dibagi berdasarkan keparahannya (Black dan Hawks,
2014) :
a. Derajat 1 : Luka kurang dari 1 cm, kontaminasi minimal
b. Derajat 2 : Luka lebih dari 1 cm, kontaminasi sedang
c. Derajat 3 : Luka melebihi 6 hingga 8 cm, ada kerusakan luas pada
jaringan lunak, saraf, tendon, kontaminasi banyak. Fraktur terbuka
dengan derajat 3 harus sedera ditangani karena resiko infeksi.
Menurut Wiarto (2017) fraktur dapat dibagi kedalam tiga jenis antara
lain:
a. Fraktur tertutup
Fraktur terutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka
pada bagian luar permukaan kulit sehingga bagian tulang yang patah
tidak berhubungan dengan bagian luar.
b. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah suatu jenis kondisi patah tulang dengan
adanya luka pada daerah yang patah sehingga bagian tulang
berhubungan dengan udara luar, biasanya juga disertai adanya
pendarahan yang banyak. Tulang yang patah juga ikut menonjol keluar
dari permukaan kulit, namun tidak semua fraktur terbuka membuat
tulang menonjol keluar. Fraktur terbuka memerlukan pertolongan lebih
cepat karena terjadinya infeksi dan faktor penyulit lainnya.
c. Fraktur kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian
ekstermitas terjadi patah tulang sedangkan pada sendinya terjadi
dislokasi.
Menurut Wiarto (2017) jenis fraktur berdasarkan radiologisnya antara
lain:
a. Fraktur transversal
Fraktur transversal adalah frktur yang garis patahnya tegak lurus
terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur ini , segmen-segmen tulang
yang patah direposisi atau direkduksi kembali ke tempat semula, maka
segmen-segmen ini akan stabil dan biasanya dikontrol dengan bidai
gips.
b. Fraktur kuminutif
Fraktur kuminutif adalah terputusnya keutuhan jaringan yang
terdiri dari dua fragmen tulang.
c. Fraktur oblik
Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membuat sudut
terhadap tulang.
d. Fraktur segmental
Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang
yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya,
fraktur jenis ini biasanya sulit ditangani.
e. Fraktur impaksi
Fraktur impaksi atau fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang
menumbuk tulang yang berada diantara vertebra.
f. Fraktur spiral
Fraktur spiral timbul akibat torsi ekstermitas. Fraktur ini
menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat
sembuh dengan imobilisasi.
.
5. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis menurut Black dan Hawks (2014)
Mendiagnosis fraktur harus berdasarkan manifestasi klinis klien,
riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis.
b. Pembengkakan
Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi
cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke
jaringan sekitar.
c. Memar
Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi
fraktur.
d. Spasme otot
Spasme otot involuntar berfungsi sebagai bidai alami untuk
mengurangi gerakan lebih lanjut dari fragmen fraktur.
e. Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu
mengiringi fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan
berbeda pada masing-masing klien. Nyeri biasanya terus-menerus ,
meningkat jika fraktur dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme
otot, fragmen fraktur yang bertindihan atau cedera pada struktur
sekitarnya.
f. Ketegangan
Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera
yang terjadi.
g. Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan
fraktur atau karena hilangnya fungsi pengungkit lengan pada
tungkai yang terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari cedera
saraf.
h. Gerakan abnormal dan krepitasi
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah
tulang atau gesekan antar fragmen fraktur.
i. Perubahan neurovaskular
Cedera neurovaskuler terjadi akibat kerusakan saraf perifer
atau struktur vaskular yang terkait. Klien dapat mengeluhkan rasa
kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari
fraktur
j. Syok
Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah.
Perdarahan besar atau tersembunyi dapat menyebabkan syok.
6. Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Black dan Hawks (2014)
antara lain Ada beberapa komplikasi fraktur. Komplikasi
tergantung pada jenis cedera , usia klien, adanya masalah kesehatan
lain (komordibitas) dan penggunaan obat yang mempengaruhi
perdarahan, seperti warfarin, kortikosteroid, dan NSAID.
