Anda di halaman 1dari 5

ISSN 2580-5703

ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA


PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMPN 2 SINTANG KALIMANTAN
BARAT

Rachmi Afriani, Irna Mustikawati


Universitas Kapuas Sintang, Jalan Oevang Oeray No.92 Sintang

Abstrak: Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang terfokus ke peserta didik, untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan implementasi penilaian pada kurikulum 2013, mengetahui bentuk instrumen penilaian
yang digunakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sintang, mengidentifikasi hambatan dalam
proses penilaian IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang
digunakan berupa pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model Miles and Huberman. Hasil penelitian bahwa guru umumnya melakukan penilaian
konvensional tanpa adanya kebijakan khusus yang ditetapkan oleh pihak sekolah, tanpa instrumen
khusus yang disesuaikan kebutuhan evaluasi, dan cenderung belum melaksanakan pengembangan,
hambatan penilaian beragam meliputi perilaku siswa tidak terekam sehingga penilaian menjadi tidak
objektif. Saran bagi guru yaitu perlu ditingkatkan lagi pemahaman dan kemampuan melakukan
penilaian dan mengembangkan instrumen penilaian serta melengkapi sarana dan prasarana yang
masih kurang untuk kemudahan dalam pelaksanaan penilaian bagi peserta didik.

Kata Kunci: Hasil belajar, Kurikulum 2013, Penilaian

Kurikulum 2013 merupakan langkah Menurut Kastina (2017) Penilaian hasil


lanjutan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 informasi/bukti tentang capaian pembelajaran
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, peserta didik dalam aspek sikap, aspek
dan keterampilan secara terpadu. Karakteristik pengetahuan, dan aspek keterampilan yang
Kurikulum 2013 menitikberatkan pada dilakukan secara terencana dan sistematis yang
pembelajaran yang terfokus ke peserta didik, dilakukan untuk memantau proses, kemajuan
pembelajaran kontekstual, pemberian waktu yang belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
cukup untuk mengembangkan berbagai sikap, penugasan dan evaluasi hasil belajar. Lingkup
pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup
mengharapkan keaktifan siswa yang diwujudkan aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
oleh rasa ingin tahu, yang sangat berperan dalam keterampilan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
perkembangan pengetahuannya (Rahayu, 2016). menggunakan berbagai instrumen penilaian
Kurikulum ini diharapkan mampu mencetak berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan
generasi Indonesia yang kritis dan kreatif sesuai atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan zaman (Budiani dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
dkk, 2017). Untuk mencapai harapan tersebut perkembangan peserta didik.
sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor
tersebut berkaitan dengan kepemimpinan kepala Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,
sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, pada saat peneliti melakukan observasi awal
sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, tentang Analisis Penilaian Hasil Belajar Mata
lingkungan yang kondusif akademik, dan Pelajaran IPA Pada Implementasi Kurikulum 2013
partisipasi warga sekolah. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sintang,
maka peneliti mengangkat judul ini bertujuan

88
89 Edumedia : Jurnal Keguruan dan ilmu Pendidikan, Volume 3. Nomor 2, Otober 2019, hlm. 88-92

untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi diperhatikan, guru melakukan penilaian mulai dari
penilaian mata pelajaran ipa pada kurikulum 2013, persiapan, penyampaian dan pelaksanaan.
dan mengetahui apa saja bentuk instrumen Kemudian transparan dengan siswa bukan rahasia
penilaian yang digunakan serta mengidentifikasi sebagai guru, karena siswa harus tahu apa yang
apa saja hambatan yang ditemui dalam penilaian akan dinilai.
hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Untuk memperoleh hasil yang optimal harus
Pertama Negeri 2 Sintang. dilihat dulu dari kemampuan awal siswa supaya
guru dapat menentukan penilaian apa yang sesuai
METODE PENELITIAN
untuk guru lakukan dan juga perlu diperhatikan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri dalam keterkaitan antara pelajaran dengan standar
2 Sintang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli kompetensi yang harus dicapai, harus sinkron
2019. Sampel dalam penelitian ini yaitu Waka kemudian tugas harus bisa untuk mengukur
Kurikulum, Guru IPA berjumlah 3 orang dan 3 kemampuan siswa dan dalam pengorganisasian
orang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sintang. pembelajaran atau metode serta model
pembelajaran juga harus sesuai dengan tujuan
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif pembelajaran yang akan dicapai.
kualitatif. Penelit ian ini dilakukan untuk Menentukan kehandalan alat ukur, dari
menggambarkan atau menjelaskan secara sekolah khusus tidak ada perintahnya, sekolah
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang sangat sederhana sekali. Guru menyesuaikan
didapat di lapangan. Penelitian diawali dengan pembelajarannya dengan keadaan, karena
melakukan observasi, proses wawancara, dan penyampaian setiap guru berbeda, teknik bahasa,
dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam gaya power suara, kemampuan semua berbeda
penelitian ini terdiri dari : 1) observasi, yakni tetapi setiap tugas yang diberikan kepada siswa
menggunakan pedoman observasi, 2) wawancara, harus dinilai dan diserahkan kembali kepada
yaitu melakukan wawancara secara terstruktur siswa, bila perlu dikoreksi dan dibahas bersama
kepada Waka Kurikulum, guru IPA, dan siswa, 3) supaya mengetahui letak permasalahannya
dokumentasi, yakni mendokumentasikan arsip dimana.
penilaian dan kegiatan berupa foto selama Mata pelajaran IPA guru menggunakan soal-
penelitian berlangsung. soal yang sudah ada (bank soal) yang menurut guru
tersebut bagus atau layak kemudian diujikan
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan program anates. Alasan guru
secara kualitatif dengan menggunakan model menggunakan anates ini karena lebih mudah, lebih
Miles and Huberman (1984), mengemukakan cepat dan bisa menghasilkan keunggulan soal.
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif Dengan cara yaitu sebelum diujikan ke siswa,
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara pertama diujikan ke kelas yang lain (kelas yang
terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam sudah menerima pembelajaran tersebut) contoh
analisis data, yaitu data reduction, data display, misalnya soal untuk kelas VIII. Jadi diujikan di
dan conclusion drawing/verification. kelas IX yang sudah mengalami. Setelah itu baru
HASIL DAN PEMBAHASAN memasukkan data tersebut ke program anates,
kemudian muncullah keterangan apakah soal
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tersebut bisa digunakan atau tidak bisa digunakan
di SMP Negeri 2 Sintang yang telah ataupun digunakan tetapi diperbaiki.
mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu Kemudian dengan teknik pengukuran yang
dalam pelaksanaan penilaian tidak ada kebijakan dilakukan guru, sangat relatif untuk siswa
khusus tetapi pihak sekolah menyerahkan sistem mencapai KD (kompetensi dasar) karena setiap
penilaian kepada guru mata pelajaran. Dari hasil KD (kompetensi dasar) mempunyai tingkat
wawancara guru IPA kelas VIII di SMP Negeri 2 kesukaran yang berbeda-beda, guru juga punya
Sintang yaitu implementasi penilaian mata skill yang berbeda-beda. Teknik pengukuran untuk
pelajaran IPA pada kurikulum 2013 di SMP Negeri mencapai KD (kompetensi dasar) itu tergantung
2 Sint ang adalah pert ama hal yang perlu KD (kompetensi dasar) yang kita pelajari. Tetapi
Afriani, Mustikawati, Analisis Penilaian Hasil Belajar IPA 90

