NIM : 1920303019
MK : Hadits Ibadah
HADITS IBADAH
ِ َح َّدثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن ُم َقا ِت ٍل َأ ْخرَب َ اَن َع ْبدُ اهَّلل ِ ْب ُن الْ ُم َب َار ِك َأ ْخرَب َ اَن ِهشَ ا ُم ْب ُن ع ُْر َو َة َع ْن َأبِي ِه َع ْن عَائِشَ َة َريِض َ اهَّلل ُ َعهْن َاَأ َّن َر ُسو َل اهَّلل
َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ ُك ِفّ َن يِف ثَاَل ثَ ِة َأثْ َو ٍاب ي َ َما ِن َي ٍة ب ٍِيض حَس ُو ِل َّي ٍة ِم ْن ُك ْر ُس ٍف لَي َْس ِف ِهي َّن قَ ِم ٌيص َواَل مِع َ ا َم ٌة
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada
kami 'Abdullah bin Al Mubarak telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin 'Urwah dari
bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (ketika
wafat) dikafani jasadnya dengan tiga helai kain yang sangat putih terbuat dari katun dari negeri
Yaman dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala).1
Sanad hadits di atas di nilai shahih, karena hadits ini terdapat didalam shahih Bukhori
dan perawi – perawi nya yang sangat mungkin bertemu. Dapat dilihat dari tahun wafat nya
perawi :
ولهذا قال، إال أن يف إسناده نظر ًا ؛ ألن فيه راو ًاي جمهو ًال، وقد جاء يف جعل كفن املرأة مخسة أثواب حديث مرفوع
يف ثالثة أثواب يلف بعضها عىل بعض: أي، إن املرأة تكفن فامي يكفن به الرجل: بعض العلامء
“Dalam hal ini telah ada hadits marfu’ (kafan seorang wanita adalah lima helai kain).
Akan tetapi, di dalamnya ada seorang rawi yang majhul (tidak dikenal). Oleh karena itu,
sebagian ulama berkata: “Seorang wanita dikafani seperti seorang lelaki. Yaitu tiga helai kain,
satu kain diikatkan di atas yang lain.”3
Sangat dianjurkan untuk menambahkan sarung, jilbab dan gamis bagi mayit wanita. Al
Lajnah Ad Daimah mengatakan :
مث تلف بلفافتني, مث القناع عىل الرأس وما حوهل, مث مقيص عىل اجلسد, واملرأة يبدأ تكفيهنا ابإلزار عىل العورة وما حولها
Hal ini sesuai pendapat Syarqowi, ia berkata bahwa “Kesunahan jumlah kafan dalam
mengkafani mayit perempuan adalah dengan kain yang telah disebutkan diatas yaitu (kain gamis,
khimar, izar dan dua lapis kain). Adapun kewajiban jumlah kafan dalam mengkafani mayit
perempuan adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu hanya tiga lapis kain.
Mengkafani mayit laki – laki atau perempuan dengan kain yang melebihi lima lapis kain
dihukumi makruh tanzih karena berlebihan.
2
Situs As – Sunnah Foundation of America.
3
Muhammad bin Shalih Al – Utsaimin, Asy –Syarh Al – Mumti ‘Ala Zaad Al – Mustaqni, bab 5 hlm 393
Ziyadi berkata, “akan tetapi, disunahkan mengikatkan kain keenam di bagian dada
perempuan di atas kain – kain kafan lainnya agar kain – kain kafan dibawahnya tidak terbuka
sebab kedua payudara nya yang bergoyang – goyang saat digotong”4
Jenazah laki-laki, 1 helai kain digelar ditengah, satu helai kain lagi digelar di
atasnya agak bergeser ke kanan dan satu helai kain lagi digelar agak bergeser ke
kiri.6
2. Jenazah perempuan.
Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badan nya yang
lebih lebar.
Lembar kedua untuk kerudung kepala.
Lembar ketiga untuk baju kurung.
Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
Lembar kelima untuk pinggang dan pahanya.
Susunlah kain kafan yang sudah di potong – potong untuk masig – masing
bagian dengan tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup
dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi –
wangian atau dengan kapur barus.
4
Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Arbi bin Ali Al – Tanara Al – Jawi Al – Bantani, Kasyifatu As –
Saja Syarah Safinatu An – Najah, hlm 103 jilid 3.
5
Muhammad Solikhin, Panduan Lengkap Perawatan Jenazah, hlm 80, 2008
6
Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, Tuntunan Perawatan Jenazah, Masjidillah Press, Surabaya
Tutup lubang – lubang yang mungkin masih mengeluarkan dengan kapas.
Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
Pakaikan sarung (cukup di sobek saja, tidak di jahit).
Pakaikan baju kurungnya (cukup di sobek saja, tidak di jahit).
Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
Pakaikan tutup kepala (kerudung).