Komplikasi yang terjadi setelah fraktur antara lain :
a. Cedera saraf
b. Sindroma kompartemen
c. Kontraktur Volkman
b) Nekrosis avaskular
Nekrosis avaskular dari kepala femur terjadi
utamaya pada fraktur di proksimal dari leher femur. Hal ini
terjadi karena gangguan sirkulasi lokal. Oleh karena itu,
untuk menghindari terjadinya nekrosis vaskular dilakukan
pembedahan secepatnya untuk perbaikan tulang setelah
terjadinya fraktur.
c) Malunion
d) Penyatuan terhambat
e) Non-union
f) Penyatuan fibrosa
7. Pathway
d. Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris tidak ada penonjolan, reflek
menelan dan tidak ada gangguan.
e. Telinga
Tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada lessi, tidak ada
nyeri tekan, dan tidak ada cairan yang keluar dari dalam telinga.
f. Hidung
Tidak ada deformitas dan tidak ada pernafasan cuping hidung.
g. Mulut dan Faring
Tidak ada pembesaran tonsil, tidak terjadi pendarahan pada
gusi, mukosa mulut tidak pusat.
h. Sistem Integumen
Terdapat erythema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, oedema, dan nyeri tekan.
i. Paru
a) Inspeksi : pernafasan meningkat, regular atau tidaknya
tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan
dengan paru.
b) Palpasi : pergerakan sama atau simetris, fremitus raba sama.
c) Perkusi : suara ketokan diparu sonor, tidak ada suara
tambahan lainnya.
d) Auskultrasi : suara nafas normal, tidak ada weezing atau
suara tambahan lainnya, seperti stridor dan ronchi.
j. Jantung
a) Inspeksi : tidak tampak iktus jantung.
b) Palpasi : nadi meningkat, iktus tidak teraba.
c) Auskultrasi : suara S1 dan S2 tunggal dan tidak ada mus-
mus.
k. Thoroks
Tidak ada pergerakan otot intercostoe dan gerakan dada
simetris.
l. Abdomen
a) Inspeksi : bentuk dasar, bentuk simetris, warna kulit, dan
ada atau tidaknya luka bekas operasi.
b) Palpasi : turgor kulit baik, tidak ada defands muskuler, dan
tidak teraba pembesaran hepar.
c) Perkusi : suara thympany.
d) Auskultrasi : peristaltic usus normal + 20 kali/menit.
m. Inguinal – Genetalia – Anus
Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran lymphe, dan tidak ada
kesulitanBAB.
Diagnosa Keperawatan:
Intervensi :
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi
9.) perencanaan
KASUS SEMU:
Tn.A mengalami luka bacok pada tangan kirinya, Tn.A sudah melakukan oprasi
pertama, setelah beberapa bulan kemudian Tn.A merasakan sakit, panas dan terasa
tebal pada tangan kiri pasca oprasi, Tn.A juga pernah mempunyai riwayat stroke
pada anggota badan sebelah kirinya. Sudah 3 bulan ini berobat jalan di poli
ortopedi di RSI, control 2X dalam seminggu. kemudian dokter menyarankan
untuk oprasi kembali pada tangan kiri akibat luka bacok oleh adek kandungnya
yang mengalami gangguan jiwa.
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Biodata :
Pasien : Penanggung Jawab :
Nama : Tn. A Nama : Ny. L
Umur : 50 Thn Umur : 45 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Nikah Status Pernikahan : Nikah
Alamat : Jln. Karang rejo Alamat : Jln. Karang rejo
Gg 6 Gg 6
Diagnosa Medis : Fraktur ulna Hubungan dengan klien : Istri
No. RM : 99999
Tgl. Masuk : Agustus 2021
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Px mengatakan sudah 3 bulan ini berobat jalan di poli ortopedi di RSI pasien control
2X dalam seminggu kemudian dokter menyarankan untuk oprasi kembali pada tangan
kiri akibat luka bacok oleh adek kandungnya yang mengalami gangguan jiwa.
18
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu) : px mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan
b. Pernah dirawat : px mengatakan pernah MRS akibat penyakit
stroke kurang lebih 8 tahun yang lalu, sehingga badan sebelah kiri mati separuh
atau mengalami kelemahan
c. Operasi (jenis & waktu) : Px mengatakan pernah menjalani oprasi
pertama pada tangan sebelah kiri(akibat luka bacok oleh adik kandungnya)
d. Penyakit:
- Kronis : px mengatakan tidak pernah mempunya riwayat penyakit kronis
- Akut : px mengatakan pernah mengalami penyakit stroke kurang lebih 8
tahun yang lalu
e. Terakhir masuki RS : px mengatakan pernah MRS pada bulan November 2020
(oprasi pertama pada tangan sebelah kiri)
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll): px mengatakan tidak mempunyaia alergi obat
dan makanan
3) Imunisasi
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
( ) DPT ( √ )Lengkap
4) Kebiasaan :
jenis Frekuensi Jumlah/Lamanya
Merokok rokok 5x/hari 1pcs/hari
Kopi
Alkohol
Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
Mecobalamine 3 bulan 2x1
Mefenamic acid 3 bulan 2x1
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Px mengatakan keluarganya tidak ada yang sakit diabetes militus,hipertensi,dan
penyakit kronik lainnya tetapi ada adik kandungnya yang mengalami gangguan jiwa
dan sekarang dirawat di rumah sakit jiwa menur Surabaya
19
d. Genogram
20
Basic Promoting physiology of Health
1. Aktivitas dan latihan
Kemampuan ambulasi dan ADL
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 2 2
Mandi 2 2
Berpakaian/berdandan 2 2
Toileting 2 2
Mobilitas di tempat 2 2
tidur
Berpindah 2 2
Berjalan 2 2
Naik tangga 2 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak
mampu
Rumah Rumah Sakit
Pekerjaan Swasta Tidak bekerja
Olah raga rutin Pasien tidak pernah olaraga Pasien tidak pernah olaraga
Alat Bantu jalan Pasien tidak ada alat bantu Pasien tidak ada alat bantu
jalan jalan
Kemampuan melakukan …………………………… ………………………………
ROM …
Depan Belakang
Scale :1-3
Time : √ hilang timbul terus menerus
4. Nutrisi
a. Frekuensi makan : makan 3x sehari
b. Berat Badan / Tinggi Badan : 68 kg/172cm
c. IMT & BBR :
21
d. BB dalam 1 bulan terakhir : [√ ] tetap
[ ] meningkat:…Kg, alasan…………
[ ] menurun:….Kg, alasan………….