secara garis besar masih mampu mencapai KD diajarkan sudah sesuai atau belum. Selanjutnya
(kompetensi dasar) di atas 85%. guru mengetahui apakah metode yang dilakukan
Setelah guru melakukan metode tersebut sesuai apa tidak, bagi guru manfaatnya bisa
tetapi masih ada siswa yang belum mampu melaporkan hasil penilaian tersebut kepada siswa
mencapai KD yang dirumuskan, tindak lanjutnya atau walinya. Manfaat bagi siswa dengan adanya
adalah dilakukan pengayaan-pengayaan atau penilaian siswa menjadi belajar lebih giat karena
remidi, dengan cara yaitu mengulang adanya target ketercapaian. Kemudian bisa
pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa, mengetahui kemajuan belajarnya, bisa mengetahui
misalnya 10 soal terdapat 3 yang tidak diketahui apakah cara belajar ia sudah cukup baik atau
siswa A, berarti siswa A hanya mengulang 3 soal belum, kalau prestasinya sudah bagus berarti cara
tersebut, bukan mengulang kembali belajarnya sudap baik. Untuk sekolah bisa
keseluruhannya, bertujuan untuk menutupi mengetahui apakah kondisi belajar dan mengajar
kekurangan dari setiap siswa, karena pemerintah di sekolah tersebut sudah kondusif atau belum
sudah menentukan nilai siswa harus sekian, itu sesuai harapan, kemudian dapat dimanfaatkan juga
tidak ada siswa yang mampu mencapai, jadi untuk sekolah merencanakan sekolah mau
dengan diadakannya remidi siswa pasti mengadain apa, sekolah bisa menetapkan
mendapatkan ketunt asan. Pelaksanaan kebijakan kedepannya untuk sekolah tersebut.
pembelajaran remidi dilaksanakan setelah ulangan Adapun instrumen penilaian yang digunakan
harian yaitu saat jam sepulang sekolah, pihak di SMP Negeri 2 Sintang yaitu penilaian tertulis
sekolah sudah menyediakan 2 jam pelajaran. berupa pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
Untuk bobot soal, tidak ada penurunan sama persis benar-salah, menjodohkan dan uraian. Penilaian
dengan soal sebelumnya, karena soal tersebut akan lisan dengan adanya pertanyaan dan jawaban
diulangi lagi tetapi yang salahnya saja. Selanjutnya diberikan secara lisan, penilaian keterampilan
cara guru untuk mengembangkan atau yaitu praktik, projek, dan portofolio. Penilaian
menyeimbangkan ketiga ranah penilaian yakni sikap, penilaian diri, penilaian antarteman, serta
pertama guru harus berkoordinasi dengan sesama jurnal harian. Sehingga berdasarkan hasil
guru mata pelajaran kemudian menggunakan observasi yang telah dilakukan peneliti kepada
metode yang sesuai, misalnya untuk psikomotorik guru mata pelajaran IPA, terdapat adanya
menggunakan praktik, walaupun praktik yang perbedaan saat guru melaksanakan penilaian, hal
dilakukan jauh dari yang diharapkan karena ini dikarenakan yang pertama dalam penilaian
kekurangan sarana dan prasaranannya, jadi sikap, sebagian kecil guru mengalami kesulitan
langkah guru yaitu melakukan prakt ik penilaian dengan teknik observasi.
menyesuaikan dengan yang mendekati materi. Permasalahannya teknik observasi yakni kadang
Adapun cara mencegah kesalahan dalam perilaku siswa tidak terekam apabila guru
penilaian yaitu ada beberapa cara, yang pertama berhalangan hadir, karena untuk observasi
guru menggunakan anecdotal records (catatan memerlukan pengamatan secara langsung oleh
kejadian khusus) dalam menulis apa yang terjadi guru, kemudian dalam melakukan penilaian diri,
selama proses pengerjaan tugas yang ia berikan guru merasa kurang maksimal. Hal ini disebabkan
pada siswanya, kedua guru meminta siswa menjadi karena siswa merasa kesulitan dalam menjawab
orang yang menilai kinerja rekannya (peer dan memahami bahwa menjawab penilaian diri
assessment) dan meminta siswa sendiri untuk harus jujur dan apa adanya.
menilai hasil karyanya (self assessment), ketiga Solusi yang dilakukan yakni guru
yaitu dengan menggunakan rubrik penilaian agar berulangkali menjelaskan cara pengerjaan lembar
siswa tahu bagaimana cara untuk menjadi yang penilaian diri dan melakukan penilaian diri satu
terbaik. Cantumkan dalam salah satu kriterianya kali dalam satu semester. Selanjutnya, sebagian
mengenai usaha dan karakter yang diharapkan dari besar guru menggunakan teknik penilaian
siswa saat mengerjakan tugas, keempat dengan antarteman untuk menilai kompetensi sikap.
menggunakan komputer dalam membuat Permasalahannya yakni penilaian diri dirasa
penilaian, dengan demikian manfaat diadakannya kurang valid, ada keberpihakan dan penilaian
penilaian yakni bisa mengetahui kemampuan menjadi tidak objektif. Hal ini disebabkan tidak
siswa dan mengetahui apakah materi yang semua siswa jujur, solusi yang dilakukan yakni
91 Edumedia : Jurnal Keguruan dan ilmu Pendidikan, Volume 3. Nomor 2, Otober 2019, hlm. 88-92