Membungkusnya dengan tiga lembar kain terakhir dengan cara menemukan
kedua ujung kain kiri dan kanan, lalu digulung ke dalam. Setelah itu, ikat dengan
sobekan pinggir kain kafan yang setelahnya telah disiapkan dibagian bawah kain
kafan, tiga atau lima ikatan, dan di lepaskan ikatannya setelah diletakkan di
dalam liang lahat.7
Dari penjelasan diatas dapat menimbulkan suatu pertanyaan, apakah boleh menutupi
jenazah tanpa kafan dan seadanya ? Jawaban nya sudah tentu boleh tapi dengan syarat – syarat :
Sudah semaksimal mungkin untuk mencari kain kafan.
Dan jika tidak sedikitpun harta untuk membeli kain kafan, ia sudah berusaha
semaksimal mungkin mencari harta dan meminjam uang orang lain.
Hal ini sudah terjadi di masa nabi Muhammad Saw, dimana shahabat Mush’ab bin Umair
yang syahid di medan peperangan dan tidak menemukan kain kafan kecuali burdah (kain
bergaris), bila ditutupkan ke kepala nya maka kakinya terlihat dan begitupun sebaliknya.
َ َح َّدثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن ُم َقا ِت ٍل َأ ْخرَب َ اَن َع ْبدُ اهَّلل ِ َأ ْخرَب َ اَن ُش ْع َب ُة َع ْن َس ْع ِد ْب ِن ْب َرا ِه َمي َع ْن َأبِي ِه ْب َرا ِه َمي َأ َّن َع ْبدَ َّالرمْح َ ِن ْب َن َع ْو ٍف َريِض
ِإ ِإ
اهَّلل ُ َعهْن ُُأيِت َ ب َِط َعا ٍم َواَك َن َصائِ ًما فَ َقا َل قُ ِت َل ُم ْص َع ُب ْب ُن مُع َ رْي ٍ َوه َُو َخرْي ٌ ِميِّن ُك ِفّ َن يِف بُ ْر َد ٍة ْن غُ ِّط َي َرْأ ُس ُه بَدَ ْت ِر ْجاَل ُه َو ْن
ِإ ِإ
غُ ِّط َي ِر ْجاَل ُه بَدَ ا َرْأ ُس ُه َوُأ َرا ُه قَا َل َوقُ ِت َل مَح ْ َز ُة َوه َُو َخرْي ٌ ِميِّن مُث َّ ب ُِسطَ لَنَا ِم ْن ادلُّ نْ َيا َما ب ُِسطَ َأ ْو قَا َل ُأع ِْطينَا ِم ْن ادلُّ نْ َيا َما
َّ َون َح َسنَاتُنَا جُع ِ ّلَ ْت لَنَا مُث َّ َج َع َل ي َ ْبيِك َحىَّت تَ َرك
الط َعا َم َ ُأع ِْطينَا َوقَدْ خ َِشينَا َأ ْن تَ ُك
7
Repository.unisba.ac.id
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada
kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Syu'nah dari Sa'ad bin Ibrahim dari bapaknya
Ibrahim bahwa; "Pada suatu hari 'Abdurrahman bin 'Auf dihidangkan makanan kepadanya saat
itu ia sedang berpuasa. Lalu ia berkata, Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah orang yang
lebih baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain kafan yang bisa membungkusnya
kecuali hanyalah burdah (kain bergaris) yang apabila kepalanya akan ditutup, kakinya terbuka
(karena kain yang pendek) dan bila kakinya yang hendak ditutup kepalanyalah yang terbuka.
Dan aku melihat dia berkata, pula; "Hamzah pun atau orang lain yang lebih baik dariku telah
terbunuh. Kemudian setelah itu dunia telah dibukakan buat kami atau katanya kami telah diberi
kenikmatan dunia dan sungguh kami khawatir bila kebaikan-kebaikan kami disegerakan
balasannya buat kami (berupa kenikmatan dunia). Lalu ia pun mulai menangis.”8
Sanad hadits dinilai shahih karena hadits ini terdapat di Shahih Bukhari dan Perawi nya
sangat mungkin bertemu karena dilihat dari tahun wafat nya para perawi serta sanad nya
bersambung.
8
Bukhori, Shahih Bukhori, bab jenazah, no. 1196
6. ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Az Zuhriy Al Qurasyiy, Abu Muhammad, Shahabat,
wafat tahun 32 H, hidup di Madinah.
Hadits diatas dapat juga dirujuk dalam kitab Shahih Muslim, kitab jenazah, bab
mengkafani mayit nomor 1562 dengan sanad “Yahya bin Yahya At – Tamimi dan Abu Bakar
bin Syaibah dan Muhammad bin Abdullah bin Numair dan Abu Kuraib lafadz nya milik
Yahya, Yahya berkata telah mengabarkan kepada kami, sementara yang lain berkata,
telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari Al – A’masy dari Syaqiq dari
Khabab bin Al – Arat”.
Hadits dapat juga dirujuk dalam kitab Shahih Muslim, kitab jenazah, bab memperbagus
dalam mengkafani mayit nomor 1567 dengan sanad “Harun bin Abdullah dan Hajjaj bin Asy
– Sya’ir keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad ia
berkata, Ibnu Zuraij berkata, telah mengabarkan kepadaku Zubair bahwa ia mendengar
Jabir bin Abdullah”.
Dari hadits di atas, maka muncullah dua pertanyaan yang sekarang sering terjadi di
masyarakat, yaitu :