e. Jenis makanan : Nasi
f. Makanan yang disukai : Nasi
g. Makanan pantang :Tidak ada pantangan makanan. Alergi : tidak ada
h. Nafsu makan : [√] baik
[ ] kurang, alasan……
i. Masalah pencernaan : [ − ] mual
[ − ] muntah
[ − ] kesulitan menelan
[ − ] sariawan
j. Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: pasien pernah menjalani oprasi 3
bulan yang lalu pada kanan sebelah kiri
k. Diet RS :…………… [ ] habis
[ ] ½ porsi
[ ] ¾ porsi
[ ] tidak habis, alasan……
l. Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: dengan bantuan
6. Oksigenasi
a. Sesak nafas : [ √ ] tidak
[ ] ya
1) Frekuensi : pasien
tidak memakai oksigen
2) Kapan terjadinya : pasien tidak
memakai oksigen
3) Kemungkinan factor pencetus : pasien tidak memakai oksigen
4) Factor yang memperberat : pasien tidak memakai oksigen
5) Factor yang meringankan : pasien tidak memakai oksigen
b. Batuk : Ya / Tidak
c. Sputum : Ya / Tidak
d. Nyeri dada : Ya / Tidak
22
e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada: pasien tidak mengalami
nyeri dada
f. Riwayat penyakit : pasien pernah mengalami stroke 8 tahun yang lalu
g. Riwayat merokok : Pasif / Aktif
7. Eliminasi fekal/bowel
a. Frekuensi : 1x per hari. Penggunaan pencahar: tidak ada
b. Waktu : pagi / siang / sore / malam
c. Warna :kuning Darah……konsistensi lunak
d. Ggn. Eliminasi bowel : [−] Konstipasi
[−] Diare
[−] Inkontinensia bowel
e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri
8. Eliminasi urin
a. Frekuensi :4-6x per hari. Penggunaan pencahar: tidak ada
b. Warna :kuning
c. Ggn. Eliminasi bladder: [ - ] nyeri saat BAK
[ - ] burning sensation
[ - ] bladder terasa penuh setelah BAK
[-] inkontinensia bladder
d. Riwayat dahulu : [ - ] penyakit ginjal
[ - ] batu ginjal
[ ] injury / trauma
e. Penggunaan kateter : Ya / Tidak
f. Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan
g. Warna :[ √ ] normal [ ]hematuria [ ]seperti teh
h. Keluhan : [ ]nokturia [ ] retensi urine [ ] inkontinensia urine
23
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
Kesadaran : [ ] CM [ - ] apatis [ - ] somnolen [ - ]sopor [ - ]coma
GCS : 4-5-6
Vital Sign : TD :120/80mmHg
Nadi : Frekuensi : 87x/mnt
Irama : [ √ ] reguler [ ] ireguler
Kekuatan/isi : [ √ ] kuat [ ]sedang [ ] lemah
Respirasi : Frekuensi :19x/mnt
Irama : [ √ ] reguler [ ] ireguler
Suhu :36oC
b. Kepala :
Kulit : [ √ ]Normal [ ] Hematoma [ ] Lesi [ ]kotor
Rambut : [ √ ]Normal [ ] kotor [ ]rontok [ ]kering/kusam
Muka : [ √ ]Normal [ ] bells palsy [ ] hematom [ ]lesi
Mata : konjungtiva : [ √ ] Normal [ ] Anemis [ ] Hiperemis
Sclera : [ √ ] Normal [ ] ikterik
Pupil : [ √ ]isokor [ ] anisokor
Palpebra : [ √ ]normal [ ] hordeolum [ ] oedema
Lensa : [ √ ]normal [ ] keruh
Visus : [ √ ]normal ka/ki [ ]miopi ka/ki
[ ] hipermetropi ka/ki [ ] astigmatisme ka/ki
[ ] Kebutaan ka/ki
Hidung : [ √ ]normal [ ]septum defiasi [ ] polip [ ]epistaksis
[ ] Gangguan indra penghidu [ ] sekret
Mulut : gigi :[ √ ] normal [ ]caries dentis, di :…………
[ ] Gisi palsu, di:………..