guru memberi pengertian kepada siswa bahwa yakni proyek membutuhkan waktu yang lama.
menjawab penilaian antarteman harus jujur. Sebagian besar guru yang menggunakan teknik
Kedua yaitu penilaian dengan teknik tertulis, portofolio dalam melakukan penilaian
sebagian besar guru mengalami problematika pada keterampilan mengalami problematika yaitu hasil
kompetensi dasar. Faktor penyebabnya yakni keterampilan siswa tidak diarsipkan oleh guru.
kompetensi dasar terlalu banyak dan waktu yang Penyebabnya karena hasil karya siswa
terbatas. Sebagaian kecil guru merasa bingung dan dikembalikan ke siswa. Sehingga solusi yang
kesulitan dalam melakukan teknik penilaian dilakukan guru yakni dengan mengambil hasil
tertulis karena sebagian dari siswa tidak karya siswa yang terbaik untuk dipasang di kelas.
memahami langsung mereka hanya menebak Selanjutnya dari berbagai macam penilaian baik
jawaban ketika guru memberikan penilaian tertulis itu sikap, pengetahuan dan keterampilan, yang
dalam bentuk pilihan ganda, menjodohkan, paling efektif dilaksanakan adalah penilaian
jawaban singkat, dan benar-salah. pengetahuan yaitu tes tertulis karena ada bentuk
Secara garis besar, guru tidak bisa tes secara real. Kemudian panduan juga jelas serta
menget ahui secara langsung bagaimana skornya juga jelas, untuk penilaian pengetahuan
pemahaman siswa terhadap materi yang telah untuk guru lebih efektif dan lebih mudah di ukur.
dipelajarinya, sehingga berpengaruh terhadap hasil Kendala yang ditemui saat penilaian yaitu
belajar siswa. Tetapi ketika guru memberikan soal beragam mulai dari siswa tidak hadir kesekolah
dalam bent uk isian dan urian, guru dapat karena tidak mungkin siswa mengumpulkan hari
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi berikutnya karena penilaian pasti akan dibahas
yang telah dipelajarinya. Hal ini diatasi guru didepan kelas jadi kalau siswa tidak hadir dan tidak
dengan cara memberikan remidi. Selanjutnya menitip tugas berarti nilainya kosong. Selain itu
teknik lisan, guru mengalami problematika ketika perilaku siswa tidak terekam, permasalahan
tes lisan dikarenakan kurang maksimal karena berikutnya yakni penilaian diri dirasa kurang valid,
kadang siswa kurang fokus. Kurang fokus ini adanya keberpihakan dan penilaian menjadi tidak
disebabkan oleh mood siswa, apabila hubungan objektif. Penilaian kompetensi pengetahuan
antara guru dan siswa kurang baik, misalnya dengan teknik tertulis sebagian besar guru
tegang maka akan mempengaruhi objektivitas mengalami problematika pada kompetensi dasar.
hasil. Hal yang dilakukan guru untuk mengatasi Tes lisan juga kurang maksimal karena terkadang
problematika ini dengan melakukan pendekatan siswa kurang fokus. Untuk penugasan,
yang lebih kepada siswa dan memberikan tugas problematikanya yaitu terkadang siswa tidak
tambahan kepada siswa tersebut. mengerjakan PR . Penilaian kompetensi
Hal ini dilakukan yaitu agar siswa keterampilan dengan unjuk kerja, tidak semua
bertanggungjawab pada tugas yang diberikan. siswa bisa menampilkan hasil pekerjaan karena
Sebagian besar guru mengalami problematika pekerjaan siswa tidak selesai. Untuk teknik
dalam penugasan di luar jam pembelajaran, yakni proyek, problematikanya adalah proyek tidak
pekerjaan rumah (PR). Problematikanya yaitu relevan karena terbatas waktunya.
kadang siswa tidak mengerjakan PR, pekerjaan Faktor penyebab dari problematika penilaian
siswa tetapi dalam pengerjaannya lebih dominan pembelajaran yang dihadapi guru dalam
orang tua. Solusi yang dilakukan yakni, guru pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP Negeri 2
menanyai siswa mengapa tidak mengerjakan PR Sintang yakni untuk observasi memerlukan
dan memaksimalkan koordinasi dengan orang tua. pengamatan secara langsung oleh guru. Untuk
Kemudian ketiga yaitu penilaian keterampilan, penilaian diri dan antarteman penyebabnya yakni
penilaian keterampilan dengan teknik praktik siswa merasa kesulitan dalam menjawab penilaian
dilakukan oleh sebagian besar guru, hal ini diri, disebabkan karena tidak semua siswa jujur.
dikarenakan siswa lebih cepat memahami ketika Untuk tes lisan, penyebabnya yakni anak kurang
langsung melakukan praktik dikelas ataupun di fokus. Penyebab dari problematika PR yakni guru
laboratorium, selanjutnya teknik proyek hanya kurang koordinasi dengan orang tua. Problematika
dilakukan oleh sebagian kecil guru. penilaian keterampilan disebabkan oleh tidak
Problemat ikanya adalah proyek tidak semua siswa memiliki kesempatan melakukan
relevan karena alokasi waktu. Faktor penyebabnya unjuk kerja.
Afriani, Mustikawati, Analisis Penilaian Hasil Belajar IPA 92