Bibir : [ √ ]normal [ ] kering [ ]stomatitis [ ] sianosis
Telinga : [ √ ] simetris [ ] bersih/kotor, [ ] gangguan pendengaran ada/tidak
c. Leher : [ √ ] Normal [ ] Pembesaran thyroid [ ] Pelebaran JVP
[ ] kaku kuduk [ ] Hematom [ ] Lesi
d. Tenggorokan : [ √ ] Normal [ ] Nyeri telan [ ] Hiperemis
[ ]Pembesaran tonsil
e. Dada : Bentuk : [ √ ] Normal [ ] Barrel chest [ ] Funnel chest[ ] Pigeon chest
Pulmo : Inspeksi :bentuk dada simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : suara di jantung pekak/redup
Auskultasi : [ √ ] vesikuler ka/ki [ ]whezing [ ] ronkhi
24
Cor : Inspeksi : Tidak ada lesi
Palpasi : Ictus cordis : Teraba pada ICS 5 mid clavicula sinistra
Perkusi : batas jantung : ICS 3 dulines, bawah ICS 5
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI): Tunggal
Bunyi jantung II (SII) : Tunggal
Bunyi jantung III (SIII): Tidak ada
Murmur : tidak ada
f. Abdomen : Inspeksi : [ √ ] normal [ ] ascites
Palpasi : [ √ ]normal [ ] hepatomegali [ ]splenomegali
[ ] Tumor
Perkusi : [ √ ] normal [ ] Hypertimpani [ ] pekak
Auskultasi : Peristaltik : 20x/mnt
g. Genetalia : Pria : [ √ ] Normal [ ] Hypospadia [ ] Epispadia
[ ] hernia [ ] Hydrocell [ ] Tumor
Perempuan : [ ]normal [ ]kondiloma [ ] prolapsus uteri
[ ] Perdarahan [ ] keputihan
h. Rectum : [ √ ]Normal [ ] Hemoroid [ ] Prolaps [ ] Tumor
i. Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/ki : 5/2
ROM ka/ki : 5/2
capilary refile :…………………………..
bawah : kekuatan otot ka/ki :5/5
ROM ka/ki :5/5
Capillary refile :………………………….
25
px mengatakan tidak seberapa tahu tentang penyakitnya, karena px hanya lulusan SLTA,
yang px tahu hanya tangannya mengalami patah tulang.
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Px tidak bisa menjalankan aktivitas atau perannya di masyarakat karena px harus di rawat
di RS islam surabaya
kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :
Tidak ada
cara mengatasinya
Tidak ada
pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :
Tidak ada
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya: budaya jawa
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya:………………………………………..
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari : px melakukannya dengan cara berbaring atau duduk
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan px kurang bisa melakukan kegiatan
keagamaan karena keterbatasan gerak
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami :
Px berharap agar cepat sembuh dan bisa segera pulang
5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG, EEG dll)
HBSAG : non reaktif - BUN :8
PPT : 11,0 detik - NATRIUM : 136
APTT : 29,2 detik - KALIUM : 3,5
SGOT : 14 U/L - KLORIDA : 97
SGPT : 19 U/L - LED : 25
6. Terapi Medis :
Cairan IV :
RINGER LAKTAT
Obat peroral :
GLAUCONE 3X1
Obat parenteral :
INJ SANTAGESIK 3X1
INJ CEFTRIAXONE 2X1
26
Obat Topikal :
………………………………………………………………………………………………
……
27
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
ANALISA DATA
lalu operasi,terpasang
eksternal fixsasi
DO: - tangan kiri pasien terpasang EF dan
istrinya
TD: 120/80mmgh
N : 87x/mnt
28
S : 36 C
RR : 19x/mnt
PRIORITAS DIAGNOSA
29
RENCANA TINDAKAN
30
alat bantu
31
CATATAN PERKEMBANGAN
-monitor frekuensi jantung dan tekanan O : -px terlihat lebih sehat dan tidak merasa
08.30 darah sebelum memulai mobilisasi kesakitan lagi
32
10.00 R: px kooperarif
10.30 R: px kooperatif
R: px kooperatif
33
34