Adapun upaya untuk mengatasi kendala Fat hurrohman, M. 2015. Paradigma


yaitu pertama berkoordinasi dengan guru yang Pembelajaran Kurikulum 2013. Strategi
kebetulan sama mengajar dikelas tersebut, hal ini Alternatif Pembelajaran di Era Global.
dikarenakan untuk mengubah kedekatan guru Depok Sleman Yogyakarta : Kalimedia.
terhadap siswa. Agar kita bisa mengatasi masalah
dari kendala t ersebut. Selanjutnya harus Kartowagiran, B., dan Amat Jaedun. 2016. Model
mengupdate model pembelajaran yang sesuai, jadi Asesmen Autentik Untuk Menilai Hasil
ketika model pembelajaran ceramah atau diskusi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
konvensional secara terus menerus itu terlalu (SMP): Implementasi Asesmen Autentik Di
monoton, sedangkan dengan diadakannya SMP, (Online), 20(2): 131-141.
praktikum membuat siswa semangatnya langsung
meningkat, karena guru membawa ke Kastina, Zulian Vina Kurnia. 2017. Implementasi
laboratorium dengan adanya alat-alat yang siswa Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 2013
anggap seru. SMA Negeri 2 Pekanbaru. Vol.4 No. 1,
diakses Februari 2017.
KESIMPULAN

Implementasi penilaian dalam kurikulum Rahayu, Yuna Mumpuni. 2016. Pengaruh


2013 umumnya guru melakukan penilaian Perubahan Kurikulum 2013 Terhadap
konvensional tanpa adanya kebijakan khusus yang Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Logika
ditetapkan oleh pihak sekolah. Instrumen penilaian Vol XVIII, No 3.
yang digunakan di SMPN 2 Sintang yaitu Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian Pada
konvensional tanpa instrumen khusus yang Kurikulum 2013, 20(2). (Online), 20(2):
disesuaikan kebutuhan evaluasi, dan cenderung 166-178.
belum melaksanakan pengembangan. Hambatan Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
yang ditemui meliputi perilaku siswa tidak Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,
terekam, guru umumnya tidak melakukan validitas CV.
soal, memberikan tugas tetapi tidak dikoreksi
akibat keterbatasan waktu.

SARAN

Perlu adanya peningkatan dalam


pemahaman dan kemampuan dalam melakukan
penilaian sikap terutama dalam mengembangkan
instrumen penilaian, demi kemudahan dalam
pelaksanaan penilaian bagi seluruh peserta didik
di sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

lfian, A., Aminah, S. N., dan Sarwanto. 2015


Authentic Assessment Berbasis Scientific
Approach Sebagai Implementasi Kurikulum
2013 Di SMP Kelas VII Pada Materi Suhu
Dan Perubahannya, (Online), 4(3): 39-50.

Budiani, S., Sudarmin., dan Syamwil, R. Evaluasi


Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah
Pelaksana Mandiri, IJCET 6 (1) (2017): 45-
57.

Anda mungkin juga menyukai